BAB 7. Peringatan Untuk Dante

Setibanya di depan sebuah pintu besar yang tampak tua, Dante berhenti sejenak, meletakkan tangannya di gagang pintu yang terlihat usang namun kokoh. Ia menoleh pada Amara, tatapannya yang dalam membuat Amara merasa terperangkap. “Aku ingin kau melihat sesuatu,” katanya pelan, sebelum mendorong pintu tersebut perlahan, membuatnya terbuka dengan suara berderit dengan berat.

Di dalam ruangan itu, bayangan samar dari cahaya yang menyelinap melalui celah jendela menyinari beberapa benda antik yang tertata rapi. Amara menggigit bibirnya, mencoba menahan kegugupannya. Apa yang Dante inginkan? Dan mengapa ia membawanya ke tempat yang terasa asing ini?

Dante berjalan ke salah satu sisi ruangan, mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil yang tampak kuno. “Aku jarang membawa orang ke sini. Ini tempat yang penuh kenangan,” bisiknya, sembari mengusap lembut kotak kayu tersebut, matanya sedikit melunak saat menatap kotak itu. “Tapi entah kenapa, aku ingin kau melihatnya.”

Amara merasa beban berat di dadanya, berbagai pertanyaan berputar di benaknya. Apa maksud Dante? Dan kenangan apa yang tersimpan di tempat ini?

Dante menggiring Amara ke sudut ruangan, tempat sebuah biola antik tersimpan dalam kotaknya yang usang. Biola itu tampak elegan namun penuh kenangan, dan Amara bisa merasakan adanya cerita yang dalam di balik instrumen tersebut. Tanpa berkata-kata, Dante mengambil biola itu dan mengulurkannya pada Amara, isyarat halus yang memintanya untuk memainkan sebuah lagu.

"Mainkan sesuatu untukku," bisik Dante, suaranya lembut namun sarat makna. Ada keinginan mendalam di sorot matanya, dan Amara dapat melihat ketulusan yang tersembunyi di balik keteduhan itu. Awalnya, ia ragu. Momen ini begitu personal, begitu intim, namun ia tak bisa menolak permintaannya.

Dengan perlahan, Amara menerima biola itu. Ia menyesuaikan posisinya, menekan dagunya di atas sandaran biola, dan dengan hati-hati, ia mulai menggesek dawai pertama. Suara lembut meluncur memenuhi ruangan, mengalun dengan ritme yang lambat namun menggetarkan. Amara memilih melodi lembut, melodi yang mampu menggugah hati tanpa kata-kata.

Dante tak pernah melepaskan pandangannya dari istrinya tersebut. Setiap nada yang dihasilkan Amara seolah merasuk ke dalam dirinya, membuat dunianya berhenti sejenak. Dalam ruang yang penuh dengan barang-barang bersejarah dan kenangan masa lalu, Amara adalah satu-satunya hal yang nyata di hadapannya. Ia terpaku, terpesona oleh ketulusan yang tersirat dalam setiap gesekan senar biola tersebut.

Ketika lagu mencapai klimaksnya, Amara menutup matanya, membiarkan emosinya mengalir sepenuhnya melalui permainan itu. Ia lupa pada dendam yang ia bawa, pada misinya yang belum terselesaikan. Yang tersisa hanyalah perasaan damai dan indah di ruangan itu, seolah hanya ada dia dan Dante.

Begitu lagu usai, Amara membuka matanya perlahan, dan melihat Dante menatapnya dengan tatapan yang lembut dan penuh penghargaan. "Amara," Dante berkata, suaranya serak oleh emosi yang tak bisa ia sembunyikan, "kau tak hanya memainkan musik... kau menyentuh hati orang."

Amara tersenyum tipis, "Aku tidak tahu bahwa biola itu sangat berarti bagimu," kata Amara pelan, mencoba mengalihkan perasaan aneh yang membuncah di dadanya.

Dante mengangguk, menatap biola yang sekarang berada di tangannya. "Ini adalah biola ibu. Ia selalu bermain untukku saat kecil, semua barang di sini miliknya. Setelah kepergian ibu, ini kali pertama aku berani melihat biola kesayangnya ini lagi."

Mendengar itu, Amara merasa ada sesuatu yang pecah di dalam hatinya. Dendam yang ia bawa terasa seperti beban yang sedikit melunak. Kenangan Dante yang tersisa di ruangan ini adalah sesuatu yang begitu pribadi, sesuatu yang membuatnya melihat sisi yang lebih dalam dari pria yang selalu terlihat keras dan tak tergoyahkan itu.

"Terima kasih karena sudah mempercayakan ini padaku," bisik Amara, masih terpesona oleh keheningan mendalam yang tercipta di antara mereka.

“Lain kali, kau boleh berkunjung ke sini kapanpun kau mau,” Dante menawarinya dengan tulus.

Dante terdiam sejenak, tatapannya intens namun penuh rasa ingin tahu. Saat ia mendekat, atmosfer di antara mereka terasa berubah—penuh ketegangan, namun juga kehangatan. Dante tampak seperti akan mengatakan sesuatu yang penting, tetapi seakan ragu-ragu, bibirnya terkatup kembali.

Ketegangan itu membangun rasa penasaran di dalam diri Amara, namun sebelum Dante sempat melanjutkan, langkah kaki terdengar dari luar ruangan. Dante langsung berbalik, tatapannya berubah tajam, dan Amara dengan cepat mengembalikan biola ke kotak kayu, ia khawatir itu adalah Nyonya Lurent.

Pintu terbuka sedikit, dan suara pelayan terdengar, memberitahu bahwa Nyonya Laurent mencari Dante.Situasi mendadak berubah, dari tenang dan penuh keintiman menjadi sebuah ketegangan oleh pesan mendesak tersebut. Ekspresi di wajah pelayan itu pun menambah kesan bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi, membuat Amara dan Dante merasa bahwa ada hal serius yang menanti mereka.

Dante menggenggam tangan Amara, memberi isyarat agar istrinya tersebut tetap tenang. "tunggu aku di sini," bisiknya lembut.

Dante lalu meninggalkan ruangan dengan raut tak sepenuhnya tenang, ia meninggalkan Amara yang masih di dalam bayangan nada-nada biola yang baru saja ia mainkan. Pikirannya campur aduk antara perasaannya terhadap Dante dan rasa penasarannya tentang apa yang ingin disampaikan oleh Nyonya Laurent.

Dante melangkah perlahan menuju ruang kerja Nyonya Laurent, dinding-dinding besar penuh lukisan nenek moyang Laurent yang menatapnya dengan dingin seakan ingin mengingatkannya akan tanggung jawab yang ia pikul sebagai pewaris keluarga. Sesampainya di depan pintu, ia menarik napas dalam, mengetuk pelan, dan masuk setelah mendengar suara Nyonya Laurent yang tegas mengizinkan.

Di dalam, Nyonya Laurent duduk di kursi berlapis beludru yang tinggi, dengan tatapan tajam yang tak memberikan ruang bagi bantahan apapun.

"Dante," suaranya lembut namun penuh kendali. "Aku memperhatikan kedekatanmu dengan Amara belakangan ini, dan aku ingin mengingatkanmu bahwa pernikahanmu dengannya adalah untuk kepentingan Nico dan Alessia. Ingat, ini hanya sementara."

Dante menatap neneknya, rahangnya mengeras. "Sementara? Nenek, aku..."

Nyonya Laurent memotongnya. "Ya, sampai Nico cukup mandiri dan Alessia pulih sepenuhnya. Setelah itu, kau akan menjalankan kewajibanmu dengan menikahi wanita yang telah kupilihkan. Seseorang yang sesuai dengan kedudukan dan reputasi keluarga Laurent."

“Nenek…?!”

“Kau masih ingat dengan Mia, bukan? Teman masa kecilmu? Minggu depan dia pulang dari Amerika dan memimpin Perusahaan Iskandar” Nyonya Laurent memotong ucapan Dante yang mencoba meninggikan suaranya.

Hati Dante berdebar, merasa seperti semua keputusan hidupnya telah dikendalikan dan diatur tanpa pertimbangan perasaannya. Meski awalnya ia menerima pernikahan dengan Amara demi keluarga, kini perasaan lain mulai tumbuh, yang tidak bisa ia abaikan begitu saja.

"Dante, aku tak ingin melihatmu terjebak perasaan yang seharusnya tidak ada. Ingatlah posisimu dan semua yang telah kita bangun untuk masa depan keluarga ini," lanjut Nyonya Laurent, pandangannya dingin. "Amara mungkin cocok untuk Nico saat ini, tetapi dia bukan pasangan yang pantas untukmu di masa depan."

Dante terdiam, seolah menyembunyikan sebuah rencana besar...

Terpopuler

Comments

Umi Barokah

Umi Barokah

nanti kalau ketahuan gawat si Amara ini

2024-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!