Kekasih

Dilike ya guys 😊

Dikasih bintang lima ya guys 😁

Divote ya guys 😁

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

"Hiks... hiks... hiks ...," tangisnya Julia.

Entah sudah berapa lama Julia menangis sendiri di pinggir sisi kiri jembatan London. Julia tidak menyadari bahwa Robin menghampiri dirinya. Robin tertegun melihat kondisi kekasihnya yang sedang menangis.

Robin berjongkok, mengusap lembut puncak kepalanya Julia, lalu berkata lembut, "Julia."

Julia mengangkat kepalanya. Dia terkejut melihat Robin berjongkok di hadapannya. Karena terakhir dia lihat yang berada di depannya adalah orang asing itu. Julia memandang sendu wajahnya Robin.

"Sejak kapan Robin berada di depanku? Ke mana orang asing itu? Tuch orang main pergi aja, aku kan belum mengucapkan terima kasih ke dirinya dan menanyakan namanya. Orang asing itu benar - benar misterius, tiba - tiba datang dan tiba - tiba menghilang," gumam Julia di dalam hatinya.

"Ada apa denganmu sayang?" tanya Robin lembut.

"A - ku... hiks... hiks... hiks..., " kata Julia terisak.

Robin langsung menarik tengkuk hingga bahunya Julia kemudian memeluk erat tubuhnya Julia. Diusap lembut punggungnya Julia. Dikecupnya puncak kepalanya Julia berkali - kali. Robin penasaran dan sedih melihat keadaan kekasihnya yang sedang kacau.

"Coba ceritakan padaku, apa yang telah terjadi pada dirimu sayang?" tanya Robin lembut yang masih memeluk erat tubuhnya Julia.

"Daddy telah membunuh Mommy," ucap Julia dengan isak tangisnya.

"Hah!? Akhirnya terungkap sudah siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya," ucap Robin sedikit kaget karena Julia telah mengetahui dan mengatakan siapa pelaku pembunuhan itu, lalu dia melepaskan pelukannya.

"Iya, Daddy telah membunuh Mommy. Rebbeca telah selingkuh dengan Daddy dan sekarang mereka telah memiliki seorang anak," ujar Julia sambil terisak.

"Kamu tahu dari siapa mengenai pelaku pembunuhan itu?"

Julia menarik nafas untuk memenangkan dirinya. Dia menyeka air matanya dengan kedua punggung telapak tangannya. Dia berusaha menghentikan tangisannya. Dia mengingat surat yang ditulis oleh kakaknya. Julia membuka tas selempangnya dan merogoh tasnya untuk mengambil kertas surat itu.

"Coba kamu baca surat ini," kata Julia sendu sambil memberikan surat itu ke Robin dan Robin menerima surat itu, lalu membuka lipatan kertas surat itu.

"Dear daddy, tanpa sengaja aku mendengar percakapan daddy dengan seseorang yang sedang membicarakan tentang kejadian terbunuhnya mami. Waktu itu aku syok, ternyata yang membunuh mami dan Peter adalah daddy. Daddy menyuruh seseorang untuk membunuh mereka dan membuat rekayasa tentang kematian mereka. Daddy membuat spekulasi yang menyudutkan Peter Pattinson sehingga semua orang sangat mempercayainya, termasuk aku dan Julia. Dan satu hal lagi yang membuat aku tercengang, bahwa mommy menggugat cerai Daddy karena adanya kekerasan dalam rumah tangga bukan karena mommy selingkuh. Dan aku baru tahu bila perusahaan bangkrut bukan karena permainan curang yang telah dilakukan oleh keluarga Pattinson, melainkan Daddy yang memakai uang perusahaan untuk kesenangan pribadi. Daddy sengaja telah dilakukan oleh keluarga Pattinson, melainkan Daddy yang memakai uang perusahaan untuk kesenangan pribadi. Daddy sengaja telah menjadikan kami seorang yang penuh rasa kebencian terhadap Peter Pattinson melalui cerita - cerita bohong yang daddy karang sendiri sehingga Julia ingin sekali membalas dendam kepada Peter Pattinson melalui hubungan Julia dengan Robin, sebuah hubungan yang sangat tidak baik. Dan satu hal yang membuat hatiku sakit, yaitu ; Daddy telah merebut Rebecca dariku. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Apakah aku harus melaporkan hal ini ke polisi atau tidak. Yang aku inginkan sekarang adalah pergi dari rumah ini untuk memenangkan diriku. Daddy tidak usah mencari aku karena aku tidak mau bertemu dengan daddy karena daddy jahat dan yang membuat aku beserta Julia menjadi orang yang tidak baik. By James Prince Smith," ujar Robin yang membaca setiap kata yang tertulis di dalam surat itu.

Robin tampak biasa saja dan berfikir sejenak setelah membaca isi surat itu. Kemudian Robin melipatkan lagi surat itu dan memberikan surat itu ke Julia. Julia menerima surat itu dan menaruhnya lagi di dalam tasnya.

"Dari dulu aku sudah memberitahu kamu bahwa Mommy kamu tidak dibunuh oleh Pamanku dan Pamanku dan Mommy kamu telah dijebak oleh Daddy kamu. Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang aku ucapkan tadi setelah ada pembuktian ini?" tanya Robin datar.

"Iya, sekarang aku percaya dengan omongan kamu tentang kematian Mommy dan paman kamu. Sekarang apa yang harus aku lakukan Bin?" tanya Julia lirih sambil menatap serius ke wajahnya Robin.

"Kita harus segera meminta tolong sama Daddyku untuk menemukan kakakmu," jawab Robin tegas.

"Kenapa kita tidak mencarinya sendiri?"

"Resikonya besar jika kita mencarinya sendiri."

"Maksud kamu apa?"

"Jika kita menemukan kakakmu tanpa bantuan Daddyku, pasti Daddy kamu mengetahui hal itu dan dia langsung menculiknya. Lagipula Daddyku sudah ahlinya menemukan orang yang sudah lama menghilang," ujar Robin yakin.

"Baiklah kita meminta bantuan sama Daddy kamu. Setelah kita menemukan kakakku, kita harus melaporkan kejahatannya ke polisi. Aku dan surat ini bersedia menjadi saksi atas kejadian itu. Dan aku yakin kakak bersedia menjadi saksi dalam kasus ini," kata Julia lirih.

"Ok, tapi sebelum Daddy kamu disidang dan sebelum sidang selesai, sebaiknya kamu dan kakakmu tinggal bersamaku demi keamanan kalian," kata Robin yakin sambil menatap serius ke wajahnya Julia.

"Aku ikut aja, sesuai dengan instruksi kamu. Dan parahnya lagi, sekarang Rebbeca telah mengandung anaknya Daddy," ujar Julia pelan.

"Dasar manusia yang tidak beradab!" kata Robin kesal.

"Menurut kamu, apa yang sedang dilakukan oleh kakakku?" tanyaku galau.

"Berdasarkan cerita menghilangnya kakak kamu dari kamu, hipotesisku adalah kakak kamu sedang mengasingkan diri atau sedang berdiam diri di suatu tempat yang diamankan oleh seseorang. Dulu kan kamu mengatakan bahwa polisi lalu lintas menemukan mobil kakakmu di pinggir jalan sisi kiri jembatan ini dan Daddy kamu sudah bersusah payah mencarinya yang tidak membuahkan hasil," ucap Robin yakin.

"Kira - kira di mana ya kakakku sekarang?"

"Di suatu tempat. Menurutku masih di kota ini."

"Jika kakak berada di kota ini, pasti mudah untuk menemukannya."

"Iya sayangku," jawab Robin ramah. "Itu jaket kulit siapa?" tanya Robin sambil melirik jaket yang menutupi kakinya Julia.

"Ehmmm... tadi seseorang telah menolongku."

"Memangnya kamu kenapa sayang?" tanya Robin lembut.

"Ehmmm... tadi aku kalut hingga ingin bunuh diri dengan meloncat dari atas pagar pembatas jembatan ke sungai. Orang itu menarik dan menangkap diriku supaya tidak jadi bunuh diri," kata Julia lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Beruntung sekali kamu diselamatkan oleh dirinya. Aku sangat berterima kasih kepada orang itu karena telah menyelamatkanmu. Andai saja kamu jadi bunuh diri, hatiku hancur dan diriku sangat hampa menjalani hidupku karena separuh jiwaku adalah dirimu sayang," ujar Robin lembut sambil menatap serius ke Julia.

"Oh Tuhanku, apakah aku harus bilang jujur kepadanya tentang perasaanku yang sebenarnya bahwa aku tidak menyukainya apalagi mencintainya dan alasan aku menerima dia sebagai seorang kekasih? Apakah dia akan marah jika dia mengetahui hal itu?" rentetan pertanyaan Julia di dalam hati.

"Julia apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Robin yang membuyarkan lamunan Julia.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!