Senja Di Pantai

Diklik 👍 ya guys 😁

Divote ya guys 😁

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Sang mentari mulai condong di ufuk barat. Burung - burung terbang tinggi, berkelompok kembali pulang ke sarangnya. Awan tipis berarak pelan mengikuti arah angin bertiup di angkasa raya. Warna jingga membentang luas di cakrawala. Senja telah menggenapkan warnanya.

Sungguh indah nian pemandangan langit yang menaungi hamparan luas lautan. Suara deburan gelombang ombak hancur di bibir pantai. Desiran ombak menghantam lembut pasir pantai dan membasuh dua pasang pergelangan kaki dua manusia. Kedua manusia itu adalah Zayn dan Julia. Mereka berdua menikmati keindahan senja di pantai.

Hari ini setelah mencari keberadaan kakaknya Julia dari kota Dartford sampai ke kota Herne Bay yang masih tidak membuahkan hasil, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat di pantai Herne Bay.

"Indah sekali pantainya," ujar Julia sambil memandang bentangan pantai.

"Iya, sungguh indah," ucap Zayn sambil melihat keindahan alam di pantai.

"Zayn tolong fotoin aku ya," pinta Julia sambil menoleh ke Zayn.

"Iya, mana handphone kamu?" ucap Zayn sambil menoleh ke Julia.

Kemudian Julia membuka reselting tas slempangnya dan merogoh tas slempangnya untuk mengambil handphonenya. Lalu dia mendapatkan handphonenya.

"Ini handphonenya," kata Julia sambil memberikan handphonenya ke Zayn.

"Ok," kata Zayn sambil menerima handphone itu.

"Tunggu sebentar ya, aku mau ke tempat yang viewnya bagus," ujar Julia sambil melepaskan sendal jepitnya dan berlari kecil ke pantai yang lebih dalam lagi.

"Sudah siap belum?" tanya Zayn dengan suara yang lebih kencang sambil mencari posisi yang pas dan bagus untuk fotoin Julia.

"Aku sudah siap Zayn," jawab Julia dengan volume suara yang sedikit tinggi sambil merentangkan tangannya.

"Ok, satu, dua, tiga," kata Zayn yang memberikan aba - aba.

Cekrek

Tanda bidikan Zayn telah di abadikan dalam bentuk foto. Zayn sangat puas dengan hasil jepretannya karena hasil fotonya bagus. Perpaduan gaya Julia yang natural dilengkapi dengan view pemandangan yang indah.

"Bagaimana fotonya? Bagus nggak?" tanya Julia yang sedikit teriak.

"Bagus," jawab Zayn dengan volume yang sedikit tinggi.

"Aku mau lagi sekali," kata Julia yang masih dengan volume suara yang sedikit tinggi sambil mencari posisi yang tepat untuk bergaya.

"Ok, satu, dua, tiga," kata Zayn yang memberikan aba - aba.

Cekrek

Satu lagi satu hasil bidikan Zayn yang memuaskan. Di foto yang kedua ini, menampilkan gambar Julia sedang melompat tinggi di atas deruan ombak.

"Bagaimana hasil fotonya? Bagus nggak?" Julia mencerca pertanyaan ke Zayn sambil berlari kecil menghampiri Zayn.

"Bagus semua," jawab Zayn sambil memberikan handphone itu ke Julia dan Julia menerima handphone itu.

"Wow! Bagus sekali fotonya," kata Julia yang mengagumi hasil jepretan Zayn dengan nada suara yang senang.

"Ayo kita pulang! Hari sudah mau malam," ajak Zayn.

Kemudian Julia membalikkan badannya supaya bisa berjalan beriringan dengan Zayn dan mengambil sendal jepitnya. Tak lama kemudian mereka berjalan menyusuri pinggir pantai.

"Kamu dulu kuliah di mana?"

"Di Cambridge."

"Ngambil jurusan apa?"

"Astronomi."

"Kamu sengaja memilih jurusan itu supaya bisa menjadi astronot?"

"Iya."

"Orang tua kamu ngedukung kamu jadi astronot?"

"Iya, bahkan sangat ngedukung."

"Setelah lulus kuliah, kamu langsung jadi astronot?"

"Tidak, aku harus melewati latihan fisik ataupun non fisik dan seleksi yang ketat."

"Kamu ikut latihan di mana waktu itu?"

"Space camp, space akademi, Sally ride camps, Advanced Space Academy, Space camp Turki, dan space camp Kanada."

"Kamu ngapain aja selama pelatihan?"

"Belajar tentang keadaan luar angkasa, belajar photography, latihan fisik, mengemudi jet tempur minimal sebanyak seribu kilometer dan masih banyak lagi."

"Latihan fisiknya seperti apa saja?"

"Berolahraga, menyelam di laut dengan menggunakan baju astronot, berenang di laut dan menaiki sebuah wahana yang berputar - putar, menaiki simulasi roket dan sebagainya."

"Banyak juga pelatihan dan susah juga untuk menjadi astronot."

"Jika kita mempunyai niat yang baik, tekad yang bulat, mendisplinkan diri, usaha yang keras dan berdoa pada Tuhan, kita bisa melalui semuanya dengan baik dan benar."

"Wah hebat juga kamu bisa melewati itu semua."

"Terima kasih telah memuji diriku."

"Ehmmm ... selama kamu latihan di camp, kamu boleh keluar?" Julia saat ini merasa bingung untuk memberikan pertanyaan agar dia bisa mengenal lebih dalam tentang Zayn, akhirnya Julia memberikan sebuah pertanyaan yang konyol.

"Tidak boleh."

"Awww!" teriak Julia yang merasakan kesakitan di telapak kaki kanannya.

Sontak Julia mengangkat kaki kanannya yang mengeluarkan darah sambil memegang bahu kirinya Zayn. Dia melirik di bekas jejak telapak kakinya ada sebuah batu karang yang berujung tajam berwarna senada dengan pasir.

"Kaki kamu berdarah, kamu masih bisa berjalan?" tanya Zayn dengan suara dan tatapan mata yang lembut.

"Oh my God, tatapan mata itu yang selalu membuat hatiku bergetar dan yang membuat diriku jatuh cinta kepadanya," batin Julia yang membalas tatapan Zayn dengan sorot mata yang berbinar.

Tiba - tiba Zayn menggendong Julia seperti bride style. Spontan Julia melingkarkan ke dua lengannya di lehernya Zayn. Mereka beradu pandang, sorotan mata yang saling mengunci. Hatinya Julia bergetar hebat. Desiran halus menggelitik relung sukma jiwanya.

Zayn langsung menyadarkan diri dari tatapan Julia dengan mengalihkan pandangan lurus ke depan. Dia tidak mau terbuai dengan keadaan yang genting. Dia langsung membawa Julia ke tempat pos penjaga pantai.

"Kamu mau bawa aku ke mana?" tanya Julia yang sedikit panik.

"Ke pos penjaga pantai, aku akan menolong kamu untuk mengobati luka telapak kaki kamu."

"Maaf telah merepotkan mu," ujar Julia dengan suara lembut.

"Kamu tidak merepotkan ku. Wajar aku menolong kamu," kata Zayn yang ramah.

Dari didikan keluarganya, Zayn diajarkan untuk berbuat baik, sopan santun, dan ramah kepada siapapun yang telah berbuat baik kepadanya. Tak hanya itu, di dalam keluarganya, Zayn juga diajarkan bagaimana bersikap lembut kepada seorang wanita, melindungi seorang wanita dan menghargai seorang wanita.

"Zayn... apa benar kamu sepupunya Robin?" tanya Julia sambil menatap Zayn dengan tatapan mata yang berbinar senang.

"Iya," jawab Zayn yang datar. "Kenapa kamu putus dari Robin?" pertanyaan Zayn yang membuat Julia terkejut.

"A - ku tidak mencintainya. Dari dulu aku tidak mencintainya."

"Jika kamu tidak mencintainya kenapa kamu menerima dia sebagai kekasih kamu?" tanya Zayn yang masih melihat lurus ke depan tanpa menoleh sedikit pun ke Julia.

"Karena hanya untuk settingan dan formalitas."

"Kenapa kamu berbuat seperti itu kepadanya, sedangkan dia sangat mencintai kamu?" pertanyaan Zayn dengan nada suara yang datar.

"Sebagian artis pasti melakukan itu untuk menaikkan pamornya atau untuk menutupi kekurangannya. Aku menerima dia sebagai kekasihku untuk menaikkan pamor ku di dunia entertainment. Namun semakin ke sini, aku menyadari kesalahan ku kepadanya dan akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami yang tidak baik. Zayn.... apakah ada seseorang di dalam hati kamu?"

"Untuk saat ini belum ada," jawab Zayn yang masih dengan nada suara yang datar.

"Apakah kamu pernah mencintai seseorang?"

"Aku ingin mencintai seseorang setelah aku menikah dengan orang itu."

"Maksud kamu apa?" tanya Julia yang bingung dengan pernyataan Zayn.

"Jika aku mencintai seseorang sebelum menikah tapi orang itu bukan jodoh aku, itu akan menyakiti hati aku. Aku tidak mau terlalu tergantung sama perasaan cinta yang aku miliki terhadap seseorang sebelum menikah. Aku meminta kamu untuk tidak berharap kepadaku untuk mengenai hal cinta."

"Apakah aku terlihat jelas telah jatuh cinta kepadamu?" tanya Julia sambil menundukkan kepalanya karena dia malu.

"Iya."

"Apakah aku salah telah jatuh cinta kepadamu?"

"Tidak, rasa jatuh cinta itu tidak pernah salah. Tapi kamu harus tahu bagaimana cara menempatkan rasa jatuh cinta itu ke tempat yang baik dan benar dan menempatkan pada waktu yang tepat."

Julia tidak bisa berkata - kata lagi. Dia merasa malu pada dirinya sendiri dan bingung dengan pernyataan Zayn yang ambigu bagi dirinya. Dia hanya mampu memandang wajah tampannya Zayn dengan merasakan hati yang bergetar kencang dan relung sukma jiwanya diselimuti oleh desiran lembut.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!