Bab 2

***

Grace duduk tepat disebelah pria yang ditunjuk oleh Rea tadi. Sebenarnya dia canggung dan takut melakukan hal ini. Ditambah ini juga ciuman pertamanya. Tapi bagaimana, dia juga tidak bisa memberitahu tentang siapa dirinya sekarang pada kedua temannya itu. Kehilangan first kissnya sepertinya sepadan dengan apa yang selama ini ia pertahankan, yaitu identitasnya.

Grace memesan dua minuman pada bartender di depan. Dia memesan dua gelas wine. Setelah minuman tersebut tersaji di depannya, Grace menggeser satu gelas ke hadapan pria ini.

Si pria tentu saja mengernyit heran. Tiba-tiba gadis ini duduk disampingnya dan menyodorkan minuman untuknya. Maksudnya apa?

"Minum saja. Anggap saya sedang mentraktir anda," ucap Grace.

Gadis itu menarik gelas miliknya lalu meminumnya. Meskipun dia enggan minum, tapi demi mengusir rasa canggung yang hinggap di dirinya, ia pun meminum wine tersebut sampai habis sedangkan pria yang ia berikan minuman tersebut hanya diam saja dan tidak bereaksi apa-apa. Bahkan Grace seperti dianggap angin lalu saja olehnya.

Grace berdecih pelan melihatnya. "Saya tidak suka bertle-tele. Tujuan saya datang menghampiri anda untuk ini."

Tiba-tiba Grace menarik kerah kemeja pria di depannya ini dan menyatukan bibir keduanya. Saat melakukan hal itu, Grace menutup kedua matanya. Hanya kecupan singkat saja.

Sedangkan si pria masih terdiam. Tentu saja dia terkejut dengan hal itu. Tubuh tinggi tegap yang biasanya tidak pernah bereaksi apa-apa saat ada wanita penghibur menyentuhnya, kini berubah seketika saat gadis tak diundang ini menciumnya secara tiba-tiba. Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasakan sebuah sensasi aneh ketika tak sengaja melakukan kontak fisik dengan wanita. Sangat aneh sekali.

"Maaf karena saya lancang dan tentu bertindak kurang sopan kepada anda. Saya terpaksa melakukannya karena dare yang diberikan oleh kedua teman saya," ucap Grace sesaat setelah ia melepaskan tautan bibir keduanya.

Pria di depannya ini tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya diam saja sembari terus memandang ke arah Grace. Tatapan pria ini terlihat seperti marah pada Grace. Ya wajar saja, sebab Grace tiba-tiba menciumnya tanpa ijin. Berlama-lama ditatap seperti itu, tentu saja sangat tidak nyaman. Grace pun segera pergi dari hadapan pria itu begitu saja.

Grace kira hanya dengan meminta maaf maka semua yang ia lakukan tadi sudah selesai. Nyatanya tidak, sebab saat ia hendak melangkah pergi, tangannya ditarik dengan cukup kuat. Bukan hanya ditarik untuk berhadapan dengan pria ini, tapi pria ini juga membawanya pergi ke sebuah ruangan yang tak jauh dari sana. Ruangannya tertutup.

"HEI, SAYA SUDAH MEMINTA MAAF! LEPASKAN TANGAN SAYA," pekik Grace.

Pria di depannya ini sama sekali tidak mengindahkan ucapan Grace. Dia justru membuka kasar pintu depannya dan langsung menghempaskan tubuh Grace ke atas sofa yang ada di ruangan tersebut. Grace hanya bisa terpekik karena ulah pria ini.

"Siapa nama mu?" tanyanya.

"Anda tidak perlu tahu," ketus Grace. Ia segera bangun dari duduknya dan hendak pergi. Namun lagi-lagi pria ini menahannya. Bahkan kali ini pria ini memojokannya ke dinding yang ada disana. Kedua tangan Grace ditahan di sisi kiri dan kanan tubuhnya.

"Saya ulangi sekali lagi, siapa nama mu?" tanyanya.

"Sudah ku bilang anda tidak perlu tahu!"

Pria di depannya ini tersenyum smirk. "Kau pikir bisa pergi begitu saja setelah melakukan tindakan merugikan bagi saya? Mencium saya tanpa persetujuan, tentu saja itu termasuk tindakan kriminal!"

What the hell!!

Tindakan kriminal katanya? Grace tidak salah dengar kan? Yang benar saja!

"Sudah saya bilang, itu semua karena dare ... hmpptttt."

Bibir pink merona milik Grace langsung dibungkam begitu saja oleh pria asing ini. Gerakannya yang sangat cepat sama sekali tidak bisa terbaca oleh Grace. Tangan Grace berusaha melawan. Namun energinya lebih dulu melemah karena ia kehabisan oksigen. Ini merupakan ciuman pertama baginya, dan tentu saja Grace tidak memiliki pengalaman apapun. Dia sangat bodoh dalam hal seperti ini.

"Very sweet, just like strawberries. I like it."

***

Semua pandangan tertunduk kala tatapan tajam melayang dari seorang pria yang tengah duduk dengan gagahnya di kursi kebesarannya. Tidak ada yang berani mengangkat pandangan mereka setelah mendengar gebrakan meja yang berasal dari pria tersebut. Gebrakan mejanya memang tidak kencang, tapi tentu saja mereka tetap takut. Pasalnya yang menggebrak meja adalah bos besar mereka.

"Ada apa tuan? Kami masih belum selesai menjelaskan apa yang ingin kami jelaskan," ucap seorang pria berkepala plontos.

Orang yang menggebrak meja tersebut adalah Atlas. King Atlas Gavriel Collin. Pria itu tengah mengadakan rapat dadakan setelah mendapatkan satu informasi tentang para pekerjanya ini. Sebenarnya rapat ini juga rutin diadakan tiap bulannya, hanya saja untuk bulan ini sebetulnya rapat ini sudah digelar. Namun tiba-tiba Atlas meminta para manager dan wakil manager di perusahaan cabang miliknya datang.

"Seharusnya aku yang bertanya. Sebenarnya apa kinerja mu selama ini?" tanya Atlas.

"Maksud tuan?"

Atlas hanya diam saja dengan pandangan tajam yang sangat tidak bersahabat. Si pria berkepala pelontos itu terlihat kebingungan, karena memang dia tidak tahu apa maksud bosnya ini.

Atlas tipekal orang yang malas bicara banyak. Makanya dia langsung menekan tombol di remote yang ada disampingnya. Remote itu langsung menampilkan sebuah gambar yang ada di layar proyektor didepan mereka.

"T-tuan, saya tidak seperti ini. Ini pasti salah paham. Saya tidak mungkin berhubungan dengan perusahaan Marvin," ucapnya.

"Kembalikan semua tunjangan yang diberikan perusahaan dan kemasi barang-barang mu. Mulai besok kau tidak perlu bekerja lagi," putus Atlas sembari bangkit dari duduknya dan pergi dari sana.

"TUAN. INI SEMUA TIDAK BENAR, SAYA TIDAK MUNGKIN MENGKHIANATI ANDA!!" pekiknya sembari berusaha mengejar Atlas.

Namun sayangnya para bodyguard langsung menahan pria itu agar tidak berhasil mencegah Atlas pergi. Sebenarnya Atlas juga cukup menyayangkan pemecatannya ini pada pria plontos itu. Tapi dia sudah berkhianat padanya dan informasi tentang hal itu juga sesuai denga fakta dan kenyataan. Bahkan Atlas juga memiliki buktinya.

Foto yang ditampilkan di proyektor itu adalah foto pria plontos itu ketika dia bertemu beberapa kali dengan pria bernama Marvin. Marvin merupakan rival bisnisnya yang sejak dulu selalu berusaha menjatuhkan perusahaan Atlas. Namun sayangnya, sampai detik ini usaha Marvin selalu berakhir sia-sia.

"Tuan besar meminta anda menemuinya di kantor. Beliau sudah menunggu anda," ucap Daren, asisten Atlas.

Atlas menganggukan kepalanya. "Siapkan saja mobilnya. Dan cari tahu beberapa klien kita yang pergi pada pria itu. Apakah mereka menerima kerja samanya atau tidak."

"Baik tuan."

Atlas pun segera masuk ke dalam mobil miliknya yang ternyata sudah terparkir dan siap untuk membawanya pergi ke tempat tujuan.

tbc.

gimana-gimana? Masih dalam proses review ya

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!