Sambil memainkan ponselnya, Rafa yang sedang duduk dimotor sport-nya menunggu sang kekasih keluar dari fakultasnya. Meskipun cuaca hari ini cukup terik, namun demi sang pujaan hati, itu tak menjadi masalah besar baginya.
"Sayang...." panggilan itu membuat Rafa menengok ke arah gerbang fakultas.
Alita nampak berlari kecil sambil menenteng backpack-nya. Rafa tersenyum, gadis satu ini benar-benar mencuri segala perhatiannya. Bahkan membuatnya enggan berpaling hanya untuk sekedar melirik gadis lain seperti yang ia lakukan dulu.
"Pelan-pelan, kenapa sih lari-lari?" tanya Rafa sambil mengulurkan helm pada Alita.
"Aku laper hehehehe...."
Rafa diam sejenak, mungkin ini adalah kesempatan baginya mengajak Alita untuk menemui Mamanya. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Alita bisa makan dan kenyang, dirinya juga berhasil mempertemukan Alita dengan Mamanya. Dan yang lebih penting, ia bisa menghemat uang sakunya bulan ini. Mantap!
"Mau makan di rumah enggak?" ucapnya sambil tersenyum penuh arti.
"Rumahku? Jauhlah, Yang."
Rafa menggelengkan kepalanya. "Ke rumahku lah. Mamaku pengen ketemu sama kamu."
"Eh? K-kenapa? Kan... dulu udah pernah pas kita baru awal jadian." Alita mulai gelagapan.
"Ya itu kan dulu, Mama udah lupa. Semalem Mama bilang pengen ketemu sama pacar aku yang udah bikin anaknya tobat ini."
Alita terdiam, ia nampak menimbang ajakan Rafa. Terlebih ini dadakan, ia bahkan belum sempat mempersiapkan diri untuk menemui calon mertuanya itu.
"Iiihhh... aku belum siap-siap, Yang. Agak bau asem juga ini tadi bolak-balik ke ruang dosen." kata Alita sembari mencium aroma dari ketiaknya secara bergantian.
"Enggak apa-apa. Mama justru akan lebih seneng kalo kamu tampil apa adanya, kamu tetep cantik kok."
"Hmmm... yaudah deh." jawab Alita yang kemudian mencangklong tasnya dan naik ke motor Rafa.
......................
Begitu motor sport yang dikendarai Rafa memasuki sebuah halaman rumah yang pernah ia kunjungi dulu, degup jantung Alita kian tak berarturan. Telapak tangannya bahkan terasa bahkan karena gugup hingga menyebabkannya berkeringat.
Mengetahui sang kekasih yang sedari tadi diam saja, Rafa tahu jika kini Alita-nya tengah gugup karena akan bertemu dengan mamanya. Sesaat setelah melepaskan helm yang dikenakan Alita, Rafa langsung menggenggam tangan Alita dan mendaratkan sebuah kecupan dikedua punggung tangan gadis itu.
"Santai aja, mama aku enggak akan ngapa-ngapain kamu kok hehehehehehe...."
Alita tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, lalu melangkah mengikuti Rafa yang kini menggandengnya berjalan masuk ke dalam rumah.
Suara sapaan Rafa mengalihkan pandangan mama Salma dan Eowyn yang sedang menyiapkan makan siang. Rafa baru saja datang dengan menggandeng Alita yang nampak malu-malu itu.
"Widiiihhh... di dalem rumah aja pake acara digandeng, takut ilang ya?" goda Eowyn.
"Wooo... kita mah selalu mesra ya, Yang?" jawab Rafa sambil menoleh ke arah Alita yang tersenyum malu.
"Udah cuci tangan dulu sana, Mama siapin makanannya di meja dulu ya." perintah mama Salma yang dijawab anggukan oleh Rafa dan Alita.
Setelahnya, Alita mendekati mama Salma untuk menyalaminya.
"Maaf ya, Rafa jadi maksa kamu kesini, Tante cuma pengen ketemu dan ngobrol sama kamu."
"Enggak dipaksa kok, Tante. Kebetulan emang hari ini cuma sampai jam sebelas doang, jadi bisa main kesini."
"Ayo duduk, kita makan siang dulu." mama Salma menggiring tubuh Alita untuk duduk. "Eowyn, udahan makan puddingnya. Kita harus makan siang sekarang."
Alita nampak sedikit canggung, ini adalah pertama kalinya ia makan bersama keluarga Rafa, meskipun hanya bersama Mamanya dan Eowyn. Sebelumnya, ia hanya mampir sebentar untuk menunggui Rafa yang akan berganti pakaian.
"Kamu mau semur ayam?" tanya mama Salma pada Alita dan dijawab dengan anggukan.
"Dari kecil Rafa seneng banget sama semur ayam. Kalo Tante masak ini, kadang dia suka gadoin." imbuhnya sambil meletakkan daging ayam di piring Alita.
"Ini ada sayur kesukaanmu, Yang. Tau aja nih Mama kalo Alita suka tumis kacang panjang." ucap Rafa sambil menyendok sayur tersebut ke piringnya.
"Emangnya Mama peramal? Tadi asal aja Mama sama bi Yati nyiapinnya. Tapi karena sekarang udah tau kalo Alita suka tumis kacang, besok kalo kita makan bareng lagi Tante masakin deh ya."
"Hehehehe... iya Tante, terima kasih."
"Enggak usah canggung, Lit. Anggap aja kayak makan sama keluarga lo sendiri. Tapi ya makanannya gini ya, seadanya. Cuma masakan rumahan biasa." ucap Eowyn sambil tersenyum ke arah Alita.
"Iya Kak, aku malah seneng kok. Di rumah aku masakannya juga masakan rumahan, karena Papa enggak mau makan kalo menunya aneh-aneh."
"Rafa pernah main ke rumah kamu?" tanya Salma.
"Eee... kalo yang main sampai masuk rumah terus makan bareng gini belum pernah, Tante. Cuma kalo anter jemput ke rumah ya sering." Alita menjawab dengan terbata-bata.
Salma segera melemparkan tatapan tajam ke arah Rafa yang asik menikmati makan siangnya.
"Main, Fa! Kalo kamu bilang beneran serius sama Alita, kamu itu harus kenal keluarganya juga. Kamu tuh bukan tukang ojek yang cuma anter jemput Alita sampai depan rumah doang, enggak sopan itu namanya!" omel mama Salma.
"Iya, Ma. Nanti Rafa main deh ke rumah Alita." Rafa tersenyum imut untuk meredakan omelan Mamanya.
"Udah, Ma. kita makan dulu aja, kasian tuh Alita kelaperan." kata Eowyn sambil mengusap punggung tangan Mamanya.
Mama Salma mengangguk. "Maaf ya, Alita. Rafa emang gitu, harus diomelin dulu baru paham. Nanti Tante juga minta nomer hape kamu ya, biar kalo ada apa-apa kamu bisa lapor ke Tante."
Alita mengangguk dan tersenyum. Sedangkan Eowyn terlihat tersenyum puas sambil mencibir Rafa yang masih ternganga dengan ucapan Mamanya barusan.
"Mati lo!" ucap Eowyn tanpa bersuara.
......................
Selesai makan siang, mama Salma mengajak Alita untuk mengobrol di teras belakang. Rafa tengah mengantar Eowyn ke supermarket dekat rumah untuk berbelanja beberapa barang yang diminta mama Salma.
Meskipun tahu Alita merasa takut karena akan ia tinggal bersama sang mama, tapi Rafa yakin keduanya akan sangat cocok saat mengobrol nanti. Dan benar saja, Alita sangat menyukai mengobrol dengan mama Salma. Apalagi saat membahas tentang tanaman dan bunga, kebetulan Alita sering membantu mamanya mengurus taman kecil di rumahnya.
"Kayaknya bisa nih kapan-kapan tante ajakin kamu pas mau beli bunga. Soalnya Eowyn enggak suka nanem-nanem kayak gini."
"Boleh banget, Tante hehehehe...."
"Terima kasih ya, karena kamu... Rafa jadi berkurang sifat jeleknya." ucap mama Salma yang langsung membuat Alita memasang wajah bingung.
"Kamu tahu kan dulu Rafa itu kayak gimana? Tante sampai pusing gimana caranya biar enggak kebanyakan pacar gitu. Tapi sejak sama kamu, Tante seneng banget karena cuma satu nama yang selalu dia sebut." imbuh mama Salma.
"Aku... juga enggak tahu apa yang bikin Rafa jadi kayak begini, tante. Perasaan kan... mantan-mantannya dia juga cantik-cantik banget."
"Itu kan cuma tampilan fisik, tapi untuk sifat mereka kan pasti mereka semua beda sama kamu. Makanya Rafa nyaman sama kamu. Sebenarnya dulu Rafa itu pemalu, mau main sama anak cewek cuma sama kakaknya dan juga Hanna. Tapi enggak tau gimana ceritanya, sejak SMA dia jadi playboy gitu."
"Ahh, Hanna ya?"
"Kamu kenal Hanna?" tanya mama Salma.
Alita tersenyum sambil mengangguk. "Kenal, Tante. Waktu itu pernah ketemu sekali pas enggak sengaja lewat depan sekolahnya. Kebetulan dulu aku juga sekolah disitu."
"Oiya? Hmm... mungkin pas Rafa balik bawa rendang itu kali ya? Dia sih cuma bilang katanya enggak sengaja lewat situ terus liat Hanna sendirian karena kakaknya enggak bisa jemput." Mama Salma mencoba mengingat-ingat kejadian beberapa waktu lalu itu.
"Naahh, itu mereka udah balik. Ayo kita bikin brownies bareng-bareng, nanti kamu pulang ya untuk dimakan di rumah." mama Salma beranjak dari duduknya yang kemudian diikuti oleh Alita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Tini Supandhi
kenapa koq tetiba diriku pengen semur ayam jg yaaa..🤤
2020-11-11
1