Bertemu

Dilike ya guys 😊

Divote ya guys 😊

Dikomen ya guys 😊

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Ting ...

Bunyi pintu lift yang menyadarkan Julia yang sedang menulis chat di layar handphonenya. Julia dan manajernya masuk ke dalam lift setelah tiga puluh menit menunggu lift kosong. Saat ini Julia menutupi wajahnya dengan menggunakan masker, kacamata hitam dan wig model potongan rambut bob yang berwarna blonde.

Lalu manajernya Julia memencet angka sembilan di dinding sebelah kanan lift dan otomatis pintu lift tertutup. Selama hampir tiga puluh menit semua lift selalu penuh dengan orang - orang yang berlalu lalang di tower B Pattinson.

Malam ini Julia menghadiri sebuah acara talk show Human Mania yang dimiliki oleh rumah produksi The Pattinson dan acara ini disiarkan langsung oleh stasiun channel TP. Julia menghadiri acara ini untuk mengklarifikasi soal gosip - gosip yang beredar mengenai hubungannya dengan Zayn.

Awalnya Zayn menyiapkan acara konferensi pers untuk mengklarifikasi gosip - gosip itu. Namun pihak acara talk show itu ingin mengajak Zayn dan Julia untuk bekerja sama mengenai acara untuk mengklarifikasi gosip - gosip yang beredar di seluruh dunia. Dan kerja sama tersebut telah disetujui oleh pihak team manajemen yang menaungi profesi Julia sebagai artis Hollywood.

Hanya ada tiga orang di dalam lift selain Julia dan manajernya. Satu orang lelaki yang membawa dua buah kamera, satu orang perempuan yang membawa dua buah lampu blitz dan satu orang pria yang membawa kota besar yang berwarna hitam.

"Persiapan acara talk shownya sudah berapa persen?" tanya seseorang di belakang Julia.

"Delapan puluh persen Pak," jawab seseorang yang berada di samping orang yang tadi bertanya.

"Malam ini artisnya siapa Pak?" tanya dari suara seorang wanita.

"Julia Smith."

"Mau bahas tentang hubungan dia sama Zayn si astronot muda itu Pak?"

"Iya."

"Zaynnya datang juga malam ini Pak?"

"Iya."

"Susunan acaranya seperti biasa Pak?"

"Iya, tapi sesi tanya jawab yang memberikan pertanyaan langsung dari setiap media berita, jadi kita tidak menyiapkan pertanyaan untuk sesi tanya jawab."

"Sedikit spesial ya acara talk show Human Mania malam ini."

"Oh ya Jackson, nanti setelah kamu menaruh kamera di studio 9 tolong saya kasih tahu ke ketua keamanan acara ini bahwa sepuluh menit lagi Ummi datang ke tower ini."

"Iya Pak."

"Siapa Ummi? Apakah dia juga yang akan diwawancara? Atau dia calon istrinya Zayn?" rentetan pertanyaan Julia di dalam hati.

Ting...

Pintu lift di lantai sembilan terbuka lebar. Julia beserta semua orang yang berada di dalam lift keluar. Ketiga orang itu langsung belok ke kiri untuk memasuki studio 9 sambil jalan tergesa - gesa.

Julia langsung bergegas belok ke kanan ke ruang make up yang berada di samping kanan studio 9.

"Sisca, kamu tahu siapa Ummi?" tanya Julia sambil berjalan.

"Saya juga tidak tahu siapa Ummi," jawab Sisca sambil berjalan di samping kirinya Julia.

Mereka menyusuri lorong panjang. Julia melihat sisi kanan kiri tembok di lorong itu. Di samping kanan kiri tembok lorong itu dihiasi dengan foto - foto acara talk show Human Mania secara candid kamera maupun tidak.

Acara talk show ini adalah adalah salah acara yang paling diminati oleh para penonton di negara Inggris. Acara ini berisikan tentang cerita perjalanan hidup seseorang, kesuksesan seseorang, kehidupan selebriti dan sebuah game truth or dare. Pembawa acara reality show ini adalah dua orang presenter pria yang terkenal. Nama presenter itu adalah David dan Leo.

"Kita sudah sampai di ruang make up," kata Sisca sambil melihat papan yang bertuliskan make up room for women.

"Ayo kita masuk," ajak Julia sambil memegang handle pintu ruangan itu, lalu menekan ke bawah dan membuka pintu itu.

Ceklek

Pintu ruangan itu perlahan terbuka. Di dalam ruangan itu sudah ada seorang make up artists dan seorang wanita paruh baya.

"Selamat malam Bu Lydia," sapa Sisca yang ramah sambil berjalan masuk ke dalam.

"Selamat malam Sisca," kata wanita paruh baya itu yang ramah. "Ini pasti Julia Smith?" tanya Bu Lydia sambil menatap lembut ke Julia.

"Iya Bu, saya Julia," ucap Julia sambil mengulurkan tangannya ke Bu Lydia.

"Saya Bu Lydia," kata Bu Lydia sambil membalas uluran tangannya Julia untuk berjabat tangan.

"Sebaiknya sekarang kamu dimake up dulu," kata Bu Lydia sambil melepaskan uluran tangannya.

"Iya Bu," kata Julia sambil menurunkan tangannya.

"Ayo Sis, kita ke ruangan aku ambil berkas - berkas perjanjian kita," kata Bu Lydia sambil berjalan pelan ke pintu ruangan itu.

"Iya Bu. Julia, aku ke ruangan Bu Lydia dulu ya."

"Iya," kata Julia sambil melepaskan maskernya.

Kemudian Bu Lydia dan Sisca menghilang dari ruangan itu setelah menutup pintu ruangan itu. Julia melepaskan rambut palsunya. Melihat sekeliling ruangan itu yang berisikan dua buah meja hias, satu sofa panjang, dua sofa single, satu meja, satu lemari es dan satu lemari besar berwarna cokelat tua. Di tembok samping kanan lemari besar ada satu pintu dan samping kiri lemari besar itu ada juga pintu.

Dia berjalan pelan ke sebuah sofa panjang untuk menaruh tas, masker dan wignya. Setelah dia menaruh tas, masker dan wignya di atas sofa panjang, dia berjalan pelan ke salah satu meja hias yang ada make up artists. Make up artists itu sedari tadi sibuk mengeluarkan peralatan make upnya dan menatanya di atas meja hias.

"Selamat malam," sapa Julia yang mengagetkan make up artists tersebut sehingga dia langsung menoleh dengan raut wajah yang terkejut

"Eh, sudah datang artisnya. Perkenalkan, nama saya Molly," kata orang itu yang ramah sambil mengulurkan tangannya.

"Saya Julia," ucap Julia sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Silahkan duduk Nonton Julia," kata Molly yang sedikit gugup.

"Iya, kamu tidak usah gugup, santai aja," ucap Julia sembari menduduki pantatnya di kursi depan meja hias.

"Iya Non," kata orang itu sambil mengambil bandana untuk merapikan rambutnya Julia di sekitar wajahnya Julia.

"Kamu sering merias artis?" tanya Julia yang ramah supaya Molly tidak gugup.

"Sering Non," kata Molly yang sudah tidak gugup lagi sambil memakaikan bandana di kepala Julia.

"Oh ya Molly, kamu tahu siapa Ummi?"

"Tahu," jawab Molly sambil mengambil pembersih wajah.

"Siapa dia?"

"Dia yang punya perusahaan ini, istrinya almarhum Tuan Peter," kata Molly sambil memberikan pembersih wajah itu ke mukanya Julia.

"Bukannya Istrinya almarhum Pak Peter itu Nyonya Irene?"

"Iya, Ummi itu nama panggilannya. Dia sangat suka jika seseorang menyebut dia Ummi," kata Molly sambil menaruh pembersih wajah itu dan mengambil satu buah kapas.

"Emang artinya Ummi apa?"

"Wah kalau itu saya tidak tahu Non," kata Molly sambil meratakan pembersih wajah itu ke seluruh permukaan mukanya Julia.

"Bintang tamunya selain saya siapa?"

"Tuan Zayn," sambil mengusap lembut pembersih wajah itu di permukaan mukanya Julia.

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan dua orang wanita dengan menggunakan seragam safari berwarna cokelat tua, tiga orang pria dengan menggunakan seragam safari berwarna cokelat tua dan satu wanita paruh baya yang menggunakan hijab panjang. Mereka berjalan menghampiri Julia dan Molly.

"Selamat malam Molly," sapa wanita paruh baya itu yang ramah sambil mengulurkan tangannya ke Molly.

"Selamat malam Ummi," ucap Molly setelah membersihkan telapak tangannya sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

"Oh ini orangnya yang senang disebut dengan sebutan Ummi, Ibunya Zayn. Cantik juga wajahnya. Baru kali ini bertemu dengan Ibunya Zayn," kata Julia di dalam hati.

"Kamu yang namanya Julia?" tanya Ummi yang ramah sambil melepaskan tangan kanannya dan menoleh ke Julia.

"Iya Ummi."

"Perkenalkan, saya Umminya Zayn," kata Ummi sambil mengulurkan tangan kanannya ke Julia.

"Saya Julia Smith," ucap Julia yang membalas uluran tangannya Ummi untuk berjabat tangan.

"Senang berkenalan dengan anda," ucap Nyonya Irene sambil melepaskan tangan kanannya.

"Saya juga senang bisa berkenalan dengan anda," ujar Julia yang ramah sambil menurunkan tangan kanannya.

"Ummi mau di make up juga?" tanya Molly sambil memberikan pelembab ke wajahnya Julia.

"Iya, tapi nanti setelah kamu selesai merias dia," ucap Nyonya Irene sambil berjalan ke salah satu sofa single.

"Julia anak yang baik dan sopan. Beda sekali sama Daddy dan Mommynya. Kasihan dia mempunyai orang tua seperti Jessica dan Julius. Dia juga anak yang pemberani, ingin membantu Andre dan saya untuk melaporkan kejahatan Daddynya, aku sangat berterima kasih kepadanya," kata Nyonya Irene di dalam hati sambik duduk di atas sofa single dan menatap dengan tatapan lembut ke sosok Julia.

"Dari tatapan matanya, Ummi seperti sosok seorang ibu yang sangat baik hati," batin Julia sambil melirik tatapan Nyonya Irene di cermin.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!