"Please Biel , aku cinta banget sama kamu" perlakuan Tasya membuat lelaki itu cukup gerah . Ia berusaha menjauhkan tubuh Tasya darinya.
Dari jarak yang tak begitu jauh , Ziva melotot ketika Tasya begitu berani menyentuh bahkan memeluk Gabriel di depan umum pula .
" Ngapain sih tu cewek .. " kesalnya dalam hati.
" Ihh.. " Ia menghentakkan kaki kanannya ke tanah .
" Ziv , kenapa ? " Tanya Sam, ia mengikuti arah pandang ziva.
" Lo Cemburu? "
" Hah enggalah , dia cuma cowok aneh yang muncul dalam hidup gue " elaknya membereskan barang barangnya. Sebenarnya ia tengah membohongi dirinya sendiri , karena saat ini ia merasa begitu kesal dengan dua orang yang tengah saling memeluk itu .
" Yaudah gue duluan ya , ada job lagi soalnya " ucap Sam , ziva mengangguk pelan . Lelaki itu langsung meninggalkan ziva .
Kini ziva berjalan mendekati Gabriel yang baru saja melepaskan pelukan Tasya . sedangkan mahalini sudah pamit terlebih dahulu karena ia harus mengurus acara pernikahan nya dengan nuca .
" Gue mau pulang " ketusnya melewati Gabriel dan Tasya .
Lelaki itu beranjak menarik lengan ziva.
" Gue anter, gue tahu Lo kesini sama linka kan? " Ia membawa koper milik ziva .
" Gabriel, aku gimana? " Tanya Tasya
" Sya , kamu kan bawa mobil . "
" Hem ia deh , hati hati ya " pasrah Tasya , ia langsung mendahului keduanya . Wanita itu terlihat cemburu dengan Ziva hal yang juga di rasakannya.
" Lo kenapa diem?" Tanya Gabriel melihat ziva hanya memainkan handphonenya selama dalam mobil. Wanita itu tak berniat membuka radio atau melihat kearah jendela sedikit pun . Ia sedang tidak ingin banyak bergerak .
" Gpp.. " ucapnya datar.
" Gue tahu di balik kata gpp itu ada hal yang Lo sembunyiin "
" Gk tahu , hati gue sakit.. " lirihnya , ia meneteskan air mata.
" Tapi gue gak tahu kenapa .. " ucapnya lagi.
Gabriel tak merespon apa apa , lelaki itu memutar mobilnya kearah yang berbeda .
" Loh ini mau kemana ? " Tanya ziva saat gabriel tidak menuju jalan pulang ke butik nya.
" Kita mampir ke suatu tempat dulu ya.. " ucap Gabriel lembut , ziva yang mendengarnya langsung luluh . Ia mengangguk pelan . Wanita itu menyandarkan kepalanya pada kursi mobil , ia menarik nafas dalam . Memejamkan matanya , entah mengapa butiran air mata ziva sudah membasahi kedua pipinya .
Lelaki itu berjalan mendekati wanita yang tengah berdiri menatap kearah danau , ia tersenyum senang ketika berhasil menemukan kekasihnya.
Mengatur nafasnya yang sejak tadi tidak stabil karena ia memaksakan diri berlari dengan cepat.
" Aku tahu kamu pasti disini "
Ia langsung memeluk wanita itu dari belakang , yang di peluk hanya menoleh sejenak lalu menatap lurus ke depan.
" Setiap kali aku ngerasa sedih, sakit hati , cemburu bahkan kecewa sama kamu tempat ini selalu menenangkan aku." Wanita itu menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya secara perlahan . Ia mengatur emosinya dengan baik .
" Jadi udah gak marah nih ? " Lelaki itu membalikkan badan wanitanya , memegang pundak itu lalu menatap kedua bola mata yang sendu.
" Kamu curang ! " Wanita itu mengerucutkan bibirnya . Kening lelaki itu terlihat mengkerut , ia tak mengerti dengan pernyataan kekasihnya.
" Kamu tahu aku gak bisa marah lama lama sama kamu " ia langsung memeluk lelaki itu erat . Lelaki itu hanya terkekeh mendengar ungkapan dari wanitanya . Ia mengusap rambut panjangnya , membawanya pada pelukan ternyaman .
" Jangan buat aku cemburu please , hati aku sakit banget . Gak tahu kenapa sesakit itu .. " lirihnya . Ia memainkan kancing kemeja lelaki itu , menyentuh dengan telunjuknya , ia seperti sedang memohon seperti anak kecil.
" Maafin aku ya sayang , aku janji akan selalu menjaga perasaan kamu " mengecup hangat keningnya .
Ziva mendengus kesal saat Gabriel tidak memperdulikannya , lelaki itu terus saja diam menghadap ke arah danau . Sesekali memperlihatkan sebuah senyuman , ziva merasa lelaki ini benar benar sudah gila .
" Lo kesini mau menghibur gue atau diri Lo sendiri sih? " Sebal ziva , membuat lelaki itu sontak menoleh . Ia sedikit heran dengan tatapan tajam ziva yang cukup mencekam . Wanita itu tampak sangat kesal dengannya.
" Kenapa , kenapa? "
" Jadi dari tadi gue cerita panjang lebar kaya jalan tol , elo gak nyimak sedikitpun. Emang ngeselin banget sih jadi cowok.. " ziva beranjak dari duduknya.
" Hey, maaf " membawa ziva kembali duduk . Wanita itu menurutinya , ia menghembuskan nafas kasar .
" Lo mikirin apa sih? " Tanya ziva
" Seseorang.. " kembali menatap kearah danau . Ia terlihat tenang memandangnya .
" siapa sih cewek yang bikin Lo gak bisa move on? Seistimewa apa dia , sampe Tasya aja kalah sama tu cewek " ceplos ziva membuat Gabriel melotot kearah nya.
" Lo gak kenal dia , perempuan luar biasa di mata gue. Gak ada perempuan yang bisa gantiin dia di sini " menunjuk dadanya.
" Tes "
Satu bulir air mata membasahi pipi ziva dengan cepat wanita itu menghadap kesamping untuk menghapus air matanya.
" Lo kenapa ? " Tanya gabriel melihat ziva tak ingin menghadap kearahnya.
" Maaf ya kalau tadi ucapan gue lancang " ucap ziva menunduk , Gabriel mengangkat dagunya dan tersenyum .
" Kenapa harus nangis " mengusap air mata ziva , ia mengacak rambut wanita itu pelan .
" Udah lupain , sekarang coba Lo lihat ke arah tengah danau itu " memandang kedepan
" Kenapa emang ? " tanya ziva , namun tetap mengikuti arah Gabriel.
" Gue selalu menemukan kedamaian saat melihat titik tengah itu " ucap Gabriel tersenyum tipis.
"Ternyata Lo asik ya , gak seaneh yang gue pikir " kekehnya memandang kearah Gabriel.
" Lo perlu mengenal gue lebih dalam "
Ziva memandang kearah gabriel cukup lama . Entah mengapa rasanya tenang sekali berada di dekat lelaki ini . Ia selalu merasa ada sesuatu yang begitu membahagiakan dirinya. Namun ia tidak mengingat apapun , semua terlihat samar samar di ingatannya.
" Lo jadi tunangan sama Tasya ? "
" Mungkin.. "
" Kenapa mungkin? "
" Gue masih nunggu Lo.. "
" Kenapa ? "
Gabriel memegang tangan wanita itu , ia menatap mata indah itu.
" Gue suka sama Lo.. " ucapnya , ziva terdiam lama. Ia cukup gugup dengan tingkah lelaki ini. Namun mereka belum lama mengenal , belum lagi kesan pertama bertemu tidaklah baik baginya.
" Gue gak percaya secepat itu Lo suka sama seseorang "
" Kenapa Lo bisa bilang gitu ? "
" Tasya yang lebih lama bareng sama elo aja masih Lo tolak , gue yakin dalam diri Lo masih ada bayang masalalu Lo yang hadir sampai sekarang " ziva membuang pandangannya , ia bangkit dari tempat tersebut.
" Please kasih gue kesempatan .." ia menggenggam kedua tangan ziva .
" Kenapa Lo milih gue ? Bahkan Tasya lebih layak buat Lo "
" Karena yang gue liat cuma Lo " ucapnya.
" Gue gak percaya.. "
" Makanya kasih gue kepercayaan itu " memegang pipi ziva dengan kedua tangannya.
" Kalau masalalu Lo ternyata hadir lagi dalam hidup Lo gimana ? Lo bakal ninggalin gue dan balik lagi sama dia ? "
Gabriel tak menjawab , hanya menatap kedua bola mata ziva . Wanita itu tertawa miris , ia tak perlu menunggu jawaban . Karena diamnya lelaki ini sudah membuat ia memahami dimana posisi dirinya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments