BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan

Akhirnya, hari yang menentukan pun tiba. Dengan keraguan yang masih menghantui, Amara berdiri di depan cermin besar di kamar yang telah disulap menjadi ruang persiapan pengantin. Gaun pengantinnya menjuntai elegan, kainnya jatuh lembut dengan detail bunga renda yang memberikan sentuhan keanggunan. Namun, di balik semua itu, perasaannya adalah perpaduan dari berbagai emosi yang tak karuan. Saran Luca untuk menikahi Dante sempat ia tolak berkali-kali, tetapi Luca berhasil meyakinkannya bahwa ini adalah cara terbaik untuk mencapai tujuannya.

"Dengan menikahinya, aksesmu akan lebih luas, Amara. Ingat, sudah lebih dari setahun ini, kau telah berhasil mencuri hati mereka. Langkahmu tinggal sedikit lagi, dengan syarat, kau tetap focus pada tujuan" suara Luca terngiang di pikirannya. Amara menarik napas panjang, mencoba menguatkan dirinya. Dalam hati, ia bergumam, “Mereka juga telah mencuri hatiku, Luca,” katanya.

Pernikahan pun dimulai, dan Amara berjalan menyusuri lorong menuju ruang janji suci diikrarkan. Wajah para tamu menatapnya penuh kekaguman, tetapi dalam hatinya ia merasa sepi. Tiada keluarga yang hadir untuknya. Tak ada ibu, adiknya, atau kerabat yang mendukungnya di hari istimewa ini.

Amara sebelumnya mengatakan kepada Nyonya Laurent bahwa kedua orang tuanya telah meninggal dalam sebuah kecelakaan ketika ia masih SMA. Kebohongan itu menjadi salah satu bagian dari rencananya agar ia terlihat sebagai wanita yang tak punya siapa-siapa dan mudah dikendalikan

Dante berdiri di ujung ruangan, menunggunya dengan tenang. Tatapannya lembut, tetapi di sana juga terselip keprihatinan. Ia tahu bahwa pernikahan ini mungkin lebih berarti bagi Nico daripada untuk dirinya. Karena ia sendiri sebetulnya merasa bersalah pada Amara. Dia merasa, Amara tidak menaruh perasaan apapun untuknya dan rela berkorban demi Nico.

Di tengah-tengah upacara, saat mereka diberi nasehat pernikahan, Amara sempat tergagap kala penghulu bertanya, “Apakah Anda ikhas dengan pernikahan ini?”

Dante, yang menyaksikan kegugupan Amara dengan kelembutannya, berbisik pelan, "Amara, aku tidak akan pernah memaksakan apa pun padamu. Aku tahu ini bukan hal yang mudah. Tapi kau sudah melakukan begitu banyak untuk Nico dan… untukku juga. Itu sudah lebih dari cukup."

Kata-kata itu, walaupun singkat, entah bagaimana memberi Amara ketenangan. Dengan perasaan yang campur aduk, ia akhirnya menjawab pertanyaan itu, dan menyelesaikan upacara yang penuh dengan keraguan dan harapan yang samar.

---

Saat malam resepsi, Nico mendekati Amara dengan mata berbinar. "Ibu Mara, maukah kau mainkan biola untukku seperti waktu itu? Aku ingin mendengarnya lagi," pintanya manja. semua mata tertuju pada kehangatan kedekatan mereka.

Tak bisa menolak permintaan bocah yang begitu menggemaskan, Amara mengambil biola yang sudah disiapkan dan berdiri di tengah aula. Ruangan menjadi hening, semua tamu semakin memusatkan perhatian mereka padanya. Ia mulai memainkan Canon in D dengan elegan. Dia tahu, lagu itu berkesan bagi Dante, karena mendiang ibunya, sangat menyukai lagu klasik itu.

Setiap gesekan biolanya menciptakan harmoni yang menawan, melintasi setiap sudut aula dan membuai hati para tamu elit yang hadir. Amara berjalan perlahan, melewati para tamu dengan gesekan biolanya yang menyayat hati, hingga sampai di tempat Nico duduk.

Dante, yang memperhatikan dari kejauhan, tak bisa menahan senyumnya. Senyum dengan matanya yang sedikit basah,  Penampilan Amara begitu memukau, dan setiap gerakan tangannya saat memainkan biola memperlihatkan keanggunan yang jarang ia temui. Perasaan hangat dan kagum kembali menghampirinya, memperkuat ketertarikannya pada Amara yang semakin mendalam.

Sembari mengusap matanya yang lembab, ia bergumam, “Ibu, Namanya Amara, Bu. Amara Daisy, dia menantu Ibu, dia Istriku, bu. Kalau ibu masih di sini, aku berani bertaruh ibu pasti menyukainya. Asal ibu tahu, istriku ini juga mahir memainkan lagu kesukaan ibu” tanpa canggung, Dante sudah mengakui Amara sebagai istrinya dengan serius dan memperkenalkannya dengan bangga pada ibunya, meski wanita itu sudah tak bisa hadir di sana.

Usai penampilannya, semua tamu berdiri dan bertepuk tangan atas penampilan Amara yang begitu apik. Dante menghampiri dan menggenggam tangan istrinya itu erat dengan setiap detik yang berlalu . Saat Dante menyadari genggaman itu dibalas oleh Amara, ia tersenyum halus.

Malam itu, beberapa tamu mulai menghampiri Amara, terkesan oleh penampilannya dan ingin berkenalan. Amara, yang memiliki kemampuan berbicara dalam beberapa bahasa, dengan mudah menanggapi setiap tamu yang datang dengan bahasa mereka, bahasa Inggris, Korea, dan lainnya. Keahlian Amara ini menarik perhatian, membuatnya tampak semakin anggun di mata para tamu dan keluarga Laurent.

Nyonya Laurent mengamati Amara dengan bangga, seakan menemukan cucu menantu yang sempurna. "Sepertinya kau benar-benar telah memenangkan hati semua orang, Amara," ucapnya dengan senyum puas.

Pernikahan dan serangkaian acara resepsi pun berakhir, Amara merasa begitu lelah. Bukannya pergi ke kamar pengantin, malam itu ia justru memilih untuk berada di kamar Nico, menemani bocah kecil itu tidur. Nico, yang kini terbaring lelap, hanya mau berada di pelukan Amara. Ia tak ingin tidur sendirian, dan Amara tak bisa menolak permintaan itu.

Dante masuk ke kamar Nico dengan langkah pelan. Melihat Amara yang duduk di tepi ranjang Nico, Dante tak bisa menahan rasa haru. Di tangannya, ia membawa nampan berisi makanan ringan dan segelas air. "Kau pasti belum makan. Aku tahu kau lelah," katanya pelan sambil meletakkan nampan itu di samping Amara.

Amara menatap Dante sejenak, terkejut dengan perhatiannya. Dante menyuapkan sedikit makanan ke mulut Amara dengan lembut, menunjukkan perhatian kecil yang membuat hati Amara bergetar hangat.

"Dante, kau tak perlu melakukan ini," ujar Amara, canggung namun tak bisa menolak.

"Aku hanya ingin kau tahu, Amara… aku menghargai apa pun yang kau lakukan. Aku tidak akan meminta lebih dari yang bisa kau berikan," kata Dante dengan suara yang tenang namun tulus.

Amara hanya mengangguk pelan, tak mampu berkata-kata, Dante tersenyum samar sambil menyuapi istrinya tersebut. Amara menikmati makanannya dengan pelan. Keakraban yang terasa asing itu membuat jantung Dante berdebar lebih cepat, tapi ia merasa nyaman saja dengan kegaduhan jantungnya tersebut.

Sayangnya, momen tenang itu tiba-tiba buyar ketika ponsel Amara bergetar di meja. Amara melirik layar dan wajahnya langsung berubah pucat. Di sana tertera panggilan video masuk dari "Kegelapan." Seketika, tangan Amara gemetar, dan ia bangkit dengan terburu-buru hendak keluar dari ruangan untuk menjawabnya.

Namun, langkahnya terlalu tergesa-gesa, dan ia kehilangan keseimbangan yang membuatnya hampir terjatuh ke pangkuan Dante. Suaminya itu cepat-cepat menangkap Amara, menahannya di tempat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa inci saja, dan Dante menatapnya dengan dalam, melihat kegugupan yang jelas di mata Amara.

“Ada apa,?” tanya Dante, dengan nada yang tidak sepenuhnya tenang. Ia menatap layar ponsel Amara yang masih bergetar dan memperlihatkan nama panggilan misterius itu dengan jelas.

“Bukan... gak apa-apa. Aku… aku harus menjawab ini,” jawab Amara terbata-bata, buru-buru wanita  itu menarik diri dari pegangan Dante dan mengambil ponselnya.

Dante hanya mengangguk pelan dan terpaku. Pikirannya penuh dengan tanya. Kegelapan? Nama itu terasa mengusik hatinya. Ada rasa cemburu yang tak terdefinisi. Namun ia tidak akan bertanya lebih jauh tentang masalah ini. Dalam kekalutannya, Dante mulai bertanya-tanya, mungkin itu orang yang dicintai Amara?

Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!