Bab 14

Sinar matahari masuk melalui celah celah ventilasi. Suara burung berkicau, menjadi melody indah di pagi hari yang sejuk itu. Suara monitor tampak terdengar beraturan.

"Enghh.."

Lelaki yang tengah tertidur di sofa itu nampak mengeluh dan merenggangkan otot ototnya. Ia perlahan membuka mata, mencoba menyesuaikan cahaya matahari dari sela gorden yang menyilaukan mata.

"Shitt! Apa yang terjadi!?" erang lelaki itu frustasi dengan suara serak. Ia menatap dirinya sendiri yang tengah telanjang, dan hanya ada sehelai selimut yang menutupi tubuhnya.

Ya, dia Ryden. Lelaki itu terdiam, mencoba mencerna dan menyatukan ingatan ingatannya tentang semalam.

Deg!

Tubuh Ryden membeku, tangannya mengepal menahan amarah. "Bajingan kau Ryd! Apa yang kau lakukan?" desis nya menyesal.

Bayangan seorang perempuan yang menangis meminta permohonan, bayangan perempuan memberontak tak luput membuatnya meringis kala mengingatnya.

"Savierra.." lirih Ryden merasa sedikit bersalah. Netranya menatap Caroline sendu. Ia merasa bersalah pada dua wanita.

"Sial! Ini gara gara minuman itu! Sebenarnya siapa yang ingin menjebakku!?" resah Ryden. Tanpa pikir panjang, lelaki itu segera memakai pakaiannya lagi.

Ryden melangkah mendekati ranjang Caroline. "Im sorry babe. Im sorry.. aku melanggar janji aku sayang.." lirihnya lalu mengecup lembut tangan Caroline.

Setelah itu ia keluar dari ruang Caroline dan sudah mendapati Samuel yang kini berdiri tegak karena tadi sudah di panggilnya.

"Apakah kau sudah menyelidiki siapa yang berani menjebakku?" tanya Ryden dingin.

Samuel mengangguk tegas, ia memberikan sebuah pad kepada Ryden, dengan segera lelaki itu menerima dan melihat video berdurasi pendek itu.

"Dia Syella Damanio, putri tunggal tuan bangsawan Damanio. Dia sepertinya menargetkan anda tuan. Namun untung nya kita berhasil pulang lebih dulu dan.."

Diam. Samuel tak berani melanjutkan kalimatnya. Ia menatap takut ke arah Ryden yang berwajah masam.

"Dr. Alvaro semalam sudah saya hubungi tuan, namun ternyata dia tidak bisa meninggalkan kota karena sudah ada janji lain. Dan sarannya, ya mungkin anda bisa menebak.." lanjutnya dengan pelan, takut menyinggung Ryden.

Terlihat Ryden yang menghela nafas berat. Ia merasa sebuah beban yang sangat berat di punggungnya. Rasa bersalah dan penyesalan menggerogoti hati.

•••

Kau semakin berani sering menginjakkan kaki di mansion ini ya!

Di hatiku hanya ada Caroline. Tidak akan ku biarkan siapapun untuk dekat denganku. Dan tidak akan mau bagiku untuk menyentuh siapapun kecuali Caroline ku!

Ingat Savierra Arlott! Kamu disini hanya orang lain! Pernikahan ini ada karena ibuku hanya ingin membalas budimu karena kau telah menyelamatkannya! Dan aku, tidak pernah menginginkan pernikahan tak jelas ini!

Aku muak melihatmu disini!

Nikmati malam ini bitch!

"TIDAK!! JANGANN!" racau seorang perempuan dengan tubuh gemetar. Tangannya menggapai, seakan meminta pertolongan. Matanya yang masih memejam bergetar, meneteskan air mata.

Prangg!

Tanpa sengaja, tangannya menyenggol gelas yang ada di atas nakas. Karin, yang sedari pagi sudah stan by di luar kamar Savierra pun terkejut mendengar suara nyaring itu.

"Nyonya!" seru nya khawatir setelah memasuki kamar dengan tergesa.

"Astaga, apa yang terjadi pada nyonya!" Karin segera memanggil pelayan untuk membersihkan pecahan gelas.

Omong omong, disini Savierra sudah mengangkat Karin menjadi pelayan pribadinya. Jadi, pelayan utama pun harus mengikuti perintah Karin juga.

"Sania, tolong kamu ambilkan air hangat juga ya! Sepertinya nyonya demam," imbuh Karin yang diangguki oleh pelayan bernama Sania.

Beberapa saat kemudian, Karin selesai mengompres Savierra, bertepatan dengan bersihnya lantai yang tadi sempat tercecer pecahan gelas.

"Biarkan nyonya istirahat sebentar. Aku akan memanggil dokter. Tolong kalian jaga di luar dulu, kalian harus cepat tanggap jika nyonya memanggil!" titah Karin, yang diangguki oleh 3 pelayan disana.

"Baik kak Karin!"

Setelah itu, Karin segera bergegas menelpon dokter untuk segera berangkat ke kediaman Hander.

Gadis itu menatap kosong ke depan, merasa iba melihat kondisi sang nyonya. "Nyonya, Karin mohon agar nyonya tetap kuat! Karin akan selalu ada di sisi nyonya. Tolong, sehat kembali nyonya.." lirih nya sendu.

•••

Zyonel—pangeran itu pagi pagi sudah sampai di mansion Hander. Entah apa yang akan beliau lakukan, hingga bertamu pagi pagi seperti ini.

"Selamat pagi, pangeran kedua!"

"Hm, pagi Sam! Dimana tuanmu?" tanya Zyonel singkat.

Samuel mengusap tengkuk, merasa bingung ingin memberikan penjelasan apa. "Itu.. tuan dari pagi berdiam diri di kamar nya yang mulia. Saya juga tidak tahu apa yang dia lakukan," jawab Samuel gugup.

Netra Zyonel memicing, menatap Samuel curiga. "Apa kau menyembunyikan sesuatu tentang Ryden?" tuduhnya membuat Samuel gelagapan.

"Anu.. itu.. tu-"

"Permisi!"

Sapaan itu membuat pangeran Zyonel dan Samuel menoleh, menatap seorang perempuan dewasa yang sangat cantik lengkap dengan balutan baju khas kedokteran.

Samuel menundukkan kepalanya singkat, "Iya nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya nya dengan nada gugup.

Dokter cantik itu menatap kedua lelaki di hadapannya. "Salam yang mulia pangeran, maaf sebelumnya. Saya kesini karena mendapat undangan untuk memeriksa seseorang," terang dokter cantik itu.

Pangeran mengernyitkan alis, "Siapa yang sakit? Sam! Apakah Ryden sakit? Tapi jika iya, kenapa ia tak memanggil Dr. Alvaro?" tanya pangeran Zyonel bingung.

Samuel menatap sang pangeran, lalu menggeleng cepat. "Se-sepertinya bukan tuan yang sakit. Maaf dokter, siapa nama pasiennya?" tanya Sam cepat.

Dokter itu menatap polos, ia merasa bingung, kenapa ajudan pemilik mansion bahkan tak tahu jika ada wanita yang sakit di sini. "Maaf, kalau tidak salah pasien atas nama Savierra. Apakah benar, nyonya Savierra tinggal di sini?"

Deg!

"Apa!? Savierra sakit? Baiklah, ayo saya tunjukkan jalannya dokter! Tolong ikuti saya!" sela Zyonel lalu berjalan tergesa, menuju lorong kanan, yang lebih dekat dengan rumah Savierra.

Dokter itu pun mengangguk, dan segera menyusul Zyonel yang tampak khawatir. Walaupun di kepalanya banyak pertanyaan pertanyaan yang mengganjal, ia tetap berusaha profesional dan fokus pada tugasnya.

Sementara, Samuel masih melongo di tempat. Ia ternganga, saat mengetahui jika dirinya masih tertinggal disini. "Kenapa pangeran Zyonel sangat panik?" beo nya lalu berlari ke dalam mansion, ingin memberitahukan pada sang tuan, jika pangeran tengah berkunjung

•••

"Nyonya, apa yang anda rasakan saat ini?" tanya dokter itu dengan tersenyum. Ia sedikit mengetahui, jika hal yang terjadi pada pasiennya ini bukanlah hal yang biasa.

Savierra masih terdiam, bingung akan penjelasan seperti apa yang akan ia sampaikan pada sang dokter. Dirinya teramat malu dan merasa tak percaya diri.

Savierra tertarik dalam lamunannya, kala tangannya di genggam oleh dokter. "Nyonya cerita saja. Saya menjadi dokter, saya juga bisa menjadi teman cerita pasiennya. Saya tidak akan membocorkan apa yang saya dengar. Tapi jika nyonya masih belum berkenan, tidak usah di paksakan." Dokter itu mencoba menyakinkan Savierra yang terlihat gugup dan sedikit takut.

"Nama saya, Sabrina Anderson. Nyonya bisa memanggil saya Sabrina." ia mengulurkan tangan yang disambut oleh Savierra dengan ragu.

"S-savierra, maaf dokter. S-saya masih belum bisa bercerita," ucap Savierra terbata.

Dr. Sabrina mengangguk kecil, "Tidak apa apa nyonya! Jika nyonya berkenan, ini adalah kartu nama saya. Anda bisa menghubungi saya kapanpun untuk sekedar bercerita." Dr. Sabrina memberikan kartu namanya pada Savierra. Bukan tanpa alasan dia memberikan kartu nama. Sabrina melihat adanya luka di mata biru milik Savierra itu. Luka yang sangat dalam, luka yang sangat membuat Savierra rapuh dan tak berdaya.

Akhirnya Dr. Sabrina keluar dari kamar Savierra. Ia sedikit terkejut saat melihat orang yang paling mungkin menjadi tersangka atas apa yang menimpa Savierra.

"Salam, tuan Hander dan pangeran kedua," sapa nya lalu memberikan secarik kertas pada gadis pelayan yang ia yakini adalah orang yang menghubunginya tadi.

"Ini adalah resep obat untuk nyonya Savierra. Tolong jangan membuat nyonya kelelahan dulu. Jangan sampai membuat mentalnya terguncang lagi. Untuk demamnya juga sudah mereda," jelasnya membuat Karin mengangguk.

"Dokter, bagaimana bisa mental Savierra terguncang dok? Apa yang sebenarnya terjadi sama dia?" sahut pangeran Zyonel merasa khawatir.

Dr. Sabrina terdiam. Ia melirik beberapa orang di hadapannya dengan ekspresi tenang. "Kalau masalah itu, coba anda tanya kepada yang bersangkutan. Permisi yang mulia pangeran, tuan Hander. Saya pamit undur diri."

Setelah kepergian Dr. Sabrina, Zyonel segera menatap Ryden dengan curiga. "Sebenarnya dia sakit apa? Apa yang membuat mentalnya sampai terguncang?" selidiknya tajam, membuat Ryden mengalihkan pandangan ke sembarang arah.

"Aku juga tidak tahu!" balas Ryden sarkas. Walau selanjutnya, tenggorokannya terasa tercekat. Ia merasa bersalah.

"Ku kira kemarin hanya sakit demam saja. Tidak tau jika sampai parah seperti ini," desis Zyonel dengan nafas memburu. Dadanya bergemuruh, menahan sesak. "Aku akan masuk untuk melihat!" seru nya.

"Tunggu, yang mulia!" sela Karin. Dengan keberanian yang sudah sangat menipis, ia menghalangi langkah Zyonel.

"M-maaf yang mulia, namun nyonya Savierra tadi sudah berpesan, bahwa ia tak mau di temui oleh orang luar dulu," kata nya terbata. "Termasuk tuan Hander juga," lanjut Karin yang semakin bergetar karena di tatap tajam oleh mata ruby tersebut.

"Huft, baiklah. Tolong setelah ambil obat nanti, suruh dia minum dengan teratur. Tolong jaga nyonya mu ya!" titah Zyonel setelah menghela nafas lirih.

"Baik yang mulia," jawab Karin sebelum melirik ke arah Ryden yang hanya diam saja.

•••

Hayy all, done double up yaa!!

Happy reading!

Episodes
1 Bab 1. Transmigrasi
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9. Metempsikosis
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40. Pertemuan Dua Raga
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46. Keyra Calesya Zelgan
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53. Fakta Twins Zelgan
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57. Munculnya Kembaran Ryden
58 Bab 58. Merobek Semua Topeng
59 Bab 59. Ternyata Hanya Sandiwara
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64. Positive or Negative?
64 Bab 65
65 Bab 66. Garisan Takdir
66 Bab 67
67 Bab 68
68 Bab 69
69 Bab 70
70 Bab 71. Baby Triplets
71 Bab 72. New Generation
72 Bab 73. Alvaresh Jordan Hander
73 Bab 74. Markas Besar Vexoglove
74 Bab 75. Crystalin Rissa Hander
75 Bab 76. Menjagamu Selalu
76 Bab 77
77 Bab 78. Alverosh Morgan Hander
78 Bab 79. Party | Part 1
79 Bab 80. Party | Part 2
80 Bab 81. —Ending—
81 Pesan Author_
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1. Transmigrasi
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9. Metempsikosis
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40. Pertemuan Dua Raga
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46. Keyra Calesya Zelgan
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53. Fakta Twins Zelgan
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57. Munculnya Kembaran Ryden
58
Bab 58. Merobek Semua Topeng
59
Bab 59. Ternyata Hanya Sandiwara
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64. Positive or Negative?
64
Bab 65
65
Bab 66. Garisan Takdir
66
Bab 67
67
Bab 68
68
Bab 69
69
Bab 70
70
Bab 71. Baby Triplets
71
Bab 72. New Generation
72
Bab 73. Alvaresh Jordan Hander
73
Bab 74. Markas Besar Vexoglove
74
Bab 75. Crystalin Rissa Hander
75
Bab 76. Menjagamu Selalu
76
Bab 77
77
Bab 78. Alverosh Morgan Hander
78
Bab 79. Party | Part 1
79
Bab 80. Party | Part 2
80
Bab 81. —Ending—
81
Pesan Author_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!