BAB 7 - Sial

Selembaran daftar kerja paruh waktu berserakan di lantai. Wajah matahari sudah terlihat jelas. Wanita itu terburu-buru dalam langkah dan tindakannya. Waktu terus mengejar dirinya seperti anjing polisi. Dengan kasar dan sembarang dia memasukkan buku yang ada di mejanya. Segera dia berlari keluar, wanita tersebut sudah terlambat untuk kuliahnya.

Tempat pemberhentian Bus sudah mulai terlihat, Bus tiba tepat saat dia sampai. Tanpa basa-basi dia langsung masuk untuk mengejar waktu. Wajah lega tersemat begitu dia duduk di kursi. Nafasnya yang terengah-engah kini mulai berangsur normal kembali. Keringat yang membasahi wajahnya mulai tersapu oleh punggung tangannya.

Mata almond dengan irisnya yang berwarna coklat keemasan dan ada warna hijau yang mengelilinginya mulai melirik ke arah jendela. Dia buka jendela itu, seketika udara segar menghujam wajah putih dan manis yang merasakan kelegaan dalam hatinya. Rasa sejuk mulai menyergap gerah dalam dirinya. Cuaca hari ini cukup cerah, birunya lautan langit terlihat cemerlang.

Seketika wajah manis dan cantik itu muram kembali, mengingat bus ini tidak akan bisa mengantarnya ke dalam kelas. Setelah bus sampai dia harus kembali berlari menuju kampus. Helaan nafas lelah keluar begitu putus asa. Awan putih bergumpal terus mengarak mengikuti perjalanan wanita itu.

......................

"Hari ini cukup sampai di sini." Dosen mengambil barangnya meninggalkan kelas begitu pula dengan mahasiswa yang lain.

"Lana!" teriak seseorang begitu nyaring.

"Hampir saja kau terlambat, kau baik-baik saja kan?" Nuca menghampiri Lana yang sangat suram di mejanya.

Nuca Callysta gadis cantik berparas elegan merupakan sahabat Lana sejak SMA. Nuca termasuk mahasiswi terkenal di kampus. Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian, cantik, tinggi semampai, tubuhnya yang bak jam pasir itu diinginkan banyak kaum hawa. Matanya besar berkilau dan bulu matanya yang lentik terlihat seperti boneka. Hidung mancung itu terlihat pas menempel pada wajah Nuca. Kupu-kupu merupakan hal yang Lana sematkan pada Nuca. Begitu indah dan menarik dengan ciri khas pesonanya, seperti kupu-kupu yang menarik dengan corak warna sayapnya. Itulah Nuca di mata Lana.

Lana yang selalu berada di samping Nuca terkadang sedikit insecure. Tapi Nuca adalah sahabat yang terbaik bagi Lana. Nuca selalu memegang erat Lana dalam keadaan apapun. Nuca tidak ingin Lana merasa terasingkan dan iri pada Nuca, karena pada dasarnya Nuca dan Lana sangatlah terhubung dan saling memberikan yang terbaik. Itulah sebabnya Lana tetap di sisi Nuca walaupun dunianya berbeda.

"Akh aku baik-baik saja, aku hanya larut dalam pekerjaanku," ucap Lana sambil mengambil tasnya dan bergegas keluar.

"Sebaiknya kurangi pekerjaan paruh waktumu itu, kau butuh istirahat dan —" Nuca mulai mendekati wajah Lana.

"Kau tidak berencana menambah pekerjaan lagi kan?" Lana terkejut dan mencoba memalingkan wajahnya.

Mata Nuca begitu mengintimidasi. Lana merasa seperti di ujung jurang. Rasa gugup sedikit meraih hati Lana.

"Tidak, aku tidak menambah pekerjaan lagi." Bohong Lana. Nuca perlahan menjauhkan wajahnya.

"Baguslah kalau begitu."

Tak terasa mereka sudah berada di luar kampus. Nuca masih ada jadwal kelas lain, sementara Lana ada pekerjaan paruh waktu. Paras kupu-kupu Nuca seketika berubah. Bibirnya mengkerucut harus rela berpamitan dengan Lana. Waktu yang mereka habiskan semakin menipis setiap tahun. Lana berjalan menjauhi Nuca sambil melambaikan tangannya.

......................

Keadaan di dalam begitu ramai. Mereka sibuk dalam pekerjaannya. Pesanan begitu banyak keluar, antrian dari luar tidak berkurang. Kecepatan yang extra terus ditambahkan. Restoran ini sangat terkenal. Harganya yang pas dengan kualitas makan yang terbaik membuat restoran itu tidak sepi pengunjung. Terutama Steak sebagai menu utama. Sebelum tengah malam kesibukan akan terus terjadi di dalam restoran.

Jam 01 : 00, para pelayan restoran dan juga juru masak satu persatu mulai meninggalkan restoran. Hanya tinggal Lana, karena hari ini bagian dia membuang sampah. Jadi Lana pulang paling terakhir. Pintu restoran sudah terkunci, Lana segera meberikan kunci itu pada penjaga.

Lana pulang berjalan kaki karena bus sudah tidak ada. Untung jarak restoran tak cukup jauh dari rumah sewa atau kontrakan. Walaupun rasanya begitu lelah setelah bekerja harus berjalan jauh. Dalam perjalanan Lana sesekali memandang langit dan menghembuskan nafas pelan. Saat memandang langit mata Lana terlihat layu dan putus asa. Mata itu menyimpan banyak cerita pahit dan harapan.

"Rasanya ingin menangis." Kemudian Lana melanjutkan kembali langkahnya.

Saat Lana sampai di persimpangan jalan, Lana melihat wanita paruh baya sedang dihadang lima orang pria berwajah beringas. Terlihat wanita paruh baya itu mempertahankan sesuatu dalam pelukannya.

"Apa itu berisi uang?"

Mata Lana terbelalak ketika wanita paruh baya itu tersungkur dengan tangannya yang terus memeluk tas tersebut. Terlihat ringisan kesakitan dalam mulut keriputnya yang bergetar memohon ampun.

"Akh kenapa tidak kau lepaskan saja itu, apakah kau tidak sayang nyawa?" rutuk Lana dalam hati seraya mengamati apa yang terjadi.

Lana merasa prustasi, dia bingung harus menolongnya dengan cara apa. Ketika Lana berpikir terburu-buru, saat itu sebuah besi berbentuk pipa panjang terlihat di depan matanya. Dengan perlahan Lana mengambil pipa tersebut dan bergerak perlahan menuju kerumunan itu.

BUGH!

Satu orang terpukul, Lana dengan sigap mengangkat tubuh wanita paruh baya itu. Pipa besi itu tidak terlepas dari tangan Lana dan terus teracung pada mereka. Pintu mobil mulai tersentuh, segera Lana membuka pintu mobil dan menyuruh wanita tua lemah tersebut untuk masuk ke dalam mobil. Setelah Lana rasa wanita paruh baya itu aman di dalam mobil. Kini masalah sebenarnya baru terjadi.

"Akh! Hari ini sial sekali?"

Terpopuler

Comments

Nisa Suntana

Nisa Suntana

aku bantu doa aja ya Lana hehehe

2025-02-13

0

Kakak Author

Kakak Author

Baguslah kalau begitu ..../Ok/

2025-03-12

0

Cakrawala

Cakrawala

/Proud//Proud/

2025-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 - Warm to Dark
3 Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4 BAB 3 - Dark Begin
5 BAB 4 - Kekacauan
6 BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7 BAB 6 - Sesuatu yang asing
8 BAB 7 - Sial
9 BAB 8 - Fight
10 BAB 9 - Tawaran
11 BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12 BAB 11 - Kerja hari pertama
13 BAB 12 - Tentangnya
14 BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15 BAB 14 - The Real Darkness
16 BAB 15 - Rencana
17 BAB 16 - Rencana Gagal
18 BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19 BAB 18 - Caddy Golf
20 BAB 19 - First
21 BAB 20 - Arum Dalu
22 BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23 BAB 22 - Gerimis Cerah
24 BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25 BAB 24 - Genggaman pelipur
26 BAB 25 - Rest
27 BAB 26 - Berkunjung
28 BAB 27 - Masalah
29 BAB 28 - Gaslighting
30 BAB 29 - Tak terkendali
31 BAB 30 - Neck
32 BAB 31 - Know
33 BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34 BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35 BAB 34 - Gosip
36 BAB 35 - Garis Pertemanan
37 BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38 BAB 37 - Masalah Selesai
39 BAB 38 - Cross the Line
40 BAB 39 - Membangun Chemistry
41 BAB 40 - Something
42 BAB 41 - Something part.1
43 BAB 42 - Penempatan
44 BAB 43 - Meeting : Replacement
45 BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46 BAB 45 - Persikukuh
47 BAB 46 - Dream memories
48 BAB 47 - Konferensi Pers
49 BAB 48 - Bertambah
50 BAB 49 - Rekaman CCTV
51 BAB 50 - Temperature Embarrassed
52 BAB 51 - Memastikan
53 BAB 52 - Hema
54 BAB 53 - Budak Tawanan
55 BAB 54 - Ayo bermain!
56 BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57 BAB 56 - Mudah
58 BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59 BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60 BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61 BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62 BAB 61 - Pengabaian
63 BAB 62 - Ajakan
64 BAB 63 - Menghilang
65 BAB 64 - Mie pedas
66 BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67 BAB 66 - Tidak Terduga
68 BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69 BAB 68 - Kelajuan penuh
70 BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71 BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72 BAB 71 - Keinginan
73 BAB 72 - Tidaklah Penting
74 BAB 73 - Patuh
75 BAB 74 - Panic Attack
76 BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77 BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78 BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79 BAB 78 - Pesan Terakhir
80 79 - Umpan
81 BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82 BAB 81 - Tenggelam
83 BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84 BAB 83 - Irasional & Cemburu
85 BAB 84 - New in their Hearts
86 BAB 85 - Sama dan Mimpi
87 BAB 86 - Kencan?
88 BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89 BAB 88 - Nevermind
90 BAB 89 - Kualifikasi
91 BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92 BAB 91 - Terbiasa
93 BAB 92 - Pulang
94 BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95 BAB 94 - Bimbang akan Fakta
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 - Warm to Dark
3
Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4
BAB 3 - Dark Begin
5
BAB 4 - Kekacauan
6
BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7
BAB 6 - Sesuatu yang asing
8
BAB 7 - Sial
9
BAB 8 - Fight
10
BAB 9 - Tawaran
11
BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12
BAB 11 - Kerja hari pertama
13
BAB 12 - Tentangnya
14
BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15
BAB 14 - The Real Darkness
16
BAB 15 - Rencana
17
BAB 16 - Rencana Gagal
18
BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19
BAB 18 - Caddy Golf
20
BAB 19 - First
21
BAB 20 - Arum Dalu
22
BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23
BAB 22 - Gerimis Cerah
24
BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25
BAB 24 - Genggaman pelipur
26
BAB 25 - Rest
27
BAB 26 - Berkunjung
28
BAB 27 - Masalah
29
BAB 28 - Gaslighting
30
BAB 29 - Tak terkendali
31
BAB 30 - Neck
32
BAB 31 - Know
33
BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34
BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35
BAB 34 - Gosip
36
BAB 35 - Garis Pertemanan
37
BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38
BAB 37 - Masalah Selesai
39
BAB 38 - Cross the Line
40
BAB 39 - Membangun Chemistry
41
BAB 40 - Something
42
BAB 41 - Something part.1
43
BAB 42 - Penempatan
44
BAB 43 - Meeting : Replacement
45
BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46
BAB 45 - Persikukuh
47
BAB 46 - Dream memories
48
BAB 47 - Konferensi Pers
49
BAB 48 - Bertambah
50
BAB 49 - Rekaman CCTV
51
BAB 50 - Temperature Embarrassed
52
BAB 51 - Memastikan
53
BAB 52 - Hema
54
BAB 53 - Budak Tawanan
55
BAB 54 - Ayo bermain!
56
BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57
BAB 56 - Mudah
58
BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59
BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60
BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61
BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62
BAB 61 - Pengabaian
63
BAB 62 - Ajakan
64
BAB 63 - Menghilang
65
BAB 64 - Mie pedas
66
BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67
BAB 66 - Tidak Terduga
68
BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69
BAB 68 - Kelajuan penuh
70
BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71
BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72
BAB 71 - Keinginan
73
BAB 72 - Tidaklah Penting
74
BAB 73 - Patuh
75
BAB 74 - Panic Attack
76
BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77
BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78
BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79
BAB 78 - Pesan Terakhir
80
79 - Umpan
81
BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82
BAB 81 - Tenggelam
83
BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84
BAB 83 - Irasional & Cemburu
85
BAB 84 - New in their Hearts
86
BAB 85 - Sama dan Mimpi
87
BAB 86 - Kencan?
88
BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89
BAB 88 - Nevermind
90
BAB 89 - Kualifikasi
91
BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92
BAB 91 - Terbiasa
93
BAB 92 - Pulang
94
BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95
BAB 94 - Bimbang akan Fakta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!