13. Menghabiskan Sisa Kenakalan

Setelah memasuki Kota Bandung, Ratri segera menghubungi Asha. Dia memberitahu sang adik, akan segera tiba di rumah.

"Aku dan Bi Lestari sedang tidak di rumah, Kak," ucap Asha lesu, saat menjawab telepon dari sang kakak.

Sontak, Ratri menautkan alis. "Lalu? Kamu di mana sekarang?" tanyanya.

"Di rumah sakit, Kak," jawab Asha. Dia langsung menyebutkan salah satu rumah sakit ternama kota itu.

Ratri terdiam sejenak, sebelum kembali bicara. "Tunggu Kakak di lobi. Minta satpam untuk menemanimu, ya."

Setelah menutup sambungan telepon, Ratri mengalihkan perhatian kepada Sastra. "Kita tidak jadi ke rumah," ucapnya.

"Lalu? Ke mana?" Sastra menoleh sekilas.

Ratri menyebutkan nama rumah sakit yang akan dituju. Dia juga memberikan petunjuk arah dengan baik kepada Sastra.

Tak berselang lama, mereka tiba di tempat tujuan. Sebelum turun dari kendaraan, Sastra menatap lekat penuh selidik terhadap Ratri. "Siapa yang dirawat di sini?" tanyanya.

"Papaku. Kondisi kesehatannya memburuk dalan beberapa waktu terakhir," jawab Ratri pelan, kemudian melepas sabuk pengaman.

Melihat Ratri yang hendak turun, Sastra bergerak lebih dulu. Sudah jadi kebiasaannya membukakan pintu untuk wanita.

"Papa kamu sakit apa?" tanya Sastra lagi, seraya berjalan di sebelah Ratri. Mereka menuju pintu masuk utama rumah sakit.

"Komplikasi. Papa menderita beberapa penyakit berat," jawab Ratri. Dia tertegun, seraya mengedarkan pandangan mencari sosok sang adik. Sesaat kemudian, wanita muda dengan penampilan kasual itu tersenyum hangat, ketika menyambut kehadiran Asha, yang langsung menghambur ke dalam pelukannya.

Asha terisak pilu. Remaja 19 tahun itu tampak sangat sedih. "Syukurlah, Akhirnya, Kakak datang. Aku dan Bi Lestari sudah menunggu sejak tadi," ucapnya, di sela tangisan.

"Bagaimana keadaan Papa? Di mana beliau sekarang?" tanya Ratri, seraya mengusap lembut rambut Asha, yang diikat asal-asalan.

"Itulah, Kak. Kami menunggu Kakak untuk mengurus pemulangan jenazah papa."

Sontak, Ratri melepaskan pelukannya. Dia menatap tak percaya. Arsitek muda berambut pendek itu hampir ambruk ke lantai, andai Sastra tidak segera menahan tubuhnya.

"Ayo." Sastra membawa Ratri duduk. Dia juga mengajak Asha.

"Temani Ratri di sini. Aku yang akan mengurus semuanya," ucap Sastra kepada Asha.

"Kakak siapa?" tanya Asha polos.

"Aku Sastra. Teman dekat kakakmu," jawab Sastra kalem dan penuh wibawa. Tanpa banyak bicara, dia segera berlalu dari hadapan dua bersaudara itu.

Seperti yang dikatakannya tadi, Sastra mengurus segala hal yang berkaitan dengan pemulangan jenazah Windrawan Ismail, ayahanda Ratri. Lewat tangan dinginnya, semua bisa diselesaikan dengan mudah.

......................

Pagi datang menggantikan malam yang dipenuhi derai air mata. Meskipun mentari bersinar terang, tetapi awan mendung justru menaungi hati dua bersaudara, yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh ayah tercinta.

Ratri berdiri mematung dengan tatapan kosong pada gundukan tanah merah, yang kini jadi atap tempat tinggal sang ayah. Pria paruh baya itu akan terbaring di sana untuk selamanya. Tak bisa disentuh, atau sekadar dilihat dari kejauhan.

Begitu juga dengan Asha. Tak dipedulikannya bisik-bisik dari beberapa teman, yang memuji ketampanan serta kegagahan Sastra. Ini bukan saat yang tepat, untuk mengurusi hal tidak penting.

"Kamu tidak pulang?" tanya Ratri, setelah upacara pemakaman selesai, dan mereka telah kembali ke rumah.

"Nanti saja," jawab Sastra.

"Bagaimana jika Elia mencarimu?" Di saat seperti itu, Ratri masih sempat memikirkan hal lain.

"Jangan khawatir. Aku mematikan ponsel sejak tadi pagi," sahut Sastra enteng.

"Tolonglah. Jangan mencari masalah," pinta Ratri, mulai tak enak hati. "Aku pergi. Kamu menghilang. Apa yang akan Elia pikirkan?"

"Sudahlah. Jangan urusi hal itu sekarang. Sebaiknya, kamu pikirkan langkah apa yang akan diambil setelah ini?" saran Sastra tenang.

Ratri mengembuskan napas pelan dan dalam. "Aku sudah bicara dengan Asha. Dia ingin tetap tinggal di sini."

"Tidak masalah. Hormati keputusan adikmu."

"Ya, tentu. Aku hanya takut Asha kesepian dan ...." Ratri tak melanjutkan kalimatnya. Dia bahkan memalingkan wajah ke samping, seakan tak ingin Sastra melihatnya menangis.

Sejak semalam, Ratri berusaha keras menyembunyikan air mata, meskipun melihat Asha dan Bi Lastri menangis pilu karena meratapi kepergian Windrawan.

Melihat kondisi mental Ratri yang sedang terguncang, membuat Sastra merasa iba. Dia duduk di sebelah wanita muda itu. Tanpa sungkan, dirangkulnya Ratri, kemudian dipeluk erat. "Jangan ditahan," ucapnya pelan, setengah berbisik.

Ya. Ratri tak bisa menahan air matanya lagi. Jika semalam dia hanya meneteskan sedikit kepedihan karena sengaja disembunyikan, kali ini semua tertumpah dalam dekapan Sastra. Ratri tak peduli, meskipun itu membuatnya terlihat lemah.

"Aku tahu seperti apa rasanya. Kehilangan seseorang yang teramat kita kasihi. Itu sungguh menyakitkan," ucap Sastra, pelan dan dalam. Tak ada rasa canggung, saat dirinya mengusap-usap lembut lengan Ratri yang tengah menangis.

"Aku sangat menyayangi mama. Namun, dia pergi lebih cepat dari yang kubayangkan. Aku belum menikah. Apalagi memberinya cucu. Banyak harapan beliau yang belum kuwujudkan," tutur Sastra, diiringi senyum semu.

"Kapan mamamu tiada?" Ratri menghentikan isakannya, lalu setengah mendongak menatap Sastra.

"Sudah lama sekali. Itulah kenapa aku lebih memilih tinggal di Skotlandia. Ada banyak kenangan masa kecil di sana. Sesuatu yang tidak terlupakan."

Sastra menggumam pelan, kemudian sedikit menunduk. Dia membalas tatapan Ratri, lalu tersenyum kecil. "Semua akan berlalu tanpa kamu sadari. Kesedihan sedalam apa pun, pasti sirna seiring berjalannya waktu. Kamu terlupa akan segala hal menyakitkan, yang pernah terjadi di masa lalu. Setelah itu ….” Sastra menyentuh dagu Ratri, lalu mengangkatnya perlahan. “Percayalah. Hari baik akan menghiasi kalendermu.”

“Kamu terlalu memaksakan diri. Kamu pikir, aku akan tertawa?” 

“Kamu pikir, aku sedang membuat lelucon?” Sastra menaikkan sebelah alis. “Ya, ampun. Aku bekerja keras merangkai kata seperti tadi. Kukira, kamu akan terkesan. Ternyata ….” 

Sastra tidak melanjutkan kalimatnya, saat melihat telepon genggam milik Ratri menyala. Sebuah panggilan masuk, dari nomor Eliana. 

“Apa Elia tahu kamu ada di Bandung?” tanya Sastra.

Ratri menggeleng pelan. “Aku tidak mengatakan hendak kemari.”

“Kenapa?” 

“Aku malas. Elia pasti akan mengajukan banyak pertanyaan. Kamu pasti tahu seberapa ribut dia, saat dihadapkan pada masalah sepele sekalipun.” 

Sastra tersenyum simpul. 

“Maaf. Aku tidak bermaksud bicara buruk tentang Elia. Dia pacarmu … calon tunangan.” Ratri menggigit pelan bibirnya. 

“Hm.” Sastra menggumam pelan, seraya mengusap-usap dagu berhiaskan janggut tipis. 

“Tidak seharusnya kamu ada di sini,” ucap Ratri lagi, bernada kecewa. 

Namun, Sastra menggeleng samar, seakan tak setuju dengan ucapan Ratri. “Aku akan bertunangan dengan Elia dalam waktu dekat. Sejujurnya, aku hanya ingin menghabiskan sisa kenakalan dalam diri, sebelum benar-benar terikat dalam janji suci pernikahan."

"Menghabiskan sisa kenakalan?"

"Ya. Berselingkuh."

Terpopuler

Comments

Yuyun Yuningsih Yuni

Yuyun Yuningsih Yuni

ya ampun ratriiiii...jgn mau deh d jadiin selingkuh...sahabatmu lagi

2024-12-04

1

Rahmawati

Rahmawati

ratri jgn tergoda utk berselingkuh dengan sastra

2024-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertama Kali
2 2. Pulang Bersama
3 3. Dress Pinjaman
4 4. Penutup Pesta
5 5. Bayangan Wanita Lain
6 6. Mencari Alasan
7 7. Hanya Berdua
8 8. Hubungan Tanpa Ikatan
9 9. Kebebasan Mutlak
10 10. Tengkleng Sapi
11 11. Satu Meja Bersama
12 12. Pulang Mendadak
13 13. Menghabiskan Sisa Kenakalan
14 14. Tak Bisa Dipahami
15 15. Dua Sisi Hati
16 16. Sepercik Kekaguman
17 17. Keputusan Mengejutkan
18 18. Salah Bicara
19 19. 'Cutie Pie'
20 20. Once More with Beautiful Devil
21 21. Ciuman Ketiga Kali
22 22. Kerinduan Kecil
23 23. Tiga Wanita
24 24. Batman
25 25. Perdebatan Konyol
26 26. Kekasih Gelap
27 27. Panggilan Keempat
28 28. Rahasia yang Terkuak
29 29. Penuh Kejutan
30 30. SUV Hitam
31 31. Bermain Sendiri
32 32. Pria Berkemeja Abu-abu
33 33. Ajakan Pesta
34 34. Terjebak
35 35. Amarah Sastra
36 36. Melanjutkan Pesta
37 37. Tanpa Pakaian Dalam
38 38. Nasib Sial Eliana
39 39. Karma
40 40. Tak Tertahankan
41 41. Hanya Bersenang-senang
42 42. Mencari Eliana
43 43. Jagat Hartadi
44 44. Eliana yang Malang
45 45. Bujuk Rayu
46 46. Penutup Makan Malam
47 47. Pertemuan Dua Pria
48 48. Drama Keluarga
49 49. Menolak Fakta
50 50. Berbeda dan Istimewa
51 51. Bukan Sekadar Omong Kosong
52 52. Setelah Makan Malam
53 53. I Love You. Good Night
54 54. Pertemuan di 'Secangkir Kopi'
55 55. Tipu Daya Wanita
56 56. Memanfaatkan Kesempatan
57 57. Reuni Keluarga
58 58. Kepolosan Asha
59 59. Hari yang Melelahkan
60 60. Cemburu
61 61. Drama Eliana
62 62. Gerimis
63 63. Will You Marry Me?
64 64. Malam Perpisahan
65 65. Aksi Nekat Eliana
66 66. Dikuasai Iblis Jahat
67 67. Oh, Eliana
68 68. Kehangatan Keluarga
69 69. My Better Half
70 70. Brownies
71 71. Mulai Akrab
72 72. Siang yang Panas
73 73. Permohonan Dhania
74 74. Tamu Tak Terduga
75 75. Demi Cinta
76 76. Melepaskan Kenangan
77 77. Just One Kiss
78 78. Senyum Kemenangan Jagat
79 79. Disappear
80 80. Hadiah dalam Waktu yang Tidak Tepat
81 81. Berjuang Sendiri
82 82. Rahasia Berdua
83 83. Juliet Rose
84 84. Hari Pembebasan
85 85. Empat Tahun Berlalu
86 86. Perasaan yang Tak Menentu
87 87. Pandangan Pertama
88 88. Segelas Jus untuk Gadis Kecil
89 89. Sama-sama Menyesal
90 90. Perfect Plan
91 91. Gigitan saat Berciuman
92 92. Pemandangan Baru
93 93. Ajakan Berdamai
94 94. You Look So Beautiful Tonight
95 95. Cumbuan Penawar Rindu
96 96. Sama-sama Egois
97 97. Mengejar Ratri
98 98. Menantikan Akhir Cerita
99 99. Pizza untuk Tata
100 100. Papa
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pertama Kali
2
2. Pulang Bersama
3
3. Dress Pinjaman
4
4. Penutup Pesta
5
5. Bayangan Wanita Lain
6
6. Mencari Alasan
7
7. Hanya Berdua
8
8. Hubungan Tanpa Ikatan
9
9. Kebebasan Mutlak
10
10. Tengkleng Sapi
11
11. Satu Meja Bersama
12
12. Pulang Mendadak
13
13. Menghabiskan Sisa Kenakalan
14
14. Tak Bisa Dipahami
15
15. Dua Sisi Hati
16
16. Sepercik Kekaguman
17
17. Keputusan Mengejutkan
18
18. Salah Bicara
19
19. 'Cutie Pie'
20
20. Once More with Beautiful Devil
21
21. Ciuman Ketiga Kali
22
22. Kerinduan Kecil
23
23. Tiga Wanita
24
24. Batman
25
25. Perdebatan Konyol
26
26. Kekasih Gelap
27
27. Panggilan Keempat
28
28. Rahasia yang Terkuak
29
29. Penuh Kejutan
30
30. SUV Hitam
31
31. Bermain Sendiri
32
32. Pria Berkemeja Abu-abu
33
33. Ajakan Pesta
34
34. Terjebak
35
35. Amarah Sastra
36
36. Melanjutkan Pesta
37
37. Tanpa Pakaian Dalam
38
38. Nasib Sial Eliana
39
39. Karma
40
40. Tak Tertahankan
41
41. Hanya Bersenang-senang
42
42. Mencari Eliana
43
43. Jagat Hartadi
44
44. Eliana yang Malang
45
45. Bujuk Rayu
46
46. Penutup Makan Malam
47
47. Pertemuan Dua Pria
48
48. Drama Keluarga
49
49. Menolak Fakta
50
50. Berbeda dan Istimewa
51
51. Bukan Sekadar Omong Kosong
52
52. Setelah Makan Malam
53
53. I Love You. Good Night
54
54. Pertemuan di 'Secangkir Kopi'
55
55. Tipu Daya Wanita
56
56. Memanfaatkan Kesempatan
57
57. Reuni Keluarga
58
58. Kepolosan Asha
59
59. Hari yang Melelahkan
60
60. Cemburu
61
61. Drama Eliana
62
62. Gerimis
63
63. Will You Marry Me?
64
64. Malam Perpisahan
65
65. Aksi Nekat Eliana
66
66. Dikuasai Iblis Jahat
67
67. Oh, Eliana
68
68. Kehangatan Keluarga
69
69. My Better Half
70
70. Brownies
71
71. Mulai Akrab
72
72. Siang yang Panas
73
73. Permohonan Dhania
74
74. Tamu Tak Terduga
75
75. Demi Cinta
76
76. Melepaskan Kenangan
77
77. Just One Kiss
78
78. Senyum Kemenangan Jagat
79
79. Disappear
80
80. Hadiah dalam Waktu yang Tidak Tepat
81
81. Berjuang Sendiri
82
82. Rahasia Berdua
83
83. Juliet Rose
84
84. Hari Pembebasan
85
85. Empat Tahun Berlalu
86
86. Perasaan yang Tak Menentu
87
87. Pandangan Pertama
88
88. Segelas Jus untuk Gadis Kecil
89
89. Sama-sama Menyesal
90
90. Perfect Plan
91
91. Gigitan saat Berciuman
92
92. Pemandangan Baru
93
93. Ajakan Berdamai
94
94. You Look So Beautiful Tonight
95
95. Cumbuan Penawar Rindu
96
96. Sama-sama Egois
97
97. Mengejar Ratri
98
98. Menantikan Akhir Cerita
99
99. Pizza untuk Tata
100
100. Papa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!