BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama

"Hallo, Amara? Ada apa?" jawab Dante dengan wajahnya yang sumringah.

Amara dengan nada ragu bertanya, "Dante, apa kau sibuk? Kalau iya, aku bisa menunggu."

Dante menyandarkan tubuhnya di kursi, mencoba mendengar lebih jelas. Ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dari nada suara Amara, seolah ada beban besar yang ia sembunyikan.

"Untukmu, aku tidak pernah sibuk. Ada apa? Kamu terdengar... tidak seperti biasanya." Tanya Dante dengan nada agak khawatir.

Amara menarik napas dalam, "Ayo kita bertemu. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

Dante duduk tegak, nada serius mulai terdengar di suaranya. "Katakan sekarang, Amara. Aku tahu kau akan mengatakan sesuatu dari kemarin, tapi ku pikir ini berbeda, dan tak secepat ini. Ada apa? Kau membuatku khawatir."

Amara menjawab, "Gak bisa. Aku ingin mengatakannya langsung. Aku akan menunggumu di tepi Sungai Gam. Bisa kamu datang?"

"Tentu saja. Aku akan segera ke sana. Tunggu aku."

Amara menutup telepon dengan tangan gemetar, menatap ke kejauhan. Bayangan Nyonya Lauren dengan ancamannya terus menghantuinya.

---

Di Tepi Sungai Gama

Senja mulai turun di tepi Sungai Gama, memancarkan semburat keemasan di atas air yang mengalir tenang. Udara membawa aroma khas sungai, bercampur dengan keheningan yang menenangkan. Dante tiba lebih dulu, masih dibalut oleh baju kerjanya dengan setelan jas slim-fit berwarna charcoal gray, dipadukan dengan kemeja putih bersih yang membuat tubuh sempurnanya kian tampak mempesona meski hari sudah kian senja. Ia berdiri di pinggir sungai, matanya menatap kejauhan seolah mencari jawaban dari kegelisahan hatinya.

Dante melihat Amara datang dari kejauhan. Langkahnya pelan, hampir ragu-ragu, seperti seseorang yang sedang membawa beban berat. Rok panjang yang ia kenakan bergerak lembut tertiup angin, mengikuti Langkah kakinya yang trlihat lemah. Ketika ia sampai di dekatnya, Amara hanya tersenyum pelan tanpa berkata apa-apa.

Tanpa mendesaknya, Dante hanya mengisyaratkan dengan tangan, ke arah sebuah batu besar di tepi sungai. "Aku rasa kita akan lebih nyaman duduk di sana," katanya.

Amara menurut, duduk di atas batu itu sambil memeluk lututnya, seolah mencoba melindungi dirinya dari sesuatu yang tak terlihat. Dante duduk di sebelahnya, menjaga jarak yang cukup untuk memberinya ruang, tetapi dekat untuk menunjukkan kehadiran yang menguatkan.

Air di sungai terus mengalir, memantulkan warna-warna jingga dari langit yang mulai gelap. Beberapa perahu kecil lewat perlahan, membuat suasana semakin damai. Namun, di antara mereka berdua, keheningan terasa berat, penuh dengan kata-kata yang belum terucap.

Dante dengan suara lembut mulai membelah keheningan, "Senja selalu indah di sini. Aku sering datang ke tempat ini untuk berpikir... atau sekedar menikmati keheningan." Katanya dengan mata yang menatap jauh ke depan.

Amara hanya mengangguk kecil, tidak segera menanggapi. Ia menatap air di bawah mereka, melihat bayangan dirinya yang terpantul samar. Hatinya berdebar keras, tetapi ia tahu bahwa ia harus melakukannya.

……..

Dante menoleh, matanya yang gelap memandang wajah Amara dengan lembut, penuh perhatian.

"Amara, kau kelihatan gelisah. Kau bilang ingin bicara. Apa ini tentang kita? Atau sesuatu yang lain?"

Amara tidak segera menjawab. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Matanya masih terpaku pada aliran air di sungai, seolah mencari jawaban di antara riaknya. Ia tahu kata-kata yang akan ia ucapkan akan menghancurkan hati pria di sebelahnya, dan hatinya sendiri.

"Dante... aku sering berpikir tentang kita. Tentang semua yang sudah terjadi sejak aku datang ke keluargamu," kata Amara dengan suara lirih.

Dante mengernyit, merasakan ada sesuatu yang salah dalam nada suara Amara. Namun, ia tetap tenang, membiarkan Amara melanjutkan.

"Aku hanya sementara di keluargamu. Aku tahu itu sejak awal. Tugasku di sana adalah membantu Nico sampai dia bisa mandiri. Aku... aku tidak pernah menjadi bagian dari keluargamu yang sebenarnya,"  Kata Amara

Dante menggeleng pelan, memotongnya dengan nada tegas, "Amara, jangan berkata seperti itu. Kau sudah menjadi bagian dari hidupku. Bukan hanya untuk Nico, tapi untukku. Aku mencintaimu," kata Dante menegaskan.

Amara meremas jari-jarinya, berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kebohongan yang diperintahkan Nyonya Laurent. Suaranya mulai gemetar.

"Dante, aku harus jujur. Aku tidak mencintaimu. Aku... aku pikir aku bisa, tapi aku tidak bisa. Kau harus berhenti berharap padaku."

Kata-kata itu menghantam Dante seperti pukulan keras. Ia menatap Amara dengan pandangan tidak percaya, mencoba menemukan kebenaran di balik wajahnya yang tampak hancur.

"O ya? Kau... tidak mencintaiku?"

Amara mengangguk pelan, matanya mulai dipenuhi air mata. "Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin menyakitimu lebih jauh. Hubungan ini tidak masuk akal, Dante."

Dante mendekat, menggenggam tangan Amara dengan lembut tetapi penuh ketegasan. "Lihat aku, Amara. Katakan itu lagi, tetapi kali ini tatap mataku. Katakan bahwa kamu benar-benar tidak mencintaiku."

Amara mengangkat wajahnya perlahan, matanya bertemu dengan mata Dante. Namun, air mata yang mengalir di pipinya mengkhianati kebohongan yang ia coba katakan.

Amara berbisik, "Aku... aku tidak mencintaimu, Dante."

Dante menggelengkan kepala, suaranya kini penuh dengan emosi yang tertahan. "Kau bohong,” katanya sambil tersenyum kecut. “Aku tahu kamu mencintaiku, Amara. Aku bisa merasakannya setiap kali kita bersama, setiap kali kau menatapku. Ada apa sebenarnya? Kenapa kau berubah secara tiba-tiba begini?  Apa yang membuatmu mengatakan ini?"

Amara menunduk, melepaskan tangannya dari genggaman Dante. Ia berdiri dan memunggungi Dante, menatap sungai yang terus mengalir seolah ingin membawa pergi semua perasaannya.

"Tidak ada apa-apa, Dante. Aku hanya ingin kau tahu kebenarannya sebelum semuanya semakin rumit," Kata Amara dengan nada tajam, tetapi penuh rasa sakit.

Dante berdiri, mendekatinya. Suaranya kini lebih lembut, tetapi penuh dengan tekad. "Amara, aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kalau ini tentang Nenek, kalau dia mengatakan sesuatu padamu…"

Amara langsung memotong, suaranya meninggi, "Tidak ada hubungannya dengan Nyonya Laurent! Ini tentang aku, Dante. Aku tidak bisa mencintaimu. Aku tidak pantas untukmu."

Dante terdiam, merasakan amarah dan kepedihan bergemuruh di dadanya. Namun, ia menahannya, memilih untuk tidak memaksa Amara. Ia menghela napas panjang, menatap punggung wanita yang ia cintai dengan rasa sakit yang mendalam.

"Kalau itu yang kamu inginkan, Amara, aku tidak akan memaksamu. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku tahu ini bukan kebenaran. Dan aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Amara menutup matanya, air matanya mengalir deras. Ia ingin berbalik, ingin mengatakan kebenaran, tetapi ancaman Nyonya Lauren terlalu menakutkan. Dengan langkah berat, ia berjalan menjauh, meninggalkan Dante di tepi sungai. Ia harus segera mengirimkan rekaman hasil percakapannya dengan Dante tersebut kepada Nyonya Laurent, kalau tidak, adik perempuannya yang masih kuliah akan menjadi taruhannya.

Sementara Dante masih berdiri diam, menatap punggung Amara yang semakin menjauh. Angin senja meniup rambutnya, tetapi ia tidak peduli. Dalam hatinya, ia berjanji untuk tidak membiarkan perasaan ini berakhir begitu saja.

Dante berbisik pada dirinya sendiri, "Aku akan menemukanmu lagi, Amara. Dan saat itu, aku tidak akan membiarkan siapa pun memisahkan kita."

Senja beranjak menjadi malam. Cahaya matahari terakhir memudar di ufuk, meninggalkan Dante sendirian di tepi Sungai Gama dengan hati yang hancur, tetapi sesuatu yang kuat di hatinya berkata, bahwa dia akan…

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Umi Barokah

Umi Barokah

wah .. wah ... hai Dante....🤗 sini tak bujuk...

2024-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!