BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua

Di pertemuan berikutnya, suasana terasa lebih tegang dari sebelumnya. Kali ini, Nyonya Laurent secara khusus mengatur makan malam formal dan mengundang Mia dan Luca, karena Luca juga bagian dari persahabatan mereka. Nyonya Laurent tampak bersemangat menunjukkan kecocokan antara Dante dan Mia, ia juga sering kali menceritakan kenangan masa kecil mereka dan betapa harmonisnya mereka sebagai pasangan di masa depan.

Amara mencoba tetap tenang dan anggun, meskipun dia merasa kurang nyaman dan cemburu melihat keakraban Mia dan Dante di meja makan. Mia sering kali melontarkan candaan dan cerita tentang Dante yang hanya mereka berdua mengerti, membuat Amara merasa seperti orang luar. Meskipun begitu, Dante sesekali melirik ke arah Amara, seolah ingin meyakinkannya bahwa dia tetap ada untuknya.

“Amara, kenapa wajahmu begitu pucat? Apa kau sakit?” Luca sengaja menyela Mia yang sedikit heboh.

“Ibuku pasti Lelah karena merawat aku, menemani mama, dan merawat Papa Uncle” si bocah Nico ikut berbicara hingga membuat semua orang tersenyum kecil. Namun senyuman mereka tentu saja mengandung makna berbeda. Nyonya Laurent tentu tidak suka mendengar kalimat cucu cicitnya yang terakhir, apalagi Mia.

 “Nico, Ibu Mara hanya kurang tidur, sayang,” jawab Amara memperbaiki situasi.

“Nanti aku akan menidurkan, Ibu Mara sambil bacakan cerita, ya?

“Baik lah, Tuan Muda” jawan Amara sambil memegang rambut Nico. Semua Kembali tertawa kecil.

“Kau keren sekali, kawan,” Luca memuji si bocah lucu itu sambil menunjukkan jempolnya.

“Terima kasih, kawan,” jawab Nico. “Papa Uncle, kau juga harus merawat ibuku, di malam hari dia sangat mencemaskanmu” tambah bocah itu lagi. Dante tersenyum sambil melirik kea rah Amara.

“Nico, mama punya mainan baru untukmu. Cepat habiskan makanannya. Nanti kita lhat setelah ini,” Alessia menyadari ketidakstabilan yang terjadi pada neneknya dan Mia karena kata-kata anaknya.

“Hore… mainan baru” Nico bersorak senang.

“Nico anak yang cerdas,” Luca Kembali memujinya.

“Aku memang cerdas, karena ibuku ada dua,” jawab bocah itu lagi.

Karena merasa sangat tidak senang dengan situasi itu, Mia bertanya kepada Nyonya Laurent dengan lantang, “Nenek, apa Nico tidak berlebihan memanggil, ibu, pada Amara?” protesnya. Semua orang memperhatikan pertanyaannya, termasuk anggota meja makan paling junior, yaitu, Nico.

“semua hanya sementara, nanti juga Nico akan mengerti,” jawab Nyonya Laurent dengan gaya angkuh sambil tetap menyendok makanannya tak peduli.

“O, begitu? Lagi pula, aku dengar, sekarang ini banyak anak-anak keluarga kaya lebih sayang pada pembantunya, oh, maksudku, pengasuhnya daripada orang tuanya sendiri,” Jelas Mia

“Aku mengerti kekhawatiranmu,kau tenang saja” sambung Nyonya Laurent sebelum ia berlalu, karena seorang pelayan datang memanggilnya, disebabkan kedatangan rekan bisnisnya.

Merasa tidak setuju, dan tidak puas atas jawaban yang dilontarkan neneknya, Dante dan Alessia, hampir bersamaan berujar, namun Dante mempersilahakn kakaknya yang melanjutkan.

“Maaf, Mia. Bagiku, Amara adalah adikku sendiri, sama seperti Dante. Kau tenang saja, Amara bukan tipe orang yang akan merebut apapun dari siapapun,” jawab Alessia, sebelum akhirnya  membawa Nico pergi dari ruang makan.

Sebelum Nico berlalu Bersama mama nya, bocah itu sempat berbisik di telinga Amara, “Ibu, kalau Papaku nakal, atau anak-anak itu nakal, telepon aku saja ya?” kata Nico sambil menunjuk semua orang yang ada di meja makan itu sebagai anak-anak. Luca yang mendengar keajaiban Nico tersebut, sampai tertawa terbahak-bahak.

“Aku tidak suka anak yang sudah besar seperti Paman ini tertawa besar” sentinya Kembali, Luca semakin terpingkal, hingga akhirnya ia mulai menyerang Mia dengan kata-katanya.

“Saat semua orang sudah berubah, hanya kau yang tetap sama, Nona Mia,” kata Luca.

“Apa maksudmu, Luca?”

“Gaya bicaramu, bahkan anak kecil saja menyadari betapa bahayanya dirimu, caramu melihat orang, dan orang yang kau sukai, masih tetap sama” Luca menjelaskan sementara Dante, menghabiskan sisa air yang ada di gelasnya dengan rasa tidak nyaman.

“Orang yang kau suka sudah menikah sekarang, apa kau masih tak mau denganku?” sambung Luca.

“Luca, cukup!” hentak Dante.

“kenapa? Kau masih menyukaiku, Tuan Muda Luca yang terhormat?” jawab Mia.

“Kan, sudah ku bilang, semua orang sudah berubah. Aku? Aku sudah memiliki orang lain di hati ku sekarang, karena aku sudah berubah. Dia adalah seseorang yang jauh lebih baik, lebih manusiawi,” jawab Luca sangat tajam sambil melirik ke arah Amara. “Sama satu lagi, memilki kecantikan yang tidak tidak dibuat-buat” sambungnya.

sementara Dante, menggetakkan giginya dengan kejam melihat tingkah Luca yang ia rasa keterlaluan.

 “O akalau begitu, bagus. Aku sebagai teman lamamu, cukup senang. Dan terima kasih setidaknya kau tidak lagi mengemis padaku dan merusak pemandangan yang ada di depanku,” balas Mia tak kalah tajam.

Sementara di tempatnya duduk, Amara sedang memahami sesuatu, dan dia akhirnya bisa menyimpulkan situasi seperti apa yang terjadi diantara tiga sahabat itu di masa lalu. Luca menyukai Mia, Mia menyukai Dante, sementaa Dante… Amara masih mempelajarinya. Apakah dia juga menyukai Mia?

“O, ya, Dan… aku punya sesuatu untukumu” Mia sengaja memotong ketegangannya bersama Luca, ia lalu menyodorkan sebuah kotak kecil ke hadapan Dante yang membisu dengan nada yang sedikit manja.

“Ayo la, Dante, dibuka, kau pasti suka seperti waktu itu” rayunya sambil mnyentuh lengan Dante. Menyaksikan hal tersebut, Amara berdiri dan berkata, “Wah … kenyang sekali. Karena aku sudah kenyang, jadi aku permisi,” katanya, yang langsung disambut oleh Luca, “Aku juga kenyang, aku juga permisi, ayo Amara, kita ke taman belakang” Pinta Luca.

 “Duduk!” perintah Dante pada Amara yang ada di sampingnya.

“Amara, duduk!” katanya lagi.

“Dante… aku masih ada urusan, kau di sini juga ada urusan, membuka hadiah dari Nona Mia, membahas masa lalu kalian yang indah, jadi, mari kita tidak saling mengganggu” sambung Amara.

Saat ia hendak menyusul Luca yang sudah duluan berlalu, Dante menangkap tangannya erat, tersadar Amara Nampak kesakitan, ia segera melunak dan bilang, “Nanti kita bicara” katanya Nampak tak rela Amara berlalu darinya.

“Dante … kau serius dengan Wanita itu?” Mia mengubah ekspresinya, semula tampak manja di hadapan Amara, saat ini ia tampak begitu serius dan terang-terangan. Dante tak berniat menjawabnya, dia hanya memainkan gelas yang ada di tangannya.

“Dante, tak bisakah kau mendengarku?” sentak Mia.

“Aku tidak pernah seserius ini sebelumnya, dengan siapapun. Dan yang kau sebut dengan, Wanita itu, barusan, Namanya Amara, Amara Daisy, dia istriku”

“Dante, apa kau sudah melupakan aku?”

Dante tak menjawab.

“Aku tidak akan menyerah, Dante. Kau mengenalku dari kecil, sementara Wanita itu baru anak kemarin sore. Tahu apa dia tentangmu?”

“Mia, kau tak perlu melakukan ini. Bawa lah hadiahmu, aku tidak mau istriku salah paham” jawabnya dan Bersiap untuk bangkit dari tempat duduknya, karena pikirannya ada di taman belaang untuk menemui Amara.

Belum sempat ia berlalu seorang pelayan membawa peasan dari Nyonya Laurent agar mereka berempat segera menemuinya di ruang, pelipur lara, sebuah ruangan bersantai keluarga sambil ditemani oleh iringan music santai.

“Kau temui Nenek terlebih dahulu, aku akan menyusul Bersama mereka” pinta Dante sambil berlalu dengan Langkah lebarnya mencari Amara.

Di taman, Luca dan Amara sedang…

bersambung….

Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!