Bab 3

••

Lasya berdiri di depan butik yang akan membantunya menyiapkan baju pengantin. Jantung Lasya rasanya berpacu dengan cepat, debaran kencang ini bahkan terasa membuat tubuhnya bergetar juga.

' Huufft...'

Lasya mengatur napasnya, menetralkan dirinya agar lebih tenang. Di lihatnya jam yang ada di ponsel, waktu sudah berputar ke arah angka 10.

" Hari ini aku dan dia akan bertemu, ini pertama kali pertemuan antara aku dan dia. Kira-kira dia sudah datang apa belum ya?" Lasya menipiskan bibirnya, menatap area dalam seakan mencari sosok pria calon suaminya.

" Nona.."

Lasya sedikit terkejut saat tiba-tiba seorang wanita memanggilnya dan mendekat ke arahnya dengan senyuman yang merekah.

" Nona kenapa anda masih ada di sini. Mari kita masuk ke dalam.

" Ehm apa pria itu sudah ada di dalam?"

Starla menaikkan kedua alisnya secara bersama. Lasya yang melihat ekspresi itu buru-buru meralat ucapannya.

" Maaf-maaf, maksutku calon suami ku apa sudah datang?"

" Ooh..." Starla manggut-manggut paham. " Calon suami anda belum datang. Tapi akan lebih baik jika kita menunggunya di dalam." Balas Starla.

' Sudah jam segini dia belum datang? Apa dia tidak akan datang ya?' Lasya mulai overthinking.

" Mari nona, cuaca di luar sudah mulai panas lo."

" Ah iya ayo."

Lasya dan Starla masuk bersama-sama ke arah butik ternama ini. Lasya memandang takjub koleksi baju serta gaun yang terpajang dengan sangat menawan.

" Anda bisa melihat-lihatnya dulu, ini semua adalah rancangan saya. Hanya ada beberapa yang saya buat. Karena saya menginginkan karya saya tidak terlalu pasaran di luar. Saya hanya menargetkan orang-orang khusus." Jelas Starla dengan memegang salah satu gaun berwarna hitam dengan tali spageti.

Lasya manggut-manggut. Dia ikut memegang gaun yang mencuri perhatiannya.

" Silahkan anda lihat-lihat dulu, untuk koleksi gaun pengantin ada di sebelah sana. Jika ingin melihat lebih lengkapnya, pramuniaga saya akan memberikan katalog."

" Iya, aku ingin lihat-lihat di sini dulu. Nanti aku akan kesana." Jawab Lasya.

Starla tersenyum dan mengangguk. " Baiklah."

Sudah satu jam lebih lamanya Lasya menunggu di sini. Dia sudah mulai merasa bosan dan lelah. Dua gelas minuman sudah dia habiskan demi menunggu sang calon suaminya.

" Anda mau minum lagi nona?" Tawar pramuniaga yang sudah membawa nampan di tangannya.

Malu, Lasya sungguh malu. Ketidak datangan calon suaminya ini bak sebuah aib.

" Tidak perlu, lebih baik aku langsung mencoba baju pengantin saja." Jawab Lasya.

" Tapi calon suami anda belum tiba."

" Tidak apa-apa. Aku baru saja menelponnya, dia mengatakan tidak bisa datang karena ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan."

" Baiklah, anda sudah memilih gaun yang anda suka?"

Lasya mengangguk. " Iya, aku memilih gaun yang ini. Menurutmu apa bagus?" Ya setidaknya ada pramuniaga yang bisa dia tanyai.

" Ini sangat bagus dan cantik nona." Jawab Pramuniaga ini dengan senyuman yang tertarik di wajahnya.

" Kamu yakin? Aku membutuhkan kejujuranmu." Ucap Lasya.

" Benar nona. Saya sangat yakin anda pasti akan sangat cantik dan memukau saat memakainya."

Lasya nampang menimbang-nimbang lagi pilihannya. Dia menatap gambar gaun ini.

" Baik aku percaya. Tolong ambilkan gaun ini ya, aku ingin mencobanya."

" Baik nona. Anda tunggu saja disini saya akan mengambilkan gaun yang anda minta."

" Iya."

Pramuniaga itu pergi meninggalkan Lasya sendirian di sofa hanya ditemani minuman dan kukis.

Lasya menatap ponselnya. Ingin sekali dia menghubungi papanya untuk sekedar bercurhat, namun jelas saja dia tidak akan melakukan hal itu. Dia tidak akan membuat papanya bersedih dan merasa bersalah, toh wajar saja jika pria itu tidak datang. Mungkin saja pekerjaan sedang diurusnya.

" Nona ini lihatlah gaun pengantin yang anda pilih."

Lasya menatap penuh pesona gaun yang terlihat lebih cantik dari gambar. Gaun ini benar-benar cantik. Gaun Full sparkly ini terlihat sangat-sangat mewah. Bahkan mungkin bintang saja dikalahkan oleh gaun ini.

" Bagaimana nona! Sudah saya duga anda pasti akan terpesona dengan gaun ini."

Lasya lalu mengangguk. " Ini benar-benar sangat cantik. Bisa aku mencobanya sekarang?"

" Tentu saja. Mari saya antarkan anda ke ruang ganti."

••

Lasya menatap foto dirinya saat menggenakan gaun tadi. Dia senyum-senyum sendiri, tidak sabar ingin memakainya di hari pernikahan nanti. Ya walaupun dia belum pernah bertemu dengan calon suaminya, tapi ia sangat yakin jika pilihan papanya tidak akan pernah salah.

" Lebih baik aku pergi ke salon kecantikan dulu. Besok adalah hari sakral untukku, aku harus merawat tubuhku dengan sangat baik."

Lasya memutar setir mobilnya menuju sebuah salon langganannya.

Rasa bosan yang melanda membuatnya memutuskan untuk menyalakan sebuah musik.

Lantunan musik terdengar mulai berbunyi. Alunan-alunan nyanyian yang terasa merasuk ke jiwa mengambil alih ke fokusan Lasya.

Tanpa dia sadari, mobil yang berlawanan arah dengannya juga melaju hampir menyentuh garis tengah, begitu pula dengan Lasya.

Tiiiiinnnn....

" ARGH..." Lasya yang sangat terkejut bukannya membanting setirnya ke kiri malah membantingnya ke sisi kanan.

BRAKKK...

Tabrakan pun tak terindarkan. Kepala Lasya membentur dengan sangat kerasnya ke depan. Untung saja double airbag di mobilnya ini berfungsi dengan sangat baik.

' hah hah hah,' Dadanya bergerak naik turun, tubuhnya seketika tremor akibat kecelakaan ini.

" Tuan, anda tidak apa-apa?" Bastian membalikkan tubuhnya ke belakang mengecek keadaan Andrian.

" Jangan lepaskan dia. Bawa dia ke kantor polisi." Perintah Andrian dengan wajah merah padam.

" Baik tuan." Bastian melepaskan seat bell, bergegas keluar menghampiri mobil yang menjadi penyebab kecelakaan ini.

Tok..

Tok...

" Keluar kamu." Seru Bastian dengan memukul-mukul kaca pintu mobil Lasya.

Lasya seketika gugup bukan main, dia kebingungan sekarang.

" Cepat keluar." Seru Bastian lagi.

" Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia marah?" Lasya mengigit ujung kukunya. Dia mencoba berpikir tapi otaknya sama sekali tidak bisa bekerja.

" KELUAR." Seru Bastian dengan suara lebih kencang. Lasya sampai-sampai berjenggit kaget, dia lalu menekan tombol di pinggiran pintu dan membuat kaca pintu mobil itu perlahan terbuka.

" Ma-maaf aku tidak sengaja." Ujar Lasya dengan wajah yang pucat.

" Keluar." Seru Bastian dengan tangan yang menunjuk ke arah Lasya.

" Cepat keluar."

" iya-iya aku keluar." Dengan ketakutan yang memenuhi dirinya Lasya berusaha untuk keluar.

Dia menunduk takut. Meremat bajunya sebagai pelampiasan rasa yang melandanya.

" Kalau tidak bisa nyetir lebih baik jangan nyetir. Kamu tau, kamu membuat atasanku terluka." Amuk Bastian.

" Ma-maaf, aku tidak sengaja." Balas Lasya dengan bibir gemetar.

" Aku tidak mau tau. Kamu harus di tangkap polisi."

Mata Lasya langsung membulat. Dia menggeleng keras. " Tolong, tolong jangan penjarakan aku. Tolong kasihani aku, aku... aku besok harus menikah." Ucap Lasya dengan mengatupkan kedua tangannya.

" Apa urusannya denganku. Salah tetap salah, kamu hanya mau mencoba lari dari hukuman bukan." Tuduh Bastian.

" Tidak, aku tidak berbohong. Aku benar-benar harus menikah besok. Tolong lepaskan aku, aku akan menanggung semua kerusakan mobil mu dan biaya perawatan lukamu." Ujar Lasya mencoba bernegosiasi.

Bastian berdecih mendengar ini. Karena saking kesalnya seluruh kancing jasnya dia buka.

" Kamu kira atasanku tidak punya uang untuk memperbaiki ini. Dia sangat mampu sangat-sangat mampu." Balas Bastian dengan menunjuk-nunjuk ke arah Lasya.

" Kalau begitu biarkan aku meminta maaf kepada atasanmu, aku akan meminta maaf kepadanya. Kalau perlu aku mau jika harus bersujud di depannya asal dia membebaskanku."

Bastian menungkikkan sebelah alisnya. " Baik kamu tunggu sebentar. Aku akan mengatakannya kepada atasanku."

Lasya manggut-manggut. " Iya tolong katakan padanya. Tolong katakan padanya jika aku besok harus menikah." Pinta Lasya.

Bastian kembali berjalan kearah mobil. Dia terlihat mengatakan sesuatu kepada seseorang yang ada di dalam.

Semua itu tak luput dari tatapan Lasya. Dalam hatinya dia berdoa agar atasan pria itu mau membebaskannya tanpa syarat.

Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!