Tolong divote ceritanya dan kasih sarannya ya 🙂.
Silahkan tinggalkan jejak dengan mengklik like di bawah cerita setiap babnya 😊.
Kasih bintang lima ya 😊.
Happy reading 🤗.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Derap langkah kakinya Julia terdengar jelas di atas lantai koridor menuju ruang kerja daddynya yang berada di lantai dasar. Dari tiap langkah kakinya, Julia tampak tegang dengan memegang tali tas selempangnya. selama ini, kehidupannya hanya di isi dengan rasa sepi, kecewa dan juga dendam yang membara.
Julia berjalan terburu - buru untuk segera meninggalkan rumahnya karena dia sedang berusaha menghindari Rebecca dan daddynya yang membuatnya bete di pagi hari.
"Sialan! Kenapa wanita itu menjadi kekasihnya Daddy? Apa karena uang Daddy banyak? Dasar cewek murahan! bikin hati gw bete bingitts dan bikin nafsu makan gw hilang begitu saja.," kata Julia kesal.
Julia tidak hanya kehilangan mommynya sejak usia balita, dia juga kehilangan rasa kasih sayang seorang ayah yang dia harap bisa memperhatikan tumbuh kembang dirinya dan rasa kasih sayang seorang kakak yang selalu menemaninya sebelum kakaknya menghilang.
Julia terus memupuk bibit - bibit kebencian yang lambat laun semakin kuat mengakar dendam dihatinya. Seorang pria dewasa yang bernama Peter Pattinson telah membuat dirinya menjadi sosok manusia yang penuh dengan rasa kebencian. Julia terus menerus menyalahkan orang itu.
"Ini semua karena keluarga Pattinson yang telah menghancurkan keluargaku! Jika Mommy tidak balikan sama si bajingan itu, Semua ini tidak akan terjadi!"
Umpat Julia dengan begitu emosional. Tanpa sadar Julia meremas keras ujung dressnya meluapkan amarah angkara yang menguasai jiwanya.
Drrrtt... drrrtt... drrrtt...
Handphonenya Julia bergetar, dia rain handphonenya dari dalam tasnya, lalu mengambilnya dan menerima panggilan itu.
"Hallo Babyku yang cantik jelita! Nanti jam sepuluh, kita jadi mulai mencari keberadaan kakakmu?" tanya Robin.
"He'em," jawab Julia jutek sambil menyembunyikan rasa kebencian Julia terhadap keluarga kekasih bohongannya.
"Tidak baik bagi kesehatan kalau sering jutek, nanti cantik kamu kandas ditiup angin topan," ujar Robin menghibur.
"Masa bodo," ucap Julia ketus yang mengacuhkan perkataan Robin.
"Ya udah kalau gitu, aku tunggu di London Bridge Okey baby," ucap Robin menyerah dengan sikap dan sifat Julia yang sering berubah - rubah.
Robin sangat mengenali sifat dan sikap Julia yang kadang jutek, galak, ketus, bawel, emosian, baik, perhatian kepadanya. Walaupun begitu, Robin masih setia mencintai Julia.
"He'em," jawab Julia yang masih jutek.
"See you baby," ucap Robin, lalu Julia memutuskan panggilan itu.
Julia memasuki handphonenya ke dalam tas selempangnya. Julia mempercepat laju langkahnya menuju ruang kerja daddynya. Dia sudah muak dengan ini semua. Setelah dia berhasil menemukan kakaknya, dia berniat untuk menguras habis harta Robin. Karena Robin hanya sebagai alat pelampiasan balas dendamnya terhadap keluarga besar Pattinson. Selama ini Julia membohongi Robin bahwa dia mencintai Robin sehingga dia menerima Robin menjadi kekasihnya.
Ceklek
Julia bebas membuka pintu ruang kerja daddynya. Dulu di depan pintu ruangan itu selalu ditungguin dua orang bodyguard sehingga dia tidak leluasa keluar masuk ke ruang kerja daddynya. Dan sejak tidak adanya bodyguard yang berdiri di depan ruangan itu, ia pernah beberapa memergoki daddynya sedang bercumbu dangan seorang wanita di dalam ruangan itu. Sungguh kejadian yang sangat menjijikkan bagi Julia.
Julia melangkah kakinya masuk ke dalam ruangan itu dengan tergesa - gesa. Melangkah pasti menuju lemari hitam si sebelah kanan meja kerja daddynya. Julia membuka sebuah laci lemari hitam di sebelah kanan meja kerja daddynya.
Dia melihat satu per satu beberapa map dengan gerakan cepat karena dia tidak betah berlama - lama di dalam rumahnya. Tanpa sengaja, Julia melihat lipatan kertas yang membuatnya penasaran. Lalu dia membuka lipatan kertas itu yang berupa sebuah surat.
"Dear daddy, tanpa sengaja aku mendengar percakapan daddy dengan seseorang yang sedang membicarakan tentang kejadian terbunuhnya mami. Waktu itu aku syok, ternyata yang membunuh mami dan Peter adalah daddy. Daddy menyuruh seseorang untuk membunuh mereka dan membuat rekayasa tentang kematian mereka. Daddy membuat spekulasi yang menyudutkan Tuan Peter Pattinson sehingga semua orang sangat mempercayainya, termasuk aku dan Julia. Dan satu hal lagi yang membuat aku tercengang, bahwa mommy menggugat cerai Daddy karena adanya kekerasan dalam rumah tangga bukan karena mommy selingkuh. Dan aku baru tahu bila perusahaan bangkrut bukan karena permainan curang yang telah dilakukan oleh keluarga besar Pattinson, melainkan Daddy yang memakai uang perusahaan untuk kesenangan pribadi. Daddy sengaja telah menjadikan kami seorang yang penuh rasa kebencian terhadap Tuan Peter Pattinson melalui cerita - cerita bohong yang daddy karang sendiri sehingga Julia ingin sekali membalas dendam kepada Peter Pattinson melalui hubungan Julia dengan Robin, sebuah hubungan yang sangat tidak baik. Dan satu hal yang membuat hatiku sakit, yaitu ; Daddy telah merebut Rebecca dariku. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Apakah aku harus melaporkan hal ini ke polisi atau tidak. Yang aku inginkan sekarang adalah pergi dari rumah ini untuk memenangkan diriku. Daddy tidak usah mencari aku karena aku tidak mau bertemu dengan daddy karena daddy jahat dan yang membuat aku beserta Julia menjadi orang yang tidak baik. By James Prince Smith," ucap Julia yang membaca setiap kata di dalam surat itu.
Duarrrrrr ... bak kilatan petir yang menyambar Julia. Bunyi surat itu sungguh menggelegar, membuat tubuhnya Julia gemetaran. Tangan kanannya mengepal keras. Rahang mukanya mengeras. Sedih, kesal, marah, kecewa, menyesal dan bingung bercampur aduk menjadi satu. Semua rasa itu berkecamuk di dalam hatinya Julia. Namun semua perasaan itu pun tak bisa dia ungkapkan ke daddynya.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melaporkan kejahatan Daddy ini ke polisi? Atau tidak usah melaporkan hal ini ke polisi? Apakah aku harus membicarakan hal ini ke Robin atau tidak untuk mengatakan hal ini? Kakak, apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu baik - baik aja? Atau dalam keadaan bahaya sampai kamu tidak berani memunculkan dirimu? Apa yang Daddy lakukan kepadamu? Robin, maafkan aku yang telah menyakitimu. Aku sungguh merasa sangat bersalah kepadamu Robin. Kamu sungguh sangat tulus mencintaiku. Maaf Robin atas sikap dan sifatku yang tidak baik kepadamu. Maafkan aku keluarga Peter Pattinson. Ya Tuhan, aku bingung!" kata Julia di dalam hati dengan menatap nanar surat itu yang membuat dirinya tercengang.
Tubuhnya Julia masih bergetar bagai tersengat aliran listrik. Hatinya gundah gulana dan pikirannya beraneka macam spekulasi yang tercipta dari dirinya. Dia bimbang apa yang harus dilakukannya.
Tanpa diminta, air matanya mengalir pelan dari pelupuk matanya. Air mata yang disebabkan oleh kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan kebimbangan. Dentuman di relung jiwa Julia menghujam kuat hingga Julia menyandarkan tubuhnya ke samping meja kerja daddynya.
Entah bagaimana menghadapi hidup ini kedepannya. Julia menatap langit - langit ruangan itu dan termenung meratapi hidupnya yang penuh dengan dramatis.
"Ternyata Daddy orang yang sangat licik dan jahat. Bodohnya aku terlalu percaya dengan cerita karangan Daddy hingga aku terlalu ambisi untuk membalas dendam kepada keluarga Pattinson melalui Robin yang sangat mencintai diriku. Mommy, aku merindukan dirimu. Maafkan aku Mommy yang telah membencimu. Kakak di mana kamu? Tuhan, tolong kuatkan diriku dalam menghadapi kehidupan ini, dan tolong tunjukkan jalan untuk mengatasi masalah ini," gumam Julia lirih sambil memejamkan matanya.
Satu detik, dua detik, tiga detik sampai satu menit, Julia belum menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini hingga kegundahan, kekecewaan,kesedihan, dan kekesalan dirinya membuncah
"Arrrggghhh!!" teriak Julia kesal sambil membuang semua barang yang ada di atas meja kerja daddynya.
Pranggg ... asbak rokok jatuh dan pecah di atas lantai ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments