Happy reading.....
Dalbert. Pria itu menatap kekasihnya dengan tatapan
bersalah. Ia tak seharusnya melakukan hal yang keji seperti ini. Ia benar-benar jahat. Perlahan, Dalbert mulai berjalan kearah Anatha, saat sudah dihadapan sang kekasih, Dalbert langsung saja memegang lengan Anatha lalu menciumnya. "Maaf!" Saat
ini hanya kata itulah yang mampu Dalbert ucapkan.
Kinan menatap pria yang dicintainya itu dengan tatapan kesalnya. Untuk apa teman dekatnya itu meminta maaf kepada gadis bodoh itu?
"Lo ngapain sih minta maaf ke dia,Bert?!"kesal
Kinan.
"Karena dia pacarnya Dalbert. Sekali lagi gue
tegasin, karena dia pacarnya Dalbert bukan pelampiasan atau pun selingkuhannya
ya,"sindir Alice sembari tersenyum smirk kearah Kinan.
"Sialan!"umpat Kinan kesal.
Sementara Freya? Gadis itu sedang sibuk memperhatikan Anatha dan Dalbert yang sedang berpengangan tangan satu sama lain. Tanpa ia sadari, ia juga mengenggam tangan Kelvin yang ada di sebelahnya. Kelvin yang menyadari hal
itu,ia hanya tersenyum kecil.
"Aku iri,"gumam Freya yang masih bisa didengar
oleh Kelvin.
Kelvin mendekatkan wajahnya itu kearah pipi Freya, dan cup! Ia mencium salah satu pipi Freya tanpa rasa bersalah sama sekali. "Kalo kamu iri, bilang aja sama aku, aku siap kok nembak kamu sekarang juga,"ucapnya sembari tersenyum manis.
Freya menyenggol lengan sahabat kakak nya itu. "Bisa aja,remahan renginang,"ledeknya.
Kelvin tersenyum manis menanggapinya. "Kalo kamu udah siap,bilang aja, ya!"godanya.
Freya menganggukkan kepalanya pelan. Kali ini ia benar-benar malu,tadinya ia kira pria yang berada tepat disampingnya adalah Azri, kakak dinginnya. Tapi ternyata.... ah sudahlah, pipi Freya akan merona jika mengingat tentang hal memalukan tadi.
"Aku benar-benar malu,"batinnya.
...•••••••••••••...
Anatha. Gadis itu menatap kekasihnya dengan tatapan kecewa. Ia kira, Dalbert tidaklah sama seperti pria diluaran sana,tapi ternyata Anatha salah, Dalbert bahkan lebih buruk daripada mantan-mantan nya terdahulu. Anatha benar-benar salah memilih pasangan.
"Nat,kamu mau kan maafin aku?"tanya Dalbert.
Anatha hanya diam. Ia enggan menjawabnya,melihat wajah kekasihnya saja sudah membuatnya muak,apalagi menjawab pertanyaannya. Bisa-bisa Anatha gila.
Dalbert menggenggam tangan kekasihnya itu,ia mengecup tangan itu dengan sayang. "Please, kasih aku kesempatan kedua, aku gak bakal ngulangin lagi,"mohon Dalbert.
Anatha mengalihkan pandangannya kearah lain,ia tak ingin luluh kembali hanya karena menatap mata Dalbert.
Dalbert yang mengetahui kelemahan Anatha, ia langsung membalikkan tubuh kekasihnya itu untuk menghadap kearahnya. Kemudian,ia memfokuskan matanya itu kearah mata Anatha."Nat, please!"mohon nya sekali lagi.
Tanpa sadar Anatha pun menganggukkan kepalanya. Dalbert yang melihat hal itupun tersenyum senang. Tanpa aba-aba apapun ia langsung memeluk tubuh mungil kekasihnya itu. "Thank you,baby!"ucapnya senang.
Freya yang sedari tadi melihat drama itu,ia menggelengkan kepalanya pelan. Sahabat nya itu benar-benar bodoh. Hanya karena melihat mata milik Dalbert,sahabat nya itu langsung luluh begitu saja? Freya benar-benar tak habis pikir dengan tingkah laku bodoh sahabat nya itu.
"Kamu kenapa?"tanya Kelvin yang heran dengan tingkah aneh Freya.
Freya mengalihkan pandangannya kearah Kelvin. Ia bertanya kepada sahabat kakak nya itu, 'apakah memaafkan seseorang dalam waktu singkat itu adalah hal yang wajar?'
Kelvin tersenyum manis mendengar pertanyaan polos dari seorang gadis cantik itu. Sebelum menjawab, Kelvin terlebih dulu mengusap puncak kepala Freya dengan sayang. "Itu wajar, tuhan aja maha memaafkan, masa hambanya enggak?"
Freya terdiam. Semua yang dikatakan Kelvin memang lah benar, pria itu benar-benar sangatlah pintar. "Kakak benar. Hari ini aku mengakui bahwa kakak benar-benar sangatlah pintar,"puji Freya yang membuat Kelvin tersenyum manis kearahnya.
"Ikut aku, yuk!"ajak Kelvin sembari menarik lengan Freya dengan pelan. Freya yang ditarik seperti itu, dirinya hanya bisa pasrah.
Azri. Pria itu menatap kepergian adik kecilnya dengan tersenyum tipis. Ia yakin bahwa sahabat nya, yaitu Kelvin,bisa menjaga adik kecilnya dengan sangat baik.
"Adik gw udah gede ternyata,"gumamnya terharu.
.......................
Rooftop, tempat itulah yang dikunjungi oleh Kelvin dan Freya saat ini juga. Rencananya, hari ini Kelvin akan mencoba untuk menyatakan perasaannya kepada Freya. Diterima atau tidaknya itu bisa menjadi urusan belakang,tapi Kelvin harap, gadis dihadapannya ini mau menerimanya. Semoga saja hal itu terwujud, Aamiin.
"Ada urusan apa sampai kakak membawa ku ke tempat yang menjijikan seperti ini?"tanya Freya bingung.
Tanpa menjawab pertanyaan Freya terlebih dahulu, Kelvin mengarahkan kepala gadis kecilnya itu untuk berhadapan langsung dengannya. Karena jujur,dibandingkan dengan anggota tubuh Freya yang lain,Kelvin lebih menyukai mata indah milik sang pujaan hatinya itu.
Freya menatap pria tampan dihadapannya ini dengan tatapan cengo nya. Kelvin memanglah tampan, bahkan sangat tampan. Tidak ada satu orangpun yang berani menolak ketampanan pria dingin itu. Kelvin benar-benar hebat.
Mata indah Kelvin kini tertuju kearah mata Freya. Sebelum menyatakan perasaannya,ia ingin menghilangkan rasa gugupnya terlebih dahulu. Menyatakan perasaan itu tidak semudah yang dibayangkan.
Freya yang melihat pria dihadapannya ini sedari tadi hanya diam saja, ia menepuk pelan lengan Kelvin agar pria itu tersadar dari lamunannya.
"Kak,kakak sehat, kan?"tanyanya yang dijawab anggukan singkat oleh Kelvin.
Kini,mata Kelvin kembali fokus dengan pemandangan cantik didepannya. Perlahan,ia mengambil salah satu tangan Freya lalu dikecupnya lah tangan itu.
"You know, there are three words that make people happy."
"What word is it?"
"I Love You."
See you next part,Babai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments