Bab 6

***

Dunia memang sempit, tapi apa harus sampai sesempit ini?! Tolong, jika saja Grace tahu sejak awal bahwa pria asing yang ia cium di club waktu itu adalah CEO Atlas, mungkin Grace tidak akan pernah mau datang kesini. Kalau sudah begini, Grace harus bagaimana?!

Sekarang Grace sudah ada di ruangan pria ini dan bahkan sudah bertatap muka dengannya. Apa Grace kabur saja? Tapi dia tidak mau bertingkah konyol. Dia tetap harus jaga image.

Pria ini juga mengatakan akan memberikan penawaran pada Grace. Penawaran apa itu?

"Penawaran apa?" tanya Grace.

"Aku akan menerima mu sebagai sekretaris pribadi ku. Tapi tugas mu bukan hanya di kantor, melainkan-,"

"Saya menolaknya. Saya hanya ingin bekerja sebatas di kantor saja, tidak lebih dari itu," potong Grace dengan cepat.

Mendengar pria ini mengatakan Grace akan diangkat jadi sekretaris pribadinya saja sudah membuat pikiran Grace berkelana kemana-mana. Ditambah dia juga mengatakan Grace harus bekerja diluar kantor. Kalian paham kan maksud Grace ini apa?

"Kebiasaan buruk, memotong pembicaraan orang tanpa mendengarkannya lebih dulu. Sangat tidak sopan," ucap Atlas dengan tatapan rendah dan tajam.

"Meskipun kau menolak, aku tetap memiliki berbagai cara agar kau menuruti kemauan ku."

"Dengar, saya memang melakukan kesalahan dengan mencium anda di club waktu itu. Saya minta maaf untuk hal itu. Selain itu saya juga datang kesini untuk melamar kerja sebagai karyawan biasa, bukan untuk posisi sekretaris, apalagi sekretari pribadi. Entah apapun cara yang akan anda lakukan, saya tetap tidak akan menerimanya. Permisi," putus Grace dengan cepat.

Grace langsung berdiri dari duduknya dan berjalan pergi keluar ruangan ini. Bekerja di Atlas Group memang bisa jadi impian semua orang. Sebab perusahaan ini bukan perusahaan sembarangan. Jenjang karirnya juga sudah pasti nyata. Tapi bukan ini yang Grace mau. Jadi lebih baik dia tidak bekerja saja. Dari pada harus menuruti kemauan pria ini.

Tangan Grace berusaha membuka pintu di depanya ini. Namun sayangnya pintu tersebut susah sekali dibuka.

"Terima penawaran ku atau tidak pernah keluar dari ruangan ku ini."

Grace menegang mendengar bisikan sekaligus helaan nafas yang terasa di telinga kirinya. Tangannya hanya mampu mencengkram tuas pintu yang sejak tadi ia tarik agar pintunya terbuka. Grace bahkan meneguk ludahnya kasar, merinding sekali.

Dengan cepat Grace menghindar dari pria ini dengan berjalan kesamping. Baru saja dia membalikan tubuhnya agar bisa melihat pria ini dan melayangkan protes. Lagi-lagi nafasnya dibuat tercekat karena pria ini tiba-tiba saja mengukung tubuhnya dengan posisi berdiri.

"Sebenarnya apa mau mu?" tanya Grace.

Pertanyaan ini seolah pertanyaan yang sejak tadi ditunggu oleh Atlas. Pria itu tersenyum menyeringai dibuatnya.

"Aku memerlukan patner untuk membantu ku menjalankan misi."

"Misi?"

"Kemari lah," ucap Atlas seraya menarik gadis ini kembali ke sofa tadi. Keduanya duduk bersebelahan, bukan berhadapan lagi.

"Aku memerluka patner untuk menjadi pacar pura-pura ku selama kurang lebih satu tahun. Tapi tenang saja, aku tidak akan membiarkan hal itu cuma-cuma saja. Aku akan membayar satu juta dollar untuk semua itu," jelas Atlas.

"Kenapa harus aku? Bukankah sebelum aku, pasti sudah banyak yang tidur dengan mu, kan? Kenapa kau tidak meminta mereka saja?" tanya Grace.

Wajar jika Grace berpikiran ke arah sana. Pasalnya kan dia ini CEO, sudah pasti dia pernah melakukan hal itu dengan banyak wanita. Dan pastinya juga wanita-wanita itu bukan dari kalangan biasa.

"Ini bisnis dan aku yakin hanya kau yang bisa diajak dalam hal ini."

"Maksudnya?"

"Jika aku melakukannya dengan orang lain, maka mereka akan meminta hal lebih. Aku tidak bisa memberikan hal itu, karena aku tidak pernah berpikiran untuk menjalani hubungan seperti itu."

"Maksud mu cinta?"

Atlas dengan cepat menganggukan kepalanya. Apa pria ini pikir, Grace tidak memiliki hati? Meskipun memang dia juga tidak akan pernah menyukai pria ini. Tapi setidaknya kenapa tidak memilih gadis lain? Pasti ada kok yang juga mementingkan uang dibanding perasaannya.

"Aku tidak mau. Pertama aku tidak berminta menjalin hubungan dengan mu, meskipun hanya sebatas pura-pura saja. Kedua, aku tidak butuh uang itu. Dan yang ketiga, kedatangan ku kesini hanya untuk bekerja pada perusahaan mu."

"Kau bekerja karena butuh uang kan? Kenapa tidak sekalian saja? Bekerja di perusahaan ku dan menjadi pacar pura-pura ku."

"Aku bekerja bukan karena uang, tapi karena kemauan ku sendiri. Aku hanya ingin pengalaman berbeda dari sebelumnya. Jadi lebih baik kau cari saja wanita lain, jangan aku. Karena aku tidak mau buang-buang waktu dengan hal bodoh seperti itu."

***

Dengan kesal, Grace menendang-nendang kerikil yang ia lewati. Setelah berdebat begitu lama akhirnya dia bisa keluar juga dari ruangan pria menyebalkan itu. Bukankah sudah jelas, Grace menolak hal itu. Dia juga enggan melakukan itu karena untuk apa? Yang dia inginkan bekerja karena pengalaman dan pengetahuan, bukan karena uangnya. Uangnya sudah cukup banyak dan mampu menghidupinya sebelum ia bertemu dengan calon suami milyadernya nanti.

"ARGHHH. KENAPA SIH HARUS SIAL KAYAK GINI?" gerutunya kesal.

"Awas aja, ini semua gegara dua curut itu. Kalo aja mereka gak kasih gue dare sialan itu mungkin gue gak akan ada dizona kayak gini!"

"Ini siapa lagi yang telpon?! Gak lihat banget gue lagi kesel!!"

Grace dengan cepat mengambil ponselnya dan langsung mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"APA? GUE SIBUK!"

"Apakah itu pantas, Hazel?"

Grace terdiam seketika. Ia melirik ke layar ponselnya. Seketika kedua matanya membulat. Sialan, ndoro besar yang meneleponnya!

"Maaf, aku kira siapa."

"Kami sudah menunggu kamu sejak tadi. Sopan kah bersikap seperti itu kepada orang yang lebih tua."

"Iya-iya, aku on the way sekarang. Lima belas menit."

"Jangan mengebut!"

tut.

Grace tidak menjawab ucapan orang dibalik telepon. Dia justru langsung berlari menuju ke mobilnya dan segera pergi dari parkiran perusahaan sialan ini. Salah, bukan perusahaannya, melainkan pemiliknya.

Sementara itu diruangan tadi, Atlas terdiam sembari memikirkan satu hal. Ucapan gadis itu masih terngiang-ngiang di telinganya. Dia berniat bekerja bukan karena uang, lalu apa niatnya? Bukankah setiap orang bekerja karena butuh uang?

"Tuan," sapa Daren.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan info gadis itu?"

"Masih belum lengkap, tuan. Identitas gadis itu cukup misterius," ucap Daren seraya memberika map ke arah Atlas.

Kemarin Atlas memang meminta Daren untuk mencari tahu tentang gadis yang menciumnya di club. Pencarian Daren hanya memunculkan satu nama, yaitu Gracellina. Dan tidak disangka nama itu masuk di salah satu email pelamar di perusahaannya. Makanya di detik itu juga Atlas meminta pihak HRD segera menghubungi gadis itu. Tapi sayangnya...

tbc.

Komen gessss

Terpopuler

Comments

caca

caca

kejarrrrrrr 🚴🚴

2024-11-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!