Bab 9

••

Lasya merasa jenuh sekarang. Di rumah sebesar ini dia harus seorang diri. Ingin rasanya dia masuk kerja saja, tapi apa papa-nya akan mengijinkan? Tidak! Papa-nya tidak akan mengijinkan dia masuk.

" Hahhh..." Helaan napas bosan terdengar. Dengan bibir yang sedikit mengerucut Lasya menempelkan dagunya ke telapak tangan.

" Aku harus apa coba? Bosan sekali aku di sini."

Dia melirik jam yang ada di layar ponsel. Waktu masih menunjukkan angka 2 siang, masih cukup lama baginya menunggu Andrian pulang.

Sebuah ide seketika terbesit di dalam otak kecilnya. Dia dengan cepat langsung meraih ponselnya dan mencari referensi hiasan kamar pengantin.

" Aku harus berikan kejutan untuk mas Andrian. Dia pasti akan sangat senang, setidaknya semoga kekakuan di antara aku dan mas Andrian bisa lunak."

Dengan senyuman yang merekah Lasya melanjutkan pencariannya.

Bergegas berlari keluar kamar menuju halaman depan.

" Pak aku mau minta tolong, bisa belikan bunga mawar? Ini uangnya. Ini belikan semua ya." Lasya memberikan uang 300 ribu kepada satpam.

" Semua ini nona?"

Lasya menganggukinya. " Iya pak. Oh ya satu lagi, belikan juga lilin ya. Emmmm... belikan 10 deh. Ini tambahan uang nya." Lasya memberikan tambahan uang 200 ribu.

Walaupun satpam ini terlihat sedikit bingung tapi dia tetap mengiyakan.

" Jangan lama-lama ya pak." Ucap Lasya dengan ceria.

" Iya nona."

Lasya sudah kembali masuk ke kamar. Dia berdiri di depan ranjang. Mengamati dengan begitu seksama bagaimana model yang akan di buat olehnya nanti.

" Hah kenapa aku tiba-tiba grogi ya, astagaa!"

Lasya berjalan mondar-mandir. Menggerakkan kedua tangannya agat tidak keringat basah.

Sudah setengah jam lamanya dia menunggu. Hingga suara ketukan pintu terdengar dari arah luar pintu kamar, segera mungkin di buka olehnya.

" Nona, apa anda tadi meminta di belikan bunga ke pak Agus?" Tanya seorang pelayan yang berumur sekitar kepala 5 ke atas.

" Iya, apa ini bunganya?" Lasya menujuk ke arah barang yang di bawa pelayan.

" Iya nona. Kata pak Agus semua pesanan anda sudah di dalam. Dan ini uang kembaliannya." Bibi pelayan ini menyerahkan uang 100 ribu ke depan Lasya. Tentu saja langsung di tolak oleh Lasya.

" Bisa minta tolong berikan lagi saja ke pak Agus. Katakan padanya kembaliannya untuk dia saja. Dan aku minta tolong, katakan terimakasih ku juga ya." Lasya mengatakan kalimat ini dengan lembut.

Membuat pelayan yang mendengar ini langsung tersenyum tipis dan mengangguk. " Baik nona. Kalau begitu saya ijin permisi."

Bibi pelayan ini menunduk memberi hormat.

Akan sangat tidak sopan bagi Lasya jika tidak membalas tindakan baik orang lain. Dia pun juga ikut mengangguk.

Di dalam kamar.

Ke grogian Lasya kembali menerjang saat di tangannya sudah penuh dengan bunga dan lilin yang sudah dia pesan. Hal ini adalah pertama kali untuknya, dan ternyata rasanya luar biasaaaa....

" Astaga, kenapa jantung ku rasanya berperang sendiri ya! Apa seperti ini memang para pengantin baru."

Lasya mengatur napasnya. Menyeimbangkan lagi ritme jantungnya agar tidak jebol.

" Oke, aku harus segera mulai menghias. Jam sudah pukul 3, aku harus cepat."

Lasya meletakkan wadah bunga tadi ke kasur. Tak lupa memutar tutorial menghias kamar pengantin juga.

Lasya menonton tayangan video ini dengan begitu cermat. Menghentikan tayangannya beberpa saat hingga dia mempraktekkan model-model hiasan tersebut.

Satu persatu helaian bunga mawar di printili. Menatanya di kasur dan menghiasnya dengan bentuk Cinta.

Setelah itu, dia kembali memutar video nya. Menyaksikan lagi bagaimana caranya dia membentuk bunga bertangkai yang akan menjadi penghias di tengah.

Satu persatu mulai di tata. Dari lilin, tebaran bunga di lantai serta lilin aromatherapy.

" Akhirnya selesai juga." Lasya berkacak pinggang. Menatap penuh bangga hasil kreasinya.

" Jam berapa sekarang?" Lasya berlari ke sisi ranjang mengambil ponsel. Tidak terasa ternyata ini sudah jam 5. Waktu berjalan dengan begitu cepat.

" Aku harus mandi, sebentar lagi mas Andrian pulang." Dengan tergesa-gesa Lasya berlari kecil ke arah kamar mandi.

Dia membersihkan dirinya dengan sabun yang paling wangi. Mencuci rambutnya dengan shampo yang wangi juga.

Dia benar-benar mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin. Demi sang suami.

Dengan pakaian piyama transparan yang ditutupi handuk kimono, Lasya menunggu kepulangan Andrian dengan gusar.

Jantungnya berdegub lebih cepat dari biasanya. Bahkan rasanya ini lebih hebat dari deguban sebelumnya.

Lasya menatap jam yang sudah mengarah pada angka 6. Tinggal menunggu beberapa menit sampai Andrian tiba.

Pintu kamar terbuka.

Lasya yang kaget langsung menoleh ke arah suara.

Deg...

Deg...

Terlihat Andrian berdiri tegak di ambang pintu. Tatapannya sangat sulit di artikan membuat Lasya merasa takut sendiri.

Dengan susah payah Lasya menelan ludahnya.

Memberanikan diri berjalan mendekat.

" Mas.." ucapnya dengan lembut dan mendayu-dayu.

Perlahan-lahan tali kimono ini di buka olehnya. Membuat handuk itu teronggok ke lantai.

Tatapan Andrian sangatlah dingin, menatap Lasya seakan ingin menerkam.

" Mas.." panggil Lasya ulang.

Sejujurnya dia sedikit malu melakukan semua ini. Ini adalah pertama kali untuknya, namun demi suaminya dia rela melakukan ini semua.

" Aku sengaja menyiapkan ini semua untukmu. Bukankah kita masih pengantin baru." Kata Lasya dengan mengigit bibir bawah.

" Siapa yang menyiapkan ini semua." Tanya Andrian dengan nada dingin.

" Iya. Bagaimana, kamu suka kan? Aku sengaja menyiapkan ini semua sendirian." Jawab Lasya dengan tersenyum. Dia ikut bahagia saat melihat suaminya yang sepertinya terpesona dengan kejutan yang dia berikan.

" Aku mau mandi."

Andrian berlalu begitu saja. Dia meletakkan tas dan kemejanya ke nakas. Melangkah menuju kamar mandi.

Lasya tak masalah harus menunggu. Dia menatap hiasannya dengan penuh bahagia.

" Ini mungkin akan menjadi malam yang panjang." Gumam Lasya pelan.

Dia memutuskan untuk menunggu dengan duduk di pinggir ranjang. Sengaja menjauh dari hiasan agar tidak merusaknya sebelum waktunya tiba.

Lasya sudah berkeringat dingin sendiri menunggu Andrian. Entah kenapa dia sekarang menjadi sangat gugup. Netranya tak henti-hentinya menoleh melirik ke arah pintu kamar mandi.

Sangat tidak sabar menunggu kedatangan Andrian.

" Hufftt... jangan grogi Lasya jangan grogi. Aku harus tetap tenang."

Lasya menarik napas dan mengeluarkannya secara perlahan.

Melakukan seperti ini hingga berulang kali.

Ceklek...

Pintu kamar mandi.

Lasya langsung berdiri dan dengan gugup meletakkan ke dua tangannya di depan tubuh. Meremat-remat piyama tipisnya.

Andrian melangkah mendekat dengan hanya balutan handuk di pinggangnya. Sangat terlihat embun-embun air di tubuhnya. Rambutnya yang masih basah menambah kesan maskulin.

" Kamu, siapa yang mengajarimu seperti ini." Dengan nada dan tatapan dingin Andrian meraih dagu Lasya dan berbicara.

" ti-tidak ada, ini inisiatif ku sendiri." Balas Lasya.

BUGH.....

Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!