Malam itu, Rafa dan keluarganya, kecuali sang abang, masih berkumpul di ruang keluarga. Mereka menonton tayangan TV bersama sambil bercengkerama.
"Katanya mau ngajakin pacarmu buat ketemu Mama, Fa." ucap mama Salma sambil mengelus rambut Rafa yang menyenderkan kepalanya pada kaki Salma.
Rafa memang senang bersikap manja pada mamanya. Jika sedang menonton TV bersama seperti ini, Rafa rela duduk di lantai demi bisa menyandarkan kepalanya pada kaki mama Salma dan mendapat elusan. Karena jika ia merebahkan disamping mama Salma hanya untuk bermanja-manjaan, maka ia akan berhadapan dengan Papanya yang tidak ingin posisi duduknya di sebelah Salma tergantikan.
"Mama bisanya kapan?" jawab Rafa dengan santainya.
Papa Adit dan mama Salma saling menatap, bahkan Eowyn pun sampai melongo setelah mendengar jawaban Rafa. Karena biasanya, Rafa akan mengalihkan pembicaraan atau mengatakan jika pacar yang sebelumnya telah berganti.
"Mama sih kapan aja bisa, Mama kan di rumah mulu."
"Yaudah, nanti aku bilang Alita dulu dia bisanya kapan."
"Eh, kamu seriusan?"
"Seriuslah, Ma. Kan kemarin Rafa juga udah bilang ke Mama kalo sama yang ini Rafa serius."
"Harusnya dari dulu begitu, Fa. Jangan berubah cuma karena enggak Papa kasih uang saku." jawab papa Adit sambil mendaratkan jitakan di kepala Rafa.
"Yeeee... Papa, namanya juga nyari yang pas. Enggak bisa langsung ketemu kan, dicoba dulu satu-satu."
"Maksud kamu dicoba itu gimana?" papa Adit mulai meninggikan suaranya dan memasang raut wajah marah.
Rafa segera mengangkat kepalanya, merelakan jemari Mamanya yang mengelus kepalanya terhenti seketika.
"Maksud Rafa, kita harus saling mengenal dulu gitu, Pa. Pas udah pacaran biasanya sifat aslinya pada keliatan tuh, nah dari situ Rafa jadi tau cocok atau enggaknya hehehehe...."
"Halah, itu sih alasan lo doang. Emang dasar lonya aja yang playboy." Eowyn menimpali.
"Jomblo diem aja ya. Kakak itu enggak berpengalaman soal percintaan, jadi jangan.ikut-ikutan."
"Ehhh... udah! Malah jadi rame gini sih?" mama Salma mengusap lengan Rafa untuk menenangkannya.
"Jadi yang sekarang beneran serius nih, enggak main-main?" mama Salma kembali bertanya.
"Mama enggak percayaan aja sama Rafa." Rafa berpura-pura mencebikkan bibirnya.
"Hati-hati Pa... Ma... bisa jadi itu akal-akalan Rafa doang biar cepet dibeliin mobil." sindir Eowyn.
"Sembarangan kalo ngomong. Cewek gue yang ini enggak masalah ya kemana-mana gue boncengin pake motor." bela Rafa.
"Kalo pacar kamu enggak masalah diajak kemana-mana naik motor, berarti beli mobilnya nunggu Papa berbaik hati sama kamu enggak masalah dong?" ucap papa Adit yang membuat Rafa gelagapan.
"Hmmm... Rafa sih enggak masalah, cuma kasian aja kalo ntar musim ujan terus pacar Rafa kehujanan, Pa."
"Tuuhhh kan, Pa! Itu tuh cuma akal-akalan si Rafa doang."
"Hahahahaha... ya kalo ujan neduh dong, biar enggak kehujanan." kata Salma.
"Ya kalo ujannya seharian, Rafa neduhnya bisa nginep di hotel Ma sambil tiduran."
"Jangan macem-macem, Fa!" bentak papa Adit.
"Hehehehehe... bercanda, Pa. Mana Rafa berani kayak gitu. Rafa enggak dapet uang jajan dari Papa aja takut, gimana Rafa mau macem-macemin anak orang? Serem Rafa ngebayangin digorok sama Papa."
"Husshhh...." mama Salma memukul bahu Rafa. "Hati-hati kalo ngomong, Papa mana mungkin bertindak kayak gini. Paling bibir kamu doang yang pecah ditonjok sama Papa."
"Tuuuhhh, Mama ngomongnya enggak beda jauh sama Rafa barusan."
"Bedalah. Kalo kamu kan bilangnya mau digorok sama Papa, Mama cuma bilang kamu bakal ditonjok."
"Yang jelas kamu bakal habis sama Papa kalo berani berbuat kayak gitu." ancam papa Adit sambil melempar tatapan tajam pada Rafa.
"Ampun, Pa. Rafa bakal jadi anak baik kok." jawab Rafa sambil menangkupkan kedua telapak tangannya seperti orang yang sedang memohon ampunan.
Hingga akhirnya perhatian mereka teralihkan dengan sapaan salam dari Rayyan yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Malem banget pulangnya. Kamu masih mau makan?" tanya mama Salma.
"Nanti Rayyan makan roti sama minum susu aja, Ma. Enggak laper banget kok."
"Jadi besok pak Hendra udah bisa ngantor sama Papa?" tanya papa Adit.
Rayyan mengangguk. "Bisa, Pa. Rayyan bisa handle kok."
"Bang...." panggil Eowyn. "Kalo abang aja jam segini baru sampai rumah, terus Zahra baliknya gimana, Bang?"
"Justru karena abang nganterin Zahra balik dulu, makanya jam segini abang baru nyampe."
Eowyn bernafas lega. "Kalo lembur sampai malam, tolong anterin Zahra balik dulu ya, Bang. Kasian dia malem-malem kalo harus balik sendirian."
"Ciiieeee... nganterin kak Zahra balik! Bisa tumbuh cinta nih pada kakak cantik!" ledek Rafa.
"Diem lo!" jawab Rayyan sambil melotot ke arah Rafa.
"Rayyan ke kamar dulu Pa... Ma... mau bersih-bersih dulu." pamit Rayyan yang kemudian berjalan meninggalkan anggota keluarganya yang lain dan dengan sengaja memukulkan tas kerjanya pada kepala Rafa.
"Sakit woi!" teriak Rafa sambil mengusap kepalanya yang terasa sakit. "Ma, itu tas ada laptopnya, Ma. Sengaja tuh kak Rayyan. Ntar kalo Rafa enggak dapet cumlaude itu berarti karena kak Rayyan ya, Ma. Kenceng banget nih nimpuknya." sambungnya.
"Hahahahaha... IPK kamu keluar dalam beberapa minggu lagi, kalo enggak cumlaude berarti karena kamu kebanyakan pacaran daripada belajar." jawab mama Salma sambil ikut mengusap kepala Rafa.
"Kebanyakan gimana sih, Ma? Orang Rafa perginya cuma weekend doang, hari biasa kan sering balik tepat waktu."
"Ya tapi kan kamu berangkat ke kampus sama baliknya barengan mulu sama pacar kamu. Siapa tadi namanya?"
"Alita, Ma. Alita Maheswari." ucap Rafa dengan bahagianya hingga tidak bisa menahan senyuman lebar dibibirnya.
"Duuhhh... udah fasih banget nyebut namanya." mama Salma menggoda Rafa sambil mengusak rambut anak bungsunya itu.
"Hafal sekarang, ntar kalo nikah salah nyebut nama mantan lo baru tau rasa. Kebanyakan pacar sih hahahahahahaha...." Eowyn menyela, sengaja untuk mengejek adiknya itu.
"Diem lo, berisik!" Rafa melempar lirikan tajam ke arah Eowyn yang sedang mengejeknya.
"Papa Mama mau istirahat dulu." papa Adit berucap sambil menarik tangan mama Salma dalam genggamannya. "Kalian jangan tidur kemaleman." sambungnya sambil beranjak dari duduknya diikuti mama Salma.
"Yaelah, Pa. Belum juga Rafa puas diusap-usap mama, udah dibawa kabur aja." gerutu Rafa yang justru mendapat juluran lidah dari sang papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
summer
papadiittttttt ya ampun posesifnya gak ketulungan 😂😂
2020-11-11
2