Bab 20

Pukul 9 pagi.

Lasya baru selesai mandi. Dia sudah berdandan dan siap menuju perusahaan Andrian. Dia mencangklong tas nya, berjalan turun ke arah dapur. Mengambil bekal makanan yang sudah dia siapkan.

Sejenak, dia diam dengan netra yang mengedar.

Karena buru-buru ingin menyiapkan sarapan untuk Andrian. Lasya sampai belum sempat membersihkan rumah. Bahkan bagian dapur pun sama sekali belum dia bereskan.

" Hanya bagian dapur saja yang berantakan. Tempat lain masih terlihat bersih. Tidak apa-apa, aku akan membersihkannya nanti."

Lasya tersenyum tipis, menyemangati dirinya sendiri. Dia lalu menjinjing bekal makanan ini, berjalan menuju halaman depan.

Dia pergi sendirian, menaiki mobilnya sendiri layaknya dia yang mandiri pada sebelumnya.

Mesin sudah dia nyalakan, mobil perlahan maju meninggalkan halaman rumah Andrian.

" Ah, baik nyonya baik. Mari.."

Vita mengantarkan Lasya untuk menuju ruangan Andrian. Dia menekan lift, menunggu pintu terbuka lalu menekan angka 46.

Pintu tertutup. Lift bergerak naik dengan tenang. Entah kenapa, tiba-tiba Lasya merasa berdebar.

Ini adalah pertama kalinya dia mengantarkan makanan untuk Andrian. Dia tidak sabar melihat cara Andrian menyambutnya nanti.

TING....

Pintu sudah terbuka. Vita mengulurkan tangannya ke depan. Seolah menunjukkan arah dimana ruangan Andrian berada.

Terlihat di sana ada seorang pria dan wanita yang berbincang-bincang. Pria dan wanita itu seketika melihat Lasya dengan tampang terkejutnya, itu sangat jelas. Membuat Lasya semakin bertanya-tanya tentang apa sebenarnya yang membuat mereka terkejut.

" Nyonya."

Ke dua orang itu secara serempak menunduk memberikan salam hormat.

" Nyonya, kenapa anda tidak menelpon dulu kalau mau berkunjung."

" Maaf kamu siapa?" Tanya Lasya. Dia memang belum mengenal siapapun yang ada di kantor Andrian ini.

" Perkenalkan, saya adalah Salsa. Saya sekretaris tuan Andrian."

Lasya mengangguki ini, menandakan dia paham.

Lalu...

" Saya Bastian. Saya adalah asisten tuan Andrian."

" Suami ku ada di dalam kan?" Tanya Lasya tanpa menunda lagi.

Salsa dan Bastian seketika saling pandang.

" Bagaimana ada kan?" Tanya Lasya ulang.

" Ada nyonya." Jawab Salsa pelan.

" Dimana ruangannya."

Lasya celingak-celinguk, mencari keberadaan ruangan Andrian.

" Mari saya antar."

Salsa dengan baik hati menawarkan diri mengantarkan Lasya ke ruangan Andrian.

Mereka melangkah hanya beberapa langkah saja.

Lasya menunggu sekretaris ini mengetuk pintu. Tapi yang dia lihat Salsa malah meremat jarinya seolah takut akan sesuatu.

" Aku masuk dulu. Terimakasih sudah mengantarkan ku."

Setelah Lasya mengatakan ini, dia memegang handle dan hendak membuka pintu.

Sungguh berdebar dag dig dug hati Salsa. Dia takut pertemuan Lasya dan Bianka akan menimbulkan huru-hara di kantor... tubuhnya seketika menegang, bahkan tatapannya sama sekali juga tak berkedip.

CEKLEK...

Pintu terbuka.

" Ah..."

Lasya terkejut saat seorang wanita sedikit menjerit saat dia tiba-tiba masuk. Lasya menatap Andrian dan wanita itu secara bergantian. Terlihat wanita itu membenarkan kalung yang dia pakai.

" Ada apa kamu kesini."

Suara Andrian seketika membuyarkan lamunan Lasya.

" Aku bawa sarapan untuk mu mas. Aku sudah menyiapkan menu yang berbeda."

Lasya walau ragu tetap melangkah maju. Dia meletakkan tas nya ke kursi, dan membuka bekalnya.

Aroma gurih tercium menguar lezat.

" Aku sudah masak ikan gurame saus tiram."

Dengan sangat bangga Lasya menunjukkan hasil masakannya.

Bianka menatap masakan Lasya. Tanpa dia sadari dia ikut meneguk ludah.

" Mas, wanita ini siapa ya?"

Bianka seketika menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Dia tersenyum miring hendak memperkenalkan siapa dia.

" Dia Bianka. Dia teman ku " balas Andrian.

Lasya mengangguk dengan bibir yang sedikit dia tipiskan.

" Mbak ada keperluan apa ya kesini? Apa ada keperluan penting dengan suami ku."

Lasya mencoba bertanya kepada Bianka.

" Aku..."

" Tidak ada." Andrian dengan secara tiba-tiba memotong perkataan Bianka.

" Oh tidak ada!Terus kenapa mbak masih ada di sini? Kalau tidak ada keperluan lagi, mbak boleh keluar? Suami ku mau sarapan dulu."

Bianka menatap kaget saat Lasya dengan berani mengusirnya. Walaupun kata-kata itu di ucapkan dengan nada lembut, tapi Bianka tidak terima.

" Aku tetap disini." Jawab Bianka dengan sangat berani.

" Ada urusan apa lagi? Bukannya tadi katanya sudah selesai." Lasya belum mengerti apa maunya wanita ini.

" Asal kamu tahu, aku...."

" Keluar."

Suara Andrian seketika menghentikan ucapan Bianka.

" Andrian, kamu..."

" Sudah, kamu keluar dulu."

Bianka ingin memprotes, tapi lagi-lagi Andrian memotong ucapannya.

Bianka kesal, dia ingin memegang lengan Andrian. Tapi Andrian menepisnya.

Bianka seketika meraih tasnya dengan kasar. Dia melayangkan tatapan sinisnya kepada Lasya, berjalan keluar dengan langkah kaki yang dia hentakkan.

Lasya benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan wanita itu. Wanita itu terlihat sangat aneh baginya.

Tapi seketika pikiran itu dia tepis. Dia kembali fokus akan tujuannya kesini.

" Ini mas. Kamu makan ya, kamu pasti belum sarapan kan! Maaf kalau aku tadi masak seafood. Aku tidak tahu kalau kamu ternyata alergi seafood."

Lasya sudah duduk di kursi depan Andrian. Dia menyodorkan bekal ini ke depan Andrian.

" Kurang ajar. Kenapa dia harus datang segala. Padahal tinggal sedikit lagi."

Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!