Nasib

🌹🌹🌹

❤️ Selamat membaca, like dan coment ya biar semangat nulisnya. Terimakasih yang sudah kasih vote 🤗 semoga suka ❤️

Anjela dan Anjeli sangat lahap memakan mie instan, menurut mereka mie yang di makan mereka inilah yang paling enak dari makanan lain termasuk pizza. Selesai makan Anjela dan Anjeli meminta kepada Rahul untuk di perbolehkan masuk ke dalam mobil, mereka berdua ingin duduk-duduk di sana. Rahul hanya mengikuti karena ia juga ingin menyejukkan diri di dalam mobil, di desa memang cukup dingin, namun karena sudah terbiasa menggunakan AC jadi Rahul tidak bisa tanpa AC.

"Bapak, boleh Anjeli pinjam benda tipis tadi?" tanya Anjeli yang berada di tempat duduk tangah mobil, begitupun dengan Anjela.

Rahul yang tengah memejamkan matanya dan duduk di depan langsung membuka mata setelah mendengar pertanyaan itu, ia tahu jika kedua gadis itu ingin meminjam handphonenya.

"Bisa-bisa rusak handphone ku jika mereka meminjamnya," kata Rahul di dalam hati.

"Untuk apa?" tanya Rahul singkat.

"Kami berdua ingin benda itu, maksudnya cuma meminjam. Ada cahaya dan gambar di situ, apa kami boleh melihatnya lagi?" kali ini Anjela yang berbicara.

Rahul berpikir sejenak, sementara Anjela dan Anjeli menanti jawaban dari Rahul. Kebetulan Bulat menghampiri mereka, jadi Rahul akan meminjamkan handphone Bulat untuk Anjela dan Anjeli.

"Bang, kita gak pulangkan? jadi kita tidur di sini?" tanya Bulat saat masuk ke dalam mobil, duduk di kursi depan samping Rahul.

"Iya, besok pagi baru kita pulang. Oh iya mana handphone mu, aku mau pinjam!"

Bulat baru saja mengeluarkan handphonenya, tetapi langsung di rampas oleh Rahul.

"Eh, bentar dong bang, untuk apa sih?" tanya Bulat sedikit kesal.

"Anjela dan Anjeli mau pinjam, handphone mu kan banyak video, jadi mereka mau menonton. Kalau pakai handphone ku tidak ada isi sama sekali, kalau mau lihat YouTube pun tidak ada sinyal." Rahul menjelaskannya dengan cepat, seolah-olah pemilik handphone itu mengizinkannya.

Bulat langsung berwajah masam, ia ingin marah tapi ia ingat masih tinggal di rumah Abang iparnya. Bulat sebenarnya adalah asisten pribadi Rahul, namun karena Khani adiknya Rahul menyukainya jadi mereka menikah. Awalnya Bulat minder karena ia gendut, tapi karena Khani sudah lama mencintai Bulat makanya mereka menikah dan mereka menikah baru 6 bulan lamanya.

"Aku akan keluar dulu!" Bulat tidak ingin marah, ia memilih pergi untuk menenangkan pikiran.

"Oke, bye bye adik ipar tersayang." Rahul mengucapkannya dengan senang hati, sementara Bulat yang keluar dari mobil hanya bisa mengatur nafas agar amarahnya meredam.

"Hancur sudah handphoneku." Batin Bulat.

Anjeli dan Anjela hanya melihat saja sedari tadi, mereka tersenyum senang saat Rahul memberi handphone. Sebelum itu, Rahul sudah membuka YouTube dan membuka video-video yang sudah di download Bulat.

"Kalian tekan ini saja, nanti akan muncul video. Nontonlah, saya mau istirahat dulu!"

Rahul menunjukkan apa saja yang harus kedua gadis kembar itu lakukan, mereka langsung mengerti. Karena merasa yakin jika kedua gadis itu mengerti, Rahul kembali menghadap depan ia memutar lagu di handphonenya, tak lupa memakai earphone sambil memejamkan mata menghayati lagu.

Anjeli dan Anjela kegirangan, mereka langsung menekan sembarang video yang ingin di tonton. Mereka berdua tidak pandai membaca, jadi mereka hanya dapat melihat gambar. Anjela dan Anjeli bingung setelah video berputar, mereka kira akan menonton sesuatu malah yang terdengar adalah lagu. Awalnya mereka tidak suka, tapi lama-lama mereka ikut bergoyang sendiri.

Sayang,

Opo kowe krungu jerite atiku

Mengharap engkau kembali

Sayang

Nganti memutih rambutku

Rabakal luntur trenosku

Wes tak cobo ngelalekne jenengmu soko atiku

Sak tenane ra ngapusi isih terno sliramu

Duko pujane ati nanging koe ora ngerti

Kowe wes tak wanti wanti

Malah jebul sak iki koe mblenjani janji

Jare sehidup semati nanging opo bukti

Kowe medot tresno ku demi wedoan liyo

Yowes ra popo insyaallah aku isoh, lilo

Meh sambat kaleh sinten nyen sampun mekaten

Merana urip ku

Aku welasno kangmas. . . . aku mesakno aku

Aku nangis, nganti metu eluh getih putih

Sayang

Opo kowe krungu, jerit e ati ku

Mengharap engkau kembali

Sayang

Nganti memutih rambut ku

Ra bakal luntur tresno ku

Hari demi hari uwes tak lewati

Yen pancen dalane kudu kuat ati

Ibarate sego uwes dadi bubur

Nanging tresno iki ora bakal luntur

Sak tenane aku iki pancen tresno awakmu

Ora ono liyane sing isoh dadi pengantimu

Wes kanggo awak mu seng cocok neng ati ku

Nganti rambutku putih ati mu ra bakal krungu

Meh sambat kaleh sinten nyen sampun mekaten

Merana urip ku

Aku welasno kangmas. . . . aku mesakno aku

Aku nangis, nganti metu eluh getih putih

Sayang opo krungu tangise atiku

Mengharap koe bali nang jero ati iki

Nganti rambutku putih tangis eloh dadi getih

Mbok yo gek ndang bali nglakoni tresno suci

Aku marang sliramu jero ning ati

Aku ra isoh ngapusi sak tenan e neng ati

Mung kango sliramu

Cinta mu tetap abadi

Selamanya sampai akhir hayat ini

Meh sambat kaleh sinten nyen sampun mekaten

Merana urip ku

Aku welasno kangmas. . . . aku mesakno aku

Aku nangis, nganti metu eluh getih putih

Percoyo opo pemujamu

Cintamu tetap abadi

Lagu Sayang dari Via Vallen.

Bagaikan di pentas-pentas Anjela dan Anjeli menikmati lagu itu, sedangkan Rahul sibuk dengan halnya sendiri karena tidak mendengar lagu yang di putar kedua gadis itu. Rahul tak menghiraukan mereka berdua karena ia mendengar lagu barat di handphonenya, sedangakan Anjela dan Anjeli kini sudah berganti lagu lain.

Sementara di tempat lain, Bulat sedang berjalan menuju sungai. Bulat merasa jika perutnya sakit, ia bertanya kepada anak panti di mana kamar mandi karena ia ingin buang air besar. Bulat melihat ada ****** yang terapung dekat tepi sungai, dengan cepat ia melangkah turun karena tak tahan lagi menahan.

Bulat meniti kayu yang menuju ****** itu, kayu yang tersambung ke ****** itu sangat memprihatikan karena agak rapuh. Bulat menelan ludahnya saat kayu itu berbunyi dan tak lama itu kayu itu terbelah dua dan ia tercebur ke air. Suara yang di timbulkan sangat kuat membuat orang-orang yang mendengarnya langsung berlarian menuju arah suara, tak butuh waktu lama untuk menciptakan suara tawa yang sangat keras dari anak-anak panti.

Bulat sangat malu apalagi sesuatu dari pantatnya keluar, ia mengejan kuat di dalam air sambil menyangga tepi ******. Wajah Bulat memerah, ia melepaskan celananya di dalam air dan cebok sendiri di dalam air itu. Ada rasa lapang di perutnya, namun untuk menahan malu ia tak sanggup. Bulat meminta bantuan kepada anak-anak panti untuk meminjamkannya kain sarung, satu anak laki-laki memberikannya satu kain sarung sambil tertawa keras.

"Hahaha... itulah om jangan gendut, kasian kan kayunya patah," kata anak kecil itu sambil tertawa, setelah memberi kain ia langsung berlari ke teman-temannya.

"Aku nih memang gendut, tapi coba lihat bini aku dulu. Cantik, putih, seksi dan mempesona. Cih...." Bulat kesal sendiri di dalam hati.

Mata Bulat melotot saat Peri sang supir juga menertawakannya dan semua anak buah Rahul menertawakannya juga.

"Nasib... nasib!" ucap Bulat lumayan keras.

Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!