Happy reading.....
Selepas pulang sekolah rencananya keempat sahabt Freya akan menginap di rumah milik keluarga Freya,berhubung kedua orang tuanya itu sedang mengurus pekerjaan diluar negeri,jadi Freya memutuskan untuk mengajak keempat sahabatnya itu untuk menginap.
Tok...Tok...Tok
Okey! Kali ini Freya harus beranjak dari tem[pat tidurnya untuk membukakkan pintu rumahnya itu,ia berjalan kearah pintu rumahnya dalam keadaan lemas.
"Hai,adik kecil!"sapa tamu itu.
Freya tersentak kaget,ia kira tamu yang akan datang itu adalah keempat sahabatnya,tapi ternyata yang datang itu adalah sahabat dari ketiga kakak tampannya,yaitu Dalbert dkk.
"Cari kak Farrel?"tanyanya yang langsung diangguki singkat oleh Dalbert.
Freya berjalan kearah tangga. Ia berteriak memanggil nama kakak tertunya,yaitu Farrel. "Ada apa,dek?"tanya Farrel yang sedang berdiri diatas sana dalam keadaan tidak memakai baju.
"Ada temen-temen kakak,"jawab Freya.
Farrel menghembuskan nafasnya kasar,tanpa berlama-lama lagi ia langsung menuruni satu per satu anak tangga,lalu berjalan kearah teman-temannya, dan meninggalkan adik kecilnya yang sedang menatapnya dengan tatapan kagum.
"Biasa aja ngeliatinnya,Neng! Inget ini masih kakak kandung kamu,"sindir Erick sambil tertawa kecil.
Freya menatap sahabat kakak nya itu dengan pandangan tidak suka. "Syirik aja sih,kak! Gak apa-apa kali,orang itu kakak Freya sendiri,"balas Freya sembari memeletkan lidahnya kearah Erick. Bermaksud untuk mengejek.
"Dek,ke kamar dulu sana,ini urusan orang dewasa,"titah Farrel kepada adik kecilnya itu.
Freya mengerucutkan bibirnya sebal. "Tapi kan-----"
"Tapi apa?!"potong Rezvan dari arah tangga.
"Freya lagi nung---"
"FREYA,KITA BEREMPAT DATANG!"teriak Delsya dkk dari arah luar.
Freya tersenyum polos kearah kedua kakak nya itu. "Ini yang Freya maksud,"ucapnya yang membuat Farrel tertawa kecil atas tingkah lucunya itu.
"Delsya,Alice,Anatha, sama Mikaela kalian mainnya diatas aja ya,kalo Freya nya bandel,dipukul aja gak apa-apa kok,kak Farrel gak akan marah,"pesan Farrel kepada keempat sahabat adiknya itu.
Delsya tersenyum tipis. Mungkin jika ia benar-benar memukul Freya,Farrel mungkin tidak akan marah,tapi bagaimana dengan Rezvan dan juga Azri? Ah! Delsya rasa kakak tertua sahabatnya itu melupakan kedua adik laki-lakinya.
"Iya,kak!"jawab Anatha antusias.
Freya membawa keempat sahabatnya itu kearah kamarnya. Ia tak mau jika keempat sahabatnya itu menjadi target selanjutnya dari sahabat ketiga kakak nya.
"Eh,Frey! Kak Dalbert dkk mau nginep disini ya?"tanya Alice yang dijawab anggukan kepala oleh Freya.
"Emangnya kenapa kalo mereka nginep?"
Alice tersenyum smirk. "Lumayan lah pemandangan cogan bertambah banyak,"jawabnya yang membuat Freya dan Mikaela memutar bola matanya malas. Sahabat nya yang satu ini memang selalu seperti ini,Alice itu haus akan cogan.
"Tobat napa,Lice! Pacar lo udah banyak,masih aja lirik-lirik cowok lain,"tegur Freya kepada sahabatnya itu.
Alice tersenyum polos. "Gue akan putusin semua pelampiasan gue itu,asalkan kak Rezvan nembak gw."
Ah! Ingin rasanya Freya menjatuhkan sahabat nya yang satu ini kedalam jurang. Alice itu selalu saja seperti ini,ia masih mengincar kakak tampannya itu,bukannya tak ingin membantu sahabatnya itu untuk berpacaran dengan Rezvan. Tapi Freya tahu bahwa kakak tampannya itu sudah mempunyai seorang gebetan, dan ia tak mau jika sahabat nya itu ditolak mentah-mentah oleh kakak nya.
"Gak usah ngarep lo,ntar kalo ditolak malah nangis,"sindir Delsya kepada sahabatnya itu.
"Gak akan ditolak,gue yakin. Kan ada Freya yang bakal bantuin gue sama kak Rezvan,iya kan,Frey?"
Jika sudah seperti ini,ingin rasanya Freya pergi saja dari dunia ini.
"Eh,ke indoapril,yuk! Gue pengen ngemil sesuatu nih,"ajak Anatha yang mencoba mengalihkan topik.
"Yaudah,yuk!"
Mendengar hal itu,Freya menghembuskan nafasnya lega,Anatha benar-benar menolongnya kali ini. Terima kasih Anatha.
Mereka berlima pun berjalan menuruni satu per satu anak tangga. Dibawah sana,sudah ada ketiga kakak kandung Freya yang sedang asik menonton film bersama Dalbert dkk.
"Kalian nginep?"tanya Freya kepada sahabat kakak nya itu.
"Iya,dek. Mereka semua nginep,gak apa-apa,kan?"tanya Rezvan kepada adik kecilnya itu.
Freya mengangguk.
"Eh,kalian berlima mau pergi kemana?"tanya Dalbert penasaran.
"Ke indoapril,mau beli cemilan,"jawab Anatha.
"Nitip dong,dek!"
Mendengar hal itu,Freya tersenyum licik. Ini saatnya ia meminta traktiran kepada kakak tertuanya itu.
"Boleh,tapi uangnya harus di kakak."
Farrel merogoh saku celananya itu,ia mengambil satu buah black card lalu diberikannya black card itu kepada Freya. "Kalo udah selesai jajannya,black card itu simpan aja di kamu,anggap itu sebagai uang jajan kamu sehari-hari,"pesan Farrel kepada adiknya itu.
Keempat sahabat Freya menatap kakak tertua sahabat nya ini dengan tatapan tak percayanya. Jujur saja,selama mereka hidup,tak pernah sekalipun mereka berempat diberikan black card oleh keluarga mereka masing-masing. Walaupun mereka semua dari keluarga terpandang,akan tetapi jika soal black card,keluarga mereka akan sangat hati-hati.
"Ini terlalu berlebihan,kak!"protes Freya.
Farrel tersenyum manis kearah adik kecilnya itu. "Gak apa-apa,dek. Ambil aja,ntar kalo abis bilang ke kakak,yah. Insyaallah ntar kakak langsung ganti sama black card yang baru,"ucap Farrel.
Jika sudah dipaksa seperti ini,mau tidak mau Freya harus menerimanya. "Makasih,kak!"ucap Freya.
Farrel meganggukkan kepalanya. "Iya,sama-sama,"balasnya.
...•••••••••••••••••••...
Setelah sepuluh menit berlalu,akhirnya kelima gadis cantik itupun selesai berbelanja cemilan. Freya memberikan black card nya itu kepada kasir yang ada di indoapril tersebut. Setelah semuanya selesai,mereka berlima pun masuk kedalam mobil yang di khususkan untuk keturunan keluarga Abrisam saja.
"Kita pulang,"teriak Freya dengan suara cemprengnya.
"Tolong itu suara dikondisikan,"sindir Nichol.
Freya menjulurkan lidahnya itu kearah Nichol. Ia paling tidak suka jika ada yang menyindirnya secara terang-terangan. Lebih baik orang-orang menyindirnya secara sembunyi-sembunyi,itu lebih baik.
"Mana pesenan kakak,dek?"tanya Farrel.
"Nih,kak!"ucap Freya sembari memberikan satu buah keresek besar yang berisi cemilan yang dipesan Farrel tadi.
"Makasih,"balas Farrel sembari mengusap puncak kepala adiknya itu dengan sayang.
Freya menganggukkan kepalanya pelan.
"Romantis banget sih kak Farrel,kalian tuh kaya pasangan yang baru aja jadian tau,gak?!"goda Delsya kepada kakak beradik itu.
Aland yang mendengar hal itupun tersenyum licik. Ini saatnya,batinnya.
"Kenapa emang? Lo iri? Kalo lo iri gw siap kok buat nembak lo sekarang juga,"ucap Aland sembari memegang kedua tangan Delsya.
Delsya tersipu malu. Ia tak menyangka jika pria tampan seperti Aland menyukai dirinya. "Kak,bisa lepas dulu gak tangannya?"tanya Delsya.
Aland menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak,Del! Gw gak akan lepas tangan gw,sebelum lo jawab pertanyaan gw yang tadi,"tolak Aland.
"Loh,ini serius? Aku kira yang tadi itu cuman bercandaan."
Mendengar perkataan polos dari adik kecilnya,Farrel dan Rezvan sama-sama menepuk jidatnya pelan. Ya,begini nasib mempunyai adik cantik dan polos seperti Freya. Ketiga kakak nya itu harus extra sabar menghadapinya.
"Dek,ke kamar sana! Anak kecil gak pantes liat adegan romantis kaya gini,"usir Farrel sembari mendorong-dorong tubuh mungil Freya.
Freya mengerucutkan bibirnya sebal. Kakak tertuanya ini selalu saja seperti ini. Benar-benar menyebalkan,batinnya.
Karena terlanjur kesal,Freya langsung saja menarik tangan Delsya,lalu membawanya kearah kamar,ketiga sahabat Freya yang lain juga mengikutinya dibelakangnya.
Sementara,Aland? Pria tampan itu menegang ditempat. Kali ini rencananya untuk menembak Delsya gagal lagi. "Gara-gara lo nih,Rel! Rencana gw buat nembak si Delsya gagal lagi,"protes Aland.
Farrel mengangkat bahunya acuh. "Kalo di takdirin gak berjodoh,ya udah terima aja,gak usah ngalahin orang. Gak guna tau,gak?!"
Aland menatap tajam sahabat nya itu. "Sialan!" batinnya kesal.
...••••••••••••••••••••...
Azri. Pria itu memasuki kamar adik kecilnya dengan perlahan. Jujur saja,ia sangat merasa bersalah atas kejadian tadi sore.
"Dek,"panggilnya kepada Freya.
Freya yang mendengar panggilan itupun menegang ditempat. Ia kenal betul siapa pemilik suara ini. Dengan keberanian penuh,Freya mencoba mengalihkan pandangannya kearah Azri.
"Gak usah takut,kakak kesini buat minta maaf sama kamu,kakak tau kakak salah. maafin kakak ya,dek! Kakak janji gak bakal nyakitin kamu lagi,"ucap Azri dengan mata yang berkaca-kaca.
Freya yang melihat kakak nya itu akan menangis,dengan segera,ia cepat memeluknya. "Kakak jangan nangis,Freya udah maafin kakak kesalahan kakak,kok! Jadi kakak jangan nangis,yah,"mohon Freya.
Mendengar hal itu,Azri tersenyum senang,ia semakin mempererat pelukan adik kecilnya itu. "makasih,dek!"ucapnya.
Keempat sahabat Freya yang melihat Azri tersenyum pun,mereka tersentak kaget. Jujur saja,selama bersekolah ditempat keluarga Abrisam,mereka semua tak pernah sekalipun melihat Azri yang tersenyum tulus seperti ini.
"Subhanallah,"puji Anatha kepada ciptaan tuhan yang indah itu.
Azri melepaskan pelukan adik kecilnya itu. "Kenapa,Nat?"tanyanya kepada Anatha.
"Enggak,kak! Tadi kaget aja liat kak Azri senyum,"jawabnya yang membuat Azri mau tak mau terkekeh pelan.
"Emang kak Azri sedingin itu,ya?" Kali ini Freya yang bertanya.
"Banget,Frey! Sampe-sampe semua cewek di sekolah pada gak mau ngedeketin kak Azri,mereka cuman bisa mengaguminya dalam diam,"jawab Alice jujur.
"Tuh kak dengerin,jangan dingin terus,pantesan JOMBLO,"ledek Freya kepada kakak dinginnya itu.
"Tolong ngaca,mbak!"sindir Azri.
"Bodo amat,aku mah jomblo bahagia,"balas Freya sembari menjulurkan lidahnya kearah Azri,bermaksud untuk meledeknya.
"Iya,bahagia liat dia sama yang lain,"ucap Azri yang membuat Freya mengerucutkan bibirnya lucu.
Azri tersenyum kecil,ia mengusap puncak kepala adiknya itu dengan sayang. "Udah,sekarang waktunya kamu dan keempat sahabat kamu itu tidur,besok kalian kakak ajak jalan-jalan,deh! Kasian jomblo,gak ada yang ngajak jalan,"ledek Azri.
Freya tidak menanggapi ledekan kakak dinginnya itu,ia malah menarik selimut yang ada didekatnya,lalu tidur dengan nyenyak. Keempat sahabat Freya pun melakukan hal yang sama.
Azri berjalan kearah kasur adik kecilnya itu. ia mengecup puncak kepala Freya. "Tidur yang nyenyak ya,sayang! Kakak janji, kakak bakalan jadi kakak yang baik buat kamu,kakak gak akan bikin kamu nangis lagi,kakak sayang kamu. I love you,"gumam Azri sembari tersenyum.
See you next part gais,babai!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments