Bab 4

Semerbak harum dari bunga bunga yang bermekaran di taman, membuat Savierra sedikit lebih rilex. Walau ia merasa gugup setengah mati, ia tetap memasang wajah datar dan santai.

Ketika kakinya memijak lantai mansion megah itu, ia tak bisa mencegah datangnya rasa gugup yang amat luar biasa. Tangannya sudah berkeringat, kakinya sedikit ragu untuk melangkah. Ia merasa jikalau nyawa nya berada di ujung tanduk.

Ia mengingat, jika setiap sarapan, pasti suaminya berada di ruang rawat Caroline. Ia berhenti sebentar, lalu kakinya melangkah ke arah ruang rawat tersebut.

"Tunggu, nyonya!" cegah pengawal yang baru sampai itu membuat Vierra menghentikan langkahnya.

Perempuan itu berbalik dan menaikkan sebelah alisnya. "Mengapa? Bukankah jalan menuju ruang rawat kesini?" tanya Vierra ketus.

"Benar nyonya. Tapi tuan menunggu anda di ruang makan, bukan ruang rawat nona Car-"

"Tunjukkan jalan!" potong Vierra menatap tajam sang pengawal.

Pengawal tersebut menunjukkan jalan ke arah ruang makan yang ternyata di sana sudah ada lelaki yang menunggu Savierra.

Tubuh Savierra membeku, kakinya terasa lemas, dan seakan ia merasakan hawa dingin yang amat menusuk saat menatap lelaki yang menjadi suaminya.

Leonardo Ryden Hander.

'Datang.. Itu dia, aku harus mencari aman!' batin Savierra sembari melangkah pelan menuju meja makan.

Sedangkan, Ryden menatap Vierra heran. Pasalnya, di hari sebelum sebelumnya, Savierra selalu memakai pakaian lusuh, dan penampilannya acak acakan namun tetap menampilkan ketakutan yang mendalam padanya. Namun hari ini, perempuan itu memakai pakian sopan, dan berdandan. Walau pipinya terlihat tirus, namun kecantikan nya tak pernah memudar. Dan.. hari ini terlihat lebih banyak diam.

"Ekhemmm, apa bisa dimulai sarapannya?" peringat Vierra membuat yang ada di ruangan terkesiap.

Para pelayan dan ajudan pun ternganga melihat sang nyonya yang berani menegur tuannya. Bahkan ini kali pertama, sang nyonya menatap sang tuan rumah tanpa ketakutan.

Ryden menatap datar kearah Savierra yang dibalas tak kalah datar oleh perempuan itu. Ryden mengangguk, "Mulai," titahnya.

Ryden dan Savierra makan tanpa ada nya suara. Hanya suara dentingan sendok yang bersahutan membuat suasana cukup mencekam.

10 menit kemudian...

"Cukup, saya selesai. Jika tidak ada hal penting lain, saya mohon pamit," kata Vierra sarkas dan langsung beranjak dari tempat duduknya.

'Huft, akhirnya selesai. Bisa mati jantungan jika tetap berada satu ruangan dengannya!' batin Savierra. Ia melangkah menuju pintu keluar.

"Siapa yang mengizinkanmu pergi?"

Deg!

Suara berat itu membuat langkah Savierra terhenti. Ia memaksakan senyumnya, dan berbalik perlahan. "Apakah anda menginginkan hal lain?" tanya Vierra.

"Duduk. Jangan sok bertingkah seperti pelayan."

Shitt!

Bak petir si siang bolong, Savierra menggeram dalam hati saat ucapan sarkas tersebut terdengar di telinganya. 'Sialan! Dasar bajingan! Mati saja sana!' maki nya kesal.

Ryden menatap Savierra dalam, "Jangan memaki saya."

Mata Savierra membola, ''apakah dia cenayang?'

Dengan ogah ogahan, Savierra kembali duduk di kursinya. Ia menatap Ryden yang tengah memerintahkan para pelayan untuk pergi.

"Kenapa?" tanya Vierra singkat setelah selama 10 menit mereka saling terdiam dengan pikiran masing masing.

Ryden menatap Vierra dengan tatapan yang sulit diartikan. Savierra hanya diam, menunggu Ryden berbicara, namun ternyata sangat melelahkan.

"Kenapa? Cepat bicara, saya ingin segera kembali. Bukankah anda yang tidak memperbolehkan saya menginjakkan kaki di mansion ini terlalu lama?" ketus Vierra sedikit menyindir.

Walau keterkejutan nampak di wajah tampan Ryden, lelaki itu mencoba tetap berwajah datar. "Apa mau mu?" tanya lelaki itu tak jelas. Mendengar itu Savierra menaikkan sebelah alisnya.

"Maksudmu?" tanya Vierra bingung.

"Apa kau sedang melakukan trik tarik ulur? Asal kau tahu, saya tidak akan tertarik dengan permainan sampah macam itu" kata Ryden sarkas. Ia berdiri, dan berjalan menghampiri Vierra yang tak jauh darinya.

'Hah? Maksudnya apa? Aku sama sekali tidak mengerti, Dasar aneh!'' pikir Savierra bingung. Perempuan itu tersadar, jika Ryden sudah berada di hadapan nya.

"Hey, bicara yang jelas tuan Ryden. Jangan berbelit belit. Saya tidak paham dengan cara anda berbicara!" sanggahnya telak. Ia memundurkan duduknya saat Ryden mendekatkan tubuh atletis itu ke arahnya.

Ryden tersenyum smirk, ia mengungkung Savierra, kedua tangannya mengapit tubuh Savierra, seakan mengunci pergerakan perempuan itu.

"Kau tidak seperti biasanya Vier.. apa ini trik barumu untuk menarik perhatianku? Tidak biasanya kau bersikap sopan dan berpenampilan rapi seperti ini," ucap Ryden membuat Savierra berdecih dalam hatinya.

"Percaya diri sekali anda? Saya hanya ingin tampil rapi karena saya kasihan pada anda yang harus melihat penampilan yang membuat anda sakit mata! Dan saya tahu, apapun yang saya lakukan tidak akan pernah menarik perhatian anda, terlebih anda yang sudah sangat tergila gila dengan nona Caroline," katanya menyanggah. "Jadi, apapun perubahan saya, itu tidak ada hubungannya dengan anda tuan Ryden yang terhormat! Saya hanya ingin memperbaiki diri sebelum kematian menjemput!" lanjutnya dengan sarkas.

Sungguh, Savierra tak habis pikir dengan isi otak Ryden ini. Apa yang ia harapkan dari wanita sekarat itu? Savierra sedikit mengetahui, jika dulu Caroline nyaris akan meninggal. Maka dari itu, Ryden sangat berusaha keras mencarikan organ dalam baru agar dapat menunjang kehidupan Caroline.

Caroline sudah terbaring selama satu tahun, dan Savierra menikah dengan Ryden hanya baru berjalan 2 bulan. Walau begitu, ia selalu mendengar kasak kusuk pelayan apalagi tentang wanita bernama Caroline Alexandra.

Mendengar nada ucapan sarkas yang keluar dari mulut Savierra, tangan Ryden mengepal. Kenapa Savierra bisa seberani itu dengannya sekarang? Apa dia melewatkan sesuatu?

Memicing tajam, Ryden berkata, "Kau.. apa kau tahu sesuatu?" tanyanya dingin.

"Sesuatu apa? Apakah tentang Caroline si wanita sekarat yang membutuhkan organ dalam baru, atau yang anda ingin mengorbankan saya untuk keselamatan hidupnya? Apakah anda tahu tuan Ryden. Kekejaman ini, adalah hal terparah yang saya rasakan. Apakah kehidupan manusia begitu sepele di mata anda?" ucap Savierra panjang dengan nada menggebu.

Ryden yang melihat Savierra begitu menggebu hanya menaikkan sebelah alisnya. Benar, apa yang dikatakan Savierra tak salah. Namun ia juga harus membalaskan dendamnya pada Keluarga Arlott, tak terkecuali Savierra.

"Hal yang berbahaya adalah saat kau tahu sesuatu terlalu banyak Savierra. Asal kamu tahu, Caroline begitu berharga di mata dan hatiku, dia satu satunya perempuan yang pantas mendapat gelar nyonya Hander, dan tinggal di mansion ku ini!" tegas Ryden berapi api. Netranya menatap tajam penuh kebencian.

Deg!

Entah kenapa mendengar pernyataan tegas Ryden saat mengucapkan hal itu, membuat hati Savierra terasa nyeri. Ia menatap Ryden dengan tatapan kecewanya. Ia memang belum mencintai Ryden. Namun, istri mana yang tidak merasakan sakit hati jika perkataan itu keluar dari mulut suami yang seharusnya menjadi sandaran hidupnya itu?

"Hah.. An-anda benar.. apalah saya di hidup anda. Anda hanya menikahi saya untuk balas dendam. Di sisi lain, saya akan dijadikan pengorbanan untuk wanita yang sudah akan sekarat," desah Savierra lirih.

"DIAM! KAU TIDAK BERHAK MENGATAKAN KEKASIHKU SEKARAT! Caroline itu masih hidup, dia akan hidup bersamaku suatu hari nanti. Aku akan memastikan keselamatan Caroline, walau harus menggunakan hidupmu untuk menunjang keselamatannya. Perhatikan pola makan dan jaga kesehatan tubuhmu. 2 bulan lagi akan menjadi hari kematianmu, dan juga hari dimana kekasihku akan kembali hidup!!" tekan Ryden tajam. Ia mengatakan itu dengan sangat yakin, seolah Caroline memang akan benar benar sembuh.

Tes!

Tak terasa air mata Savierra menetes. Ia menatap kecewa dan benci pada Ryden. Tak menyangka, Ryden sangat picik dan kejam. 'Sialan, kenapa air mataku menetes? Tapi perkataannya juga sangat menyakitkan tuhan.. Apakah manusia sepertinya benar benar tak memiliki empati sama sekali? Terlebih aku adalah wanita yang di nikahinya, wanita yang mengucapkan janji suci dengannya. Dasar bajingan! Robek saja wajah tampanmu itu jika hatimu sejahat iblis!' maki Savierra dengan benci.

"Haha, tak menyangka, wajah setampan ini memiliki hati bagaikan iblis." Savierra menatap tajam dan tertawa ringan yang siapapun melihatnya pasti akan tahu, jika Savierra tengah tertawa sinis yang mengandung kekecewaan dan kesedihan.

Ryden menatap tak suka. Ia menjauh dari Savierra yang terlihat frustasi dan kecewa. Ia tak peduli itu. Yang terpenting baginya adalah Savierra bisa sadar diri akan posisinya di sini. Menikah dengannya hanya salah satu tujuan balas dendam nya.

Terpopuler

Comments

Apollogurl_01

Apollogurl_01

Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!

2024-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Transmigrasi
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9. Metempsikosis
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40. Pertemuan Dua Raga
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46. Keyra Calesya Zelgan
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53. Fakta Twins Zelgan
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57. Munculnya Kembaran Ryden
58 Bab 58. Merobek Semua Topeng
59 Bab 59. Ternyata Hanya Sandiwara
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64. Positive or Negative?
64 Bab 65
65 Bab 66. Garisan Takdir
66 Bab 67
67 Bab 68
68 Bab 69
69 Bab 70
70 Bab 71. Baby Triplets
71 Bab 72. New Generation
72 Bab 73. Alvaresh Jordan Hander
73 Bab 74. Markas Besar Vexoglove
74 Bab 75. Crystalin Rissa Hander
75 Bab 76. Menjagamu Selalu
76 Bab 77
77 Bab 78. Alverosh Morgan Hander
78 Bab 79. Party | Part 1
79 Bab 80. Party | Part 2
80 Bab 81. —Ending—
81 Pesan Author_
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1. Transmigrasi
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9. Metempsikosis
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13. Malam Penuh Luka (18+)
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40. Pertemuan Dua Raga
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46. Keyra Calesya Zelgan
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53. Fakta Twins Zelgan
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57. Munculnya Kembaran Ryden
58
Bab 58. Merobek Semua Topeng
59
Bab 59. Ternyata Hanya Sandiwara
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64. Positive or Negative?
64
Bab 65
65
Bab 66. Garisan Takdir
66
Bab 67
67
Bab 68
68
Bab 69
69
Bab 70
70
Bab 71. Baby Triplets
71
Bab 72. New Generation
72
Bab 73. Alvaresh Jordan Hander
73
Bab 74. Markas Besar Vexoglove
74
Bab 75. Crystalin Rissa Hander
75
Bab 76. Menjagamu Selalu
76
Bab 77
77
Bab 78. Alverosh Morgan Hander
78
Bab 79. Party | Part 1
79
Bab 80. Party | Part 2
80
Bab 81. —Ending—
81
Pesan Author_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!