Makanan

🌺Lanjut Baca🌺

Anjela dan Anjeli sudah bersiap, mereka memakai baju kaos warna hijau dan celana pendek warna putih. Mereka sangat kompak, Nisa sengaja membeli mereka pakaian yang sama agar tidak ada yang cemburu.

"Apa aku cantik?" tanya Anjeli dengan senang di depan kaca.

"Kamu sangat cantik, apa aku juga cantik?" tanya Anjela tak kalah senang.

"Sangat cantik, ayo kita keluar. Tapi bagaimana dengan handphone kita, apa kita bawa?" Anjeli bingung dengan handphone itu, mereka tak tahu cara menggunakannya. Kemarin waktu meminjam handphone Bulat mereka langsung di beri petunjuk oleh Rahul, tapi sekarang tampilan handphone itu sangat berbeda dan rumit bagi mereka.

"Kita minta bantu sama pak Rahul aja," jawab Anjela.

Anjeli mengangguk dan mereka mengambil handphone yang di letakkan di atas tempat tidur tadi, mereka berjalan menuju pintu dan langsung memutar handle pintu.

"Tidak bisa," kata Anjeli saat pintu itu tidak terbuka.

"Masih di kunci pak Rahul."

"Bapaakk, kami mau keluar!" Anjeli berteriak, kemudian disusul oleh Anjela.

Rahul yang sedari tadi dengan sabar menunggu kedua gadis itu langsung membukakan pintu, Rahul mencium aroma wangi dari mereka. Rahul menyunggingkan senyumnya.

"Ayo kita turun!" ajak Rahul.

"Tapi handphone kami bagaimana?"

Dengan kompak Anjela dan Anjeli menunjuk handphone mereka masing-masing, Rahul menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka berdua.

"Nanti saya akan menyuruh Nisa mengisi untuk video-video kalian, sebaiknya kita makan dulu ini sudah tengah hari tak baik menunda lapar."

Sangking senangnya kedua gadis kembar itu sampai melupakan soal makan, mereka mengangguk setuju.

"Jangan murung, nanti selepas makan kalian baru boleh menonton semuanya."

"Benarkah?" tanya mereka kompak.

"Iya!"

Dengan semangat mereka menuruni tangga, Anjela dan Anjeli menghitung anak tangga bersamaan. Mereka sangat senang berada di situ, dengan cepat mereka melupakan desa tempat di mana mereka di besarkan.

Rahul berjalan duluan ia berhenti sejenak karena ada kucing kesayangannya mendekatinya, dengan cepat ia mengambil kucing Anggora itu.

"Nona Li manis, sudah makan belum?" tanya Rahul setelah mencium pucuk kepala kucing itu, kucing itu bernama Nona Li.

"Meow," seakan tahu apa yang di katakan Rahul, Nona Li hanya menjawab dengan mengatakan meow.

"Kucing pintar, sekarang bermainlah."

Rahul menurunkan kucing itu, sementara di belakang Rahul kedua gadis itu memandang lucu ke Nona Li. Rahul melanjutkan perjalanan menuju meja makan, dengan cepat Anjela dan Anjeli mengikutinya.

Anjela dan Anjeli menganga melihat makanan yang di hidangkan di atas meja kaca yang panjang itu, mereka ngiler melihat makanan yang banyak dan beragam macam. Makanan yang tersedia ada ayam goreng tepung, ayam kecap, ayam balado, ikan panggang, cumi goreng tepung, cumi masak hitam, daging rendang, ikan asin, sayur asam, capcai tak lupa juga ada buah-buahan untuk pencuci mulut dan tersedia air putih dan jus jeruk.

"Ayo duduklah, kita tunggu Bulat dan Khani nanti."

Rahul duduk lebih dulu sedangkan Anjela dan Anjeli hanya mematung sambil melihat makanan yang tersaji, mereka ingat betul saat di desa. Mereka hanya makan ikan yang di ambil di sungai, sayur-sayuran yang mereka tanam dan sekali setahun makan ayam saat lebaran.

"Ini sangat istimewa," gumam Anjeli.

"Sangat menakjubkan," gumam Anjela.

Rahul hendak berdiri untuk menyadarkan kedua gadis itu, namun ia tak jadi karena ada Bulat dan Khani yang baru datang.

"Mereka siapa?!"

***Bersambung

🌹🌹 Hai..Hai kakak-kakak sekalian mohon dukungannya ya dengan cara komen, like dan vote. Jika makin meningkat saya akan up lebih dari dua eps setiap hari 🌹🌹***

😌😌😌

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***