Bab 13

***

Tepat setelah menyelesaikan suapan terakhir nasi gorengnya, waktu untuk pulang pun tiba. Namun disini Grace tidak langsung pulang, dia memilih diam sebentar sembari membereskan barang bawaannya. Tak lupa ia juga membereskan bekas makannya.

Sekitar sepuluh menit dia diam, tepatnya di pukul empat lebih sepuluh menit, Grace pun keluar dari dalam ruangan kerjanya. Cukup sudah di hari pertamanya bekerja. Rasanya dia sudah kehilangan banyak energi hari ini. Dan tentu saja dia membutuhkan istirahat yang cukup. Karena tidak biasanya dia kelelahan seperti ini.

"Nona."

Grace melirik ke arah pintu ruangannya, disana ada Daren yang sedang berdiri menatap ke arahnya.

"Ya, ada apa?" tanya Grace pelan.

"Tuan meminta anda ke ruangannya sekarang."

"Sekarang? Bukankah ini waktunya pulang?"

Daren hanya tersenyum tipis lalu pergi begitu saja. Tugasnya hanya menyampaikan hal itu saja, selebihnya terserah gadis ini saja. Sementara Grace langsung mendengus kesal. Ia pun melirik ke arah samping, arah dimana ruangan kerja Atlas berada. Pria itu tengah duduk di kursi kerjanya sembari memainkan ponselnya. Dengan gemas Grace melayangkan tinjuan angin ke arah Atlas,

"Tukang korupsi waktu!" umpatnya kesal.

Ia pun segera berdiri dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam ruangan Atlas. Dan tentu saja dia mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk.

"Ada apa, pak?" tanya Grace setelah sampai di dalam ruangan Atlas.

"Malam ini temani saya bertemu dengan klien."

"Saya? Bukankah dengan Daren saja cukup?"

"Tidak, saya membutuhkan sekretaris pribadi saya. Selain itu pertemuannya juga bukan hanya dengan satu orang."

"Pesta?"

"Ya bisa dibilang seperti itu."

"Jam berapa?"

"Jam tujuh malam saya jemput."

"Tidak perlu jemput, katakan saja tempatnya. Saya akan berangkat sendiri."

"Baiklah terserah."

"Kalau begitu saya permisi," pamit Grace.

"Ingat, ini pesta."

Grace menganggukan kepalanya cepat dan segera keluar dari dalam ruangan ini. Hapus sudah keinginannya untuk tidur lebih awal. Malam ini dia malah harus menemani Atlas pergi ke pesta. Seumur hidupnya, Grace tidak pernah sekali pun datang ke pesta. Bahkan ketika beliau mengundangnya, Grace tetap tidak datang. Tapi kali ini, dia malah harus datang karena kemauan bos besarnya. Astaga, hidup macam apa ini?!

Beberapa jam pun berlalu, setelah menemui Atlas diruangannya tadi, Grace memang langsung pulang. Dia hanya mampir sebentar ke kedai es krim kesukaannya yang kebetulan terlewati saat jalan pulang. Sebenarnya tadi dia ingin tidur barang satu atau dua jam, tapi sayangnya dia tidak bisa melakukannya. Sebab ada pekerjaan yang diberikan oleh Jill.

Awalnya Grace ingin menolaknya, tapi Jill mengatakan jika pekerjaan itu diberikan oleh beliau. Jadi ya mau tidak mau Grace harus kembali bekerja untuk menyelesaikannya. Kurang lebih dua jam lamanya dia menyelesaikannya, akhirnya dia bisa bersantai sebentar sebelum mandi dan bersiap-siap ke pesta. Tadi Atlas sudah mengirimkan alamatnya melalui chat.

"Nak, makan dulu yuk? Kerjaannya dikerjain nanti lagi."

Grace menoleh ke sumber suara dimana sang ibu tengah berdiri menatap dengan tersenyum ke arahnya.

"Iya ibu."

Grace segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar bersama dengan sang ibu. Ibunya hanya tersenyum sembari menepuk pelan bahunya. Akhirnya mereka pun makan bersama di meja makan. Hanya berdua saja.

"Bu, malam ini Cece ijin keluar."

"Mau kemana?"

"Katanya pesta, tapi gak tahu sih. Disuruh yang punya kantor tempat Cece kerja sekarang."

"Oh ya? Kok bisa?"

"Bisa, soalnya Cece kerjanya jadi sekretaris dia."

"Pantesan kalo gitu ceritanya. Ya sudah, hati-hati di jalan ya? Jangan ngebut dan jangan pulang terlalu malam. Ibu bakalan nunggu kamu."

"Jangan ibu, takutnya kemaleman. Ibu mending tidur aja, nanti Cece bawa kunci rumah cadangan."

"Baiklah. Ingat ya, hati-hati."

Grace kembali menganggukan kepalanya mantap. Ia pun melanjutkan makannya sampai perutnya benar-benar kenyang.

***

Berulang kali Atlas melirik ke arah arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah lewat sepuluh menit dari waktu yang ditentukan, tapi gadis itu masih belum menampakan wujudnya. Seharusnya tadi dia tidak usah percaya dengan ucapannya yang akan pergi sendiri. Bisa jadi dia kan bohong dan tidak mau pergi kesini.

"Daren, hubungi wanita itu. Kenapa dia terlambat sekali," titah Atlas.

"Baik tuan."

Daren pun mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Grace. Tetapi sebelum itu, ada yang lebih dulu mengetuk kaca mobil Atlas. Dan ternyata itu adalah Grace. Atlas dengan cepat menurunkan kaca mobilnya dan menatap jengah ke arah Grace.

"Baru hari pertama sudah telat," rutuknya.

"Saya tidak telat. Sejak lima menit yang lalu saya sudah sampai disini. Anda justru yang terlambat."

Atlas menghiraukan ucapan Grace. Pria itu pun keluar dari dalam mobilnya dan berdiri di depan Grace. sebelum benar-benar berjalan, Atlas lebih dulu membetulkan letak jas yang ia gunakan.

Tatapannya tiba-tiba melirik ke arah Grace yang ada disampingnya. Ternyata tampilan gadis ini tidak lebay juga. Ia kira dia akan berdandan seperti kebanyakan wanita yang selalu ia temui. Dress gonjreng ditambah dengan make up tebal.

"Ada masalah?" tanya Grace saat menyadari Atlas terus menatapnya.

"Ya. Potongan dress bagian dada mu sangat rendah. Itu cukup menganggu."

"Hanya pria tidak normal yang mengatakan hal demikian," putus Grace acuh.

Atlas pun segera berjalan pergi menuju ke area pesta tersebut dan tentu saja diikuti oleh Grace dan juga Daren. Area pesta ini sepertinya privat, karena tidak banyak yang datang. Hanya beberapa saja yang hadir. Itu pun sudah pasti dari kalangan atas.

"WOW, KING ATLAS!! Aku kira kau tidak akan datang, men!"

"Tentu saja aku datang, Ron."

Atlas nampak bersalaman dengan pria yang dipanggil Ron ini. Mereka sepertinya akrab, terlihat dari interaksinya. Grace sendiri hanya diam dengan bosan. Demi apapun dia ingin pergi sekarang juga.

"Siapa dia? Kekasih mu atau hanya teman tidur mu?" tanyanya dengan ekspresi menyebalkan.

"No. Dia sekretaris pribadi ku."

"Ou, sekretaris pribadi ya? Pribadi untuk urusan ranjang?"

Shut up!! Apa mulut pria ini dirancang untuk mengatakan hal yang kotor seperti itu? Menjijikan sekali.

"Bukan. Dia hanya bekerja."

"Lumayan juga selera mu. Kalau kau sudah bosan, jangan langsung membuangnya. Aku dengan sigap akan mengambilnya."

Grace benar-benar sudah tidak tahan. Tapi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa selain diam. Padahal ingin sekali dia menghajar wajah pria itu.

"Sudah lah, Ron. Kau membuatnya tidak nyaman," ucap Atlas.

"Nona, mari." Ajak Daren tiba-tiba, suaranya memang pelan tapi Grace masih bisa mendengarnya.

Sepertinya Daren menyadari situasinya. Untung lah Grace dibawa pergi, jika tidak mungkin dia sudah menghajar pria itu detik ini juga. Grace benar-benar tidak suka dengan tatapannya yang seolah sedang menelusuri tubuhnya ini.

tbc.

Terpopuler

Comments

caca

caca

dikit² mulai lirik² ini duh 🤭🤭🤭

2024-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!