Dia Yang Terbaik #PART 17

Anatha menatap pemandangan tidak mengenakkan di depannya ini dengan tatapan datarnya. Dirinya memang sudah kebal dengan hal seperti ini. Kinan memang benar-benar berharga bagi hidup Dalbert.

Alice yang melihat sahabatnya terluka kembali,ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Perlahan, ia juga berjalan kearah Anatha,lalu menepuk pelan punggung sahabatnya itu. "Putusin dia,"titah Alice yang membuat Anatha membulatkan matanya karena kaget.

"L--lo ber--canda,k-kan?"

Alice menggelengkan kepalanya pelan. Menurutnya,saran yang tadi disampaikannya memanglah yang terbaik. Sepertinya,hubungan asmara sahabatnya ini,memang sudah ditakdirkan untuk berpisah.

"Saran lo kejam amat,"cibir Delsya kepada sahabatnya itu.

Alice mendelik sebal kearah Delsya. Sahabatnya itu memang benar-benar tidak mengetahui betapa pedulinya ia dengan hubungan Anatha. Ah,benar benar menyebalkan, batinnya.

Sementara Freya? Gadis itu sedang sibuk memperhatikan pemandangan menyakitkan didepannya. Itu Kelvin---- pria yang selama ini Freya sukai---- kini pria itu menyakiti perasaannya. Tangisan yang sedari tadi Freya tahan,kini meluncur begitu saja. Freya memang benar-benar payah dalam hal ini.

Mikaela yang melihat sahabatnya itu menangis,dengan segera ia menghampiri Freya lalu memeluknya. "Lo kenapa,Frey?"tanyanya dengan nada khawatir.

Karena tak kunjung mendapat jawaban. Mikaela pun memutuskan untuk mengikuti arah pandang Freya. "Ah,karena pria bodoh itu lo jadi nangis kaya gini?"

Freya diam. Yang ia bisa lakukan sekarang hanyalah diam. Ingin marah pun ia tak berhak,memangnya dia siapa yang berani memarahi Kelvin,hanya karena Kelvin dekat dengan gadis lain?

Tangan Mikaela kini sudah mengepal kuat. Ia sangat tidak suka jika ada salah satu sahabatnya yang menangis hanya karena seorang pria. "Lo jangan cengeng gini dong,Frey. Mana Freya yang gw kenal? Kalo lo gak bisa marahin dia,sini biar gue aja yang nasehatin dia,"ujar Mikaela yang bersiap-siap untuk pergi kehadapan Kelvin.

Akan tetapi sebelum benar-benar pergi kehadapan Kelvin,tangan milik Freya dengan segera menahannya. Mikaela mendelik kesal kearah sahabatnya itu. "Kenapa lagi?! Gw marahin dia,kenapa lo tahan?"tanya Mikaela emosi.

Tatapan Freya kosong. "Lo jangan samperin dia,"cegahnya.

"Kenapa?

"Karena, gue bukan siapa-siapa nya dia."

Mikaela menatap sahabatnya itu dengan tatapan iba. Ia tahu bahwa Freya mencintai Kelvin semenjak Farrel memperkenalkan mereka semua kepada Dalbert dkk. Sungguh miris kisah percintaan sahabatnya ini.

Mikaela menepuk pundak Freya pelan. Berniat untuk menyemangati sahabatnya itu. "Jangan lepasin dia,gue tau lo sama Kak Kelvin itu sama-sama mencintai,"nasihatnya yang dibalas senyuman manis serta anggukan kecil dari Freya. "Iya,"balas Freya mantap.

.......................

"Butuh sandaran?"tanya Rezvan dengan senyuman manisnya.

Freya menatap kakak ketiganya itu dengan tatapan sedihnya. Ia kemudian menyandarkan kepalanya itu tepat di pundak milik Rezvan. Rezvan yang melihat hal itu tersenyum manis. "Lagi sedih?"tanyanya.

Freya menganggukkan kepalanya singkat.

"Kenapa? Masalah cowok?"tebak Rezvan.

Freya mengalihkan pandangannya itu kearah kakak nya. Ia menatap mata kakak nya dengan sangat intens. Rezvan yang melihat hal itu,dirinya hanya bisa mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Kakak cenayang,ya?"curiga Freya.

Rezvan tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol adiknya itu. Adiknya ini benar-benar lucu,Rezvan beruntung memiliki nya.

"Bukan,sayang! Masa ganteng-ganteng gini dikira cenayang?"tuturnya.

Freya mengerucutkan bibirnya lucu. Padahal ia berharap jika kakak ketiganya itu benar-benar seorang cenayang,rasanya menyenangkan jika dirinya mempunyai seorang kakak yang bisa berkomunikasi dengan makhluk halus. Khayalan Freya benar-benar sudah melewati batas kewajaran manusia.

Rezvan menoyor pelan kepala adik kecilnya itu. Ia tak ingin jika adiknya itu berfantasi berlebihan. "Sadar,dek. Gak usah ngebayangin yang macem-macem,"ucapnya yang membuat Freya sadar kembali ke jalan yang benar.

Freya tersenyum polos kearah kakak nya itu. Sedetik kemudian,pandangannya berubah menjadi menyedihkan. Entah mengapa,tapi hari ini mood Freya benar-benar sangat buruk.

Rezvan membawa tubuh adiknya itu kedalam pelukannya. Ia tahu bahwa saat ini adiknya itu sedang merasa sedih. Dan yang ia bisa lakukan hanyalah menenangkannya serta memberinya pelukan hangat. Rezvan benar-benar kakak yang baik.

"Mau cerita gak?"tanyanya.

Freya menggelengkan kepalanya pelan.

Rezvan menganggukkan kepalanya paham. "Yaudah gak apa-apa kalo kamu gak mau cerita sekarang,tapi kalo kamu butuh kakak,kakak akan selalu ada buat kamu,"ucapnya.

"Kenapa kakak selalu ada buat aku?"tanya Freya penasaran.

Rezvan tersenyum manis kearah adiknya itu. "Because you are a precious treasure to me,"jawabnya.

.....................

Azri. Pria itu menatap kakak tertuanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Niatnya ingin menganggu kakak tertuanya ini gagal,karena Farrel meletakkan sebuah cutter kecil disamping laptop nya. Dan hal itulah yang membuat nyali Azri ciut seketika,daripada mati muda lebih baik ia mengurungkan niat jahatnya itu.

Ting....Tong...

"Zri,bukain gih pintunya,"titah Farrel.

Azri menatap tajam kakak tertuanya itu. Tetapi,ia tetap saja melakukan perintah kakak nya itu untuk membukakan pintu depan rumahnya. "Tumben lo mau mampir ke rumah gue,"godanya kepada sang tamu.

"Gak usah bersikap seolah-olah gue jarang mampir ke rumah lo ini,ya!"ketus tamu itu.

Azri tertawa kecil. Tidak berhasil menjahili kakak tertuanya tidak apa-apa,yang jelas kali ini ia telah berhasil memancing emosi sang tamu rumahnya ini.

"Ada urusan apa lo datang kesini,Vin?"tanya Azri kepada tamu itu a.k.a Kelvin.

Kelvin memberikan satu buah keresek besar kepada Azri. Azri yang melihat hal itu menatapnya bingung. Untuk apa Kelvin memberinya keresek besar ini? Apa Kelvin menyukainya? Ah,tidak. Semakin lama pikiran Azri menjadi semakin liar saja.

"Ini buat adik kecil lo,bukan buat lo. Jangan berpikir yang macem-macem,gue masih normal!"ketus Kelvin yang seolah-olah,ia bisa membaca isi pikiran seorang Azri.

Tanpa berlama-lama lagi,Kelvin langsung saja memberikan keresek besar itu kepada Azri, dan Azri menerimanya dengan senang hati. Lumayan cemilan gratis, batin Azri senang.

"Gue langsung pamit ya,Zri!"izin Kelvin yang langsung dijawab anggukan singkat oleh Azri.

Kelvin pun pergi kearah motor sport nya,lalu melesat pergi kearah rumahnya. Bisa bahaya bagi kesehatan jantungnya,jika ia tadi bertemu Freya tepat didepan pintu rumahnya.

Sementara itu,Azri membawa keresek besar itu kearah kamar adik kecilnya. Sebenarnya ia tahu bahwa niat Kelvin membawakan sekantong keresek besar yang berisi cemilan kepada adiknya itu hanya untuk meminta maaf. Itulah sebabnya kenapa Azri mau menerima titipan dari sahabat nya itu,siapa tahu saja setelah ini mood adik kecilnya itu menjadi baik kembali.

Setelah sampai tepat didepan pintu kamar Freya,Azri langsung saja masuk kedalam kamar adik kecilnya itu. Ia menemukan adik kecilnya itu yang sedang berpelukan bersama Rezvan. Azri tersenyum melihatnya.

"Dek,ini ada titipan dari seseorang,jangan lupa kamu makan,yah!"ucapnya yang membuat sepasang kakak beradik itu menengok kearahnya.

"Dari siapa?"tanya Freya antusias.

"Dari seseorang yang kamu suka,"jawab Azri.

Freya menganggukkan kepalanya pelan. Ia menatap semua cemilan itu dengan tatapan berbinar. Ia benar-benar sangat senang karena hal ini.

Azri mengkode Rezvan untuk segera pergi bersamanya kearah ruang tamu. Untungnya Rezvan mengerti akan hal itu. Kedua pria itu pergi dari kamar adiknya secara perlahan.

Sementara Freya? Gadis ini itu masih saja sibuk dengan cemilan dihadapannya. Ia menemukan sebuah surat yang ada didalam keresek tersebut. Ia membaca isi dari surat tersebut dengan seksama.

"Sorry for what happened, I just lost the bet and I have to do as I'm told. I hope you're not mad ... I love you, baby."

Freya tersenyum membaca surat itu,ia benar-benar sangat bahagia sekarang. "I love you too, kakak tampan,"balasnya.

Translate untuk isi pesan tadi: "Maaf atas apa yang terjadi, aku baru saja kalah taruhan dan aku harus melakukan apa yang diperintahkan. Aku harap kamu gak marah ... Aku mencintaimu, sayang."

See you next part,babai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!