"Frey, gue penasaran deh, lu gak punya marga apa?"
"Maksudnya?"
"Marga tuh kaya nama keluarga gitu. Misalkan si Anatha, nama marga dia Natuzion. Lu gak punya apa?"
Freya menggelengkan kepalanya pelan. Bukan maksudnya ingin berbohong, akan tetapi ia masih tidak percaya dengan sahabat barunya ini. Bisa gawat jika mereka menyebarkan berita tentang ia adalah adik dari seorang Farrel, Azri, dan Rezvan.
"Lo bohong, kan? Dari cara jalan aja, lo keliatan dari kalangan berada. Gue gak maksa lo buat ngasih tau siapa asli lo yang sebenernya, karena gue yakin lo belum yakin 100% sama kita semua. Gak apa-apa gue akan tunggu sampe lu percaya 100% sama kita semua."
Freya tersenyum. Mereka benar-benar sahabat yang baik, bukan?
"Yaudah, ke kantin aja yuk." Freya, Anatha, Mikaela, dan Alice menganggukkan kepalanya secara bersamaan. Alice mendekati Freya, lalu gadis itu mengandeng lengan Freya untuk pergi kearah luar kelas, dan menuju kantin.
Selama di perjalanan,mereka semua menjadi pusat perhatian, entah apa alasannya. Tapi mungkin saja ini soal Freya, karena gadis itu berstatus sebagai murid baru disini. Yang gadis-gadis lain heran kan adalah, mengapa gadis baru itu sangat dekat dengan Farrel, Azri, dan juga Rezvan.
"Oh, jadi ini cabe yang deket-deket sama bebep Azri gue?!"cibir salah satu kakak kelas kearah Freya.
"Ups! Maaf nih, kak. Tapi, yang sebenernya cabe itu kakak apa temen gue ya, kak?"tanya Alice dengan nada pedas nya.
Kakak kelas itu memandang Alice dengan tatapan sinis nya. "Jelas-jelas temen lo, lah! Masa gue? Yakali gue yang cantik gini dibilang cabe. Iwuhh banget!"balasnya.
Freya. Gadis itu memandang Kakak kelasnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Senyuman tipis terlihat di bibir cantiknya itu. "Kakak emang cantik, tapi aku gak yakin kalo Kak Azri mau sama cewek modelan kaya kakak."
Nara a.k.a Kakak kelas itu mendekati Freya dengan perlahan. Tangan dari wanita itu kini mulai mengarah kearah Freya. Freya memegangi pipinya yang kini terasa sangat perih. Melihat hal itu, Nara tersenyum smirk. Prinsipnya hanya satu, hanya ia yang boleh mendekati Azri, yang lain jangan. Jikapun ada yang memaksa, ia akan memberi pelajaran kepada orang tersebut, sama seperti ini.
"Be careful if you have trouble with me, little girl!"
...•••••••••••••...
Farrel masuk kedalam kelas dengan senyuman yang terpasang di wajah tampannya itu. Aland yang ada disampingnya menatap pria itu heran. Ada apa pria dengan pria ini? Kemana Farrel yang sering kali menampilkan wajah datarnya?
"Heh! Kenapa lo?"
"Lagi bahagia, Adek gue udah balik."
"Siapa?"
"Freya Meisie Friska Abrisam."
Aland tertawa kecil. "Gue mau bahagia juga, tapi gue gak tau Adek lo itu yang mana, hehehe.... sorry."
Farrel menatap sinis Aland. Tapi kemudian, pria itu menghembuskan nafasnya pasrah. Sudah terhitung 10x ia menunjukkan foto Freya kepada pria itu, akan tetapi Aland tetaplah Aland, pria itu cepat lupa bahkan hal yang menyangkut tentang pelajaran sekalipun.
"Serah lo."
Kembali kepada Freya, kali ini gadis-gadis itu sedang menikmati acara makannya secara bersama-sama. Freya menunjuk salah satu kerumunan yang terjadi di kantin itu. "Itu ada apa, ya?"tanyanya.
"The most wanted dateng."
Freya mengangkat sebelah alisnya. Pertanda bahwa ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Delsya tadi. Delsya yang mengerti hal itu, ia menepuk jidatnya pelan. "Freya yang cantik, maksud gue tuh tadi, The most wanted boy udah pada dateng. Lo ngerti kan apa yang dimaksud sama The most wanted boy?"
"Cowok-cowok populer+ganteng, kan?"
"Right, nah cowok-cowok itu terdiri dari ketiga anak laki-laki keluarga Abrisam, yaitu Farrel, Azri, sama Rezvan. Terus ada Kelvin, Erick, Dalbert, sama Nichol. Lo ngerti sekarang?"
"Ngerti, tapi menurut gue semua muka mereka tuh biasa-biasa aja, bagian mananya yang kalian sebut mereka itu ganteng?"
Alice yang memang dasarnya pecinta cogan akut. Gadis itu kini memukul pelan lengan dari Freya. "Picek mata lo?! Itu Kak Azri yang sebegitu gantengnya masyaallah, subhanallah. Lo bilang gak ganteng?"
Freya speechless dengan kelakuan ajaib temannya itu. Azri ganteng? Memang, akan tetapi menurutnya seorang Manu Rios lebih daripada Azri. Sorry Alice....
"Permisi, boleh minta nomornya? Gue kalah ToD tadi."
Alice tersenyum. "Mau minta nomor siapa, kak?"
Lelaki itu a.k.a Dalbert mulai menunjuk kearah Freya. "Yang ini aja gimana? Dia lucu soalnya, mukanya kaya gampang diunyel-unyel gituh."
Diujung meja sana, tentu saja Azri selaku kakak Freya tidak terima jika adiknya itu digoda oleh Dalbert. Pria itu berjalan mendekati Dalbert, lalu memaksa agar pandangan dari Dalbert kini mengarah kearah seorang Alice. "Yang ini aja, biar gampang,"alibinya.
Freya yang tertawa kecil, dan Alice yang tersenyum lebar. Gadis itu memang tidak bisa bersikap biasa saja, jika ada pria tampan dihadapannya. Selagi Dalbert meminta nomor Alice. Azri mengalihkan pandangannya kearah Freya, bahkan sekarang pria itu mulai memberikan mata genitnya kearah Freya. Delsya yang melihat hal itu, ia berteriak histeris.
Nara juga ada disitu, gadis itu melihat semua kejadian yang telah terjadi. Kejadian dimana gebetannya, yaitu Azri. Memberikan semacam mata genitnya kearah seorang gadis yang baru saja ia tampar.
Nara mendekati gadis genit itu. Ia ingin memberikan satu pelajaran lagi kepada gadis itu. Nara mengangkat tangannya, dan Freya yang sudah bersiap-siap menutup matanya. Akan tetapi sampai hitungan ketiga, tak ada tangan yang menampar pipi mulusnya itu. Freya membuka matanya, dan yang pertama kali ia lihat adalah seorang Azri yang sedang menggenggam erat tangan dari wanita gila itu.
"You want to make trouble with me? Don't touch her, or you'll die. You understand?!"
Farrel. Pria itu segera berlari kearah Azri. Bisa gawat jika pria itu menyakiti wanita jadi-jadian itu kembali. Farrel membawa mundur Azri, serta memerintahkan Delsya untuk segera membawa Freya kearah kelas. Karena tempat ini tidak aman untuk adik kecilnya itu.
Sesampainya didalam kelas, Alice langsung saja menanyakan siapa itu Freya yang sebenarnya. Beruntungnya kali ini, Freya akan membongkar semua rahasianya kepada keempat sahabatnya itu. Hal ini ia lakukan, karena gadis itu sudah mulai menaruh kepercayaan kepada Alice, Delsya, Mikaela, dan juga Anatha.
"Gue sebenernya adik dari Kak Farrel, Kak Azri, sama Kak Rezvan. Tapi kalian harus jaga rahasia ini baik-baik, gue gak mau cewek gila tadi juga tau kalo gue ini adik dari Kak Azri."
Mikaela mendekat kearah Freya. Gadis itu mencoba bernegosiasi dengan sahabat barunya itu. "Gue akan tutup mulut, asal dengan satu syarat."
"Apa?"
"Bikin gue deket sama Rezvan."
TBC.....
See you next part, babai!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments