2. Pulang Bersama

Ratri menatap keheranan, ketika Sastra berdiri di hadapannya. Mereka saling pandang beberapa saat, sebelum Ratri tersadar. Dengan agak kikuk, dia menyodorkan gelang milik Eliana. “Aku menemukannya di toilet,” ucap Ratri, diiringi senyum canggung.

“Jadi, memang benar terjatuh di sini.” Sastra menerima gelang itu, kemudian memasukkan ke saku jaket. “Apa pekerjaanmu belum selesai?”

Ratri menggeleng. “Aku mau pulang, saat kamu datang.”

“Meja kerjamu masih berantakan,” ujar Sastra, seraya menoleh sekilas ke meja kerja Ratri.

Ratri mengembuskan napas pelan bernada keluhan, sebelum tersenyum kecil. “Aku sengaja tidak membereskannya ….” Gadis itu terdiam sejenak. “Sebenarnya, aku sudah ketinggalan kereta terakhir. Jadi, tadi agak buru-buru,” jelasnya.

“Kamu pulang sendiri?”

Ratri mengangguk. “Aku terbiasa sendiri.”

Sastra menggumam pelan. “Terlalu berbahaya untuk gadis sepertimu. Aku membaca berita di situs online. Akhir-akhir ini, banyak sekali kasus kejahatan terhadap wanita.”

“Aku pemegang sabuk biru,” ujar Ratri menanggapi.

“Wow! Keren,” sanjung Sastra, diiringi senyum kalem. “Akan tetapi, wanita tetaplah wanita,” ucapnya pelan dan dalam.

“Tentu saja. Kami tidak memiliki janggut,” balas Ratri, setengah bercanda. “Ah, maaf. Bukan maksudku menganggap remeh. Aku hanya tidak ingin berpikir terlalu banyak, tentang sesuatu yang bisa membuatku takut dan jadi terbebani.”

“Itu benar. Asal tetap waspada, kamu pasti akan selalu aman.” Sastra kembali tersenyum kalem, lalu berpamitan. Namun, saat tiba di pintu, pria dengan gaya rambut man bun itu tertegun, lalu menoleh. “Bagaimana bila kuantar pulang?” tawarnya.

Ratri yang baru mengambil tas dari meja kerja, terpaku sejenak. Dia terlihat ragu.

“Jangan khawatir. Akan kupastikan Eliana tidak mengetahui ini,” ucap Sastra, seakan membujuk Ratri agar bersedia menerima tawarannya.

“Kenapa dia tidak boleh tahu?” Ratri berjalan mendekat.

“Eliana sedikit pencemburu,” jawab Sastra tenang.

“Itu bagus. Artinya, dia benar-benar mencintaimu.”

“Ya. Aku sangat beruntung.” Lagi-lagi, Sastra memperlihatkan senyum kalemnya, sebelum mempersilakan Ratri keluar. “Mau kubantu mengunci pintu?”

“Ya, ampun.” Ratri tertawa renyah. “Pantas saja Eliana jadi pencemburu.”

“Kenapa?” Sastra menautkan alis.

“Aku rasa, kamu terlalu baik.” Ratri yang sudah selesai mengunci pintu, menatap kekasih sahabatnya sejenak.

“Aku merasa biasa saja,” bantah Sastra menanggapi. Dia mengarahkan tangan kanan ke tempat di mana mobilnya terparkir. Pria itu tidak terlihat canggung, meskipun ini kali pertama dirinya bertemu langsung dengan Ratri.

“Aku justru memikirkan hal lain tentang kamu,” ucap Sastra, seraya membukakan pintu untuk Ratri yang keheranan. Dia mempersilakan masuk, berhubung gadis itu hanya terpaku.

“Membukakan pintu untuk wanita, bukan hal aneh selama aku tinggal di luar negeri,” ucap Sastra, seakan memahami bahasa tubuh yang Ratri tunjukkan.

“Ya. Terima kasih,” balas Ratri, seraya masuk, Dia berusaha terlihat nyaman, setelah duduk dan memasang sabuk pengaman. Ratri tak tahu, apakah keputusannya menerima tawaran Sastra untuk pulang bersama, benar atau tidak.

“Di mana alamatmu?” tanya Sastra, setelah bersiap di belakang kemudi.

“Biar kupandu sambil jalan,” jawab Ratri, seraya menoleh sekilas.

Sastra mengangguk setuju, kemudian menyalakan mesin kendaraan. Tak berselang lama, mobil double cabin yang dikendarainya melaju gagah meninggalkan tempat itu.

“Apa kamu sedang mengerjakan proyek besar?” tanya Sastra basa-basi.

“Tidak juga. Aku hanya membuat rancangan. Rencananya, akan kutawarkan pada seorang kenalan. Siapa tahu, dia tertarik,” jawab Ratri.

“Aku suka rancanganmu. Sangat ikonik.” Sastra menoleh sekilas, sebelum kembali fokus pada lalu lintas yang masih cukup ramai.

“Terima kasih. Tetapi, butuh kerja keras untuk membuat orang-orang tertarik dengan sesuatu yang tidak biasa.”

“Ya. Tidak semua orang memahami yang namanya inovasi. Terkadang, paradigma yang sudah tertanam kuat dalam pikiran, membuat seseorang sulit untuk menerima sesuatu yang dianggap baru. Segala hal butuh proses, Non.”

Ratri tersenyum, mendengar Sastra memanggilnya dengan sebutan ‘non’. Namun, dia tak mengatakan apa pun. Sejujurnya, Ratri masih agak canggung, meskipun Sastra justru terlihat sebaliknya.

“Apa kamu sudah makan malam?” tanya Sastra, sesaat kemudian.

“Aku biasa beli nasi goreng atau pecel lele,” jawab Ratri.

“Tidak semua orang suka ikan lele.” Sastra menanggapi.

“Apa kamu termasuk?” Ratri yang awalnya terus menatap ke depan, kali ini mengalihkan perhatian kepada Sastra.

“Sejujurnya, aku adalah pecinta kuliner. Jadi, aku biasa mencoba segala jenis makanan. Kurasa tak ada salahnya, meskipun hanya sebatas mencicipi. Jika suka, maka aku akan memakannya lagi. Lagi dan lagi.” Nada bicara serta tatapan Sastra terasa berbeda dari sebelumnya. Itu membuat Ratri jadi tidak nyaman.

Tiba-tiba, terbesit sesuatu di benak Ratri. Dia meminta Sastra menghentikan laju kendaraan.

“Apa sudah sampai?” tanya Sastra.

“Um, i-iya,” jawab Ratri, diiringi senyum kikuk. “Terima kasih tumpangannya. Selamat malam.” Ratri bermaksud membuka pintu. Namun, Sastra lebih dulu keluar dari kendaraan, lalu membukakan pintu untuknya.

“Aku sangat merepotkanmu,” ucap Ratri tak enak.

“Tidak juga. Lagi pula, mobilku kosong.”

“Kamu yakin bisa pulang sendiri … um … maksudku … kamu … a … kamu sudah lama tinggal di luar negeri. Jadi ….”

“Kamu takut aku tersesat?” Sastra menatap penuh arti.

“Jangan membuatku merasa bersalah.” Ratri tersenyum, berusaha menyingkirkan rasa kikuknya.

“Bila aku sampai tersesat, orang pertama yang akan kucari adalah kamu," ujar Sastra enteng. Membuat Ratri melayangkan tatapan protes.

“Kamu harus bertanggung jawab, dengan cara mengantarkanku pulang,” canda Sastra.

Ratri tersenyum cukup lebar. Sepasang lesung pipinya jadi terlihat makin jelas. “Kalau begitu, kudoakan semoga kamu tidak tersesat.”

“Tak masalah jika aku tersesat. Dengan begitu, aku bisa mengetahui tempat lain yang mungkin jauh lebih menarik, dari yang selama ini biasa kukunjungi. Aku seorang petualang. Aku senang mencari dan menemukan hal baru.”

Ratri terpaku. Tubuhnya tiba-tiba kaku, saat melihat sorot mata Sastra. Entah kenapa, pria itu terus menatap dengan sorot tak dapat diartikan.

“Sudah terlalu malam,” ucap Sastra, sesaat kemudian.

Ratri segera tersadar. Dia mengangguk, lalu berbalik. “Bye,” pamitnya. Gadis cantik berambut sebahu itu melangkah tenang menyusuri trotoar. Penasaran, Ratri menoleh. Dia melihat Sastra belum beranjak dari sana, seakan tengah memastikan dirinya baik-baik saja.

Tak ingin terus jadi perhatian pria itu, Ratri berinisiatif melakukan sesuatu. Dia berbelok ke salah satu gang, yang tidak pernah dilewatinya. Ratri berdiri beberapa saat di gang tidak terlalu lebar itu, sekadar menunggu hingga Sastra pergi.

Namun, Ratri tidak menyadari telah mengambil keputusan bodoh. Dari jarak beberapa meter dari kiri, muncul dua pria yang berjalan mendekat ke arahnya.

“Ah, kacau,” gumam Ratri, seraya berbalik. Dia hendak pergi dari sana, sebelum kedua pria tadi makin mendekat. Akan tetapi, dari pintu masuk gang tiba-tiba muncul dua orang lagi.

"Hai, cantik."

Terpopuler

Comments

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

masa iya takut? katanya pemegang sabuk biru tri

2024-11-27

1

Rahmawati

Rahmawati

sastra kok natapnya gitu ke ratri, apa suka?

2024-12-24

1

octa❤️

octa❤️

jadi ingat am bg moemoe..jangan galauan kayak bg moemoe ya

2024-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertama Kali
2 2. Pulang Bersama
3 3. Dress Pinjaman
4 4. Penutup Pesta
5 5. Bayangan Wanita Lain
6 6. Mencari Alasan
7 7. Hanya Berdua
8 8. Hubungan Tanpa Ikatan
9 9. Kebebasan Mutlak
10 10. Tengkleng Sapi
11 11. Satu Meja Bersama
12 12. Pulang Mendadak
13 13. Menghabiskan Sisa Kenakalan
14 14. Tak Bisa Dipahami
15 15. Dua Sisi Hati
16 16. Sepercik Kekaguman
17 17. Keputusan Mengejutkan
18 18. Salah Bicara
19 19. 'Cutie Pie'
20 20. Once More with Beautiful Devil
21 21. Ciuman Ketiga Kali
22 22. Kerinduan Kecil
23 23. Tiga Wanita
24 24. Batman
25 25. Perdebatan Konyol
26 26. Kekasih Gelap
27 27. Panggilan Keempat
28 28. Rahasia yang Terkuak
29 29. Penuh Kejutan
30 30. SUV Hitam
31 31. Bermain Sendiri
32 32. Pria Berkemeja Abu-abu
33 33. Ajakan Pesta
34 34. Terjebak
35 35. Amarah Sastra
36 36. Melanjutkan Pesta
37 37. Tanpa Pakaian Dalam
38 38. Nasib Sial Eliana
39 39. Karma
40 40. Tak Tertahankan
41 41. Hanya Bersenang-senang
42 42. Mencari Eliana
43 43. Jagat Hartadi
44 44. Eliana yang Malang
45 45. Bujuk Rayu
46 46. Penutup Makan Malam
47 47. Pertemuan Dua Pria
48 48. Drama Keluarga
49 49. Menolak Fakta
50 50. Berbeda dan Istimewa
51 51. Bukan Sekadar Omong Kosong
52 52. Setelah Makan Malam
53 53. I Love You. Good Night
54 54. Pertemuan di 'Secangkir Kopi'
55 55. Tipu Daya Wanita
56 56. Memanfaatkan Kesempatan
57 57. Reuni Keluarga
58 58. Kepolosan Asha
59 59. Hari yang Melelahkan
60 60. Cemburu
61 61. Drama Eliana
62 62. Gerimis
63 63. Will You Marry Me?
64 64. Malam Perpisahan
65 65. Aksi Nekat Eliana
66 66. Dikuasai Iblis Jahat
67 67. Oh, Eliana
68 68. Kehangatan Keluarga
69 69. My Better Half
70 70. Brownies
71 71. Mulai Akrab
72 72. Siang yang Panas
73 73. Permohonan Dhania
74 74. Tamu Tak Terduga
75 75. Demi Cinta
76 76. Melepaskan Kenangan
77 77. Just One Kiss
78 78. Senyum Kemenangan Jagat
79 79. Disappear
80 80. Hadiah dalam Waktu yang Tidak Tepat
81 81. Berjuang Sendiri
82 82. Rahasia Berdua
83 83. Juliet Rose
84 84. Hari Pembebasan
85 85. Empat Tahun Berlalu
86 86. Perasaan yang Tak Menentu
87 87. Pandangan Pertama
88 88. Segelas Jus untuk Gadis Kecil
89 89. Sama-sama Menyesal
90 90. Perfect Plan
91 91. Gigitan saat Berciuman
92 92. Pemandangan Baru
93 93. Ajakan Berdamai
94 94. You Look So Beautiful Tonight
95 95. Cumbuan Penawar Rindu
96 96. Sama-sama Egois
97 97. Mengejar Ratri
98 98. Menantikan Akhir Cerita
99 99. Pizza untuk Tata
100 100. Papa
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pertama Kali
2
2. Pulang Bersama
3
3. Dress Pinjaman
4
4. Penutup Pesta
5
5. Bayangan Wanita Lain
6
6. Mencari Alasan
7
7. Hanya Berdua
8
8. Hubungan Tanpa Ikatan
9
9. Kebebasan Mutlak
10
10. Tengkleng Sapi
11
11. Satu Meja Bersama
12
12. Pulang Mendadak
13
13. Menghabiskan Sisa Kenakalan
14
14. Tak Bisa Dipahami
15
15. Dua Sisi Hati
16
16. Sepercik Kekaguman
17
17. Keputusan Mengejutkan
18
18. Salah Bicara
19
19. 'Cutie Pie'
20
20. Once More with Beautiful Devil
21
21. Ciuman Ketiga Kali
22
22. Kerinduan Kecil
23
23. Tiga Wanita
24
24. Batman
25
25. Perdebatan Konyol
26
26. Kekasih Gelap
27
27. Panggilan Keempat
28
28. Rahasia yang Terkuak
29
29. Penuh Kejutan
30
30. SUV Hitam
31
31. Bermain Sendiri
32
32. Pria Berkemeja Abu-abu
33
33. Ajakan Pesta
34
34. Terjebak
35
35. Amarah Sastra
36
36. Melanjutkan Pesta
37
37. Tanpa Pakaian Dalam
38
38. Nasib Sial Eliana
39
39. Karma
40
40. Tak Tertahankan
41
41. Hanya Bersenang-senang
42
42. Mencari Eliana
43
43. Jagat Hartadi
44
44. Eliana yang Malang
45
45. Bujuk Rayu
46
46. Penutup Makan Malam
47
47. Pertemuan Dua Pria
48
48. Drama Keluarga
49
49. Menolak Fakta
50
50. Berbeda dan Istimewa
51
51. Bukan Sekadar Omong Kosong
52
52. Setelah Makan Malam
53
53. I Love You. Good Night
54
54. Pertemuan di 'Secangkir Kopi'
55
55. Tipu Daya Wanita
56
56. Memanfaatkan Kesempatan
57
57. Reuni Keluarga
58
58. Kepolosan Asha
59
59. Hari yang Melelahkan
60
60. Cemburu
61
61. Drama Eliana
62
62. Gerimis
63
63. Will You Marry Me?
64
64. Malam Perpisahan
65
65. Aksi Nekat Eliana
66
66. Dikuasai Iblis Jahat
67
67. Oh, Eliana
68
68. Kehangatan Keluarga
69
69. My Better Half
70
70. Brownies
71
71. Mulai Akrab
72
72. Siang yang Panas
73
73. Permohonan Dhania
74
74. Tamu Tak Terduga
75
75. Demi Cinta
76
76. Melepaskan Kenangan
77
77. Just One Kiss
78
78. Senyum Kemenangan Jagat
79
79. Disappear
80
80. Hadiah dalam Waktu yang Tidak Tepat
81
81. Berjuang Sendiri
82
82. Rahasia Berdua
83
83. Juliet Rose
84
84. Hari Pembebasan
85
85. Empat Tahun Berlalu
86
86. Perasaan yang Tak Menentu
87
87. Pandangan Pertama
88
88. Segelas Jus untuk Gadis Kecil
89
89. Sama-sama Menyesal
90
90. Perfect Plan
91
91. Gigitan saat Berciuman
92
92. Pemandangan Baru
93
93. Ajakan Berdamai
94
94. You Look So Beautiful Tonight
95
95. Cumbuan Penawar Rindu
96
96. Sama-sama Egois
97
97. Mengejar Ratri
98
98. Menantikan Akhir Cerita
99
99. Pizza untuk Tata
100
100. Papa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!