"Apa?" tanya Savierra ketus. Dirinya masih senantiasa duduk di kursi, menatap kearah Ryden yang menatapnya rumit.
"Apa yang kau lakukan di mansion tengah malam begini?" tanya lelaki itu membuat Savierra mengepalkan tangannya.
"Sudah ku bilang, aku ingin protes! Apakah pendengaranmu bermasalah?" ujarnya kesal. "Hey, hanya karena aku mengatakan fakta tentang kekasihmu kemarin, kamu menghukumku dengan keji? Dasar tak punya hati!" lanjutnya dengan menatap tajam ke arah suaminya itu.
Menghela nafas, Ryden kembali menatap Savierra. "Apa hukuman yang aku berikan terlalu ringan? Kamu berani sekali mengomeliku seperti itu!"
Savierra memicing, 'Apa apaan lelaki ini? Dasar hati batu.' batin perempuan itu.
"Hal yang paling membuatku melemah adalah hari tanpa makanan enak! Dan kamu sengaja memberiku makan roti dan susu selama 3 hari. Kamu ingin membunuhku Ryd?" sentak Savierra marah. Persetan dengan kesopanan dan image yang harus ia jaga sesuai rencananya. Saat ini, ia hanya ingin meluapkan amarah yang sedari kemarin tak terbendung. Ia juga tak peduli jika harus memanggil tanpa embel embel tuan ataupun yang lain.
Sedangkan lelaki itu hanya mengedikkan bahunya cuek. "Bukankah kau sekarang masih hidup? Kau tak akan mati hanya karena makan roti dan minum susu saja!" katanya santai.
"TIDAK! AKU INGIN KAMU MENGEMBALIKAN JATAH MAKAN KU! AKU TAK MAU LAGI HANYA MAKAN ROTI DAN SEGELAS SUSU SETIAP HARI!"
Mata Ryden mengkilat tajam, ia menyunggingkan senyum sinis saat Savierra berani berkata dengan nada tinggi padanya. "Oke. Hukumanmu aku tambah 2 hari lagi. Total 5 hari, dan masih ada 3 hari lagi sampai hukumanmu selesai. Aku harap kamu merenungkannya baik baik," kata Ryden tanpa rasa bersalah.
Hidung Savierra kembang kempis, amarahnya sudah berada di ubun ubun. Rasanya, ingin ia ledakkan saat ini juga. "Dasar jahat! Tak punya hati!" maki nya sembari berkaca kaca.
"Ya, itu aku."
"Hati batu! Kau suami yang tak sayang istri!"
"Memang,"
"BAJINGAN KAMU RYD!"
"Hm."
Savierra melihat keacuhan Ryden pun semakin murka. Ia berjalan cepat menghampiri Ryden lalu..
"AKHHHHHH SAVIERRA!!"
Perempuan itu langsung berlari keluar kamar Ryden, membiarkan Ryden kesakitan karena ulahnya. Savierra menulikan pendengaran saat suara Ryden memekik memaki dirinya.
Sedangkan Ryden tengah merintih sembari mengusap lengannya. "Ssshh.. apakah dia shio anjing? Ya tuhan.. sakit sekali gigitannya," rintihnya lalu memeriksa lengan yang ternyata terdapat bercak kemerahan.
"Bahkan sampai berdarah," gumam Ryden sembari meringis.
"Ah, memang benar. Perempuan itu sudah berubah banyak sekarang."
•••
Disisi lain, Australia—pukul 07.00
Sepasang paruh baya dengan pakaian modis itu melangkah pada sebuah bangunan sederhana tingkat 2 itu. Mereka berdua melangkah memasuki gerbang dan disambut oleh wanita paruh baya, pemilik bangunan itu.
"Selamat datang tuan, nyonya. Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu sopan. Orang orang memanggilnya mommy Delana, karena beliau adalah pengasuh sekaligus pemilik panti asuhan "ChildGold" yang berarti anak emas. Menekankan bahwa semua anak disitu bukanlah sebuah aib ataupun kesalahan. Tapi mereka adalah anak spesial. Anak yang hebat, dan kehadirannya adalah sebuah anugrah, bukanlah sebuah kesalahan.
"Sebelumnya maaf, jika tempat kami kecil. Silahkan masuk," ramah Delana.
"Iya terimakasih," balas kedua paruh baya itu sembari tersenyum tipis.
Ketiganya memasuki ruang tamu. Delana segera memberi titah kepada anak nya untuk membuatkan minuman untuk kedua tamu terhormat itu.
Delana terdiam menatap kedua orang yang terlihat modis menurutnya. Mereka pasti dari kalangan kaya, atau bisa jadi malah keluarga bangsawan. Dilihat dari banyaknya pengawal yang mengawal, Delana bisa memastikan bahwa keduanya bukan orang biasa.
"Maaf nyonya, sebelumnya kedatangan kami kesini ingin mencari tahu tentang sesuatu," ucap pria itu.
Delana mengangguk, "Silahkan tuan, jika saya tahu, saya pasti akan memberi informasi yang anda inginkan. Namun, panti ini memiliki aturan, tidak boleh mengorek terlalu banyak informasi, jika belum memberikan tanda pengenalan diri," jelas Delana membuat kedua orang itu mengangguk.
Wanita itu menyerahkan selembar foto usang kepada Delana. "Apakah nyonya pernah menerima bayi merah ini sekitar 22 tahun yang lalu?" tanyanya dengan raut wajah berharap.
Menerima foto itu, Delana menatap intens pada sosok foto bayi yang menurutnya tak asing. "Tunggu nyonya, saya akan mencari berkas yang bersangkutan."
Nyonya itu mengangguk dan membiarkan Delana pergi. Ia menoleh kearah suaminya yang juga terlihat gugup. "Honey, bagaimana jika di panti ini tidak ada? Apalagi yang harus kita lakukan?" lirihnya sendu. "Aku sudah terlalu merindukan kedua putri kita, sampai kapan kita harus hidup tanpa mereka?"
Sang suami yang melihat istri nya sedih mencoba menenangkannya. Ia memeluk dan mengelus lembut surai istrinya. "Jika memang tidak ada, aku akan mencari lagi hingga kita bisa menemukan kedua putri kita honey.. aku tidak akan menyerah. Jadi tenang dulu ya," ucap sang suami menenangkan, membuat wanita itu mau tak mau mengangguk.
Suara langkah kaki membuat keduanya mengalihkan pandangan kearah Delana yang kembali datang dengan setumpuk berkas. "Ini adalah berkas bayi yang saya temukan dan saya terima sekitar 22 tahun yang lalu nyonya. Di tahun itu saya menerima 12 bayi, dan menemukan 5 bayi yang ditinggalkan. Ini adalah biodata mereka beserta foto masa kecil. Silahkan tuan dan nyonya amati satu persatu," ujar Delana sembari memberikan 17 berkas kepada sepasang suami istri itu.
Pria itu menerima dan mulai mencocokkan satu persatu biodata beserta foto bayi. Ia mengamati dan menyandingkan foto foto bayi dengan foto yang ditangannya.
"Honey! Lihat, aku menemukan foto bayi yang hampir mirip dengan Calesya!" seru wanita itu. Ia melihat tanggal di temukannya adalah 3 hari setelah hari lahir putri mereka.
Dalam berkas itu, ia melihat ada 5 foto. 1 sewaktu bayi, daan lainnya saat menginjak usia remaja. Wanita itu berkaca kaca. Sungguh, wajah bayi itu sangat mirip dengannya waktu kecil. "Ini.. Calesya anakku.." isaknya tak tertahankan lagi. Ia mengelus foto bayi mungil itu.
"Ini Calesya mom?" lirih pria itu yang diangguki oleh istrinya.
Wanita itu mendongak menatap Delana. "Nyonya, siapa nama anak ini? Dan, apa ada tanda lahir di tubuhnya?" tanyanya antusias. Ia sangat berharap bahwa itu adalah Calesya nya!
Delana mencoba mengingat, gadis itu bernama Keyra. ,"Kalau tidak salah, ada tanda lahir di belakang telinga,"
"ITU BENERAN PUTRI KITA HONEY!" seru wanita itu senang. Ia memeluk tubuh suaminya. "Akhirnya kedua putri kita ketemu!"
Pria itu tersenyum. "Pencarian kita selama ini tidak sia sia honey.."
"Kalau boleh tau, kalian ini siapanya Keyra?" tanya Delana sopan.
"Keyra? Dia diberi nama Keyra? Bagus juga. Itu, saya orang tua Keyra. Perkenalkan nyonya, saya Anneth Paradisa Zelgan dan ini suami saya, Nathanio Darius Zelgan. Kami orang tua kandung Keyra." Anneth memperkenalkan diri dengan antusias. "Jadi, dimana putri putri saya sekarang nyonya? Apakah kedua putri saya masih disini?"
"Maaf, waktu berumur 7 tahun, nona Keyra sudah di adopsi oleh sebuah keluarga nyonya!"
Deg!
Anneth mematung, "di a-adopsi?" lirihnya membuat Delana mengangguk. "Lalu kembarannya?"
Dahi Delana mengernyit. "Maaf, disini tidak ada kembarannya Keyra. Saya hanya menerima Keyra saja saat pihak rumah sakit memberikan bayi,"
Deg!
Cobaan apa lagi ini ya tuhan? Senyum yang sempat terpatri di bibir Anneth dan Darius pun sirna. "Jadi.. Yang satu diadopsi, yang satu hilang?" lirih Darius tak percaya.
Anneth menggeleng pelan, "Keluarga mana yang mengadopsi Keyra?"
"Kalau tidak salah ingat, keluarga Arlott nyonya. Mereka pebisnis kaya di Australia ini," jelas Delana.
Darius menggenggam erat tangan Anneth yang sudah berkeringat. "Terima kasih atas bantuan nyonya Delana. Ini, tolong diterima. Anggap saja saya memberikan donasi pada anak panti ini. Terima kasih sudah merawat Keyra selama 7 tahun," ucap Darius tulus sembari memberikan sebuah cek yang bernilai ratusan juta.
Setelah mendapatkan petunjuk itu, keduanya pamit undur diri. Sepanjang jalan menuju mobil, Anneth tak berhenti menangis. "Honey, ku kira kita sudah dapat memeluk kedua putri kita. Ternyata ujian kita belum selesai. Calesya telah di adopsi oleh orang lain, sedangkan Clarissa masih menghilang. Kapan kita bisa memeluk mereka honey.." isaknya dengan perasaan kecewa.
Darius memeluk erat sang istri. "Aku yakin pasti bisa menemukan keduanya. Ini hanya masalah waktu. Kamu harus bersabar ya.. Algara pasti juga merindukan kedua adiknya." Saat ini Darius hanya bisa menenangkan istrinya. Selanjutnya ia akan mencari jalan keluar agar mereka bisa segera bertemu kedua putri cantiknya.
•••
Hayy all, sorry agak telat dikit(。・ω・。)
Oh iya, ada yang bisa nebak, kira kira apa yang akan keluarga Zelgan lakukan saat mereka tahu putri yang sangat mereka nantikan sudah mati?
Gimana ya nasib keluarga Arlott? Hihi..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Viona Syafazea
jangan2 kembarannya saviera lagi
2025-02-05
1
Viona Syafazea
beneran keyra
2025-02-05
0
Viona Syafazea
tapi raga putri kalian sudah meninggal.. 😭😭
2025-02-05
1