Bab 14

***

Grace menghela nafasnya pelan sembari meminum orang juice yang ia bawa tadi. Saat ini dia berada di sisi pojokan bagian pesta. Tidak banyak orang, hanya beberapa saja. Mungkin sekitar dua puluh orang yang ada disini, entah lebih juga. Karena tidak ada teman, alhasil Grace pun hanya duduk diam sendirian.

Sebenarnya gabut sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Andai saja dia bisa kabur, mungkin sejak awal dia kabur. Ternyata menyetujui perjanjian itu malah berbalik petaka untuknya. Dia selalu kesal ketika mengingat perjanjian paksa yang dilakukan oleh Atlas. Ditambah lagi dengan sikap pria gila tadi. Tak tahu dia siapa, sepertinya dia memang tidak memiliki sopan santun. Makanya dia bisa dengan mudah mengatakan hal demikian. Sepertinya dia menganggap semua wanita itu sama. Padahal sudah jelas berbeda.

Saat sedang asik sendiri, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di kursi sampingnya. Grace melirik ke arah sampingnya. Disana ada pria asing yang langsung melemparkan senyum ke arahnya.

"Hai," sapanya."

Grace hanya tersenyum tipis lalu menganggukan kepalanya.

"Hanya sendiri?" tanyanya.

"Ya seperti yang kau lihat saja."

Pria itu terkekeh pelan lalu menganggukan kepalanya. "Seumur-umur, baru kali ini ada gadis ketus kepada ku."

"Saya tidak ketus. Saya hanya menjawab pertanyaan anda."

"Iya baiklah. Tapi kenapa gadis secantik kamu hanya sendirian disini?"

"Memangnya harus bergabung? Tidak kan? Lagi pula aku tidak suka berbaur dengan orang asing."

"Kau sangat berbeda ternyata. By the way, perkenalkan aku Marvin Marleo."

Pria bernama Marvin itu nampak mengulurkan tangannya ke arah Grace. Tetapi Grace tidak menjabat tangan pria itu. Dia hanya diam saja seolah tidak melihat uluran tangan itu.

"Grace," ucap Grace memperkenalkan namanya.

Marvin kembali menari tangannya dan kembali tersenyum. "Nama yang sungguh cantik. Persis seperti pemilik namanya."

"Terima kasih."

Grace kembali meminum orang juice miliknya. Sebenarnya malas sekali harus berkenalan dengan orang baru. Tapi apa boleh buat, dia tidak bisa mengusirnya begitu saja. Yang ada nanti dia malah jadi pusat perhatian disini.

"Permisi," pamit Grace pergi dari hadapan pria ini.

Tanpa sepengetahuannya, pria ini mengeluarkan smirknya saat melihat Grace pergi. Entah apa maksudnya. Yang jelas sepertinya ada sesuatu hal di kepalanya tentang Grace.

Grace sendiri pergi ke kamar mandi. Mungkin karena terlalu banyak minum orang juice jadi dia kebelet pipis. Setelah selesai, ia pun segera keluar kamar mandi. Namun saat berada di depan pintu kamar mandi, tiba-tiba pria tadi yang mengajaknya berkenalan menghadangnya. Pria itu juga langsung baju mendekat ke arah Grace, sehingga Grace langsung memundurkan langkahnya.

Dengan tatapan mengernyit, gadis itu berusaha mundur dan berusaha untuk tidak terlihat takut. Meskipun sebenarnya dia sangat takut sekali.

"Mau apa kau?" tanya Grace.

"Hanya ingin bermain dengan mu."

Grace tersenyum tipis dan agak mengejek. "Sayangnya aku bukan mainan."

"Oh ya? Tapi Atlas terlihat menjadikan mu mainannya."

"Sungguh penglihatan yang buruk."

"Bukankah benar? Kau hanya mainan Atlas? Pemuas nafsu pria itu dan pada akhirnya akan dicampakan begitu saja?"

"Jika tidak tahu kebenarannya seperti apa, lebih baik diam dan tutup mulut. Bukankah akan malu jika apa yang kau katakan tidak sesuai dengan faktanya?"

Marvin tersenyum miring. Sepertinya dia ini bukan gadis sembarangan. Baru pertama kali ini dia melihat rivalnya itu membawa seorang gadis ke sebuh pesta. Meskipun ia tahu jika gadis ini memang hanya sebatas sekretarisnya saja. Katanya, tapi tidak ada yang tahu kebenarannya seperti apa kan?

"Tinggalkan Atlas dan datang kepada ku. Aku akan membuat mu lebih berharga dibandingkan dia," titah Marvin.

"Sayangnya, tidak ada harga untuk ku. Mau sebanyak apapun uang mu, tetap tidak akan bisa membeli apa yangaku miliki termasuk diri ku sendiri. Jadi, berhenti bermimpi," putus Grace seraya pergi menjauh dari sana.

Baru beberapa langkah dia maju, Marvin menarik lengannya begitu saja sehingga jarak tubuhnya dengan Marvin tentu saja dekat. Grace yang terkejut pun reflek mendorong tubuh pria ini. Namun sayangnya jangankan menjauh, sekedar geser sedikit saja tidak.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" pekik Grace kesal.

"Bermain sebentar. Bukankah aku sudah mengatakannya?" ucap Marvin dengan ekspresi wajah seperti pedofil.

Tangan kanan Grace dicekal dengan cukup kuat. Bahkan Grace merasakan rasa sakit di tangannya itu karena tertekan oleh gelang yang ia pakai juga.

"SAKIT BAJINGN!! LEPASKAN AKU!!" geram Grace.

"Tidak akan pernah. Salah kau dekat dengan Atlas, jika saja tidak, mungkin aku tidak akan menganggu mu!"

Setelah itu Marvin mulai membelai wajah Grace dengan lembut. Bukannya senang, Grace justru takut. Ia pun hanya bisa berteriak karena perlawanan yang ia berikan juga tidak berubah apa-apa.

"TOLONGG!! TOLONG SAYA!!" teriak Grace.

"Teriak lah, tidak ada yang bisa mendengar mu karena orang-orang sibuk di pesta. Bahkan si bajingn Atlas pun tidak akan bisa menolong mu!"

Demi tuhan!! Grace takut sekali. Dia sudah berontak, tapi sayangnya tenaganya kalah kuat dengan pria ini. Hanya satu yang belum ia lakukan, yaitu tendangan untuk pria ini.

Tangan pria ini tentu saja sudah bertindak diluar batas. Dia mulai mengelus tangan dan wajah Grace. Akhirnya Grace pun mengangkat kakinya sehingga lututnya tepat sekali mengenai burung pria itu.

"ARGH!!! DASAR JAL*NG!!"

Marvin meringis kesakitan saat miliknya ditendang begitu saja. Alhasil cekalannya pun terlepas. Memanfaatkan kesempatan itu, Grace segera berlari kabur dari dalam kamar mandi tersebut.

Baru saja tangannya meraih tuas pintu kamar mandi, tetiba tangannya ditarik lagi dan...

PLAKKK!

Wajah cantiknya ditampar dengan begitu keras oleh pria ini. Bahkan saking kerasnya tubuh Grace sampai tersungkur ke atas lantai yang dingin.

"Akhhh, sshh." Grace meringis pelan.

Kebas sekali rasanya, bahkan ia juga merasakan kepalanya pening karena pukulan keras itu.

"Kau tidak bisa lari kemana pun! Siapa pun yang berhubungan dengan Atlas harus hancur, termasuk kau wanita jal*ng!"

Marvin menarik kasar lengan Grace sehingga mau tak mau dia pun terpaksa bangun. Dengan jelas Grace bisa melihat kilatan amarah di wajah pria ini. Grace tidak tahu, sepertinya malam ini akhir dari hidupnya. Pening dan sakit yang ia rasakan ternyata sampai sebegininya. Akhirnya ia pun memejamkan kedua matanya saking sudah tidak kuatnya.

Bugh..

Bugh...

Bugh...

Samar-samar Grace mendengar suara pukulan. Tapi kenapa tubuhnya tidak merasakan sakit? Justru yang ada tubuhnya malah terhempas ke atas lantai. Pandangannya mendadak buram, tapi sebelum sepenuhnya menutup kedua matanya ini, ia melihat ada dua siluet manusia di depannya. Entah siapa, Grace tidak tahu.

Pandangan Grace gelap dan setelahnya dia tidak tahu apa-apa dan tidak tahu bagaimana kondisinya saat ini.

tbc.

Terpopuler

Comments

Rizka Susanto

Rizka Susanto

harusnya Cece belajar beladiri
seenggaknya buat nglindungin diri sendiri...,

2025-01-19

1

caca

caca

atlas kah🤔🤔🤔

2024-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!