BAB 3. Dante Selalu Mengamati

Di ruang keluarga yang hangat, Amara sedang duduk di sofa dengan Nico di sampingnya. Setahun telah berlalu sejak pertama kali ia mulai bekerja di keluarga Laurent, dan ikatan antara dirinya dan Nico tumbuh semakin erat setiap harinya. Nico yang dulu pendiam dan sering merasa kehilangan, kini tumbuh menjadi anak yang ceria, selalu tersenyum setiap kali berada di sisi Amara. Ia memanggil Amara dengan sebutan yang begitu istimewa, "Ibu Mara," sebuah panggilan yang menggetarkan hati Amara sekaligus menimbulkan perasaan hangat di hati Alessia, ibu Nico.

Alessia, yang dulu tenggelam dalam kesedihan dan depresi akibat kematian suaminya, kini perlahan bangkit. Kehadiran Amara memberikan warna baru dalam hidupnya, menghadirkan harapan yang sudah lama hilang. Wanita itu mulai membuka hatinya, dan lebih sering tersenyum saat melihat Nico tertawa lepas bersama Amara.

Di sudut ruangan, Dante mengamati interaksi mereka dengan perasaan yang campur aduk. Ia melihat bagaimana Nico semakin sayang kepada Amara dan bagaimana Alessia tampak lebih hidup daripada sebelumnya. Dante, yang biasanya terlihat tegas dan terkadang cenderung dingin, tak bisa menutupi perasaan hangat yang muncul setiap kali melihat kebahagiaan di mata kakak dan keponakannya.

...

Di suatu pagi yang cerah, Nico berlari-lari kecil ke dapur, mencari-cari Amara yang sedang menyiapkan sarapan. Begitu melihat Amara, wajahnya langsung bersinar penuh keceriaan.

"Ibu Mara!" panggilnya dengan suara manja. "Kau tahu, hari ini aku mau ikut ke taman lagi!"

Amara tersenyum hangat dan menunduk, mengusap lembut rambut Nico. "Tentu, sayang. Tapi kau harus habiskan sarapanmu dulu, ya."

Nico mengangguk cepat, lalu duduk dengan patuh di meja makan, menunggu dengan antusias sambil memandang Amara dengan penuh kekaguman. Alessia, yang juga ada di dapur, menatap mereka dengan tatapan lembut. Kehadiran Amara benar-benar mengubah suasana di rumah ini, dan Alessia merasa sangat bersyukur.

“Amara,” kata Alessia dengan suara lembut, “Aku tidak tahu bagaimana hidup kami tanpa kehadiranmu. Terima kasih sudah ada di sini, untuk Nico, dan juga untukku.”

Amara hanya tersenyum dan mengangguk, merasa tersentuh dengan kata-kata Alessia. Ia tahu betapa rapuhnya wanita itu sebelumnya, dan tanpa sadar, ia bangga bisa membantu memperbaiki hati yang hancur akibat kehilangan itu.

---

  Waktu berlalu, dan hubungan antara Nico, Amara, serta Alessia semakin erat. Setiap hari terasa seperti anugerah, dengan tawa dan keceriaan yang mengisi rumah keluarga Laurent. Alessia, yang sebelumnya begitu tertutup dan terisolasi, mulai lebih terbuka dan bahkan sering berbagi cerita dengan Amara. Mereka akan duduk bersama di sore hari, berbicara tentang masa kecil Nico, atau hanya sekadar mengenang momen-momen manis yang pernah dialami Alessia bersama almarhum suaminya.

Di sisi lain, Dante semakin terkesan dengan perubahan positif yang terjadi di keluarganya. Ia sering melihat Alessia tersenyum, sesuatu yang langka selama bertahun-tahun. Ia melihat Nico tumbuh dengan penuh kasih sayang, dan ia tahu bahwa semua ini berkat kehadiran Amara. Meski di dalam hati ia masih merasa ragu, namun Dante tidak bisa menutupi perasaan syukurnya.

Pada suatu malam, saat Amara tengah menidurkan Nico di kamarnya, Dante berdiri di ambang pintu, menyaksikan pemandangan tersebut dengan perasaan haru. Amara duduk di tepi tempat tidur, menyanyikan lagu nina bobo lembut yang menenangkan Nico. Anak itu menatapnya dengan mata penuh kasih sayang, seolah Amara adalah seluruh dunianya.

"Ibu Mara, jangan pernah pergi, ya," bisik Nico dengan suara mengantuk.

Amara tersenyum, menahan perasaan haru yang mulai memenuhi hatinya. "Aku akan selalu ada untukmu, sayang. Tidurlah dengan tenang."

Dante merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan di dadanya saat melihat kehangatan itu. Ia tahu bahwa Amara memiliki tempat khusus di hati Nico, dan itu membuatnya merasa lega sekaligus terharu. Namun, perasaan itu bercampur dengan ketakutan, bagaimana jika suatu hari Amara pergi meninggalkan mereka? Bagaimana jika Nico harus merasakan kehilangan lagi?

Ketika Amara keluar dari kamar Nico, ia mendapati Dante berdiri di luar. Mereka saling bertatapan sejenak, sebelum Dante akhirnya berbicara.

"Terima kasih," ucapnya pelan namun penuh makna. Amara hanya mengangguk dengan senyuman lembut. "Nico adalah anak yang luar biasa. Dia pantas mendapatkan kebahagiaan."

lagi-lagi, Dante merasakan getaran aneh dalam hatinya. Ia ingin mengucapkan lebih banyak kata, tetapi ia masih menahan diri. Mereka berdua saling memahami tanpa perlu banyak bicara, dan dalam diam, keduanya menyadari bahwa ada ikatan yang tumbuh di antara mereka.

---

Hari-hari berikutnya, hubungan Amara dan Nico semakin erat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di taman, bermain, atau hanya berjalan-jalan di sekitar rumah. Nico sering kali tertawa lepas di samping Amara, memegang tangan wanita itu dengan erat seolah tidak ingin kehilangannya.

begitulah hari-hari terlewatkan, dan tempat bermain favorite Nico, selalu taman, karena di sana ia merasa bebas.

pernah di suatu kesempatan, Amara sedang bermain kejar-kejaran dengan Nico, Dante menghampiri mereka. Lelaki itu berdiri sambil menatap pemandangan tersebut dengan senyum tipis. Amara menyadari kehadirannya dan menghentikan langkahnya, sementara Nico terlebih dahulu berlari kecil menghampiri Dante.

“Papa! Papa Uncle!" serunya riang. “Ibu Mara bilang kita bisa main bersama hari ini.”

Dante tertegun sejenak mendengar panggilan itu. "Ibu Mara? dan Papa Uncle?" Ujarnya pada Nico sambil memiringkan sedikit kepalanya tanda minta penjelas dari bocah tersebut.

 "Iya, Uncle kan laki-laki yang sudah tinggi, kakinya panjang, trus bisa menggendong aku seperti seorang papa, yang ada di TV" jawab Nico menjelaskan alasannya.

"Trus, Aunty Mara, seperti ibunya burung, yang selalu memberi makan anak burung, mengajaknya terbang di taman dan bermain jungkat-jungkit bersama. Aku mau seperti anak burung juga" sambung Nico menjelaskan dengan begitu polos.Amara dari tempatnya berdiri hanya tertawa kecil mendengar keterangan bocah tersebut. Sementara Dante, di dalam hati merasa lega dan bahagia, meski sedikit cemburu karena Nico lebih sering menghabiskan waktu dengan Amara.

Dante berjongkok di depan Nico, menatap mata ceria bocah itu dengan lembut. “Kau senang bersama Ibu Mara, ya?”

Nico mengangguk dengan semangat, lalu berlari kembali ke arah Amara. Amara tersenyum melihatnya, dan dalam diam, ia kembali merasakan perasaan yang sulit dijelaskan.

Malam itu, Amara kembali menemani Nico hingga anak itu tertidur lelap. Alessia yang kebetulan lewat melihat Amara keluar dari kamar Nico dengan senyuman tenang.

Wanita itu menghampiri Amara, lalu menatapnya dengan penuh kasih sayang, “Amara,” kata Alessia lembut, “Kau benar-benar anugerah bagi keluarga kami.” Amara hanya bisa tersenyum, menahan rasa haru yang menyelimuti hatinya.

Dante, yang selalu mengamati dan mengawasi Amara, diam-diam berada di ruangan sebelah mereka. ia mendengar percakapan itu, dan merasa setuju dengan ucapan kakaknya tersebut. Ia pun mulai percaya seutuhnya, bahwa Amara bukan hanya pengasuh bagi Nico, tetapi sosok yang penting bagi Alessia, dan Amara benar-benar tulus. ~~~~

Namun apakah Amara akan selalu berhasil memperagakan ketulusannya?

Terpopuler

Comments

Apaqelasyy

Apaqelasyy

Perasaan campur aduk. 🤯

2024-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kedatangan Amara
2 BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3 BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4 BAB 4. Titah Untuk Menikah
5 BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6 BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7 BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8 BAB 8. Tekad dan Rindu
9 BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10 BAB 10. Kehadiran, Mia
11 BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12 BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13 BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14 BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15 BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16 BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17 BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18 BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19 BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20 BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21 BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22 BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23 BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24 BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25 BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26 Bab 26. Dia Putraku
27 BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28 BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29 BAB 29. Mia Kritis
30 BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31 BAB 31. Igauan Amara
32 BAB 32. Kejutan Dari Mia
33 BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34 BAB 34. Ayo kita Lari
35 BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36 BAB 36. Aku Akan Pergi
37 BAB 37. Kehidupan Baru
38 BAB 38. Hati Yang Terbelah
39 BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40 BAB 40. Buket Bunga
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Drama Seru
43 BAB 43. Awal Demensia
44 BAB 44. Bercanda
45 BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46 BAB 46.
47 BAB 47
48 BAB 48. Racauan Mia
49 BAB 49. Menghirup Udara Segar
50 BAB 50. Tamu Kecil
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kedatangan Amara
2
BAB 2. Langkah Awal Amara di Rumah Laurent
3
BAB 3. Dante Selalu Mengamati
4
BAB 4. Titah Untuk Menikah
5
BAB 5. Pernikahan Yang Tak Terelekkan
6
BAB 6. Kekacauan Dante Setelah Menikah
7
BAB 7. Peringatan Untuk Dante
8
BAB 8. Tekad dan Rindu
9
BAB 9. Dante, Kau Bodoh!
10
BAB 10. Kehadiran, Mia
11
BAB 11. Kedatangan Mia yang Kedua
12
BAB 12. Diadili di Ruang Perlipur Lara
13
BAB 13. Malam Ini Hanya Milik Kita
14
BAB 14. Pesan Itu Dari Nyonya Laurent.
15
BAB 15 Pertemuan di Tepi Sungai Gama
16
BAB 16. Kehidupan Amara Setelah Keputusan Berat Itu
17
BAB 17. Konfrontasi di Ruang Kerja Dante
18
BAB 18. Fitnah Nyonya Laurent
19
BAB 19 Rencana Baru Nyonya Laurent dan Mia
20
BAB 20. Nyonya Laurent Manfaatkan Kelemahan Amara
21
BAB 21. Pertemuan Rahasia di Restoran Mewah
22
BAB 22. Kedatangan Keluarga Mia
23
BAB 23. Gugatan Cerai Amara
24
BAB 24. Sidang yang Mengakhiri Segalanya
25
BAB 25. Tekanan dari Keluarga Hart
26
Bab 26. Dia Putraku
27
BAB 27. Strategi dalam Bayangan
28
BAB 28. Ketika Luka Lama Terbuka
29
BAB 29. Mia Kritis
30
BAB 30. Nikah Dibawah Ancaman
31
BAB 31. Igauan Amara
32
BAB 32. Kejutan Dari Mia
33
BAB 33 Konfrontasi Dante dan Progres Nico
34
BAB 34. Ayo kita Lari
35
BAB 35 Drama Resepsi Pernikahan Dante
36
BAB 36. Aku Akan Pergi
37
BAB 37. Kehidupan Baru
38
BAB 38. Hati Yang Terbelah
39
BAB 39. Apakah Aku Benar-benar Buruk di Matamu?
40
BAB 40. Buket Bunga
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Drama Seru
43
BAB 43. Awal Demensia
44
BAB 44. Bercanda
45
BAB 45. Pertemuan Dante dan Luca
46
BAB 46.
47
BAB 47
48
BAB 48. Racauan Mia
49
BAB 49. Menghirup Udara Segar
50
BAB 50. Tamu Kecil
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!