Beberapa minggu ini, hubungan Rafa dan Alita memang semakin dekat. Keduanya bahkan sering pergi keluar bersama untuk sekedar makan siang atau nongkrong di kafe dekat rumah Alita.
"Mau kemana, Fa? Rapi banget." puji sang mama yang baru saja masuk ke kamar Rafa.
Rafa yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin, langsung menoleh ke arah sang mama dan tersenyum lebar.
"Mau kencan dong, ma." jawab Rafa dengan sumringah.
"Beda cewek lagi?" selidik mama Salma.
Mama Salma hafal betul dengan sikap anak bungsunya ini. Rafa memang selalu sumringah, tapi jika ia lebih sumringah lagi, itu tandanya Rafa telah memiliki gandengan baru lagi.
"Iya, ma. Tapi... belum jadian sih hehehehe...."
"Tumben belum jadian, biasanya kamu gercep."
"Yang ini beda, ma. Nanti kalo udah jadian, aku kenalin ke mama deh. Mama pasti cocok sama pilihan Rafa yang satu ini."
Mama Salma mendengus kesal, sepertinya ini sudah kesekian kalinya Rafa berkata hal yang demikian.
"Mama kesini disuruh papa mintain kunci mobil abang. Mobil papa mau diservis sama pak Rohim, jadi nanti papa sama mama mau ke rumah oma Mei sebentar pake mobil abang."
"Yaahhh... ma, dadakan banget sih. Rafa udah rapi juga." Rafa terkejut bukan main. Bagaimana bisa ia keluar bersama Alita tanpa mobil abangnya?
"Papa baru bilang kok, mama kan juga enggak tau, Fa."
"Terus Rafa gimana dong, ma? Kak Eowyn juga pergi pula sama kak Zahra, masa Rafa pake motor?"
"Ya emangnya kenapa kalo pake motor? Kalo calon kamu yang satu ini bakal cocok sama mama, dia pasti enggak masalah kalo kamu ajakin dia pergi kemana-mana naik motor. Udah, sini kunci mobil abang sama STNK-nya."
Dengan berat hati Rafa mengambil dompetnya lalu menyerahkan kunci beserta STNK mobil abangnya pada sang mama.
"Enggak usah cemberut gitu sih, yakin aja sama yang mama bilang tadi. Kalo emang cewek kamu yang sekarang mau kamu ajakin pergi naik motor, pepet terus ya, jangan kasih kendor." goda mama Salma sambil berjalan keluar kamar Rafa.
Dengan langkah kakinya yang gontai, Rafa berjalan menuju nakas dan mengambil ponselnya. Ia menimang untuk menghubungi Alita, mengatakan jika mereka akan pergi dengan naik motor. Meskipun selama beberapa minggu ini ia melihat sosok Alita yang begitu sederhana, namun Rafa tidak yakin jika Alita akan dengan mudah mengiyakan ajakan Rafa naik motor begitu saja. Terlebih, Alita juga dari golongan keluarga yang kaya. Pacar-pacarnya yang terdahulu saja kesal untuk diajak naik motor, bagaimana dengan Alita?
***
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Rafa menelpon Alita juga. Detak jantungnya berdegup tak karuan menunggu panggilan teleponnya dijawab oleh Alita.
"Halo, Fa." suara lembut Alita langsung membuat bibir Rafa tersungging begitu saja.
"Halo, Lit. Kamu... udah siap?"
"Iya, udah. Kamu kalo datang telat enggak apa-apa, enggak usah buru-buru. Kita bisa nonton film yang lainnya kan?"
Entah kenapa mendengar perkataan Alita barusan, Rafa menjadi sedikit tenang. Sungguh berbeda dengan deretan mantan pacarnya yang terdahulu yang pasti akan mengomel jika ia terlambat datang.
"Eeee... enggak telat sih, Lit. Cuma... gini, mobil papa harus masuk bengkel untuk diservis. Jadi... mobil abang yang aku bawa ya dipake mama papa dulu untuk ke rumah oma. Kamu... keberatan enggak kalo kita perginya naik motor?" Rafa berucap dengan hati-hati. Bahkan dirinya juga telah siap jika nantinya Alita akan membatalkan rencana nonton mereka.
"Aku enggak masalah, Fa." jawab Alita dengan cepat diiringi dengan suara tawanya. "Kamu ngajak aku naik busway, angkot atau ojol pun, aku enggak masalah. Itu malah seru tau." sambungnya dengan nada senang.
Kali ini, Rafa benar-benar menghela nafas lega. Apa yang Rafa khawatirkan nyatanya tidak terjadi. Alita bahkan dengan mudahnya mengiyakan ajakan Rafa untuk pergi dengan naik motor. Alita bahkan tak keberatan jika Rafa mengajaknya pergi dengan angkutan umum sekali pun.
"Beneran enggak apa-apa?" Rafa kembali memastikan.
"Iya, aku enggak masalah, Fa. Sebelumnya aku juga sering kok naik taksi atau busway, jarang banget minta jemput sopir. Sejak kenal kamu aja aku jadi sering kamu anterin pulang."
Dalam hati, Rafa berulang kali mengucap syukur telah dipertemukan dengan perempuan secantik Alita. Bukan hanya wajahnya saja yang cantik, tapi hatinya pun tak kalah cantiknya.
"Oohh.. y-yaudah, aku... berangkat jemput kamu sekarang ya."
"Oke, hati-hati dijalan ya."
Lagi-lagi hatinya menghangat ketika Alita berpesan untuknya berhati-hati saat berkendara. Bukan hanya kali ini saja, tetapi berulang kali Alita mengucapkannya saat ia akan menjemputnya atau setelah Rafa mengantarkannya pulang.
Memasukkan ponsel ke dalam saku celananya saat panggilan telepon itu berakhir, Rafa tak bisa lagi menahan senyum lebarnya. Alita memang wanita yang berbeda dari banyaknya wanita yang ia kenal selama ini. Bahkan mungkin Eowyn yang selama ini ia puji sebagai gadis sederhana pun, masih ada kalanya mengomel disaat Rafa telat menjemputnya atau harus berpanas-panasan naik motor. Ya meskipun setelah itu Eowyn terlihat biasa saja, hanya mengomel diawal.
Menuruni anak tangga sambil bersiul, Rafa benar-benar merasa senang siang itu. Membelokkan langkahnya menuju ruang makan tempat papa dan mamanya sedang mengatur makanan yang akan dibawa ke rumah oma, wajah binar Rafa tentu memancing tanda tanya bagi yang melihatnya. Terutama sang papa, yang tidak tahu apa-apa tentang cerita dibalik ini semua.
"Dia mau naik motor?" tanya mama Salma yang langsung diangguki Rafa dengan cepat dan senyumnya yang lebar.
"Mulai pinter berarti kamu pilih pacarnya." goda mama Salma yang membuat Rafa semakin tersipu.
"Rafa pergi dulu ya Pa... Ma... Mama sama papa hati-hati dijalan, salam untuk oma sama opa." ucap Rafa seraya menyalami tangan orangtuanya satu per satu.
"Hm, kamu bawa motor enggak usah ngebut. Pulang juga jangan terlalu malem." kata sang papa sambil mengusap rambut Rafa yang sedang mencium punggung tangannya.
"Siap, Pa."
"Jangan macem-macem, Fa. Ingat, anak baik yang kamu bawa kencan ini punya mama papa yang siap mukul kamu kapan aja kalo kamunya macem-macem sama anaknya." omel sang mama.
"Enggak macem-macem kok, ma. Rafa cuma semacem aja."
"Rafa!" bentak sang mama dan papa secara bersamaan.
Yang dibentak justru langsung ngacir menuju garasi di rumahnya. Mengambil helm satu lagi yang nantinya akan dikenakan oleh Alita, perempuan yang semakin mantap akan ia jadikan pacar terakhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
bagus rama
yàkin g yg terkahir ni fa???
2022-10-01
0
queenbee
gw tandai lo ye
2021-09-01
0
Baby cute ❤
weh rafa yaaa,
2020-08-25
1