Bab 16

Andrian menghela napas nya kasar. Dia mengusap keningnya pusing.

Dia terus mendengarkan kata-kata mama nya dari telepon. Dia hanya mengangguki dan sesekali menjawab dengan sangat singkat.

" Ya ma. Sudah dulu, aku mau kerja lagi."

Andrian mematikan panggilan nya. Dia berbalik dan....

" HAh!"  Andrian sedikit kaget saat tiba-tiba ada Lasya di belakangnya. Tapi rasa kaget ini dia sembunyikan demi menjaga nama baik dirinya.

" Sejak kapan kamu ada di situ." Tanya Andrian dingin.

" Baru saja." Balas Lasya masih dengan senyuman yang dia tampakkan di wajahnya.

Tahu Lasya baru datang, Andrian merasa aman. Itu artinya Lasya tidak mendengarkan percakapan dia dan ibunya.

Tanpa berkata lagi, Andrian berlalu berjalan hendak pergi.

" Mas.." panggil Lasya ketika melihat Andrian hendak pergi.

Andrian diam, tapi dia tidak menoleh.

" Mas mau kemana?" Lasya mendekat, dia memeluk Andrian dari arah belakang.

" Aku harus kerja." Andrian melepaskan pelukan Lasya. Dia lalu pergi begitu saja tanpa rasa ingin membalas kasih sayang Lasya yang sudah sangat jelas kalau Lasya menginginkan hal itu.

Lasya hanya diam. Dia berbalik dan duduk di pinggiran ranjang, menatap kosong arah bawah.

' Semoga kamu segera bisa membuka hati mu untukku mas.'

Dia berdoa dalam hatinya. Memang membutuhkan waktu untuk menumbuhkan benih-benih cinta dalam sebuah pernikahan perjodohan. Apalagi perjodohan ini di lakukan dengan sangat mendadak. Lasya sangat memaklumi sikap dingin Andrian kepadanya.

Tapi dia tetap akan melakukan yang terbaik. Dia akan terus berusaha mendekati Andrian hingga mereka bisa memiliki hubungan layaknya suami-istri pada umumnya.

Ucapan Lasya membuat gatal saja.

" Iya sudah cepat pergi." Kata Andrian ketus.

Walaupun dengan terpaksa, Lasya akhirnya pergi juga. Dia diam sesaat menatap Andrian sebelum pintu ini dia tutup.

" Apa dia selalu bekerja hingga malam." Gumam Lasya sendiri.

Dia mengedarkan pandangannya. Menatap rumah yang sepi dan sunyi. Kesepian seketika sangat di rasakan olehnya. Dia bingung mau melakukan apa.

Walaupun sudah pukul 9, tapi dia belum mengantuk.

Berada di halaman belakang.

Lasya yang kesepian memutuskan untuk duduk di sini walaupun sendirian. Menikmati hembusan angin malam dan menikmati cahaya rembulan yang bersinar terang.

Kerlap kerlip bintang, terlihat sangat ramai di atas sana.

Lasya merasa iri. Dia menatap bintang yang saling bersandingan.

Tak seperti dirinya yang hanya bisa seorang diri di tengah keramaian langit malam.

" Andaikan aku menjadi bintang. Aku pasti akan senang karena memiliki banyak teman."

Lasya terkekeh sendiri ketika menyadari kekonyolan pikirannya. Entah apa yang merasukinya hingga tiba-tiba dia berpikiran layaknya anak kecil.

" Apa mas Andrian dulu tinggal di sini? Sendirian? Atau dia tinggal dengan papa-mama nya?"

Karena pikirannya yang gabut. Lasya mulai merancau dan bertanya-tanya sendiri, tentu saja tidak akan ada yang menjawab.

Waktu terus berlalu. Hembusan angin malam terasa semakin dingin saja.

Lasya memeluk tubuh nya dan mengusap ke dua tangannya saat dia merasa sedikit mengigil akibat hembusan angin yang semakin kencang.

" Lebih baik aku masuk."

Dia berdiri, kembali masuk ke dalam rumah.

Langkahnya dia ayunkan menaiki lagi lantai dua. Lagi-lagi kesepian sangat terasa di rumah ini.

Lasya hanya bisa mencoba mengacuhkan. Berlalu begitu saja menuju kamar.

" Mas Andrian belum selesai ya ternyata."

Dia melihat kamar ini yang masih kosong.

Dia merebahkan dirinya di kasur. Menarik selimut dan mulai memejamkan mata.

Malam semakin menyapa. Andrian baru selesai membereskan pekerjaannya. Jam sudah mengarah pada angka 1 malam.

Pada pukul itu juga dia masuk ke dalam kamar. Terlihat di depan matanya wanita yang menyandang gelar sebagai istrinya itu sudah tertidur lelap.

Melihat Lasya lagi-lagi Andrian tiba-tiba merasa sesak. Dia mengambil bantal dan di bawanya menuju sofa dalam kamar.

Malam ini dia memutuskan tidur berpisah.

Waktu cepat sekali berganti. Tidak terasa malam sudah menjadi pagi. Lasya merasakan tidurnya sangat lelap semalam. Entah kenapa tidurnya tidak seperti biasanya.

Perlahan-lahan matanya dia buka. Dia berjenggit kaget saat melihat luar jendela yang sudah terlihat bersinar.

Buru-buru dia bangun. " Astaga, aku kesiangan." Gumamnya dengan kelabakan. Dia menyingkap selimutnya kasar. Hendak pergi dari sana. Tapi...

Langkahnya terhenti saat melihat Andrian yang tidur di atas sofa.

" Kenapa mas Andrian tidur di sini? Apa tidur ku tadi malam heboh? Makanya mas Andrian tidak kabagian tempat dan memilih tidur di sini?".

Lasya merasa bersalah. Dengan berhati-hati dia kembali mendekati kasur. Mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Andrian.

" Tidurlah. Maaf kamu tadi malam pasti kedinginan." Lasya berbisik dengan sangat pelan.

Sebenarnya ingin sekali dia menepuk pipi Andrian. Tapi dia tidak punya keberanian untuk melakukan hal itu.

Suara alarm di hp Andrian terdengar berbunyi. Membangunkan tidur tenang Andrian.

" Ergh..." seperti biasa, Andrian mengeluarkan erangan kecilnya ketika bangun tidur.

Netra nya menatap sedikit heran selimut yang menutupi tubuhnya.

Dia sangat ingat kalau tadi malam dia hanya membawa bantal.

" Apa ini Lasya yang melakukan." Gumamnya dalam hati.

Andrian tidak segera bangun. Dia malah memegangi kepalanya, mendesah kasar dengan mata memejam.

Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!