Bab 6

••

Hari pernikahan semakin dekat, bahkan bisa tinggal menunggu jam saja. Sedangkan perkataan wanita di salon tadi membuat Lasya merasa gusar.

Pria mokondo? Tukang selingkuh?

Spekilulasi-spekulasi itu terbang memutar di dalam pikirannya. Seakan seperti burung yang tidak mau pergi.

Anggapan tentang pria baik pilihan papa-nya tidak tau kenapa mulai luntur.

Dia takut, jika pria yang akan dinikahinya ini adalah salah satu pria yang di katakan wanita tadi.

" Bagaimana ya? Bagaimana kalau pria yang aku nikahi ini tidak baik? Bagaimana kalau pria itu tukang gonta-ganti wanita?"

Lasya yang tidak tenang mengigit ujung kukunya dengan mondar-mandir.

Sungguh otaknya terasa berasap sekarang.

Lasya menggeleng pelan. Dia mengusap tangannya sendiri dengan hati yang mencoba dia taklukkan.

" Tenang! Aku tidak mungkin menikah dengan pria seperti itu. Aku sangat yakin, papa memilihkan pria terbaik untukku. Lagian papa juga bilang kalau calon suamiku seorang Ceo. Tidak mungkinkan, seorang bermartabat gonta-ganti wanita! Apalagi mokondo! Itu semua tidak mungkin."

Lasya mengangguk yakin. Ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.

Dia berhasil! Perasaan gundah gulana ini sekarang sirna karena kekuatan hatinya.

Tok..

Tok..

" Lasya.. sayang."

Suara mama Danita terdengar. Terlihat pintu juga mulai terbuka.

Perempuan paruh baya dengan pakaian tidur di tubuhnya itu tersenyum dan berjalan perlahan mendekati Lasya.

Lasya pun seketika duduk di kasur.

" Kamu belum tidur?" Tanya mama Danita. Dia dengan lemah lembut mendudukkan dirinya juga di kasur dekat sang putrinya.

" Belum mengantuk. Mama sendiri kenapa jam segini kesini?"

Mama Danita menggerakkan tubuhnya, melihatkan jika dia sedang tidak tenang.

" Ma.. kenapa?" Tukas Lasya dengan suara lembut.

" hah.." mama Danita menghela napas pelan. " Besok adalah hari pernikahan mu. Mama masih tidak menyangka jika ternyata secepat ini kamu akan memiliki kehidupan yang baru. Mulai besok kamu juga akan ikut dengan suamimu. Di sini hanya akan ada mama dan papa saja."

" Ma... mama sedih!" Lasya menjadi sedih. Perasaan berat meninggalkan ke dua orang tuanya sangat terasa. Bibirnya langsut mengkerut sedih.

" Ma, jangan bersedih." Lasya memeluk mama-nya.

Mama Danita mengusap tangan Lasya, menikmati sisa-sisa waktu bersama yang tinggal singkat.

" Mama jangan sedih. Nanti aku akan mengajak suamiku sering-sering ke sini. Kami akan sering mengunjungi kalian." Kata Lasya sambil memeluk mama.

" Ya mama akan sangat senang jika kalian sering main ke sini. Tapi kalau tidak bisa mama juga tidak akan mempermasalahkan. Suamimu adalah pria pekerja keras. Dia juga penguasaha yang hebat. Dia akan sangat sibuk."

' Benarkah?' Lasya bergumam di dalam hati. Menanyakan akan kebenaran ucapan yang mama.

" Yang penting kamu bahagia. Mama hanya ingin kamu bahagia dengan suami-mu. Dengar!" Mama Danita sedikit menjauhkan wajahnya. Melihat ke arah Lasya yang masih diam.

" Iya ma. Aku pasti akan sangat bahagia. Apa mama lupa siapa yang memilihkan suami untukku." Lasya mengatakan dengan senyuman yang indah di wajahnya.

" Papa! Papa lah yang memilihkan suami untukku. Papa pasti tidak akan salah." Sambung Lasya.

Mama Danita terkekeh pelan. " Kamu ini ada-ada saja."

" Kan memang benar. Papa pasti akan memilihkan ku pria yang tampan, baik hati, kaya raya." Lasya mengangkat wajahnya. Seolah dia membanyangkan bagaimana gambaran pria ini.

" Kamu yakin tidak mau melihat foto calon suamimu?" Tanya Mama Danita. Berulang kali dia menawarkan kepada putrinya ini. Tapi Lasya terus saja menolak.

" Tidak. Lagian untuk apa. Besok aku sudah bertemu dan bersanding dengan dia."

Malu-malu sendiri Lasya membayangkan pernikahannya esok.

" Hah..putriku." mama Danita kali ini memeluk Lasya lebih dulu. Dia memeluknya erat, melampiaskan setiap kesempatan yang masih di milikinya.

••

Jam bergulir dengan begitu cepat. Malam yang petang kini sudah berganti menjadi pagi yang terang.

Keluarga Lasya, hari ini sudah bersiap-siap. Papa Edwin terus saja mengoceh. Dia meminta seluruh pelayan di rumahnya segera menyiapkan perlengkapan Lasya untuk menikah.

" cepat cuci mobilnya dengan sangat bersih. Pastikan jangan sampai ada debu sedikit saja." Kata papa Edwin.

" Dan kamu, tugasmu menghias mobil. Hias mobil pengantin dengan hiasan yang sangat bagus. Kalau perlu minta yang lain membantu juga."

" Baik tuan."

" Oh ya, beri Lasya makanan dan minuman. Dan buah juga.. putri ku tidak boleh sampai kelaparan. Berikan padanya juga susu. Dia harus sehat."

" Baik tuan."

" Cepat kalian bergerak. Kenapa masih diam di sini."

Para pelayan langsung membubarkan diri. Tapi sepertinya papa Edwin masih belum tenang juga.

Mama Lasya yang melihat suaminya mondar-mandir langsung mendekat.

" Pa.." mama Danita mengusap bahu suaminya. Dia mengusapnya dengan pelan.

" Papa makan dulu gih. Papa dari tadi belum sarapan tau."

" Aku masih kenyang. Apa lagi ya? Aku harus memastikan jika pernikahan Lasya tidak ada kekurangan." Papa Edwin memijat pangkal hidungnya.

" Sudah pa. Semua sudah di siapkan. Papa sudah menyuruh orang untuk mencuci mobil hingga 3 kali tau."

Kening papa Edwin berkerut, dia menatap mama Danita dengan raut terkejut.

" Benarkah?" Balasnya.

" Hem benar! Kamu terlalu tegang. Lebih baik kamu tenangkan dirimu dulu. Ayo makan, aku akan menenamimu makan."

Mama Danita menggandeng tangan papa Edwin begitu saja ke arah meja makan. Di sana sudah ada makanan yang sebenarnya sudah sangat terlambat di makan. Bahkan pelayan sampai harus menghangatkan makanan ini lagi.

" Duduk dan makan. Jangan tegang, kalau kamu tegang nanti malah kacau."

Mama Lasya mengambilkan makanan untuk suaminya.

" Ini, ayo makan." Kata mama Lasya.

Papa Edwin melihat piring yang sudah berisi makanan. Tiba-tiba saja dia juga teringat sesuatu.

" Apa Lasya sudah makan?"

" Sudah. Aku melihatnya sendiri." Balas mama Lasya. Dia sudah terlebih dulu menyantap makanan. Menunggu suaminya hanya akan membuatnya mati kelaparan.

" Hah.. aku benar-benar gugup. Aku sampai tidak merasa lapar sama sekali." Kata papa Edwin.

" Ya aku mengerti. Tapi lebih baik sekarang kamu makan. Jangan sampai nanti kamu pingsan."

" Apa aku di matamu selemah itu."

Mama Lasya mengedikkan bahunya, memasukkan makanan ke dalam mulutnya lagi dengan tenang.

Gugup! Sejujurnya sekarang Lasya merasa sangat gugup.

Sentuhan demi sentuhan riasan yang menghiasi wajahnya ini semakin menambah rasa takutnya.

' Aku benar-benar tidak menyangka. Hari ini aku benat-benar menjadi pengantin.'

Lasya menatap dirinya sendiri di kaca. Gaun putih ini yang akan menjadi saksi perjalanan pernikahannya.

" Anda sangat cantik." Puji MUA.

" Terimakasih." Jawab Lasya. Dia tidak bisa merangkai kata-kata, dirinya sudah di ambil penuh dengan rasa gugup.

Tok..

Tok..

" Apa sudah selesai?" Mama Danita datang lagi ke kamar. Wanita paruh baya ini juga sangat cantik dengan menggunakan dress polos berwarna putih. Senada dengan gaun Lasya.

" Sudah. Pengantin sudah siap." Jawab MUA.

" Wah cantiknya calon pengantin."

Lasya jelas saja tersipu malu ketika mama-nya menggoda. Ingin bersikap biasa pun rasanya jelas tidak bisa.

" Terimakasih ma."

" Kalau sudah selesai kita berangkat sekarang ya. Papa mu sudah mendapatkan telepon dari calon suamimu."

Lasya mengangguk. Dia berdiri dengan hati-hati dengan di bantu mama-nya dan juga MUA.

Langkahnya sudah bergerak maju. Menuruni anakan tangga bersiap menuju mobil.

Terpopuler

Comments

Yuuko Ichihara

Yuuko Ichihara

Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆

2024-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!