Meminta Izin

Jangan Lupa Like dan Coment biar semangat nulisnya ya zeyengg 😁🙏

Mata Rahul melotot saat tampak satu wanita muda memainkan handphonenya, wanita itu di menekan layar handphone dengan kuat dan memencet sembarangan. Mata Rahul makin hendak keluar saat earphone mahalnya di tarik lurus oleh gadis yang berwajah serupa dengan memainkan handphonenya. Aksi mereka berhenti saat Rahul masuk dan langsung duduk dengan kasar dan mengambil dengan cepat barang-barangnya dari tangan kedua gadis kembar itu.

"Kalian merusak barang-barang ku!" Rahul mengatakannya dengan setengah berteriak.

Kedua gadis itu berpelukan karena takut, tapi tak lama itu mereka tersenyum kompak karena mencium aroma maskulin dari badan Rahul. Mereka melepaskan pelukan mereka dan langsung memeluk Rahul dengan erat, mereka mencium dan mengendus baju dan leher Rahul.

"Hey, apa-apaan kalian! minggir dari tubuhku!" kata Rahul sambil berusaha melepaskan diri dari dua gadis itu.

Rahul hendak mendorong satu gadis yang memeluknya erat, namun matanya melotot saat gadis yang satu lagi mencium-cium pipinya dengan rakus.

"Bapak wangi," ucap gadis yang mencium Rahul dengan rakus tadi, sedangkan gadis satu lagi masih enggan melepas diri dari badan Rahul.

"Iya, saya wangi. Kalau kalian mau wangi juga ayo menjauh dari saya," ucapan Rahul langsung di dengar oleh kedua gadis itu, mereka menjauh dari Rahul bahkan tubuh gadis yang satu lagi mentok di pintu mobil.

Kedua gadis itu memasang wajah ceria dan mengulurkan tangan bersamaan, mereka meminta aroma wangi yang di cium mereka tadi.

Rahul melihat penampilan kedua gadis yang berwajah mirip itu, pakaian mereka kekecilan. Baju kaos yang untuk anak SD di pakai mereka dan rok yang mengembang sebatas lutut, mata Rahul melotot saat melihat gundukan di dada kedua gadis itu.

"Mereka sudah cukup besar, tapi kenapa tidak memakai bra. Apa di sini juga tidak ada bra? tapi ini sangat keterlaluan," ucap Rahul dalam hati.

Kedua gadis itu bergerak sedikit mendekati Rahul, mereka mengulurkan tangan mereka meminta aroma wangi tadi.

"Mana? wangi?" tanya wanita yang paling dekat dengan Rahul.

"Eh, parfumnya saya tinggal di rumah," jawab Rahul dengan gugup, matanya tak lari dari gundukan yang sudah tumbuh itu.

Kedua gadis itu merengut, mereka dengan kompak mengalihkan wajah dari Rahul. Cukup lama diam baru Rahul mengerti jika kedua gadis itu sedang merajuk.

"Saya tidak membawanya sekarang, tapi kalau saya kesini lagi saya akan membawanya." Rahul mengatakan itu agar kedua gadis yang berwajah serupa itu tidak merajuk.

Mereka kompak menoleh, gadis yang dekat dengan Rahul langsung menarik baju Rahul cukup kuat sampai Rahul maju dan berhadapan langsung dengan gadis yang menariknya itu.

"Sempurna," kata Rahul dalam hati.

Wajah cantik alami, mata bulat besar, hidung mancung, bibir seksi dan besar penuh di tambah lagi tatapan yang menyejukkan hati. Rahul tertegun melihatnya, ia pun melirik gadis yang berwajah serupa yang sedang memperhatikan mereka. Gadis itu juga memiliki pesona, hanya ada tahi lalat di dagunya membuat ia makin manis.

"Aku sudah lama tidak merasakan getaran ini, kenapa? kenapa dua gadis ini begitu memikat hati? kenapa mereka berdua sangat ingin aku miliki? pada yang kuasa, aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Kenapa gelora ini ada saat bersama mereka berdua? siapa sebenarnya mereka berdua? aku sungguh ingin memilikinya, tapi apa aku begitu rakus hendak menginginkan keduanya?"

Rahul tak dapat bicara, ia sudah jatuh ke dalam lembah perasaan yang tak pernah hadir akan cinta. Rahul gundah, perasaannya tak menentu melihat kedua gadis di depan matanya.

Rahul langsung tersadar saat ada kecupan mendarat di kedua pipinya, kedua gadis itu mencium pipinya dengan kompak.

"Apakah kami boleh ke rumah, Bapak?" tanya salah satu dari mereka, gadis yang tidak memiliki tahi lalat di dagu.

"Tidak, tempat kalian di sini." Rahul menjawab dengan cepat, ia ragu dengan perasaannya.

"Apa kami tidak boleh ikut?" tanya gadis yang memiliki tahi lalat di dagu dengan kecewa.

"Kalian boleh ikut, tapi ibu pengasuh kalian pasti tidak akan memberi izin," jawab Rahul sambil melepaskan tangan gadis yang begitu halus yang masih di memegang bajunya sampai kusut.

"Ibu Asih akan mengizinkan, tapi bapak harus minta izin." Gadis yang memiliki tahi lalat langsung menjawab dengan cepat.

"Kenapa kalian ingin ikut?"

"Kami ingin melihat luar, kami tidak pernah keluar dari desa ini selama 20 tahun," jawab gadis tadi dengan kecewa, sedangkan yang satu lagi menatap Rahul dengan penuh harap.

Rahul menghela nafas panjang, "umur kalian 20 tahun?" tanya Rahul.

Kedua gadis itu mengangguk kompak, Rahul berfikir sejenak. Setelah cukup lama berfikir dan kedua gadis itu sangat berharap, akhirnya Rahul mengambil keputusan.

"Saya akan membawa kalian, tapi saya ingin tahu dulu nama kalian siapa?"

"Nama saya Anjeli," jawab gadis yang memiliki tahi lalat di dagu itu dengan cepat.

"Nama saya Anjela," jawab gadis yang satunya tak kalah semangat.

Rahul tersenyum, "baiklah Anjeli dan Anjela, kalian tunggu di sini dan jangan keluar dari mobil ini. Saya akan berbicara dulu dengan Ibu Asih, kalian tunggu di sini ya!" setelah mengatakan itu Rahul hendak keluar dari mobil, tapi tangannya di tahan oleh Anjela.

"Ada apa?" tanya Rahul menoleh melihat Anjela.

Anjela sangat senang, ia langsung memeluk Rahul dengan erat. Ia juga mencium wajah Rahul bertubi-tubi, setelah selesai Anjela memberi kesempatan untuk Anjeli melakukan hal yang sama. Rahul hanya diam, Anjeli memeluknya juga dengan erat bahkan ia menerima ciuman di bibirnya dari Anjeli.

"Minta izin ya dari Ibu Asih," ucap Anjela dengan senang, Anjeli hanya mengangguk senang.

Rahul hanya tersenyum tipis, ia langsung keluar dari mobil. Saat hendak turun dari mobil Rahul hendak terjatuh karena kakinya lemas, namun ia menopang tubuhnya dengan berpegangan pada pintu mobil.

Rahul memandang terang di halaman rumah panti itu, ia melihat barang-barang yang di berinya kini di angkut oleh orang-orangnya, Peri dan Bulat juga membantu. Dengan langkah yang agak gontai Rahul berjalan menuju Ibu Asih yang sedang sibuk memantau orang-orang yang memasuki barang ke dalam rumah.

"Permisi, saya ingin meminta izin dengan Ibu. Saya ingin membawa Anjela dan Anjeli pulang ke rumah saya," Rahul mengatakannya langsung saat tiba dekat dengan ibu Asih.

Ibu Asih kaget, ia menoleh tak percaya. Dari dulu ia mengasuh anak-anak panti tak ada satupun yang hendak mengadopsi anak-anak, Ibu Asih langsung mengangguk cepat menyutujuinya.

Rahul senang dengan anggukan Ibu Asih, "apa Ibu menyutujuinya?" tanya Rahul dengan semangat.

"Iya, saya senang sekali ada yang mau mengadopsi anak-anak dari panti ini," jawab Ibu Asih dengan senang.

"Bapak...," teriak kedua gadis itu, mereka berlari menuju Rahul dan Ibu Asih.

Rahul menyaksikannya, pemandangan indah itu. Kedua gadis itu tampak bersemangat berlari, sampai rambut mereka di terpa angin. Namun, Rahul langsung menelan air ludahnya karena melihat gundukan yang tak tertutup bra itu bergoncang mengikuti hentakan badan mereka.

"Aku tak kuat," ucap Rahul dalam hati.

Bersambung*

Terpopuler

Comments

~R@tryChayankNov4n~

~R@tryChayankNov4n~

rahul...anjeli...auto keinget film india gk sich😄😆

2022-10-11

0

Veronica Maria

Veronica Maria

umur 20 taon kok kyk anak kecil. mmgnya anak umur 20 taon otaknya gak jln ?

2022-09-28

0

mbokne audia

mbokne audia

klo kembar mah berarti ga boleh dikawinin sekaligus

2022-02-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!