Telepon dari Rosan

Dengan malas Khani sangat menjawab telepon dari Rosan sepupunya itu, Rosan tak kalah tampan dari Rahul. Namun, usia Rosan baru memasuki dua puluh enam tahun.

📞

Khani : "Ada apa, Rosan?" tanya Khani ketus, ia berbaring di samping suaminya.

Rosan : "Aku dengar om dan tante mau datang besok, kalau gitu aku ke rumah kalian ya. Aku juga mau ngenalin pacar baruku hehehe..."

Khani : "Iya, mereka besok datang. Siapa pacar barumu? jangan suka mainin anak orang dong."

Rosan : "Namanya Sonia, cantik bener dah. Body mantap pokoknya kalah sama kamu, tapi jangan kesal ya kalau ketemu dia nanti."

Khani : "Kalau dia bodoh pasti aku kesal lah!"

Rosan : "Dia tidak bodoh, cuma terlalu polos aja."

Khani : "Hadeeeuuu, jadi tiga dong cewek oon di rumah ini besok."

Rosan : "Emangnya siapa lagi?"

Khani : "Liat aja sendiri!"

Khani langsung mematikan telepon, ia meletakkan handphone dan mengusap perut Bulat.

"Mas, Rosan ada pacar baru lagi."

"Bagus dong, tinggal nikah aja." kata Bulat sambil memejamkan mata, di usap perutnya oleh Khani membuat ia merasa nyaman.

"Tapi katanya, pacarnya itu polos Mas. Aku rasa pasti seperti dua wanita kembar itu, pasti negeselin."

"Mereka salah apa sih sama kamu, gak baik loh ada penyakit hati."

"Mana ada aku penyakit hati, ada-ada aja sih."

"Ada lah, penyakit hati itu adalah gangguan yang ada pada hati dan perasaan manusia. Kan kamu suka iri dan dengki tuh, itu termasuk contohnya."

Khani mendengar dengan baik apa yang di katakan suaminya, ia merasa benar apa yang di katakan Bulat. Tapi, ia juga tidak terima apa yang di katakan Bulat kepadanya.

"Aku tuh bukan iri dan dengki, cuma kalau orang terlalu negeselin bagaimana coba?"

"Sama aja itu, kamu itu harus bisa bersabar walaupun sedikit. Orang lain biasa aja, kamu aja yang berlebihan. Mas heran, mama dan papa berakhlak baik. Apalagi papa dia yang paling Mas segani. Sedangkan kamu dan Abang, kelakuannya jauh beda sekali dengan mereka."

"Itu karena mereka sudah tua, Mas. Jelaslah mereka baik, kita kan masih muda ya gak apa-apa lah kayak gitu."

"Dek, jadi kamu nunggu tua mau jadi orang baik? Kalau umurmu panjang, kalau pendek gimana?"

"Mas nyumpahin aku cepat mati?!"

"Mas itu sayang sama kamu, mana mungkin Mas nyumpahin kamu cepat mati. Mas itu pengen kita sama-sama masuk surga, Mas juga gak mau Dek di salahin karena gak bener ngajarin istri. Mas beri nasihat gini biar kamu itu berubah jadi lebih baik, mas gak bisa bandingin kamu dengan istri-istri orang karena dari awal menikah Mas sudah menerima baik dan buruknya kamu. Tapi, Mas cuma mau menjadi suami yang terbaik dengan mengajarkan hal yang baik untukmu."

Khani terdiam meresapi apa yang di katakan suaminya, jujur ia sangat beruntung karena mendapatkan suami seperti Bulat. Khani mencintai Bulat karena sikap dan sifat Bulat, makanya ia yang mengajak Bulat menikah.

"Terimakasih, Mas. Aku emang belum bener jadi istri, pengennya cuma yang enak-enak aja. Tapi, aku akan mencoba jadi istri yang baik buatmu. Tapi perlahan ya, aku gak bisa terlalu cepat apalagi di depan si kembar itu."

"Iya.. iya.. yang penting mau berubah daripada nggak sama sekali."

"Kalau gitu kita main yuk!"

"Masih sore, Dek."

"Bagus dong, biar sampai malam."

***

Rahul sudah memakai pakaian, ia merebahkan diri di atas kasur. Memikirkan apa yang terjadi tadi membuat ia senyum-senyum sendiri, Rahul melihat telapak tangannya bekas memegang benda kenyal dari dua gadis kembar itu.

"Dasar perjaka tua, hahaha... jadi ingat malam pertama dulu, gak berhasil menjebol dia. Duda.. duda.. betapa beruntungnya kamu mendapatkan dua gadis itu, kau benar-benar sangat rakus Rahul."

Rahul tertawa sendiri di atas kasur, ia membayangkan saat hari pernikahannya nanti. Rahul tak sabar melahap kedua gadis itu. Sedang asyik-asyiknya berkhayal tiba-tiba handphone Rahul berbunyi, dengan cepat ia mengambil handphonenya yang di letakkan di atas meja samping tempat tidur.

"Tumben Rosan nelpon?" gumam Rahul, kemudian ia langsung mengangkat telepon dari Rosan.

📞

Rahul : "Halo... Ada apa, San?"

Rosan : "Bang, kata Khani ada dua cewek ya di rumah mu?"

Rahul : "Iya ada, mereka calon istriku."

Rosan : "Serius Bang, dua-duanya kamu nikahi?"

Rahul : "Eh, jelas dong!"

Rosan : "Ketemu dimana Bang? Emang dua-duanya mau sama kamu?"

Rahul : "Ketemu di panti, mereka kembar. Mereka mau lah, secara aku tampan."

Rosan : "Gila kamu, Bang. Cewek kembar di embat, gak boleh beg*k."

Rahul : "Enak aja kamu manggil aku beg*k, iri bilang dong!"

Rosan : "Aku ngomong serius nih, da..."

Rahul mematikan telepon, ia kesal mendengar Rosan bicara yang tidak-tidak.

"Rosan.. Rosan.. bilang aja kamu juga pengen kayak aku kan? Hahahaha Anjela, Anjeli aku menyayangi kalian."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Burhanudin Burhan

Burhanudin Burhan

hebat si bulat,salut

2022-06-10

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

untung punya suami yg Sholeh ya

2022-01-07

0

Gricella Denuxer

Gricella Denuxer

mantep

2021-10-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!