Gabriel baru saja menelpon ziva, ia mengajak gadis itu untuk ikut menemaninya menghadiri acara pertunangan rekan bisnisnya , dimana banyak sekali pengusaha sukses yang hadir disana .
" Lo serius ini ngajakin gue? " Ziva melirik kearah Gabriel yang masih fokus menyetir, ini sudah kesekian kalinya gadis itu bertanya.
Gabriel tak menjawab , ia hanya fokus menatap arah jalanan beraspal itu . Berkendara di malam hari memang sedikit melelahkan karena macetnya ibu kota.
" Ayo turun.. " Gabriel baru saja memarkirkan mobilnya , mereka sudah sampai di sebuah hotel mewah tempat pelaksanaan acara tersebut .
" Duh , kenapa Lo harus ngajakin gue sih? Pasti Tasya datang kan.."
" Emang itu niat gue .." Gabriel turun dari mobil , membuka pintu mobil untuk ziva .
Gadis itu menuruni kaki kirinya terlebih dahulu , ia terlihat anggun dengan dress bewarna hitam selutut di padu sepatu high heels . Ia menenteng tasnya , sesekali membenarkan rambutnya yang sengaja ia sanggul .
Gabriel merangkul pinggangnya , membuat ziva membelalak kaget . Detak jantungnya sudah tidak bisa bekerja normal . Namun entah mengapa gadis ini sulit menolak perlakuan manis lelaki ini .
Mereka sudah melangkah menuju gedung yang terletak di lantai 4 hotel ini , memasuki sebuah ruangan khusus pelaksanaan acara besar disana .
Benar saja , banyak orang orang penting yang hadir di acara tersebut . Kalau bukan karena Gabriel yang memaksanya , ia tidak ingin hadir disini . orang tuanya saja tidak pernah berhasil mengajak ziva untuk hadir di acara seperti ini .
" Pada songong semua mukanya , males banget " gerutu ziva dalam hati , melihat beberapa pasang mata perempuan muda yang memandang sinis kearahnya.
" Biel , Dateng juga Lo.. " seseorang menepuk pundak Gabriel , ia dan lelaki itu saling berpelukan .
" Sorry gue telat , selamat ya buat kalian berdua " Gabriel melepaskan pelukan , ia bersalaman dengan Revan dan Nadin .
" Ini siapa Biel ? " Tanya Nadin melihat gadis yang Berdiri di hadapan Gabriel .
" Oh iya kenalin ini ziva "
" Haii " sapa ziva , ia terlihat gugup .
Revan dan Nadin saling memandang heran , setau mereka lelaki itu selalu menolak untuk dekat dengan wanita manapun termasuk Tasya . Tetapi wanita ini berhasil meruntuhkan pertahanan lelaki itu .
" Yaudah kalian enjoy aja ya , kita mau nyapa tamu yang lain " ucap Revan , ziva dan Gabriel hanya mengangguk saja .
" Makan yuk.. " gabriel menggandeng tangan ziva , mereka mendekati tempat hidangan makanan .
Gadis itu mengambil minum , ia meneguk nya cukup cepat. Sedari tadi tenggorokan nya terasa kering , mungkin karena ia begitu gugup .
" tunggu disini sebentar.. "
" Mau kemana ? " Ziva menaham tangan Gabriel .
" Mau nyamperin temen gue disitu " ucapnya sedikit berbisik di telinga ziva , karena suara musik di gedung ini cukup kuat dan bergeming .
Ziva hanya menghela nafasnya sejenak , ia mengambil buah semangka yang sudah terpotong . Gadis itu memperhatikan sekelilingnya , tak ada satu orang yang di kenali .
" Ziva.. " panggil seseorang dari belakangnya , dengan cepat ziva menoleh . Ia mendapati Tasya mendekati dirinya .
Gadis cantik itu tersenyum tipis menghampiri ziva .
" Sama Gabriel ? " Tanya Tasya .
Ziva mengangguk pelan , ia merasa tidak enak dengan gadis di hadapannya . Takut tiba tiba seperti adegan di dalam drama yang sering di tontonnya .
" hebat ya Lo, bisa bikin Gabriel move on " ucapnya dengan nada lirih .
" Dulu gue kira dia belum Nerima perjodohan kita karena masalalunya, tapi nyatanya dia sekarang lebih milih Lo . Gue emang gak berarti apa apa untuk dia" sambungnya lagi .
" Mm gue minta maaf .. " ucap ziva , merasa dirinya bersalah karena mau saja untuk menuruti keinginan Gabriel . Wanita ini heran , mengapa lelaki itu begitu menolak Tasya . tidak sepatutnya gabriel menolak wanita ini . Ia terlihat begitu mencintai lelaki aneh itu .
" Lo gak salah , tapi gue belum bisa ngelepasin Gabriel. Cukup sulit buat gue .. "
" Gue .. " belum selesai ziva berbicara , Gabriel menghampiri ziva ia merangkulnya . Sengaja memperlihatkan kemesraan di hadapan Tasya .
" Hai " sapa Tasya pada gabriel , lelaki itu hanya mengangguk saja . Wajahnya tampak dingin .
" Yaudah aku permisi dulu ya " ucap Tasya , wanita cantik itu langsung meninggalkan ziva dan Gabriel .
Ziva mencubit pinggang lelaki tinggi itu .
" Aduhh " Gabriel melepaskan rangkulan, mengusap pinggangnya yang di cubit .
" Galak banget sih Lo .. " bisik Gabriel tepat di telinga ziva .
" Gue mau pulang, please . Gue gak nyaman disini ." Ucapnya memohon , menangkup kedua tangannya di hadapan Gabriel . Lelaki itu menghela nafasnya , ia menyetujui permintaan gadis itu .
Ziva melirik kearah gabriel yang menyetir mobil , ia menyetel musik pada radio . Wanita itu sangat menghayati saat sedang mendengar lagu dari penyanyi legendaris Glend Fredly . Ia ikut bernyanyi meski tak terdengar begitu jelas .
" Lo suka lagu ini ? " Tanya Gabriel memandang kearah ziva
" Gue suka semua lagu lagunya , nyentuh banget dan suaranya asik aja gitu di kuping "
" Dulu ada seseorang yang juga menyukai lagu ini , bahkan setiap dia lagi ngambek gue harus nyanyiin dia " ucap Gabriel sembari terkekeh .
" Siapa? Pacar Lo ya ? " Ziva memandang kearah Gabriel .
" Atau orang di masa lalu yang kata Tasya bikin Lo susah move on ? " Sambung nya lagi . Ia benar benar penasaran dengan lelaki ini . Terlalu banyak tanda tanya yang terlihat pada dirinya.
" Lo gak perlu tahu " ia fokus menyetir , melihat lurus kearah jalanan.
Jawaban Gabriel membuat wanita itu menarik nafasnya , ia kesal dengan lelaki itu . Tidak mau terbuka dengannya , padahal ia sudah banyak bercerita tentang hidupnya.
" Krukk..krukk.. " ziva memegang perutnya .
"Kenapa ? "
" Laper " ucapnya sambil memperlihatkan deretan behelnya.
" Tadi emang gak makan disana ? "
" Mana kenyang , gue ambil porsinya dikit . Malu lah kalau ketahuan makannya barbar" ucap ziva . Gabriel menggeleng mendengar penuturan wanita itu .
" Yaudah , mau makan dimana ? " Tanya Gabriel
" Pengen nasi goreng Abang Abang yang di pinggiran itu . Enakk "
" Lo udah dandan cantik begitu mau duduk di pinggiran? " Tanya Gabriel menaikkan sebelah alisnya .
Wanita itu tersipu saat Gabriel tanpa sadar mengatakan bahwa dirinya cantik .
" Kenapa senyum senyum ? Jadi makan gak? "
" Ia , di pinggiran gpp . Lebih adem.. "
Lelaki itu tak ingin berdebat , ia langsung mengarahkan mobilnya pada sebuah warung di pinggir jalan .
" Pak , nasi goreng nya sama estehnya dua porsi " ucap ziva pada penjual nya .
" Siap mbak " memberi jempol pada ziva .
" Kok diem sih ? " Melihat Gabriel hanya memandang kearah depan .
" Gpp "
" Biel , sebenarnya gue pengen cerita deh "
Gabriel menaikkan sebelah alisnya.
" Kemaren ada orang pakaiannya serba hitam lagi ngikutin gue . Serem banget lagi.. " ucap ziva . Lelaki itu langsung menoleh cepat kearah ziva .
" Lo gpp? Ada yang luka ? " Gabriel memegang pundak ziva . Ia memeriksa apakah wanita itu baik baik saja atau tidak .
" Buset.. Lo udah kaya emak gue deh . " Ziva menjauhkan tangan Gabriel dari pundaknya.
" Gue sehat lahir dan batin . Lihat aja nih senyum manis gue " memperlihatkan senyumannya . Gabriel menatap malas kearahnya.
" Gue lagi gak pengen bercanda " ketusnya .
" Yaelah , beneran gue gpp. Gue kan jagoan " ucapnya membuat Gabriel menatap ziva tajam .
" Ia , ia .. kemaren gue hampir ke kejer , tapi untungnya gue langsung cepet cepat kabur " jelasnya . Gabriel menghela nafasnya .
" Kok Lo panik gitu ? Gue kan bukan siapa siapa Lo ? "
Gabriel tampak berpikir untuk menjawab pertanyaan ziva.
" Nanti rencana gue gagal "
" Emang dasar ya Lo , ngeselin . Kirain emang bener perhatian sama gue " kesal ziva , ia mengerucutkan bibirnya menatap layar handphone . Tanpa sadar Gabriel terus memperhatikan wajahnya dengan seksama .
" Ini mas , mbak.. " memberikan nasi goreng dan esteh di atas meja pada ziva dan Gabriel.
" Makasih pak" ziva tersenyum manis kearah lelaki tua itu .
Tanpa menunggu aba aba , wanita itu langsung melahap makanan nya . Gabriel terkekeh melihat ziva memang sedang kelaparan . Sisa sisa nasi sedang berada di sudut bibirnya .
" Pelan pelan makannya " Gabriel mengambil tisue , mengelap ujung bibir ziva . Wanita itu terdiam menatap Gabriel , ia terlihat gugup . Mata itu membuatnya mengingat sesuatu , entah apa .
" Kok gak makan sih ? Gak suka ya makan di pinggir jalan ? " Tanya ziva melihat gabriel tidak makan .
" Suka .. " Gabriel melepaskan handphone yang sejak tadi ia gunakan , langsung menyusul ziva untuk makan bersama .
Ziva kini tertidur menyandar pada mobil , kali ini Gabriel tidak berniat membuka sabuk pengaman wanita itu . Bisa bisa ia di tuduh seperti hari kemarin .
Gabriel melirik kearah radio , ia mempunyai cara lain untuk membangunkan wanita itu . Ia tersenyum jahil mengeraskan volume radio .
" Aduh kuping guee.. " menutup kedua kupingnya , ia menarik nafas mengumpulkan nyawanya yang baru sadar dan juga kaget.
Tangannya langsung bergerak mematikan radio tersebut . Gabriel kini tengah menertawakan dirinya .
" Dasar lelaki aneh , kadang nyebelin , kadang sosweet , kadang dingin .. maunya apa sih " kesal ziva dalam hati melihat lelaki itu masih menertawakannya .
" Lo mau bikin gendang telinga gue pecah hah! "
" Nanti kalau gue berniat baik mau bukain seat belt dan angkat Lo ke rumah , Lo bilang gue mau macem macem . Jadi yang salah siapa ? " Gabriel menaikkan sebelah alisnya .
" Elo yang salah " kesalnya , ia turun dari mobil Gabriel menutup pintu dengan kencang .
" Mimpi indah " teriak Gabriel yang di acuhkan ziva . Wanita itu masih menggerutu hingga masuk ke dalam rumahnya.
.
.
.
Ziva duduk diam di atas tempat tidur , ia memainkan handphone . Kini pikirannya sudah jauh melayang . Memikirkan tentang siapa Gabriel sebenarnya . Mengapa ia begitu aneh , tiba tiba hadir dalam hidupnya .
Mengapa ia selalu merasa dekat dengan lelaki itu bahkan merasakan teramat damai jika berada disisinya . Meski mulutnya selalu berusaha menepis namun hati dan pikirannya tak bisa berbohong .
Lelaki itu seperti menyembuhkan luka yang sempat terbuka lebar .
Menutup setiap goresan dengan segala sikapnya .
Ia memeluk gulingnya,sebuah senyuman di bibir wanita itu tidak terlepas darinya . Ia sesekali membenamkan wajahnya mengingat Gabriel yang hadir dengan segala ketidakjelasannya . Tak di pungkiri ia merasa berkali kali lipat merasakan bahagia seperti sesuatu yang hilang telah kembali dalam hidupnya .
" Cowok tergila dan teraneh yang pernah gue temui .. " mengingat lelaki itu hanya menjadikan dirinya ' seperti mainan dalam rencana nya '
" Dan lebih gila lagi gue mau aja ikut dalam permainan dia" kesal ziva , ia menarik selimut menutupi tubuhnya . Berusaha memejamkan mata , berharap bisa tertidur nyenyak dan melupakan segala kerumitan yang telah terjadi dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments