BAB 10. Kehadiran, Mia

Amara masih duduk di samping Dante, yang masih tampak lemah. Kekhawatiran memenuhi pikirannya saat ia menggenggam tangan Dante dengan lembut, berharap dapat menyalurkan ketenangan melalui sentuhan itu.

Namun rasa kantuk pun akhirnya mengalahkan Amara, dan ia tertidur sambil tetap menggenggam tangan Dante, seolah-olah tidak ingin melepaskannya walau hanya sesaat. Dalam tidur itu, ia seolah melupakan semua rencana yang awalnya ia susun. Kehangatan tangan Dante di genggamannya mengingatkannya akan semua momen kecil yang mereka lewati bersama.

Ketika Dante perlahan membuka matanya, ia menyadari bahwa Amara tertidur di sampingnya, dan tangannya masih berada dalam genggaman Amara.

Dante memandang Amara dengan penuh rasa haru, Ia tergerak melihat wanita itu tertidur sambil menggenggam tangannya erat-erat, seperti takut kehilangannya. Perlahan, ia mengulurkan tangan satunya dan membelai lembut rambut Amara, menyelipkan helaian rambut yang jatuh ke wajahnya dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.

Perlahan, Dante membisikkan kata-kata lembut, hampir seperti berbisik pada dirinya sendiri, “Terima kasih, Amara. Kau jauh lebih berarti daripada yang mungkin kau sadari.” Sejenak, ia merasakan damai, seperti semua beban yang ia pikul seakan terangkat hanya dengan kehadiran Amara di sisinya.

Merasa tersentuh, Dante tidak ingin mengganggu tidur Amara. Ia menyesuaikan posisi selimut di atas bahu Amara dengan lembut, memastikan bahwa ia tetap hangat. Dante terus memandangnya dalam diam, menikmati momen intim itu, hingga akhirnya tanpa sadar ia pun terlelap kembali, dengan senyum tipis di wajahnya dan tangan mereka masih saling menggenggam.

---

keesokan harinya.

Ketika Nyonya Laurent tiba di kantor pada pagi hari, ia berhenti sejenak di depan pintu ruang kerja Dante dan melihat pemandangan yang mengejutkannya. Di sofa di samping meja kerja Dante, terlihat Amara tertidur sambil masih menggenggam tangan Dante, yang juga terbaring di kursi dengan posisi yang terlihat lebih nyaman daripada sebelumnya. Raut wajah keduanya tampak damai, dan itu membuat Nyonya Laurent merasakan ketidakpuasan yang semakin membara.

Setelah mengamati mereka beberapa saat, Nyonya Laurent masuk ke ruangan dengan langkah tegas. Suara ketukan sepatunya membangunkan Amara dengan kaget, dan ia segera melepaskan genggaman tangannya dari tangan Dante, yang juga mulai terbangun dengan wajah bingung. Tatapan tajam Nyonya Laurent langsung membuat keduanya merasa seperti anak kecil yang tertangkap basah melakukan sesuatu yang dilarang.

Dengan nada tegas namun dingin, Nyonya Laurent menatap Amara sambil berkata, "Kuharap kau ingat posisi dan tujuanmu di keluarga ini, Amara. Kedekatan seperti ini mungkin menyenangkan, tetapi tidak akan bertahan lama." Lalu ia beralih kepada Dante, menambahkan, "Aku sudah bicara dengan Mia. Dia akan kembali dari Amerika dalam beberapa hari ini, dan kupikir itu waktu yang tepat untuk memperkenalkannya padamu lagi, Dante."

Dante menatap neneknya dengan pandangan campuran antara bingung dan tidak setuju, "Nenek, tak bisakah tidak membahas hal seperti itu di pagi hari seperti ini? Aku lelah, dan aku tahu apa yang harus ku lakukan" Dante akhirnya membantah.

"Kau pun sudah berani membantahku sekarang, Dante? Dulu kau tak selemah ini, asal kau tahu! Kau lihat saja apa yang akan ku lakukan setelah ini" sang nenek memuntahkan kata-katanya, sebelum membanting pintu dan keluar dari ruangan itu dengan hentakan kakinya yang keras.

Amara menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan ekspresi kecewa yang tiba-tiba memenuhi wajahnya. Meski ia tahu pernikahan mereka memang tidak sepenuhnya asli, kata-kata Nyonya Laurent tetap menusuk hatinya.

"Siapa, Mia?" bisiknya berat.

Amara tidak bisa menghilangkan rasa penasaran dan sedikit rasa tidak nyaman tentang siapa sebenarnya Mia. Sepanjang hari setelah pertemuan dengan Nyonya Laurent, pikiran Amara terus dihantui oleh pertanyaan-pertanyaan tentang wanita yang nenek Dante sebut-sebut. Apakah Mia memiliki peran penting dalam hidup Dante? Mengapa Nyonya Laurent begitu antusias untuk memperkenalkan mereka?

"Hei, kenapa murung begitu?" bisik Dante pelan di depan wajah Amara sambil meraih dagu istrinya itu.

Amara mendongak dengan gugup, sebelum mendekapkan telapak tangannya di kening Dante dengan spontan.

"Apa demammu sudah turun?" katanya seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya.

Dante tersenyum kecil melihat tingkahnya, lalu meraih jemari amara di keningnya dan membawanya ke arah dadanya sambil menjawab, "Belum, Nyonya Amara. Maukah kau menyembuhkan ku?" katanya menggoda . Amara semakin tersipu dan seketika menarik tangannya dari Dante.

Momen kecil itu, tidak lantas membuat Amara bisa tenang, keesokan harinya, ia mencoba mencari tahu lebih lanjut, baik dari para staf di rumah maupun dari siapa pun yang mungkin tahu tentang sosok ini. Akhirnya, dia mendengar kabar dari salah satu pelayan lama bahwa Mia adalah teman masa kecil Dante. Mereka berdua dekat sekali dulu, hampir seperti keluarga sendiri, sebelum Mia pindah ke Amerika untuk melanjutkan studinya dan bekerja di sana. Nyonya Laurent, rupanya, melihat Mia sebagai calon istri yang ideal untuk Dante, dan berusaha mendekatkannya kembali sekarang setelah Mia kembali dari luar negeri.

Mengetahui hal itu, Amara merasakan perasaan yang bercampur aduk—antara penasaran, cemburu, dan kekhawatiran tentang masa depan hubungannya dengan Dante. Meski ia selalu berusaha menyangkal adanya perasaan lebih terhadap Dante, kini ia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman membayangkan pria itu dekat dengan wanita lain, apalagi dengan restu dari Nyonya Laurent.

Beberapa hari kemudian, Mia datang berkunjung ke rumah keluarga Laurent atas undangan Nyonya Laurent. Amara, yang telah mendengar sedikit tentang Mia dari para pelayan, merasa canggung tetapi berusaha bersikap tenang. Saat mereka bertemu di ruang tamu, Mia tampak anggun, percaya diri, dan dengan mudah berbaur dengan Nyonya Laurent.

Selama percakapan mereka, Nyonya Laurent tampak sangat antusias memperkenalkan Mia kepada Dante, sering kali mengungkit kenangan masa kecil mereka yang indah dan bagaimana Mia selalu menjadi teman dekat keluarga. Amara, yang mendengarkan percakapan itu dari kejauhan, mulai merasa terpinggirkan. Dante, yang melihat perubahan ekspresi Amara, mencoba untuk tetap bersikap biasa dan tidak menunjukkan keterikatan yang berlebihan pada Mia, meskipun dia tahu betapa pentingnya Mia bagi neneknya.

Di tengah obrolan santai itu, Mia mencoba mendekati Amara dan mengajak berbicara. Dengan senyum yang ramah namun sedikit terasa angkuh, Mia bertanya, “Jadi, kamu yang bernama Amara? Nenek sudah jelaskan siapa kamu” katanya dengan bahasa inggris yang lantang. Amara mengangguk perlahan, berusaha mengendalikan rasa gugup dan tidak nyaman yang muncul.

Mia tertawa kecil dan berkata, “Kamu tahu, dulu aku dan Dante seperti saudara. Kami punya begitu banyak kenangan bersama.”

Amara hanya bisa tersenyum dan menjawab menggunakan kemampuan bahasa inggrisnya yang tak kalah fasih  "Oh, ya? Wah ... kau sangat beruntung bisa melihatnya sebagai bocah lucu dan cengeng" katanya sambil melirik Dante yang ada di seberangnya. Namun di dalam hati ia berkata, "tapi aku lah istrinya sekarang" katanya panas dingin karena hatinya merasa cemburu dan tidak tenang mendengar semua itu. Dante tersipu melihat reaksi tak mau kalah Amara yang membuat Mia sedikit kewalahan.

Namun tidak dipungkiri, pertemuan ini membuat Amara semakin sadar akan tempatnya di rumah keluarga Laurent yang terasa asing dan sementara, apalagi dengan kehadiran Mia yang seolah siap merebut perhatian Dante.

Malam itu, setelah Mia pergi, Amara duduk merenung di kamarnya, bertanya-tanya tentang kehadiran Mia yang kini menambah tekanan bagi dirinya dan Dante, menempatkan mereka dalam situasi yang semakin rumit.

bersambung....

Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!