BAB 19 - First

Setelah selesai bermain golf. Mereka semua berkumpul untuk makan malam. Hidangan sudah tersaji dan tertata rapih. Tidak lupa wine memenuhi gelas mereka masing-masing. Disela makan mereka ada sedikit pembicaraan.

"Lumi dimana asistenmu?" tanya salah satu investor pada Lumi yang sedang menyantap hidangan.

"Dia sedang istirahat, di luar." Pak Smith membantu menjawab.

"Ah, sayang sekali. Aku ingin menuangkan anggur merah pada gelasnya." Pak Heru sedikit kecewa sambil meminum wine di gelasnya.

"Iya memang di sayangkan, dia tidak ada. Padahal senang rasanya ada yang manis menemani," respon salah satu pria lain yang membuat Lumi menghentikan kegiatannya.

Pria itu seumuran dengan Lumi. Namanya Seon Wooyeon. Anak tunggal pemilik Typson Hotel. Sekarang ada rumor mengatakan kepemilikan akan berpindah tangan padanya. Dia Pria yang ramah dan dapat bersosialisasi dengan cepat. Tak aneh jika dia memiliki begitu banyak teman. Tapi sisi buruk dari dia adalah, balap liar dan suka bermain cewek.

"Kau benar, dia begitu hebat dalam bekerja. Dia begitu cerdas dan cakap dalam memberikan jawaban," celetuk pria paruh baya lainnya.

"Kau benar Lumi hebat bisa mendapatkan asisten yang hampir memiliki nilai sempurna." Wooyeon menambahkan.

"Hampir, bukan itu nilai sempurna," sahut seseorang keheranan.

"Sempurna, kalau dia memiliki tubuh yang sexy." Wooyeon terkekeh sambil menghisap segelas wine.

"Kau benar-benar Nak, jangan seperti itu. Itu termasuk pelecehan." Pak Smith menasehati Wooyeon dengan nada bicara yang sedikit ada penekanan.

"Aku cuma bercanda Pak Smith. Lihatlah Lumi saja tidak menghiraukannya." Wooyeon kembali menghisap winenya. "Kalau begitu boleh dia kupinjam?"

Lumi yang acuh sedari tadi, mulai sedikit terganggu. Mata Lumi kini menatap tajam Wooyeon. Pak Smith yang duduk di samping Lumi merasakan ketidak sukaan Lumi pada Wooyeon.

"Dia wanita yang cerdas, cakap, perhatian dan juga dia tahan menghadapimu, and you treat her like trash. So —" Tangan Wooyeon kini menyangga dagunya di atas meja. Senyum palsu yang kekanak-kanakan itu dia tunjukkan pada Lumi. "Give her to me?"

Lumi mencoba merenggangkan ototnya yang tegang akan amarah yang dia tahan. Satu sesapan wine yang harumnya terhirup pada hidung Lumi.

"Sayangnya itu tidak bisa. She is mine." Tegas Lumi pada Wooyeon, mengklaim Lana adalah miliknya.

Wooyeon tersenyum tipis. "Aku kira kau tidak menyukainya, jadi akhirnya kau memiliki seseorang di sisimu." Wooyeon terkekeh kemudian kembali menyantap makanannya.

"Kau beruntung, Lana asistenmu sangatlah perhatian padamu. Kau mungkin tidak menyadarinya tapi kami mengetahui Lana yang begitu keras meberikan yang terbaik padamu," puji Pak Smith terhadap kepiawaian Lana bekerja.

Saat mereka berlarut dalam pertemuan mereka di dalam. Disisi lain Lana sedang menghisap sebatang rokok di pekarangan halaman belakang. Sesapan demi sesapan, asap keluar dari mulutnya. Lana menenangkan dirinya untuk menahan tangisnya. Kini setelah menghisap rokok rasanya lebih baik. Padahal dulu dia benci sekali asap rokok. Tapi lihatlah sekarang.

"Sebenarnya apa yang aku lakukan," gumam Lana di akhir hisapan rokoknya.

"Jadi kau disini." Suara pria terdengar dari arah samping Lana. Mata Lana melirik ke arah tersebut. Pria tinggi seumuran Lumi menghampiri Lana.

"Apakah masih ada yang tersisa?" Pria itu tersenyum ramah sambil mengacungkan dua jari tangannya.

Mata Lana sedikit terdiam dan menatap wajah pria itu. Dia mencoba menerka-nerka nama pria tersebut.

"Ah, Seon Wooyeon."

Lana kemudian mengeluarkan bungkus rokok pada sakunya. Bungkus yang terbuka itu hanya meninggalkan tiga batang. Wooyeon mengambil satu alhasil tinggal dua batang tersisa. Asap keluar dari mulut Wooyeon.

Suasana hening begitu tenang, suara angin berhembus terdengan samar. Dinginnya hembusan angin yang menerpa kulit mereka masih bisa ditahan.

Di saat yang sama Lumi pergi keluar untuk menghirup udara. Langkah Lumi terhenti, lalu mundur perlahan di balik tembok. Matanya menangkap Lana dan Wooyeon sedang merokok.

"Dia meroko," lirih Lumi sekaligus bingung kenapa dia harus bersembunyi. Karena sudah terlanjur, Lumi mau tak mau mendengarkan pembicaraan mereka.

"Bagaimana bekerja dengan Lumi? Apakah sulit?" Wooyeon memecah keheningan.

"Tidak terlalu," jawab Lana singkat.

Sebenarnya Lana moodnya hari ini buruk, dia enggan menjawab pertanyaan itu. Tapi bagaimana lagi dia berada di atas dirinya. Lana tidak ingin membuat masalah.

"Bukankah dia brengsek?"

"Dia selalu merasa dirinya paling pantas. Manusia sombong," ungkap Wooyeon dengan nada menyindir.

Sekilas kenangan buruk Lumi semasa sekolah terlintas begitu saja. Raut wajah Lumi begitu sedih. Dia mengingat bagaimana orang-orang beropini tentang dia. Padahal mereka tidak tahu yang sebenarnya.

"Dia seperti monster yang haus akan kekayaan. Lihat bagaimana dia mengambil alih semua perusahaan dan saudaranya pun tidak bisa mengambilnya. Bukankah itu rakus?" lanjut Wooyeon.

Lana merasa terganggu dengan ucapan Wooyeon. Lana merasa Wooyeon tidak pantas berkata seperti itu. Asap mengepul keluar dari mulut Lana.

"Ini tidak menyenangkan lagi," gumam Lana membuang rokok tersebut. Tidak lupa iya menginjak bagian ujung yang terbakar.

"Entahlah dia rakus atau tidak. Itu bukan urusan saya. Bukankah berbicara hal buruk seperti itu dari mulut terhormat seperti Anda itu terdengar, Anda tidak memiliki tatakrama. Sebagai seorang yang memiliki nilai tinggi di mata publik berbicara juga harus memiliki etika."

Lumi yang terhanyut kenangan yang buruk, seketika matanya terhenti karena begitu saja. Perasaan baru menjalar merayap pada hati Lumi. Lumi merasa lega dan juga senang mendengar ucapan Lana. Baru pertama kali Lumi mendapatkan pembelaan. Entah itu pembelaan atau bukan yang jelas Lumi terharu. Seperti mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Lumi terus meremas dadanya.

"Dan aku tidak tahu Tuan Lumi sombong dari lahir atau bukan, yang jelas saya hanya bekerja. Tidak ada yang lain. Saya tidak terlalu dekat dengan Tuan Lumi, walaupun saya tidak menyukainya. Saya rasa saya tidak berhak menjudge dia secara sepihak. Kita tidak tahu beban apa yang dia tanggung," pungkas Lana sambil meninggalkan Wooyeon yang begitu terkejut.

Saat pergi Mata Lana tersentak. Dia melihat Lumi bersandar di tembok. Wajah Lumi seperti biasa datar dan dingin. Tapi Lana mengacuhkan keberadaan Lumi, dia tetap berjalan pergi meninggalkan pekarangan.

Perasaan itu masih berkecamuk dalam diri Lumi. Rasanya gelombang itu terlihat jelas mengelilingi Lumi.

Gelombang perasaan berwarna biru keemasan.

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

perlu bantuan buat nyembur gak?? ehh🤧🤧

2025-03-06

1

Anyah aatma

Anyah aatma

keknya wooyeon cuman lagi nyadarin Lumi aja deh

2025-03-23

1

Sugardust

Sugardust

siram aja winenya ke muka si wooyeon lumii

2025-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 - Warm to Dark
3 Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4 BAB 3 - Dark Begin
5 BAB 4 - Kekacauan
6 BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7 BAB 6 - Sesuatu yang asing
8 BAB 7 - Sial
9 BAB 8 - Fight
10 BAB 9 - Tawaran
11 BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12 BAB 11 - Kerja hari pertama
13 BAB 12 - Tentangnya
14 BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15 BAB 14 - The Real Darkness
16 BAB 15 - Rencana
17 BAB 16 - Rencana Gagal
18 BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19 BAB 18 - Caddy Golf
20 BAB 19 - First
21 BAB 20 - Arum Dalu
22 BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23 BAB 22 - Gerimis Cerah
24 BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25 BAB 24 - Genggaman pelipur
26 BAB 25 - Rest
27 BAB 26 - Berkunjung
28 BAB 27 - Masalah
29 BAB 28 - Gaslighting
30 BAB 29 - Tak terkendali
31 BAB 30 - Neck
32 BAB 31 - Know
33 BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34 BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35 BAB 34 - Gosip
36 BAB 35 - Garis Pertemanan
37 BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38 BAB 37 - Masalah Selesai
39 BAB 38 - Cross the Line
40 BAB 39 - Membangun Chemistry
41 BAB 40 - Something
42 BAB 41 - Something part.1
43 BAB 42 - Penempatan
44 BAB 43 - Meeting : Replacement
45 BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46 BAB 45 - Persikukuh
47 BAB 46 - Dream memories
48 BAB 47 - Konferensi Pers
49 BAB 48 - Bertambah
50 BAB 49 - Rekaman CCTV
51 BAB 50 - Temperature Embarrassed
52 BAB 51 - Memastikan
53 BAB 52 - Hema
54 BAB 53 - Budak Tawanan
55 BAB 54 - Ayo bermain!
56 BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57 BAB 56 - Mudah
58 BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59 BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60 BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61 BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62 BAB 61 - Pengabaian
63 BAB 62 - Ajakan
64 BAB 63 - Menghilang
65 BAB 64 - Mie pedas
66 BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67 BAB 66 - Tidak Terduga
68 BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69 BAB 68 - Kelajuan penuh
70 BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71 BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72 BAB 71 - Keinginan
73 BAB 72 - Tidaklah Penting
74 BAB 73 - Patuh
75 BAB 74 - Panic Attack
76 BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77 BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78 BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79 BAB 78 - Pesan Terakhir
80 79 - Umpan
81 BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82 BAB 81 - Tenggelam
83 BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84 BAB 83 - Irasional & Cemburu
85 BAB 84 - New in their Hearts
86 BAB 85 - Sama dan Mimpi
87 BAB 86 - Kencan?
88 BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89 BAB 88 - Nevermind
90 BAB 89 - Kualifikasi
91 BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92 BAB 91 - Terbiasa
93 BAB 92 - Pulang
94 BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95 BAB 94 - Bimbang akan Fakta
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 - Warm to Dark
3
Bab 2 - Berkumpulnya Darah Pewaris (Blue Blood)
4
BAB 3 - Dark Begin
5
BAB 4 - Kekacauan
6
BAB 5 - GIFT = PUNISHMENT
7
BAB 6 - Sesuatu yang asing
8
BAB 7 - Sial
9
BAB 8 - Fight
10
BAB 9 - Tawaran
11
BAB 10 - Penerimaan yang tidak mudah
12
BAB 11 - Kerja hari pertama
13
BAB 12 - Tentangnya
14
BAB 13 - Tentangnya (Tertutup)
15
BAB 14 - The Real Darkness
16
BAB 15 - Rencana
17
BAB 16 - Rencana Gagal
18
BAB 17 - Serigala bermulut Bebek
19
BAB 18 - Caddy Golf
20
BAB 19 - First
21
BAB 20 - Arum Dalu
22
BAB 21 - Tidak Ada Perubahan
23
BAB 22 - Gerimis Cerah
24
BAB 23 - Biarkan tetap seperti itu
25
BAB 24 - Genggaman pelipur
26
BAB 25 - Rest
27
BAB 26 - Berkunjung
28
BAB 27 - Masalah
29
BAB 28 - Gaslighting
30
BAB 29 - Tak terkendali
31
BAB 30 - Neck
32
BAB 31 - Know
33
BAB 32 - Merayap, merinding, senang
34
BAB 33 - Bekas tidak terlihat
35
BAB 34 - Gosip
36
BAB 35 - Garis Pertemanan
37
BAB 36 - Ceroboh & Secarik Kertas
38
BAB 37 - Masalah Selesai
39
BAB 38 - Cross the Line
40
BAB 39 - Membangun Chemistry
41
BAB 40 - Something
42
BAB 41 - Something part.1
43
BAB 42 - Penempatan
44
BAB 43 - Meeting : Replacement
45
BAB 44 - Tikam & Kesepakatan
46
BAB 45 - Persikukuh
47
BAB 46 - Dream memories
48
BAB 47 - Konferensi Pers
49
BAB 48 - Bertambah
50
BAB 49 - Rekaman CCTV
51
BAB 50 - Temperature Embarrassed
52
BAB 51 - Memastikan
53
BAB 52 - Hema
54
BAB 53 - Budak Tawanan
55
BAB 54 - Ayo bermain!
56
BAB 55 - Dewi Iustitia not here
57
BAB 56 - Mudah
58
BAB 57 - Kemalangan yang memuakan
59
BAB 58 - Kemalangan part.II _Tangisan
60
BAB 59 - Kemalangan Part. III_Perlawanan
61
BAB 60 - Tidak di sadari memicu godaan
62
BAB 61 - Pengabaian
63
BAB 62 - Ajakan
64
BAB 63 - Menghilang
65
BAB 64 - Mie pedas
66
BAB 65 - Mie pedas & Kiss
67
BAB 66 - Tidak Terduga
68
BAB 67 - Untuk Hari ini saja
69
BAB 68 - Kelajuan penuh
70
BAB 69 - Pertemuan Tak Terduga
71
BAB 70 - Perbedaan yang menyatu
72
BAB 71 - Keinginan
73
BAB 72 - Tidaklah Penting
74
BAB 73 - Patuh
75
BAB 74 - Panic Attack
76
BAB 75 - Cinta = Melepaskan
77
BAB 76 - Kenangan yang muncul kembali
78
BAB 77 - Kenangan yang muncul kembali_Part.I
79
BAB 78 - Pesan Terakhir
80
79 - Umpan
81
BAB 80 - Benih dalam lapisan es
82
BAB 81 - Tenggelam
83
BAB 82 - Swimming pool_Perdebatan
84
BAB 83 - Irasional & Cemburu
85
BAB 84 - New in their Hearts
86
BAB 85 - Sama dan Mimpi
87
BAB 86 - Kencan?
88
BAB 87 - Alasan Ketergesaan
89
BAB 88 - Nevermind
90
BAB 89 - Kualifikasi
91
BAB 90 - Tenang membawa cerita lama
92
BAB 91 - Terbiasa
93
BAB 92 - Pulang
94
BAB 93 - Yuri dengan pikirannya
95
BAB 94 - Bimbang akan Fakta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!