Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)

Harap bijak dalam membaca :)

"Nyonya Savierra! Tolong tuan nyonya.." mohon Samuel dengan nafas tersenggal senggal. Dirinya sudah memanggil Dr. Alvaro, namun sepertinya kondisi Ryden semakin memburuk.

Savierra sontak berdiri dengan terkejut saat Samuel tergopoh gopoh menghampiri dirinya. "Tenanglah Sam, apa yang terjadi dengan tuanmu?" tanya Vierra bingung.

Samuel mengambil nafas perlahan. "Nyonya, tu-tuan Ryden terluka.. tolong bantu tuan nyonya.." mohon Samuel yang membuat Savierra mendadak cemas.

"Baiklah, ayo cepat kesana!" seru Vierra.

"Tapi anda masih sakit nyonya!!" peringat Karin khawatir.

"Sudahlah, tak apa. Ayo kita cepat kesana saja!"

Akhirnya, Savierra, Samuel dan Karin berlari menuju mansion. Savierra dengan kegelisahan nya, dan Samuel dengan rasa khawatir yang membuncah.

"Di mana dia Sam?" tanya Savierra.

"Dia ada di ruang rawat nona Carol-"

Srett!

Belum selesai Samuel berkata, Savierra langsung berlari menuju ruang Caroline.

"Semoga kau baik baik saja Ryd.." lirihnya berharap.

Cklek!

"APA YANG KAMU LAKUKAN RYD!" bentak Savierra menggelegar. Ia terkejut saat melihat Ryden yang mencium Caroline dengan intens.

Savierra segera menarik Ryden dan mendorongnya hingga terjatuh. "Kau gila Ryd? Caroline itu sedang koma! Apa yang kau lakukan padanya hah!?" seru nya marah.

"Sshh.. aku.." Ryden menggeleng kuat, berusaha menetralkan dan mengembalikan kesadarannya. Namun, melihat ada wanita di hadapannya, hasratnya semakin tak terkontrol. "Tolong aku, Caroline.." lirih Ryden.

Melihat Ryden yang tak baik baik saja, Savierra berniat menepuk pipi Ryden. "Hey, sadar! Apa yang terjadi kepadamu?" kata Savierra menyadarkan.

Grep!

Dengan tiba tiba, Ryden menarik tangan Savierra, menyebabkan perempuan itu terjatuh di atasnya.

Ryden menatap Savierra sayu, "Bantu aku, bantu aku.." pintanya dengan suara serak. Ia kemudian menarik pinggang Savierra untuk di peluknya.

Melihat reaksi Ryden yang aneh, Savierra berusaha meronta dan berusaha melepaskan cekalan Ryden di tangannya. "Ryden! Jangan seperti ini! Aku bu-bukan Caroline!"

Cup!

Seolah tuli, Ryden mencium bibir Savierra yang terlihat sangat terkejut atas perlakuan Ryden. Pria itu menghiraukan pukulan kecil Savierra di dadanya. Ia terus mencium dengan kasar dan menuntut. Ryden semakin memperdalam ciumannya dengan menahan tengkuk Savierra.

"Emmmh.. Ryd.. Lepa-sh.. hhha hhha.." Savierra tersenggal, ia segera menghirup banyak udara, saat Ryden melepas pagutannya. "Kamu sebenarnya ken-"

Namun, belum selesai ia bernafas lega, perempuan itu kembali terkejut saat bibir Ryden kembali menempel di bibirnya. Ciuman itu kembali dan berubah menjadi sangat intens. Lidah itu berusaha menerobos pertahanan Savierra.

Pikiran Savierra berkecamuk.

Tidak.. Tidak boleh seperti ini. Aku bukan Caroline, aku Savierra! Ryden tidak boleh seperti ini. Cepat tolak dia..

Tangan Savierra bergetar dan mendorong pelan Ryden. Namun, tenaga Ryden ternyata sangat kuat. Di satu sisi, Savierra berusaha menahan akal sehatnya, namun tubuhnya tak bisa menolak.

"Caroline.." lirih Ryden lalu dengan lembut, ciuman itu turun di area leher Savierra yang membuat jejak kemerahan terlihat.

Mengepalkan tangan, Savierra mendorong Ryden kasar. "BAJINGAN! AKU BUKAN CAROLINE! AKU SAVIERRA! Lepaskan aku Ryd!" jerit Savierra marah. Ia menatap benci kearah Ryden yang tanpa hati malah memanggil nama Caroline saat bersamanya.

Ryden tersentak. Ia menatap dingin ke arah Savierra. Namun karena pengaruh obat perangsang itu membuat Ryden tak menghentikan aksinya. Permainan yang lembut itu berubah menjadi kasar. Ryden menarik Savierra ke arah sofa.

"Lepass!!" pekik Savierra terkejut.

Ryden menatap Savierra bengis. "Nikmatilah malam ini, bitch! " desis Ryden dengan mata yang sudah di penuhi kabut gairah.

Deg!

Savierra membelalak saat Ryden melepas kain yang melekat di tubuhnya. "Tunggu berhenti! Aku mohon berhenti" sentak Savierra sembari menggelengkan kepalanya. Ingin memberontak, namun tangannya telah dikunci sepenuhnya oleh Ryden.

Dia sebenarnya menganggapku apa? Dia menganggapku Caroline, dia juga menganggapku wanita jalang yang terlihat sudah menjebaknya, dia juga melihatku sebagai perempuan yang sangat ia benci..

Seakan tuli dengan teriakan perempuan itu, Ryden kembali mencium Savierra, kali ini Ryden melakukannya dengan kasar. Kewarasan nya seolah tertutup rapat oleh hasrat nya yang kian membara. Tangan kirinya mengunci kedua tangan Savierra di atas kepala, sedangkan satu tangannya pun tak berhenti bergerak. Di tengah ciuman kasar dan menuntut itu, tangan Ryden perlahan menyusup ke kaos Savierra. Ia mengusap pinggang perempuan itu dengan sensual, membuat Savierra melenguh pelan.

"Engg, emmh.. ber-berhenti.." mohon Savierra yang tidak di hirau kan oleh pria itu.

Mata Savierra membelalak saat Ryden melepas kemeja dan bawahannya dengan kasar. Ia juga melucuti kain yang tertempel di tubuh Savierra hingga kini mereka bersentuhan tanpa sehelai benang pun.

Usaha Savierra memberontak pun sia sia, tubuhnya yang lemas karena sakit, di sisi lain tubuhnya juga gemetar. Bayangan bayangan masa lalu kini berputar keras di otaknya. Kekecewaan, keputusasaan, dan rasa sakit membuat tubuhnya kini lemas total.

Air mata Savierra menetes deras saat ia merasakan perasaan sakit sekali lagi. Area sensitifnya seakan dirobek paksa oleh Ryden. Benda itu seakan menerobos paksa, tanpa ampun.

"Ahhh.." Desah Savierra sembari mencengkeram erat bahu Ryden. Ia tak peduli jika kulit Ryden terluka karena kuku nya.

Malam itu, seorang wanita yang terbujur di bankar menjadi saksi bisu atas hancurnya seorang perempuan karena ulah kekasihnya itu sendiri.

•••

"Hey kak! Mengapa melamun?" tanya seorang gadis cantik itu pada seorang lelaki yang kini tengah memegang segelas wine. Netranya menatap ke arah bulan yang bersinar redup karena tertutup oleh awan hitam, yang juga membuat awan tersebut menutupi para bintang yang seharusnya sudah bersinar terang.

Netra ruby itu menoleh kearah gadis yang amat ia sayang itu. Tangan nya terulur mengelus pelan rambut sang gadis.

"Apakah kakak bersedih karena wanita yang kakak suka tidak datang?"

"Hmm, maybe."

Allea, gadis cantik yang kini telah berusia 19 tahun itu pun menggandeng lengan sang kakak—pangeran Zyonel.

"Sebenarnya, wanita seperti apa dia kak?" tanya Allea pelan.

Senyum tipis mengembang di bibir Zyonel. "Dia, wanita yang cantik, sangat cantik. Dia wanita yang berhasil mencuri hatiku. Rambut emas dan mata birunya itu, seolah berusaha menarikku dalam pesonanya. Senyumnya yang menawan, berhasil menggetarkan hatiku. Tapi.."

Memiringkan kepala, putri Allea menunggu kelanjutan ucapan sang kakak. "Tapi?"

"Tapi, dia sudah terikat oleh seseorang yang sangat aku kenal perangainya. Aku tahu dan kenal betul bahwa suaminya itu tidak mencintai nya. Bahkan dia tidak serumah dengan suaminya! Aku.. aku merasakan sakit saat mengingat itu, Lea.." lirih pangeran Zyonel berusaha menenangkan perasaannya yang terasa gelisah.

"Apa!? Ja-jadi.. kakak suka dengan istri orang?" pekiknya terkejut. Allea menatap Zyonel dengan tatapan tak percaya. "Oh god! Ada apa dengan kakak ku? Kenapa harus istri orang? Seperti tak ada wanita lain saja!" omelnya sembari memukul pelan lengan sang kakak.

Pangeran Zyonel tertawa pelan. "Wanita lain memang banyak princess, namun yang bisa menggerakkan hati kakak hanya dia." katanya yakin. "Baiklah, ini sudah malam princess. Cepat kamu kembali ke kamarmu dan beristirahatlah! Jangan sampai kelelahan ya?"

Putri Allea mengangguk kecil. Terlepas dari ungkapan jujur sang kakak yang membuat dirinya terngiang ngiang, ia membutuhkan istirahat juga omong omong!

Setelah sang adik pergi, ia memanggil sang ajudan. "Jam berapa Ryden pulang?" tanya nya datar.

"Lapor yang mulia, Tuan Ryden pulang pukul 23.15, 45 menit sebelum berakhirnya acara," jawab sang ajudan.

"Aneh. Nanggung sekali! Kenapa tidak pulang saat acara selesai saja?" guman Zyonel. "Ck, berani beraninya dia tak membawa Savierra juga! Awas aja, aku akan merajuk! Biarkan saja dia turun tangan sendiri dalam aksi pengiriman itu. Salah sendiri tak mendengar ancamanku. Huh!" gerutunya dengan kesal.

•••

Mansion Hander, pukul 00.30.

Savierra meraih pakaiannya yang tercecer di lantai. Ia mendesis pelan dengan tangan yang gemetar, mencoba berdiri dengan stabil sembari berpegangan pada meja. Area kewanitaan nya terasa begitu sakit dan perih. Ia memejamkan matanya sejenak, berusaha menetralkan rasa sesak dan penyesalan dalam hati.

Kakinya terasa lemas seperti jelly. Bergetar dan seakan tak mampu berdiri, Savierra hampir saja oleng.

Wajahnya terkesan datar tanpa ekspresi. Rasa sakit di tubuhnya pun dikalahkan oleh rasa sakit hati yang amat besar. Ia menatap tajam pada lelaki yang tengah tertidur pulas setelah aksi bejatnya itu.

'Selamat Ryden, kau berhasil membuatku hancur' batin Savierra merasa benci.

Savierra berjalan mendekati pintu.

Cklekk!

Savierra menatap datar kedua orang yang tengah tidur di lantai dengan posisi duduk. Ia berjalan kearah Karin—pelayannya yang ternyata tak meninggalkan dia sendirian.

"Karin bangunlah. Kita harus kembali!" bisik Savierra lirih. Berharap Karin akan bangun walau ia membangunkan sambil berbisik.

Dan beruntung Karin langsung terbangun. Ia menatap terkejut saat nyonya nya sudah di depannya. "Nyonya! Anda tidak apa apa?" kagetnya, lalu memeriksa Savierra.

"Shht, kita pulang Karin. Aku tak mau ada disini!" bisik Savierra tegas membuat Karin mengangguk sembari tersenyum.

"Iya, ayo kita pulang nyonya!" lirihnya dengan menahan tangis. Ia bukan perempuan bodoh yang tak tau situasi. Penampilan yang acak acakan, bibir yang terlihat bengkak dengan sobekan kecil di sudut, dan bekas kiss mark yang masih terlihat walau Savierra sudah memakai baju. Membuat Karin merasa sesak saat melihat kondisi majikannya.

Savierra pun berjalan pulang, di papah oleh Karin yang masih menangisi kondisi Savierra.

"Jangan sampai pelayan lain tau.. Karin.."

•••

Episodes
1 Bab 1. Transmigrasi
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9. Metempsikosis
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40. Pertemuan Dua Raga
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46. Keyra Calesya Zelgan
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53. Fakta Twins Zelgan
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57. Munculnya Kembaran Ryden
58 Bab 58. Merobek Semua Topeng
59 Bab 59. Ternyata Hanya Sandiwara
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64. Positive or Negative?
64 Bab 65
65 Bab 66. Garisan Takdir
66 Bab 67
67 Bab 68
68 Bab 69
69 Bab 70
70 Bab 71. Baby Triplets
71 Bab 72. New Generation
72 Bab 73. Alvaresh Jordan Hander
73 Bab 74. Markas Besar Vexoglove
74 Bab 75. Crystalin Rissa Hander
75 Bab 76. Menjagamu Selalu
76 Bab 77
77 Bab 78. Alverosh Morgan Hander
78 Bab 79. Party | Part 1
79 Bab 80. Party | Part 2
80 Bab 81. —Ending—
81 Pesan Author_
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1. Transmigrasi
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9. Metempsikosis
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40. Pertemuan Dua Raga
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46. Keyra Calesya Zelgan
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53. Fakta Twins Zelgan
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57. Munculnya Kembaran Ryden
58
Bab 58. Merobek Semua Topeng
59
Bab 59. Ternyata Hanya Sandiwara
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64. Positive or Negative?
64
Bab 65
65
Bab 66. Garisan Takdir
66
Bab 67
67
Bab 68
68
Bab 69
69
Bab 70
70
Bab 71. Baby Triplets
71
Bab 72. New Generation
72
Bab 73. Alvaresh Jordan Hander
73
Bab 74. Markas Besar Vexoglove
74
Bab 75. Crystalin Rissa Hander
75
Bab 76. Menjagamu Selalu
76
Bab 77
77
Bab 78. Alverosh Morgan Hander
78
Bab 79. Party | Part 1
79
Bab 80. Party | Part 2
80
Bab 81. —Ending—
81
Pesan Author_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!