Bab 11

Bianka syok saat Andrian meninggikan suaranya kepadanya. Dia terus diam membeku dengan menatap Andrian dengan penuh ketidak percayaan.

" Kalau kamu hanya mau mengacau di kantor ku. Aku perintahkan kamu untuk keluar!" Tegas Andrian.

" Ti-tidak, aku akan diam." Balas Bianka.

Dia yang tidak mau terusir dari sini memilih untuk duduk di kursi lagi.

" Masalah papa, kamu balas saja aku sudah baca pesannya. Jika dia masih menghubungimu bilang kalau aku sangat sibuk." Perintah tegas Andrian.

Salsa hanya bisa mengangguki. " Baik tuan, akan saya laksanakan."

" Kami permisi." Bastian berpamitan.

Dia langsung mengajak Salsa keluar dari sana.

Bastian menutup pintu ini kembali dan menggeret Salsa ke ruangan Salsa.

" Jangan pedulikan bentakan dia." Ucapnya. Bastian pergi begitu saja.

Sedangkan Salsa menatap bingung Bastian. Dia masih belum percaya jika Bastian mengatakan hal sedemikian.

" Aku butuh kopi." Ucap Salsa lemah. Dia duduk di kursinya, menekan tombol telepon dan memanggil OB.

Bianka menggigit bibir atasnya. Netranya melirik Andrian dengan ragu.

" An..." panggilnya dengan suara mendayu.

Walau tidak mendapatkan balasan, Bianka memberanikan diri mendekat.

" Andrian.." Panggilnya ulang. Dia sudah mengusap manja punggung Andrian tanpa malu atau pun sungkan.

" Kamu kenapa sih, marah-marah? Apa istrimu di rumah tidak bisa muasin kamu."

Andrian melirik Bianka. Senyuman di wajah Bianka seketika merekah lebar. Dia tebak apa yang di katakan tadi BENAR.

" Kamu tuh tidak perlu marah-marah An. Kalau kamu tidak puas dengan servis istrimu, kamu kan bisa minta sama aku."

Helaan napas berat di keluarkan oleh Andrian. Dia mengusap sebelah tangan Bianka dan menuntunnya meminta duduk di atas pangkuan.

" Dari dulu kamu tidak pernah berubah. Kamu selalu tau apa yang bisa menyenangkan ku."

" Tentu saja. Aku adalah belahan jiwa mu. Tapi sayanya om Hendrik malah menikahkanmu dengan wanita lain." Bibir Bianka langsung mengerucut. Wajahnya berpaling dari pandangan Andrian.

" Hahh.. aku juga tidak paham apa sebenarnya mau papa. Bisa-bisanya dia malah menikahkanku dengan wanita culun itu." Tak kalah lemasnya. Andrian juga malas jika mengingat Lasya.

" Ini salah ku juga sih karena aku pergi ke korea! Tapi kamu kan tahu sendiri, aku pergi karna aku mengejar cita-citaku."

Bianka kembali mengarahkan tatapannya menghadap Andrian.

" Ya.." balas Andrian singkat.

" Udah jangan lesu kayak gini dong. Gimana kalau aku nyenengin kamu!" Ke dua tangan bianka ia kalungkan ke leher Andrian. Membuat senyum Andrian tertarik sedikit.

Bianka perlahan-lahan menundukkan wajahnya.

Lasya dengan tertatih-tatih turun dari tangga.

Dia berniat untuk makan. Terlihat berbagai menu sarapan sudah tersaji di meja makan.

" Sekarang aku harus sarapan sendiri." Gumamnya dengan sedih.

" Nona, anda ingin sarapan? Anda mau di buatkan minum apa?" Tanya pelayan di sana.

" Bisa tolong buatkan jus. Aku tidak tau tubuhku rasanya lemas sekali." Jawab Lasya.

" Tentu saja bisa. Anda mau jus apa?"

" Apa saja."

" Baiklah."

Pelayan itu pergi dari sana. Lasya mulai mengambil makanan. Perutnya sudah keroncongan. Walau dia tidak tau apa yang terjadi pada malam pertamanya tadi malam. Tapi dia masih mengingat bagaimana rasa sakit yang menyerangnya hingga dia menjerit.

Tiba-tiba dia merasakan nyeri di bagian bawah nya lagi. Terpaksa dia menunduk demi menahan rasa sakit yang kembali menderanya.

" Nona, anda tidak apa-apa?" Suara pelayan kembali menyapa. Memaksa Lasya untuk kembali menegakkan wajahnya.

" Tidak apa-apa kok." Kilahnya. Dia rela berbohong demi menutupi hal yang sebenarnya. Akan sangat malu jika ada yang tau kalau dia kesakitan karena malam pertama yang baru saja dia lakukan.

" Ini jus nya. Saya membuatkan anda jus apel." Pelayan ini meletakkan gelas berukuran besar ke samping Lasya.

" Saya permisi." Pamitnya dengan sangat sopan.

" Iya terima kasih."

Lasya mulai menyeruput minumannya menggunakan sedotan. Rasa segar manis seketika dia rasa. Perasaannya seketika merasa sedikit lega.

" Ini akan lebih bagus kalau Andrian sarapan di sini juga." Keluhnya. Dia mulai menyesali karena sudah bangun terlambat.

••

" Andriaaannn...." panggil Bianka mendayu-dayu lagi. Panggilannya yang secara khas ini selalu berhasil menyentuh hati Andrian.

" Ada apa." Balas Andrian dengan membenarkan jas nya.

Bianka memandangi postur badan Andrian yang terlihat sempurna dari belakang. Mengingat apa yang baru saja mereka lakukan Bianka langsung tersenyum.

" Kamu selalu saja gagah. Kamu tidak pernah gagal membuat ku senang, aku sangat mencintaimu." Puji Bianka dengan posisi masih tiduran di kursi.

" Tapi... sayangnya kamu suami orang lain." Imbuh Bianka dengan nada mencibir.

" Diamlah, itu juga salah mu." Balas Andrian yang tak kalah mencibir juga.

" Cih..." Bianka langsung saja berdecih pelan. Dia lantas duduk dan membenarkan pakaiannya.

" Oh ya, aku pergi dulu ya. Aku harus spa, badan ku rasanya remuk meladeni nafsu mu sayang." Ucap Bianka.

" Jangan panggil aku sayang." Balas Andrian ketus. Tanpa memalingkan wajahnya, dia terus menatap laptop yang menyala.

" idiihhh.. gak mau di panggil sayang tapi di embat juga." Bianka menggoda dengan berlalu pergi. Dia terkekeh geli melihat ekspresi Andrian yang langsung menatap tajam.

Bianka sudah ada di luar ruangan Andrian. Dia berhenti sesaat menatap ruangan Salsa.

Tok..

Tok..

Dengan sangat sengaja Bianka mengetuk meja Salsa, dia menunjukkan seringainya.

" Kamu, lihat saja. Kamu akan menjadi orang pertama yang aku pecat." Ucap Bianka dengan menunjuk Salsa.

Salsa kali ini memilih tidak menjawab apa-apa. Dia sangat tahu kalau wanita di depannya ini adalah wanita dekat tuan Andrian, atasannya.

Walaupun kesal, dia memilih untuk tidak membuat gara-gara.

" Jawab dong! Kenapa diam saja. Udah jadi bisu ya." Goda Bianka. Dengan sangat sengaja dia melayangkan hinaannya.

Salsa hanya bisa menghela napas pelan, sangat pelan.

Bianka yang melihat ke terdiaman ini langsung tertawa. Dia langsung merasa menang.

" Ingat, kamu jangan pernah macam-macam denganku. Aku... adalah wanitanya Andrian, bos mu. Sekali lagi kamu membuatku kesal. Aku sangat menjamin namamu sudah tidak akan lagi terdaftar di perusahaan ini."

Dengan sangat bangga Bianka terus mengancam Salsa. Dia yang merasa senang kini sudah pergi begitu saja.

" Sabar Salsa... sabaaarrrrr.. jangan emosi, kamu gak boleh emosi, ingat...." Salsa menarik napas dan membuangnya secara perlahan. Bibirnya menipis dan tangannya mengepal.

" Iya ma, mama tidak perlu khawatir. Aku bahagia kok."

Lagi-lagi Lasya teleponan dengan mama-nya. Mama-nya itu bahkan setiap hari menelponnya.

" Mama senang dengarnya. Oh ya kamu sedang apa sekarang?" Tanya mama Danita.

" Aku.." Lasya mengedarkan pandangannya. " Aku sedang bersantai ma. Aku sedang duduk di halaman. Di sini ternyata banyak sekali bunga-bunga ma. Aku tidak menyangka kalau mas Andrian suka bunga juga." Jawab Lasya yang memang sedang melihat jajaran bunga yang terawat. Bahkan beberapa bunga itu juga terlihat bermekaran.

" Waahh.. sepertinya mama pengen deh liat ke sana. Tapi yah mau bagaimana lagi. Kita kan sudah sepakat, tidak akan datang kesana untuk beberapa bulan."

Lasya langsung menipiskan bibirnya. Dia seketika teringat akan kesepakatan konyol itu. Tapi mau bagaimana lagi, itu adalah permintaan Andria, dan Lasya harus menurut.

Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!