Linka tengah memperhatikan ziva yang sejak tadi murung di mejanya . Ia heran dengan wanita cantik ini , selalu saja banyak yang di pikirkan. Yang pasti sahabatnya kini tengah beradu dengan dunianya sendiri.
" Kenapa si? "
" Gue aneh aja , akhir akhir ini ada orang nyeremin ngikutin gue " ia memangku dagu dengan kedua tangannya.
" Lapor polisi aja ziv , untung tadi malem ada Gabriel kalau enggakan tamat riwayat Lo" ucap linka , ziva memang sudah menceritakannya pada wnaita itu.
" Maunya sih gitu " ucapnya , ia membuka handphonenya.
" Yaampun" menepuk jidatnya .
" Kenapa ? " linka menaikkan sebelah alisnya.
"Kita harus ke tempat pemotretan , bawa koper yang udah gue packing disana udah gue siapin gaun gaunnya."
" Modelnya ? " Tanya linka
" Lagi otw ke tempatnya" ziva memasukkan handphone ke dalam tas , ia terlihat buru buru
" Bukannya Lo bilang model yang biasa lagi ada job lain?"
" Model nya gue minta cariin sama sam"
" Photograper sementara yang Lo cerita itu? " Tanya mahalini lagi
" Ia bawel , ayo kita turun. Gue udah gak punya banyak waktu ini " kesal ziva saat wanita itu terus saja bertanya .
.
.
Ziva dan linka kini sudah sampai di tempat pemotretan dengan tema alam terbuka. Mereka kini di tengah taman yang di hiasi dengan bunga .
" Sorry lama " ucap ziva pada Sam yang sudah menyiapkan alat pemotretan yang di bantu oleh beberapa timnya. Lelaki itu menoleh lalu mendekati ziva dengan senyum di wajahnya .
Ziva sempat terpaku dengan Sam, lelaki bermata sipit itu cukup menarik perhatiannya . Meski lelaki ini bukan menjadi tipe idamannya , tetap saja ia seperti tengah melihat oppa oppa Korea yang hadir di depan mata .
"Gpp kok , oh iya model nya udah ada " Sam memanggil seseorang untuk mendekati mereka .
Ziva membulatkan matanya saat Tasya yang berdiri di hadapannya. Wanita itu tersenyum manis ke arah ziva. linka hanya memperhatikan saja ekspresi aneh ziva ketika wanita itu menghampiri mereka .
"Hallo , aku Tasya.. Senang bertemu dan bisa bekerja sama " ucapnya , ia menatap lama kearah ziva .
" Gue ziva dan ini temen gue linka " ucapnya memperkenalkan diri seperti tidak mengenal sebelumnya .
" Oh yaudah langsung aja ya , ini gue bawa beberapa baju " ziva membongkar isi kopernya .
" Coba ini dulu ya.. " memberi gaun pertama berwarna biru muda , mereka membantu Tasya untuk mengganti bajunya di dalam tenda yang sudah di sediakan .
" Pas kan ? " Tanya linka , Tasya mengangguk . Ia membenarkan gaun tersebut hingga membuatnya nyaman .
" Drettt.. "
" Bentar , gue angkat telpon dulu. Lin , Lo bantu Sam dulu ya .. " ucap ziva yang di balas anggukan oleh linka.
Linka dan Tasya langsung menghampiri Sam yang sudah siap untuk mengambil gambar. Pemotretan langsung saja di mulai , wanita itu terlihat begitu lihai dengan berbagai macam gaya . Ia memang terlihat sangat profesional sebagai model . Samuel beberapakali juga mengarahkan wanita itu untuk berganti gaya .
Sedangkan ziva sedikit menjauh untuk mengangkat telpon dari Gabriel . Lelaki itu terus saja menelponnya sejak tadi .
" Kenapa ? " Tanya ziva
" Dimana ?"
" Lagi ada pemotretan di taman Deket butik , kenapa emang ? "
" Gue kesana.. "
" Gak u... "
"Tutt...tutt"Belum selesai wanita itu berbicara sambungan sudah terputus
" Nyebelin banget sih nih cowok , awas aja kalau kesini bikin ulah. Malah ada si Tasya lagi.. ih ngeselin banget " gerutunya , ia menghampiri teman teman yang lain .
" Siapa ziv ? " Bisik Linka, saat ini pemotretan tengah berlangsung .
" Biasa, Gabriel.. " ucapnya memandang malas kearah Tasya . Ia melihat Tasya yang begitu cantik dengan gaun rancangannya. Ziva yakin sekali banyak lelaki yang terpikat dengan wanita ini .
" Gimana kalau dia tiba tiba tertarik sama Tasya , terus mereka nikah ? " Tanyanya dalam hati , ia mengetuk dagunya pelan.
" Dih , kalau mereka nikah juga apa urusannya sama gue " ucap ziva berdecih dalam hati. Ia bergedik ngeri , pikirannya akhir akhir ini sudah semakin aneh . Bayang Gabriel tidak pernah lepas dari ingatannya meski sudah berulang kali ia berusaha menepisnnya.
" Haii.. " bisik seseorang tepat di telinga ziva , wanita itu langsung menoleh kearahnya.
" Huhh.. ngagetin banget sih " kesal ziva memukul lengan Gabriel.ia membuang muka dari hadapan Gabriel , memfokuskan diri memandang kearah Tasya yang tengah di potret oleh Samuel .
" Nih buat lo.. " memberikan kokumi pada ziva .
" Kok Lo tahu gue suka ini? "
" Apa sih yang gak gue tahu tentang Lo " ucapnya menaik turunkan keningnya , membuat wanita itu memandang malas kearahnya.
" Dih.. sombong amatt. " Ucapnya , ia langsung menyedot minuman tersebut . Cuaca hari ini membuatnya sedikit gerah dan keringat membasahi wajah hingga leher ziva.
" Bentar.. " Gabriel mengambil tisue , dengan lembut ia mengelap wajah ziva . Wanita itu mendadak kaku saat mendapat perlakuan manis dari Gabriel . Hingga sorot mata itu bertemu , detak jantung ziva berdegup hebat . Tak bisa di pungkiri mata itu membuat hatinya begitu damai .
" Mm.. " ziva menggigit bibir bawahnya , cepat cepat ia mengambil tisue dari tangan Gabriel yang kini menyentuh wajahnya.
" B-biar gue lap sendiri " ucapnya sedikit gelagapan , membalikkan badannya menghadap arah lain .
Ziva tak ingin lelaki itu tahu bahwa ia sedang gugup dengan perlakuan manisnya . Bisa bisa Gabriel tidak akan berhenti mengejeknya .
" Kenapa? " Gabriel menyentuh pundak ziva , wanita itu langsung berbalik arah menghadapnya .
" Hehe gpp .. "
Sejak tadi Tasya dan Sam terus memperhatikan kedekatan ziva dan Gabriel di sela sela pemotretan. Wanita itu ingin sekali melerai kemesraan yang tengah terjadi di antara keduanya , namun ia tetap harus menyelesaikan pekerjaannya . Sedangkan Samuel , ia merasa sudah kehilangan kesempatan untuk mendekati wanita cantik yang membuatnya jatuh hati saat pertama kali bertemu .
Hingga pukul 4 sore , pemotretan telah selesai . Sam tengah memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya.
" Nanti hasilnya langsung gue kirimin ke butik lewat flashdisk " ucap Sam pada ziva .
" Oke , thanks ya Sam " ziva tersenyum manis .
" Sama sama , kalau ada kerjaan lagi hubungi gue aja " Samuel menepuk pundak kanan ziva , wanita itu mengangguk mantap .
Sedangkan Gabriel yang duduk di bangku memperhatikan dari jauh dua orang tersebut yang sedang berbicara . Lelaki itu sedikit mengerutkan keningnya saat Sam menyentuh pundak ziva . Ia melihat tatapan Samuel kepada wanita itu tidak biasa .
" Biel.. " Tasya duduk di sebelahnya.
" Kenapa sih kamu belum menyetujui pertunangan kita? "
Lelaki itu melirik kearah Tasya , wanita ini kehilangan akal sepertinya. Padahal ia sudah berulang kali menolak perjodohan itu .
" Gue gak suka sama Lo, apalagi sih yang masih Lo harapin? "
" Aku gak yakin kamu suka sama dia .. "melihat kearah ziva yang berdiri disana.
" Kenapa ? "
" aku sudah menunggumu dari lama , apa yang membuatmu memilih wanita itu? "
" Nanti kamu akan tahu sendiri alasannya" ucap gabriel , Tasya memegang lengan lelaki itu . Ia memeluknya dengan erat , seakan tak ingin lelaki itu melepaskan pelukan itu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments