Tumbuh dan berkembang dalam komitmen dan dedikasi. Tidak hanya sekedar keuntungan namun, berkontribusi besar dalam masyarakat. Nama perusahaan dalam kepemimpinan individual, merambat begitu luas tidak hanya di bidang elektronik. Pusat perbelanjaan, industri fashion dan tekstil, manufaktur seperti ; farmasi dalam pembuatan obat, logam dan mesin. Bahkan industri jasa seperti; restoran mewah, rumah sakit ternama, gedung, apartemen, penginapan, dan galeri pameran. Semua itu terbentuk oleh satu nama perusahaan, yakni Shimizu. Perusahaan terbesar nomor satu di negaranya yang berhasil berjejer dengan perusahaan internasional. Mereka membuat istananya sendiri untuk kelangsungan keturunannya. Perusahaan ini berhasil memberikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian negara. Meski bukan di bidang entertainment, namun nama perusahaan beserta jajarannya lebih terkenal dari seorang publik figur.
Tak ayal kekuasan yang bergelimangan harta begitu pula citra yang disegani dan dihormati membuat pemilik perusahaan tersebut — yakni Shimizu Akari selalu dalam perbincangan. Pertanyaan akan siapa yang layak mewarisi perusahaannya. Begitu banyak opsi pemaris lain bertebaran setelah kegagalan calon pewaris terdahulu. Anak pertamanya, Shimizu Ares Aegis yang digadang-gadang akan mewarisi tahta sang Ayah telah terenggut oleh kematian. Hingga saat ini opsi itu ada tiga yang menjadi kandidat dugaan.
Opsi pertama yang paling kuat tertuju pada cucunya yang merupakan darah daging pewaris sebelumnya, Shimizu Lumi Aegis. Putra semata wayang dari mendiang Shimizu Ares Aegis dengan seorang wanita cantik keturunan eropa, Hera atau Shimizu Hera Aegis. Bukan hanya sekedar darah terwaris, tapi kepintaran, kecakapan, ketampanan fisik, dan citranya telah banyak dalam gunjingan saat dia masih kecil.
Opsi kedua jatuh pada darah dagingnya sendiri — anak keduanya, Shimizu Leta Titania yang sekarang menjabat sebagai Direktur Utama Shimizu Mall. Bahkan tanggung jawabnya bertambah dengan Shimizu Technology dan Shimizu Fashion berasa dalam tangannya. Kesan awet muda merupakan julukannya, cantiknya yang paripurna itu tidak pernah termakan usia. Mata yang tajam dengan wajah tegas adalah titik segan, saat seseorang melihat wajahnya.
Opsi terakhir jatuh pada anaknya yang ketiga, Shimizu Hema Akari, seorang dokter bedah saraf ternama. Kecakapannya dalam ahli medis sudah tidak diragukan lagi. Cepat dan tanggap, semua pasiennya tertangani begitu baik. Keberanian, ketahanan dan perlindungan — serta kulitnya yang tan, menjadikannya dijuluki sebagai beruang grizzly/ beruang coklat. Lalu dari tiga opsi itu terselip opsi lain dalam sebuah kata 'kemungkinan'. Anak kembar fraternal atau dizigotik dari Leta dengan Piter Themis yakni, Shimizu Arguro Themis dan Shimizu Artemis Titania. Kelahiran yang berbeda empat tahun setelah Lumi lahir. Itu menjadi kemungkinan Akari akan memberikannya pada mereka.
Shimizu Akari menikah dengan wanita cantik keturunan Yunani yaitu Aphrodite atau Shimizu Aphrodite. Ketika Hema menginjak usia 9 tahun, Aphrodite meninggal akibat penyakit leukimia yang dideritanya. Masih terekam jelas bagaimana penyakit itu menggerogoti tubuh ibunya. Kepergian Aphrodite membawa awan mendung bagi keluarga Shimizu. Cinta dan kelembutan dari Aphrodite hilang bersama jasadnya. Akari tenggelam dalam kesedihan, butuh waktu lama bagi Akari untuk mengikhlaskan Aphrodite.
Waktu berjalan begitu cepat, Akari tetap menjadi seorang Ayah yang sibuk dalam dunia kerjanya. Sepeninggal Aphrodite dia tidak mau menikah lagi. Baginya Aphrodite adalah satu-satunya cinta sejati miliknya. Dalam waktu yang berjalan, Akari melupakan sesuatu dia memanglah sukses dalam bertanggung jawab dan mencari nafkah sebagai seorang Ayah. Namun dia melupakan kasih lembut dan cinta yang harus dia berikan kepada tiga anaknya.
Dimana ketiga anaknya harus memperkuat dirinya masing-masing. Terutama saat kepemilikan perusahaan jatuh kepada anak pertama Shimizu Ares, yang membuat Shimizu Leta marah. Leta merasa bahwa perusahaan lebih pantas didapatkan olehnya. Karena Leta lah yang sudah banyak mengabdi pada perusahaan. Hubungan keluarga yang sudah rapuh sejak awal, kini sudah lebur tak tersisa. Kesalahpahaman dan kebencian mendarah daging membentuk gumpalan besar. Ares, Leta dan juga Hema selama waktu yang berjalan mereka membentuk benteng menara yang kokoh untuk mempertahankan diri mereka dalam kewarasan.
Dan disinilah mereka sekarang berkumpul dalam satu meja. Ruang makan ini bertema kerajaan namun tetap modern. Lampu gantung tergantung tepat di tengah meja makan. Di bagian kanan terdapat fasad kaca besar mengarah ke kolam berenang yang cukup luas. Sedangkan dibagian kiri tepat di dekat jalan masuk aquarium besar dan panjang membentang bertengger pada dinding. Ikan didalam cukuplah bervariasi dan juga berwarna. Hiasan ala dibawah laut menghiasi dalam aquarium. Ruang makan ini tidak berubah begitu juga dengan isinya.
Lumi mulai sedikit bosan, suasana dalam ruangan ini tidaklah familiar bagi Lumi. Suasana yang sangat biasa dan suram. Tidak ada kehangatan yang menyelimuti ruangan ini. Hening begitu memenuhi ruangan ini. Hanya sedikit bunyi alat makan yang terdengar.
"Kakek ini hadiah untuk Kakek dari kami." Arguro dan Artemis tersenyum sambil menyodorkan sebuah bingkisan berwarna hijau tua.
Suara itu memecahkan keheningan di sela makan yang suram. Semua orang di sana kini memperhatikan mereka.
"Terima kasih cucu kembar Kakek." Tangannya kini melepaskan sendok dan garpu beralih memegang bingkisan dari cucu kembarnya.
Pasti namun perlahan bingkisan itu terbuka. Bentangan kain wol biru tua terlihat begitu hangat. Kakek tersenyum hangat melihat syal pemberian cucunya. Senyum yang Kakek berikan membuat Arguro dan Artemis tersenyum lega begitu juga dengan yang lain, kecuali Lumi. Lumi sedari awal tidak memperhatikan, Dia acuh dan tetap melanjutkan makan.
"Itu hadiah untuk Kakek karena telah membelikan kami ice cream," ungkap Artemis manja pada Kakek. Kakek hanya tertawa geli melihat tingkah mengemaskan dari Artemis.
"Lain kali Kakek akan membelikan yang banyak untuk kamu." Gemas Akari mencubit pelan pipi cucu perempuannya.
"Kami memberikan ini karena Kakek bulan depan akan beristirahat di mansion Kakek di Jepang. Di sana pasti dingin karena sedang musim dingin," ungkap Arguro lembut.
"Leta, kamu berhasil mendidik anakmu dengan baik." Senyum Leta terukir, sang suami pun mengusap lembut bangga pundak Leta.
Kakek meletakkan kembali Syal itu ke dalam bingkisan dan menyuruh pelayan untuk menyimpan di kamarnya. Kini sorot mata Kakek mengarah pada Lumi, Lumi yang acuh dan tetap dingin membuat Kakek sedikit kecewa. Lalu dia memanggil pelayan kembali untuk mengambil sesuatu.
Pelayan tadi kembali dengan satu botol Red Wine dan satu set gelas Burgundy. Gelas Burgundy bentuknya seperti balon dengan mangkuk yang lebar dan tepinya sedikit meruncing atau tipis. Kakek memberikan isyarat kepada pelayan tersebut untuk segera membagi gelas tersebut. Satu persatu gelas tersebut di tempatkan di samping mereka, begitu juga Red Wine yang dituangkan ikut mengiringi.
"Arguro dan Artemis, Kakek bangga pada kalian karena sudah diterima di Universitas terbaik." Kemudian tangan Kakek mulai megang bagian tangkai gelas, di antara ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Gelas wine pun terangkat mengudara.
"Bersulang untuk Arguro dan Artemis." Arguro dan Artemis tersenyum dengan perlahan mereka memegang gelas wine tersebut dan lalu mendentingkannya pada gelas Kakek.
"Bersulang."
Denting suara gelas Kakek dan juga Arguro begitu renyah terdengar. Begitu halnya dengan Artemis. Untuk bagian mendentingkan tidak semua mengikuti, cukup yang terdekat saja dari kursi. Karena bangku Arguro dan Artemis berada di sebelah Kakek tepatnya di bagian kiri, diikuti oleh ibunya dan juga ayahnya. Lalu di sebelah kanan Kakek, Lumi dan Hema duduk. Untuk yang lain hanya mengangkatnya saja.
Lumi yang awalnya acuh tapi untuk bagian ini dia ikut bersulang, karena wine yang cukup mahal dan sangat disayangkan jika terlewatkan dalam benak Lumi. Gelas yang cekung itu memerangkap wangi wine yang menggoda. Ketika gelas itu menyentuh bibir harum yang begitu lembut menyambut hidung Lumi dan aroma itu menyebar kebagian langit-langit mulut. Setidaknya ada sedikit rasa senang dalam acara ini.
Kakek melirik ke arah Lumi senyum tipis terulas. Kakek tahu bahwa Lumi tidak bisa menolak itu. Setelah perayaan Arguro dan Artemis kini giliran Lumi.
"Dan untukmu Nak, Lumi cucuku 6 bulan yang lalu telah lulus dengan nilai terbaik, —" Lumi sedikit terkejut dan melihat kearah Kakek. "Maka dari itu, ayo bersulang." Sambutan gelas Kakek tersodor pada Lumi.
Lumi terdiam sejenak, setelah itu barulah dia menyambut gelas Kakek. Denting itu kembali terdengar diikuti ucapan bersulang yang lain pada Lumi, kecuali bibinya Leta, dia langsung menyesap semua wine dalam gelasnya dengan kasar. Lumi yang melihat itu, hanya menyeringai tergelitik. Lumi sudah mengira pasti Bibi tidak menyukai hal itu.
.
.
.
.
.
Makan malam pun selesai, mereka kini sedang membenahi diri mereka masing-masing. Meja makan kini sudah kosong dan bersih hanya ada hiasan bunga ditengah meja. Setelah membenahi diri, kini Kakek mulai memandang serius. Diakhir acara makan malam pasti ada hal yang akan di sampaikan oleh Kakek. Acara makan malam ini hanyalah tajuk kebohongan.
"Kalian pasti penasaran kenapa hari ini Kakek memanggil kalian semua." Mereka semua terdiam dan saling melirik. Tentu saja mereka penasaran karena inti dari pertemuan ini barulah di mulai.
"Kakek sudah memikirkan dengan matang hal ini, lalu..." Kakek merangkap kedua tangannya dan meremas secara bersamaan.
"Lalu Kakek juga sudah mengadakan rapat besar seminggu yang lalu." Tangan Leta mulai mengepal, amarah kini mulai menyapa dirinya. Sambil tertunduk dengan mata biru safir yang menyala amarah namun penuh khawatir. Dia mencoba menahan amarahnya.
"Para dewan dan juga pemegang saham, begitu juga pimpinan perusahaan sudah setuju dengan hal ini."
"Ini tidak adil bagaimana ayah mengadakan rapat tanpa Leta tahu," potong Leta menyela pembicaraan ayahnya yang tidak ingin dia dengar.
Kakek hanya menghelakan nafas panjang. "Leta kau memanglah direktur utama tapi, apa pun keputusanmu tidak akan membuat Kakek menyetujuinya." Sambaran petir menyambar kepala Leta. Matanya terkejut dan amarahnya mulai tak terbendung. Satu gebrakan meja membuat yang lain terkejut.
Suasana menegang dalam ruangan itu. Piter mencoba menenangkan Leta begitu juga anaknya. Seperti biasa Lumi tidak menghiraukan hal itu. Tatapan Lumi tetap datar dan dingin. Lumi sudah biasa melihat bibinya tantrum. Pasti hal ini menyangkut kepemimpinan. Itu lah sebabnya Lumi tidak suka acara makan keluarganya.
Lumi mulai sedikit penasaran apakah Leta akan di singkirkan dari tempat tinggi itu. Karena setelah Shimizu Ares, Ayah Lumi meninggal posisi Direktur Utama Perusahaan Shimizu Technology bibinya lah yang mengisi kekosongan. Padahal pada saat itu dia memegang sebagai Direktur Utama Shimizu Mall dan Shimizu Fashion. Sampai saat ini dia memegang 3 perusahaan ditangannya.
Lumi bertanya-tanya apa yang dipikirkan oleh Kakek. Mungkinkah Kakek ingin Paman Hema yang mengambil alih.
Lumi kemudian melirik pamannya. Terlihat jelas pamannya tidak tertarik dalam hal itu bahkan itu bukan keahlian dia.
Haaah ~, Lumi hanya bisa menghela nafas bagaimana dia bisa tenggelam dalam hal itu.
"Itu bukan urusanku, aku tidak peduli siapa yang akan memimpin. Aku hanya ingin pulang sekarang. "
"Tidak! Ayah tidak bisa memberikannya pada dia!" Jari itu menunjuk kearah Lumi.
"Apa maksudnya ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Tini Timmy
namanya belibet kali ya kak😭🤣
2025-02-27
1
〈⎳ FT. Zira
otakku loading lama mengingat nama/Facepalm//Facepalm//Facepalm/.. apakah karena ini pengaruh usia.. astagaa/Facepalm//Facepalm/
2025-02-22
1
Tini Timmy
kak izin koreksi, ini jadi 2 atau 3 paragraf ya
2025-02-27
1