BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent

Keesokan harinya, Dante langsung menuju ruang kerja Nyonya Lauren. Ia memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu, membuat neneknya yang sedang membaca dokumen terkejut.

"Dante? Apa kau tidak belajar sopan santun? Kenapa kau menerobos seperti itu?" tegur Nyonya Laurent kepada Dante.

"Aku tidak peduli soal sopan santun sekarang, Nenek. Aku ingin jawaban. Apa yang Nenek lakukan pada Amara?"

Nyonya Lauren meletakkan dokumen di mejanya dan melipat tangannya dengan tenang. Nyonya Lauren berkata, "Aku tidak tahu apa yang kau maksud. Aku hanya melindungi keluarga kita dari seseorang yang jelas-jelas tidak punya niat baik."

Dante berteriak, "Cukup! Aku tahu Nenek yang memaksanya menjauh dariku. Aku tahu Nenek yang menanamkan ketakutan padanya. Kenapa Nenek melakukan ini? Apa Nenek tidak peduli pada kebahagiaanku?"

Nyonya Lauren menjawab dengan nada dingin, "Aku peduli pada kebahagiaanmu, Dante. Aku juga sangat peduli pada keluarga kita. Amara bukan wanita yang tepat untukmu."

"Dan itu hakku untuk menentukan, bukan hak Nenek!"

Nyonya Lauren mendekati Dante, "Kau tidak tahu apa-apa tentang wanita itu. Dia bukan seseorang yang tulus. Amara adalah mata-mata, Dante. Dia bekerja untuk saingan bisnis kita."

Dante tertegun, mencoba mencerna tuduhan itu. "Mata-mata? Nenek jangan mengada-ada. Atas dasar apa nenek menuduhnya begitu?"

Nyonya Lauren mengambil sebuah amplop dari mejanya dan menyerahkannya kepada Dante. Di dalamnya terdapat foto-foto Amara bertemu dengan seorang pria di sebuah kafe, tampak seperti pertemuan rahasia.

"Pria ini adalah Nathan Silvano, direktur dari perusahaan yang menjadi saingan kita. Amara bertemu dengannya beberapa kali, Dante. Kau pikir itu kebetulan?"

Dante melihat foto itu, tetapi ia tidak sepenuhnya percaya. "Mungkin ada alasan lain. Mungkin dia punya alasan pribadi."

Nyonya Lauren mengangkat alis, "Dan alasan itu adalah kehancuran keluarga kita. Dia memfitnah bisnis kita yang menyebabkan Ayahnya kehilangan segalanya, Dante. Dia juga menyalahkan kita atas kematian ayahnya. Apa kau pikir dia tidak punya niat untuk membalas dendam?"

Dante menatap Nyonya Laurent dengan campuran kemarahan dan ketidakpercayaan. "Tunggu, ayah Amara? Aku benar-benar tidak mengerti, ayah Amara Ada hubungannya dengan nenek? Aku yakin ini tidak sesederhana itu, dan nenek benar-benar akan menggunakan tragedi keluarganya untuk membenarkan tuduhan ini? Dan nenek menuduh Amara datang untuk membalas dendam?!"

Nyonya Lauren menahan emosi, "Aku hanya memastikan dia tidak menghancurkan kita dari dalam, Dante. Aku melakukan ini untuk melindungimu."

"Melindungiku? Dengan menghancurkan wanita yang kucintai? Apa Nenek tidak tahu dia bisa saja pergi dari hidupku kalau dia mau, tapi dia tetap tinggal untuk Nico, untuk Alessia, untuk semua orang di rumah ini. Dia tidak punya niat jahat!" kata Dante sembari berlalu meninggalkan neneknya yang semakin kesal.

"Kau buta, Dante! Wanita itu hanya memanfaatkan kebaikanmu. Kau akan menyadarinya pada akhirnya." Nyonya Lauren berkata dengan keras.

Dante meninggalkan ruang kerja neneknya dengan pikiran berkecamuk. Foto-foto itu menghantuinya, tetapi ia merasa ada sesuatu yang tidak benar. Ia harus tahu alasan sebenarnya Amara bertemu dengan pria itu.

Pada malam harinya, Dante menunggu hingga rumah tenang sebelum mengetuk pintu kamar Amara.

"Amara, buka pintunya. Kita perlu bicara,” katanya.

Amara terkejut mendengar suara Dante. Ia ragu-ragu, tetapi akhirnya membuka pintu.

"Ada apa, Dante? Bukankah sudah cukup jelas antara kita?"

Dante menatap langsung ke matanya. "Tidak, Amara. Tidak ada yang jelas. Aku ingin tahu kebenaran. Tentang semuanya. Tentang kenapa kau bertemu dengan Nathan Silvano."

Amara terkejut mendengar nama itu. Ia berusaha menjaga ketenangannya, tetapi Dante melihat ketakutan di matanya. Dia berpikir apakah Dante menyelidikinya, sementara taka da yang tahu tentang pertemuannya dengan orang tersebut kecuali Luca.

"Nathan? Aku... aku tidak tahu apa yang kau maksud."

Dante menunjukkan foto-foto dari neneknya. "Ini, Amara. Jangan berbohong padaku lagi. Apa kau bekerja untuknya? Apa kau benar-benar mata-mata seperti yang Nenek katakan? Atau… dia pria yang ada di hatimu?"

Amara terdiam lama. Akhirnya, ia menarik napas panjang dan berkata dengan suara pelan. "Aku tidak bekerja untuk Nathan. Aku bertemu dengannya karena dia mengenal ayahku. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ayahku, Dante. Aku ingin tahu kenapa hidup kami hancur karena keluargamu."

Dante merasakan dadanya sesak. Ia ingin marah, tetapi tidak bisa. "Jadi benar? Itu sebabnya kau datang ke sini? Untuk mencari kebenaran tentang ayahmu?"

"Iya. Tapi aku tidak pernah berniat menghancurkan keluargamu. Aku hanya ingin jawaban. Aku ingin tahu kenapa keluargaku harus kehilangan segalanya." kata Amara sedikit berbohong dengan tujuan awalnya.

Dante berbisik, "Dan kau tidak pernah mencintaiku? Semua ini hanya bagian dari rencana untuk mencari kebenaran?"

Amara menatapnya dengan mata yang berkunang. "Iya, aku tidak pernah berniat jatuh cinta padamu, Dante. Tapi karena kebodohanku, aku tidak bisa mengendalikannya. Aku terperangkap oleh seseorang yang awalnya ku benci, dan keadaan ini seperti mencekik ku setiap aku melihatmu, semakin baik padaku, semakin itu menyiksaku," kata Amara.

Dante merasa dunia di sekitarnya berhenti. Ia mendekati Amara, memegang tangannya. "Kita akan mencari tahu kebenarannya bersama. Tapi janji padaku, Amara. Jangan pernah tinggalkan aku lagi."

"Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, Dante. aku mohon kau mengerti,semua ini terlalu sulit bagiku," jawab Amara dan menarik pelan tangannya dari lelaki di hadapannya. Nampak semburat kekecewaan menyelimuti wajah Dante atas jawaban Amara. Di satu sisi, dia tidak bisa memaksa Amara atas perasaannya, itu terlalu egois, sementara di sisi lain, dia juga tidak mampu membiarkan orang yang dicintainya pergi dari dirinya begitu saja.

Malam itu, setelah berbicara dengan Amara, di ruang makan keluarga Laurent, suasana hening yang tidak biasa menyelimuti. Dante duduk di ujung meja dengan ekspresi dingin, matanya tajam menatap neneknya yang sedang menikmati makan malamnya dengan anggun. mereka makan tanpa Nico dan Alessia, pun tentu saja Amara.

"Aku sudah bicara dengan Amara, Nenek."

Nyonya Lauren berhenti sejenak, lalu meneguk minumnya perlahan.

"Bagus kalau begitu. Aku harap kau sudah sadar bahwa wanita itu bukan untukmu."

Dante menahan napas, menahan amarah yang sudah di ujung tanduk. "Aku ingin tahu, Nenek. Apa yang sebenarnya Nenek katakan pada Amara sampai dia memutuskan untuk meninggalkanku?"

Nyonya Lauren tersenyum tipis, "Aku hanya memberitahunya kebenaran. Bahwa jangan terlalu tinggi bermimpi, dia tidak pantas untuk keluarga kita. Dan aku tidak akan meminta maaf karena melindungi nama baik Laurent."

Dante menghantam meja dengan tinjunya, membuat semua pelayan yang sedang menyiapkan meja terlonjak kaget. "Melindungi nama baik? Dengan cara memfitnah orang yang tidak bersalah? Amara tidak pernah berniat menghancurkan keluarga ini! Nenek tahu itu!"

Nyonya Lauren menatap cucunya dengan ketenangan yang menusuk. "Dante, dia bertemu Nathan Silvano. Apa kau lupa siapa Nathan? Dia saingan kita, pria yang ingin menghancurkan perusahaan kita. Apa kau benar-benar percaya Amara tidak punya agenda tersembunyi?"

"Aku percaya padanya. Amara tidak seperti Nenek yang selalu melihat keburukan pada orang lain!"

Nyonya Lauren membalas dengan tegas, "Kau terlalu naif, Dante. Dia datang ke rumah ini bukan tanpa alasan. Dia memfitnah kita, dia bilang ayahnya kehilangan segalanya karena keputusan perusahaan kita, dan dia menyalahkan kita atas semua itu. Kalau bukan untuk membalas dendam, lalu untuk apa dia di sini?"

Dante terdiam sejenak, tetapi kemudian ia berkata dengan suara rendah namun penuh tekad. "Dia ada di sini untuk mencari kebenaran, bukan untuk balas dendam. Nenek tahu itu, tapi Nenek memilih untuk memutarbalikkan fakta karena takut kehilangan kendali atas hidupku seperti yang nenek lakukan pada ibuku!"

Nyonya Lauren tersentak mendengar tuduhan itu. "Aku melakukan ini untukmu, Dante. Untuk melindungimu dari wanita yang hanya membawa kehancuran."

"Amara tidak membawa kehancuran. Justru Nenek yang menghancurkan semuanya. Nenek tidak hanya membohongiku, tapi juga membuat hidup Amara menjadi neraka. Dan aku tidak akan membiarkan itu terus terjadi!" kata Dante dengan nada yang tak biasa ia berikan pada neneknya. Semua pelayan membisu menyaksikan semua itu, dan Dante memohon maaf atas pemandangan itu, sebelum akhirnya berlalu dari hadapan neneknya.

---

Setelah pertengkaran itu, Dante memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh tentang pertemuan Amara dengan Nathan. Ia memanggil detektif pribadinya untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya.

Seminggu kemudian, detektif itu datang membawa hasil investigasi. "Tuan Dante, saya sudah memeriksa semuanya.

bersambung...

Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!