BAB 1 - Warm to Dark

3 tahun yang lalu.

"Pagi Tuan. Hari ini Tuan memiliki jadwal untuk makan malam keluarga," ucap seorang pria paruh baya yang tak lain adalah asisten pribadinya atau wakil kepala pelayan di rumahnya.

"Jam berapa?" tanya pria berpakaian santai yang sedang duduk menikmati sarapan.

"Tepatnya jam 7 malam," jawab sang asisten.

Pria itu hanya memicingkan matanya dan kembali menyantap makanannya tanpa bertanya lebih lanjut lagi.

"Jadi untuk hari ini Tuan harus mengosongkan jadwal Tuan," saran sang asisten meskipun selalu diabaikan.

Makanan yang begitu lezat mulai terasa hambar karena perasaan yang turun drastis. Pria berwajah dingin dan datar itu mulai menghentikan kegiatannya. Bibirnya yang tebal dan seksi menghembuskan nafas kasar.

"Tentu saja Pak Diar saya akan meluangkan waktu saya yang sangat tidak bermanfaat bukan?" Senyum sinis itu terlontar begitu saja.

"Apakah ini masalah tentang diriku yang selalu melakukan hal tidak berguna?" imbuhnya, lalu melanjutkan kegiatannya kembali.

Pak Diar hanya bisa terdiam dan merasa canggung dengan apa yang di ucapkan tuannya. Tapi sebagai pelayan yang sudah menjaga tuannya sejak kecil, dia menyikapi dengan sangat bijaksana. Layaknya father material.

"Untuk itu saya tidak tahu, tapi Tuan pasti bisa menebaknya." Seringai tipis terlihat pada wajah tegas pria tersebut.

Tanpa menghabiskan sarapannya pria itu langsung pergi meninggalkan meja makan. Sebelum pergi dia berbalik pada Pak Diar.

"Kalau begitu hari ini aku akan bermain lebih awal," ucapnya dengan mata biru yang tersenyum seraya meninggalkan Pak Diar.Tak lupa lambaian tangannya. Pak Diar hanya bisa menghela nafas ringan. Lalu memerintahkan para pelayan untuk membersihkan meja makan.

.

.

.

"Waaah bukankah cuacanya begitu bagus," ungkap pria tersebut sambil melihat langit yang begitu cerah.

"Haruskah kubeli es krim? Tentu saja Lumi." Senyuman nakal diiring pekikan ketawa Lumi pergi bergegas ke garasi untuk mengendarai mobilnya.

"Let's Go!" Lumi pun melaju dengan mobil sport putih kesayangannya.

......................

Matahari tepat berada di atas puncak. Panas menyengat terasa mengenai kulit. Keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Mereka begitu cekatan dan aktif bergerak. Lemparan demi lemparan terus menghantam ring basket. Ada sekitar enam orang disana termasuk Lumi. Tim dibagi menjadi 2 yang berisikan 3 orang.

"Lumi lempar kesini!" Lumi pun melempar bola tersebut dengan sigap.

Teriakan para wanita mulai terdengar keras dibandingkan beberapa menit yang lalu. Kerumunan ini mulai mengerumuni mereka karena rasa ketertarikan mereka akan mata yang merasa begitu tercuci begitu bersih. Mereka yang hanya berjalan-jalan di taman tiba-tiba melihat sesuatu yang memanjakan mata dan tentu juga hati mereka, dengan sigap mengerubungi enam pria tampan yang sedang bermain basket.

Tinggi badan yang semampai dan tubuhnya yang atletis membuat para kaum hawa menjerit. Di tambah satu pria yang paling menonjol di antara mereka, yaitu Lumi.

Lumi merupakan perbincangan topik yang pertama ketika mereka menonton permainan bola basket.

Keringat yang melewati pipi Lumi begitu tampan dilihat. Apalagi raut wajahnya yang begitu menikmati bermain basket begitu indah dilihat. Rambut yang basah dan tidak karuan tidak mengurangi ketampanannya. Terlihat sexy. Apalagi bajunya yang basah akibat keringat menambah aura panas yang menggoda. Hingga antusiasme dan hati yang berdebar-debar dirasakan para wanita tersebut. Sampai ada yang tersipu melihatnya. Begitu meleleh para wanita tersebut oleh permainan pria-pria tersebut.

Prrriiiiiiit....

Alarm waktu dari ponsel berbunyi, waktu habis. Tim Lumi menang. Lumi dan tim besorak gembira. Para wanita pun bertepuk tangan.

"Ayo istirahat sebentar, kita beli minum!" ungkap salah satu teman Lumi.

"Siap Bos! Ayo!" sahut teman Lumi yang lain.

Saat mereka berdua hendak pergi, tiba-tiba wanita yang menonton dari tadi sedikit demi sedikit menghampiri mereka.

"Kak, tolong ambil minumannya." Minuman itu tersodor dari masing-masing tangan tiga wanita tersebut.

"Oh terima kasih. Kami terima dengan senang hati." Senyum hangat mereka tunjukan pada tiga wanita tersebut. Wanita tersebut hanya berteriak kegirangan.

"Selamat tinggal! Kalian semua tampan!" puji keras beberapa wanita tersebut sembari pergi meninggalkan mereka.

Ternyata tidak hanya mereka tapi masih ada yang lain yang menunggu mereka. Wanita dengan minuman ditangan mereka siap menghujani mereka. Lumi dan teman yang lainnya hanya bisa tersenyum canggung dan tidak bisa berkata-kata.

.

.

.

.

"Terima kasih." Tangan Lumi menerima hangat minuman itu.

"Itu yang terakhir sepertinya," sahut teman Lumi.

"Iya nih." Lumi menghampiri temannya dan menaruh minuman itu dengan minuman yang lain.

Beberapa menit berlalu, puluhan minuman terpampang di lapangan. Kata terima kasih tak terhitung keluar dari mulut mereka.

"LARRRISSS MANIIIIS! Makasih anak muda sudah bermain disini!" Teriak sang pedagang minuman akan jualannya yang habis terjual. Puluhan uang yang membentuk kipas itu dia kibas-kibas, menikmati hasil jualannya seraya meninggalkan taman.

Lumi dan teman-temannya hanya saling melirik melihat pedagang itu mulai pergi menjauh dengan raut wajah bahagia.

"SEMOGA SUKSES SELALU!" teriak Hans sambil melambai.

"Waaaah.... bisa kembung kita kalau begini," celetuk salah satu teman Lumi melihat botol minum yang berjejer dipermukaan lapangan.

"Iya bisa kembung tinggal lo tambahin ikan jadi akuarium diperut lo," canda Lumi diiringi tawa teman yang lain.

"Segini banyak mau di apain?"

"Di jual aja," ujar Yuri.

"Ya sudah, lu yang jual gue siapin topi sama kotak buat lu keliling nanti kasih ke gua setorannya."

"Enak di lu gak enak di gue sialan lu," tukas Yuri.

"Tapi kita minum sebanyak ini gak jadi mermaid kan?"

"Alaaaah kaki lu buluk!" sahut mereka bersamaan sambil tertawa dan melempar botol minum kearah Hans.

"Kalau Dugong cocok sih hahahaha.... " Jari tengah muncul akibatnya.

"Bawa aja sebagian," saran Lumi pada teman-teman.

Mereka menyetujui saran tersebut dan mulai mengambil satu per satu. Kecuali Lumi, Lumi hanya meminum 2 dan tidak ikut mengambil.

"Lu gak mau bawa satu Mimi?" Satu tepukan keras melayang pada Yuri yang membuatnya kesakitan.

"Berhenti sebut gue Mimi!" Lumi mulai merangkul keras leher Yuri yang membuat dia sesak nafas. Teman yang lain hanya tertawa melihatnya.

"Setidaknya ambil satu lah ....." Ada jeda dalam kalimatnya, diraih lah tangan kiri Lumi yang membuat kekangannya lepas pada Yuri. "Lulu Hahahaha...." Dikta pun segera menjauh dari Lumi yang mulai mengamuk dan mengincar dirinya.

Tawa bahagia dengan kehangatan yang mengalir begitu alami tak ternilai kenangannya. Panasnya matahari dengan langit biru yang begitu terang begitu menyilaukan. Silau itu menyinari mereka yang membuat silau itu indah dan menyatu dengan suasana mereka.

Waktu berlalu begitu cepat, Pak Diar sudah menanti Lumi dari kejauhan. Lumi mengetahui hal itu. Melihat Pak Diar dari sebrang taman, teman Lumi langsung mengerti. Lumi pun bergegas berpamitan dan segera pergi untuk acara makan malam keluarga.

...Dinner yang tidak menyenangkan....

Terpopuler

Comments

florenna

florenna

emang ya kalo ngeliat cowok2 ganteng tuh bawaannya excited hahahaha

2025-03-02

1

Diana (ig Diana_didi1324)

Diana (ig Diana_didi1324)

wkwkwk ngakak bacanya, kalau jadi marmide bneran gmn ya? ada2 aja

2025-02-20

1

Author15🦋

Author15🦋

waduh waduh gak dosa ni gue bayaginnya wkwk

2025-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 - Warm to Dark
3 Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4 BAB 3 - Dark Begin
5 BAB 4 - Kekacauan
6 BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7 BAB 6 - Sesuatu yang asing
8 BAB 7 - Sial
9 BAB 8 - Fight
10 BAB 9 - Tawaran
11 BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12 BAB 11 - Kerja hari pertama
13 BAB 12 - Tentangnya
14 BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15 BAB 14 - The Real Darkness
16 BAB 15 - Rencana
17 BAB 16 - Rencana Gagal
18 BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19 BAB 18 - Caddy Golf
20 BAB 19 - First
21 BAB 20 - Arum Dalu
22 BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23 BAB 22 - Gerimis Cerah
24 BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25 BAB 24 - Genggaman pelipur
26 BAB 25 - Rest
27 BAB 26 - Berkunjung
28 BAB 27 - Masalah
29 BAB 28 - Gaslighting
30 BAB 29 - Tak terkendali
31 BAB 30 - Neck
32 BAB 31 - Know
33 BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34 BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35 BAB 34 - Gosip
36 BAB 35 - Garis Pertemanan
37 BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38 BAB 37 - Masalah Selesai
39 BAB 38 - Cross the Line
40 BAB 39 - Membangun Chemistry
41 BAB 40 - Something
42 BAB 41 - Something part.1
43 BAB 42 - Penempatan
44 BAB 43 - Meeting : Replacement
45 BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46 BAB 45 - Persikukuh
47 BAB 46 - Dream memories
48 BAB 47 - Konferensi Pers
49 BAB 48 - Bertambah
50 BAB 49 - Rekaman CCTV
51 BAB 50 - Temperature Embarrassed
52 BAB 51 - Memastikan
53 BAB 52 - Hema
54 BAB 53 - Budak Tawanan
55 BAB 54 - Ayo bermain!
56 BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57 BAB 56 - Mudah
58 BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59 BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60 BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61 BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62 BAB 61 - Pengabaian
63 BAB 62 - Ajakan
64 BAB 63 - Menghilang
65 BAB 64 - Mie pedas
66 BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67 BAB 66 - Tidak Terduga
68 BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69 BAB 68 - Kelajuan penuh
70 BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71 BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72 BAB 71 - Keinginan
73 BAB 72 - Tidaklah Penting
74 BAB 73 - Patuh
75 BAB 74 - Panic Attack
76 BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77 BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78 BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79 BAB 78 - Pesan Terakhir
80 79 - Umpan
81 BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82 BAB 81 - Tenggelam
83 BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84 BAB 83 - Irasional & Cemburu
85 BAB 84 - New in their Hearts
86 BAB 85 - Sama dan Mimpi
87 BAB 86 - Kencan?
88 BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89 BAB 88 - Nevermind
90 BAB 89 - Kualifikasi
91 BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92 BAB 91 - Terbiasa
93 BAB 92 - Pulang
94 BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95 BAB 94 - Bimbang akan Fakta
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 - Warm to Dark
3
Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4
BAB 3 - Dark Begin
5
BAB 4 - Kekacauan
6
BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7
BAB 6 - Sesuatu yang asing
8
BAB 7 - Sial
9
BAB 8 - Fight
10
BAB 9 - Tawaran
11
BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12
BAB 11 - Kerja hari pertama
13
BAB 12 - Tentangnya
14
BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15
BAB 14 - The Real Darkness
16
BAB 15 - Rencana
17
BAB 16 - Rencana Gagal
18
BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19
BAB 18 - Caddy Golf
20
BAB 19 - First
21
BAB 20 - Arum Dalu
22
BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23
BAB 22 - Gerimis Cerah
24
BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25
BAB 24 - Genggaman pelipur
26
BAB 25 - Rest
27
BAB 26 - Berkunjung
28
BAB 27 - Masalah
29
BAB 28 - Gaslighting
30
BAB 29 - Tak terkendali
31
BAB 30 - Neck
32
BAB 31 - Know
33
BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34
BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35
BAB 34 - Gosip
36
BAB 35 - Garis Pertemanan
37
BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38
BAB 37 - Masalah Selesai
39
BAB 38 - Cross the Line
40
BAB 39 - Membangun Chemistry
41
BAB 40 - Something
42
BAB 41 - Something part.1
43
BAB 42 - Penempatan
44
BAB 43 - Meeting : Replacement
45
BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46
BAB 45 - Persikukuh
47
BAB 46 - Dream memories
48
BAB 47 - Konferensi Pers
49
BAB 48 - Bertambah
50
BAB 49 - Rekaman CCTV
51
BAB 50 - Temperature Embarrassed
52
BAB 51 - Memastikan
53
BAB 52 - Hema
54
BAB 53 - Budak Tawanan
55
BAB 54 - Ayo bermain!
56
BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57
BAB 56 - Mudah
58
BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59
BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60
BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61
BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62
BAB 61 - Pengabaian
63
BAB 62 - Ajakan
64
BAB 63 - Menghilang
65
BAB 64 - Mie pedas
66
BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67
BAB 66 - Tidak Terduga
68
BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69
BAB 68 - Kelajuan penuh
70
BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71
BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72
BAB 71 - Keinginan
73
BAB 72 - Tidaklah Penting
74
BAB 73 - Patuh
75
BAB 74 - Panic Attack
76
BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77
BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78
BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79
BAB 78 - Pesan Terakhir
80
79 - Umpan
81
BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82
BAB 81 - Tenggelam
83
BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84
BAB 83 - Irasional & Cemburu
85
BAB 84 - New in their Hearts
86
BAB 85 - Sama dan Mimpi
87
BAB 86 - Kencan?
88
BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89
BAB 88 - Nevermind
90
BAB 89 - Kualifikasi
91
BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92
BAB 91 - Terbiasa
93
BAB 92 - Pulang
94
BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95
BAB 94 - Bimbang akan Fakta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!