BAB 9 - Tawaran

Alis itu terlihat mengernyit, kerutan tipis terlihat pada dahinya. Kelopak matanya sedikit mengerjap dari tidur pulasnya. Sesuatu yang mengganggu tidurnya membuat dia terpaksa membuka matanya. Kelopak yang begitu halus dengan bulu matanya yang jentik seperti bunga merak perlahan mulai terbuka.

Silau sinar matahari yang menembus jendela di samping kasur menyambut penglihatan Lana. Silau yang mengganggu tidurnya yang begitu pulas. Mata Lana sedikit mengecilkan matanya akibat silau tersebut. Silau tersebut mencoba Lana tahan dengan telapak tangannya yang memberikan bayangan teduh pada pandangannya. Nyawa Lana masih belum terkumpul sepenuhnya. Lana masih terbawa rasa kantuk.

"Waah kasurnya empuk sekali...." Lana kembali menenggelamkan dirinya ke dalam kasur. Wajah Lana kini mulai mengelus bantal dan memeluk guling di sampingnya.

"Akh lembutnya." Satu hirupan harum pelembut pakaian menyambut indra penciuman Lana.

"Hmmmm harum." Lana kembali tertidur.

Seperkian detik Lana masih tertidur, satu menit kemudian Lana terbangun. Sesuatu yang mengganjal dan tidak lazim mulai terbesit dalam benak Lana. Matanya terkejut, dia baru menyadari bahwa dirinya berada di tempat lain. Lana baru teringat kejadian kemarin malam. Secara tergesa Lana mengedarkan pandangannya. Kamar ini begitu luas, luasnya melebihi kontrakan yang Lana tinggali. Furniture yang menghiasi berbahan kayu namun tetap modern. Di bagian kiri ada jendela yang begitu besar dekat rak buku.

Lana mulai bangkit dari tidurnya penuh rasa penasaran. Langkah kakinya begitu pelan seraya menyidik seisi ruangan. Seketika mata Lana begitu tertegun melihat jendela besar dengan seberkas cahaya kuning yang menembus beningnya kaca. Merasa begitu terpanggil tanpa Lana sadari dia menghampiri jendela tersebut. Seberkas cahaya itu mulai menyentuh kulit Lana yang putih dan lembut. Kehangatan mulai Lana rasakan menjalar pada tubuhnya disetiap cahaya yang mulai menerangi Lana.

Mata yang menelaah setiap inci rupa jendela mulai tertuju pada kunci jendela. Lana pun membuka jendela tersebut. Udara segar kini masuk menerpa wajah Lana. Cahaya matahari begitu cerah terlihat menerangi langit biru. Mata hijau coklat keemasan bersinar berbinar-binar saat cahaya itu lebih terang menerpa wajahnya. Pemandangan taman yang luas memanjakan mata Lana sekarang. Buaian angin membuat matanya seketika mulai terpejam, udara segar masuk menyeruak dalam hidung Lana. Senyum tipis dan hangat terulas pada wajah mungil Lana. Lana terhanyut suasana.

Kicauan burung kecil membuat Lana sedikit terperanjat, mata Lana kembali terbuka lebar. Mata almond Lana yang berkilau menjamah taman tersebut. Hingga perhatian Lana teralihkan. Lengan Lana sudah terbalut perban putih, kini baju yang dia kenakan bukanlah miliknya. Seketika Lana mulai memegang sekujur tubuhnya seperti mencari kehilangan sesuatu.

Pintu kamar terbuka, deritnya begitu halus terdengar Lana segera memalingkan wajahnya ke arah pintu. Tangan Lana terhenti menjamah, seseorang mencoba masuk. Mata Lana kini mulai menangkap sosok tersebut. Rambut hitamnya tersanggul rapih, dia mengenakan dress coat berwarna hitam dengan warna putih dibagian pinggir kerah. Wanita paruh baya itu terlihat elegan dan berwibawa.

"Syukurlah nona sudah sadar." Senyum hangat dia tunjukkan sambil berjalan menghampiri Lana.

Lana sedikit terdiam, namun setelah wanita itu mendekat, Lana membungkuk canggung dan memberi salam.

"Apakah Ibu baik-baik saja?" Mata Lana celingukan mencari luka pada Wanita itu.

"Ibu baik-baik saja," ungkapnya sambil meraih tangan Lana. Senyum tipis lega, Lana mendengar hal itu.

"Saya juga sudah merasa lebih baik."

"Kalau begitu, sebelum pergi sarapan lah terlebih dahulu," tawarnya pada Lana. Lana yang ingin menolak tapi terlanjur tangan Lana sudah ditarik. Lana pasrah dan ikut sarapan.

Saat keluar dari kamar, alangkah terkejutnya rumah ini begitu besar dan juga luas. Lana tak percaya bisa menginjakkan kaki di rumah sebesar ini.

"Lewat sini Nona." Lana mengangguk seraya mengikuti wanita itu sambil terkagum-kagum dengan seisi rumah tersebut.

Hingga sampai Lana di ruang makan. Disana Lana lebih tercengang, mejanya begitu besar 2 lampu gantung mewah tergantung di atas meja makan. Ditengah ada sedikit hiasan bunga sebagai pemanis.

"Ini lagi masuk film kah?" gumam Lana pelan, matanya masih terperangah melihat kemewahan rumah tersebut.

"Mari duduk Nona." Keterperangahan Lana seketika lenyap suara itu membuyarkannya dengan canggung Lana mengangguk dan segera menuju meja makan.

"Permisi, tolong panggil saja Lana."

"Nama saya Lana Persephone. Jangan panggil Nona," pinta Lana halus pada wanita itu.

Wanita itu tersenyum sopan. "Baiklah nak Lana, nama saya Sri Rahayu. Kamu bisa panggil saya Bu Sri."

Lana membalas dengan senyum sopan dan hangat.

Para pelayan kini mulai menyajikan makanan. Kelap-kelip pada mata Lana begitu berkilau, air liur sudah tidak terkendali. Tenggorokannya mulai menelan air liurnya. Makanan yang lezat terhidang begitu banyak dan mengunggah selera. Lana rasa ini adalah balasan dari perbuatannya kemarin. Lana merasa bersyukur bertemu Bu Sri.

"Silahkan di makan." Lana dengan senang hati langsung menyantap makanan itu.

......................

Sarapan sudah selesai, kini Lana sudah mandi dan berganti pakaian yang dia kenakan kemarin. Pakaian Lana sepertinya sudah dicuci bersih dan aroma pelembut tercium harum di hidung Lana. Lana kini sedang berada di ruang tamu. Bu Sri sedang mengambil tas Lana. Sambil menunggu Lana berjalan-jalan menjelajahi area tamu. Mata Lana terfokus pada bingkai foto seorang pria. Wajahnya yang tegas dan begitu tampan membuat Lana terkagum-kagum. Dadanya yang bidang membuat Lana berpikir pasti tubuhnya idaman kaum hawa. Mata Lana mulai memperhatikan wajah pria tersebut. Struktur wajahnya begitu sempurna, hidungnya yang mancung, matanya yang tajam tapi terkesan lembut. Mata Lana mulai menurun, pikiran Lana terputus dari sekitar. Seketika sesuatu datang menghampiri ingatan Lana.

Bu Sri yang melihat Lana melamun segera menepuk pundaknya. Lana terkejut pelan. Bu Sri menyodorkan tas milik Lana.

"Akh terima kasih." Bu Sri tersenyum dan terbesit sesuatu dalam pikirannya.

"Lana apa kau mau bekerja di sini?"

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

tanpa main jaim jaiman ya🤭🤭

2025-03-01

1

Diana (ig Diana_didi1324)

Diana (ig Diana_didi1324)

enak ya kalau punya rumh sebesar itu + ada playannya berasa kaya tuan putri aja🤣 btw lana ditawarin kerja? jadi apa ya masak jadi ART disana

2025-02-22

1

MN.Aini

MN.Aini

thor ini rumah Lumi kah? wanita paruh baya tadi jangan-jangan bu sri?

2025-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 - Warm to Dark
3 Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4 BAB 3 - Dark Begin
5 BAB 4 - Kekacauan
6 BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7 BAB 6 - Sesuatu yang asing
8 BAB 7 - Sial
9 BAB 8 - Fight
10 BAB 9 - Tawaran
11 BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12 BAB 11 - Kerja hari pertama
13 BAB 12 - Tentangnya
14 BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15 BAB 14 - The Real Darkness
16 BAB 15 - Rencana
17 BAB 16 - Rencana Gagal
18 BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19 BAB 18 - Caddy Golf
20 BAB 19 - First
21 BAB 20 - Arum Dalu
22 BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23 BAB 22 - Gerimis Cerah
24 BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25 BAB 24 - Genggaman pelipur
26 BAB 25 - Rest
27 BAB 26 - Berkunjung
28 BAB 27 - Masalah
29 BAB 28 - Gaslighting
30 BAB 29 - Tak terkendali
31 BAB 30 - Neck
32 BAB 31 - Know
33 BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34 BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35 BAB 34 - Gosip
36 BAB 35 - Garis Pertemanan
37 BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38 BAB 37 - Masalah Selesai
39 BAB 38 - Cross the Line
40 BAB 39 - Membangun Chemistry
41 BAB 40 - Something
42 BAB 41 - Something part.1
43 BAB 42 - Penempatan
44 BAB 43 - Meeting : Replacement
45 BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46 BAB 45 - Persikukuh
47 BAB 46 - Dream memories
48 BAB 47 - Konferensi Pers
49 BAB 48 - Bertambah
50 BAB 49 - Rekaman CCTV
51 BAB 50 - Temperature Embarrassed
52 BAB 51 - Memastikan
53 BAB 52 - Hema
54 BAB 53 - Budak Tawanan
55 BAB 54 - Ayo bermain!
56 BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57 BAB 56 - Mudah
58 BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59 BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60 BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61 BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62 BAB 61 - Pengabaian
63 BAB 62 - Ajakan
64 BAB 63 - Menghilang
65 BAB 64 - Mie pedas
66 BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67 BAB 66 - Tidak Terduga
68 BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69 BAB 68 - Kelajuan penuh
70 BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71 BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72 BAB 71 - Keinginan
73 BAB 72 - Tidaklah Penting
74 BAB 73 - Patuh
75 BAB 74 - Panic Attack
76 BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77 BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78 BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79 BAB 78 - Pesan Terakhir
80 79 - Umpan
81 BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82 BAB 81 - Tenggelam
83 BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84 BAB 83 - Irasional & Cemburu
85 BAB 84 - New in their Hearts
86 BAB 85 - Sama dan Mimpi
87 BAB 86 - Kencan?
88 BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89 BAB 88 - Nevermind
90 BAB 89 - Kualifikasi
91 BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92 BAB 91 - Terbiasa
93 BAB 92 - Pulang
94 BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95 BAB 94 - Bimbang akan Fakta
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 - Warm to Dark
3
Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4
BAB 3 - Dark Begin
5
BAB 4 - Kekacauan
6
BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7
BAB 6 - Sesuatu yang asing
8
BAB 7 - Sial
9
BAB 8 - Fight
10
BAB 9 - Tawaran
11
BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12
BAB 11 - Kerja hari pertama
13
BAB 12 - Tentangnya
14
BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15
BAB 14 - The Real Darkness
16
BAB 15 - Rencana
17
BAB 16 - Rencana Gagal
18
BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19
BAB 18 - Caddy Golf
20
BAB 19 - First
21
BAB 20 - Arum Dalu
22
BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23
BAB 22 - Gerimis Cerah
24
BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25
BAB 24 - Genggaman pelipur
26
BAB 25 - Rest
27
BAB 26 - Berkunjung
28
BAB 27 - Masalah
29
BAB 28 - Gaslighting
30
BAB 29 - Tak terkendali
31
BAB 30 - Neck
32
BAB 31 - Know
33
BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34
BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35
BAB 34 - Gosip
36
BAB 35 - Garis Pertemanan
37
BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38
BAB 37 - Masalah Selesai
39
BAB 38 - Cross the Line
40
BAB 39 - Membangun Chemistry
41
BAB 40 - Something
42
BAB 41 - Something part.1
43
BAB 42 - Penempatan
44
BAB 43 - Meeting : Replacement
45
BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46
BAB 45 - Persikukuh
47
BAB 46 - Dream memories
48
BAB 47 - Konferensi Pers
49
BAB 48 - Bertambah
50
BAB 49 - Rekaman CCTV
51
BAB 50 - Temperature Embarrassed
52
BAB 51 - Memastikan
53
BAB 52 - Hema
54
BAB 53 - Budak Tawanan
55
BAB 54 - Ayo bermain!
56
BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57
BAB 56 - Mudah
58
BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59
BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60
BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61
BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62
BAB 61 - Pengabaian
63
BAB 62 - Ajakan
64
BAB 63 - Menghilang
65
BAB 64 - Mie pedas
66
BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67
BAB 66 - Tidak Terduga
68
BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69
BAB 68 - Kelajuan penuh
70
BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71
BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72
BAB 71 - Keinginan
73
BAB 72 - Tidaklah Penting
74
BAB 73 - Patuh
75
BAB 74 - Panic Attack
76
BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77
BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78
BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79
BAB 78 - Pesan Terakhir
80
79 - Umpan
81
BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82
BAB 81 - Tenggelam
83
BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84
BAB 83 - Irasional & Cemburu
85
BAB 84 - New in their Hearts
86
BAB 85 - Sama dan Mimpi
87
BAB 86 - Kencan?
88
BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89
BAB 88 - Nevermind
90
BAB 89 - Kualifikasi
91
BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92
BAB 91 - Terbiasa
93
BAB 92 - Pulang
94
BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95
BAB 94 - Bimbang akan Fakta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!