Chapter 11

Perjalanan itu terasa sepi. Rafa dan Hanna tidak sering mengobrol, hanya suara alunan musik yang sedari tadi meramaikan suasana. Sesekali keduanya saling melirik, mencuri pandang sambil berpikir topik pembicaraan apa yang akan mereka kemukakan.

Rafa dan Hanna memang sering bertemu, tapi berkumpul dengan kedua keluarga mereka. Sedangkan untuk situasi seperti sekarang, dimana hanya ada mereka berdua, ini adalah pertama kalinya.

"Lo enggak marah kalo si Wildan enggak bisa jemput lo kayak sekarang?" Rafa akhirnya kembali membuka percakapan.

Hanna mengalihkan pandangan dari ponselnya, menatap jalanan yang sedang mereka lalui sekarang. "Hmmm... ya marah sih, Kak. Tapi ya mau gimana lagi. Dari awal ayah, bunda sama kak Wildan juga udah ngomong soal kemungkinan kayak gini. Tapi enggak apa-apalah, itung-itung belajar mandiri."

"Cih, mandiri." Rafa berdecih geli. "Tadi gue liat elo manyun gitu gara-gara enggak dijemput, sekarang bilangnya mandiri."

"Enggak ya! Kak Rafa tuh yang asal ngomong. Aku enggak manyun ya tadi, kalo misal manyun kan karena tadi aku coba pesen ojol tapi enggak ada yang mau."

"Ya gue mana tahu, Han. Taunya gue ya elo manyun aja." Rafa melirik sekilas, menatap Hanna yang nampak kesal karenanya. "Harusnya banyak ojol yang mau, Han. Kalo jauh gitu, bayaran mereka kan jadi mahal. Kalo mereka enggak ada yang mau, mungkin karena mereka tahu bakal nganterin anak kecil. Takut nangis di jalan kan repot."

"Iiihhh... Kak Rafa nyebelin deh!" Hanna memukul lengan Rafa dan membuat Rafa tertawa bahagia karena lagi-lagi selalu berhasil menggoda adik temannya ini. "Udah SMP juga masih juga dikatain anak kecil."

"Ya masihlah, kayak gue gini baru dewasa. Elo mens aja paling juga belum."

"Udah ya, sembarangan aja kalo ngomong!"

"Wiihhh... si Hanna yang dulu masih ngedot ternyata sekarang udah mens. Udah punya pacar dong berarti?" Rafa semakin giat menggoda Hanna.

Mungkin jika ia seorang kakak, ia akan sejahil seperti sekarang ini kepada adiknya. Atau bisa jadi malah cuek dan tak mau tahu urusan adiknya. Entahlah, yang jelas, Rafa senang menjahili dan menggoda siapa pun.

"Mana ada!" Hanna bersungut-sungut.

"Laahh, kasian banget cantik-cantik gini enggak punya pacar. Kamu galak sih!" ucap Rafa sambil terkekeh yang semakin membuat Hanna mencebikkan bibirnya.

Sungguh sial sekali Hanna hari ini, sudah tidak dijemput kakaknya dan kini mendapat serangan bertubi-tubi dari Rafa. Dalam hati, Hanna berucap tidak akan lagi mau ditumpangi mobil oleh Rafa.

"kak Rayyan belum balik ya, kak?" Hanna mencoba mengalihkan pembicaraan, biar dia tidak kena bully dari Rafa lagi.

"Belum, bentar lagi kayaknya. Kemarin kan udah wisuda, tapi abang pengen stay disana dulu beberapa saat, masih ada urusan. Ngapain lo nanyain abang gue?"

"Hanna pengen ngobrol sama kak Rayyan."

"Ngobrol apaan? Jangan-jangan lo naksir abang gue ya? Hahahaha...."

Hanna berdecak kesal. Berbicara dengan Rafa ini memang susah diajak seriusnya.

"Kak Rayyan emang ganteng maksimal, kak Wildan sama kak Rafa aja kalah jauh. Tapi bukan karena itu aku pengen ketemu kak Rayyan, kan tadi Hanna udah bilang pengen ngobrol sama kak Rayyan."

"Ya tapi ngobrolin apa sih, Han? Anak SMP mau ngajakin om-om ngobrol."

Hanna menggelengkan kepalanya. Dalam hatinya berkata, 'masih mending ngobrol sama om-om daripada sama kamu!'.

Hanna benar-benar mengumpat Rafa dalam hatinya. Entah dulu tante Salma yang cantik itu ngidam apa pas hamil Rafa sampai anaknya bisa semenyebalkan seperti ini.

"Mau ngobrol soal kuliah di luar negeri."

"Lo mau kuliah di luar negeri?" tanya Rafa dengan nada tak percaya dan diangguki oleh Hanna. "Ngapain jauh-jauh sih. Han? Ntar lo nangis aja jauh dari ayah bunda lo hahahahaha...."

Hanna terdiam, ia sudah sangat malas menimpali perkataan Rafa lagi. Dirinya sudah terlalu jengkel dengan Rafa yang selalu menganggapnya sebagai anak kecil, yang akan langsung menangis jika terjadi sesuatu pada dirinya.

...****************...

"Dapet rendang dari siapa?" tanya mama Salma saat menerima bungkusan kotak makanan dari Rafa. "Dari mamanya pacar barumu ya? Atau pacarmu yang masak?" sambungnya sembari membuka kotak makanan tersebut.

"Dari tante Widya, katanya mama suka banget makan rendang." jawab Rafa sambil mengambil minuman dingin di kulkas.

"Kamu dari sana?" pertanyaan mama Salma itu langsung diangguki oleh Rafa yang sedang sibuk menenggak minumannya.

"Main sama Wildan?" dan pertanyaan yang kali ini dijawab dengan gelengan kepala oleh Rafa.

"Nganterin Hanna pulang, ma."

"Emang kamu ketemu sama Hanna dimana?"

"Di deket sekolahannya. Tadi Rafa anter Alita kesana, ehh liat tuh bocil nunggu sendirian sambil manyun gara-gara si Wildan enggak bisa jemput. Jadi Rafa anterin dia pulang daripada dia mau nungguin om Taufik balik terus jemput dia, kan lama, Ma."

"Iya juga sih, kasian. Kamu mau ngapain?" tanya mama Salma saat melihat anak bungsunya mendekatinya dirinya dengan membawa piring yang telah diisi nasi.

"Makanlah, Ma. Bau rendangnya menggoda, Rafa langsung berasa laper banget."

"Cuci tangan dulu sana! Kebiasaan banget ini anak, pulang dari mana-mana langsung nyomot makanan."

Tak ingin sang mama semakin mengomel panjang lebar, Rafa segera mencuci tangannya. Setelahnya, ia duduk rapi dan tak sabar menikmati rendang buatan tante Widya yang sedang disajikan mama Salma dipiringnya.

"Kamu kalo sama Wildan dan Hanna yang akur, tante Widya sama om Taufik itu temen mama. Jangan sampai berantem atau gimana sama mereka, ntar hubungan pertemanan mama sama mereka jadi enggak baik."

"Iya, maaaaa...." jawab Rafa sambil mengunyah makanannya. "Mama udah sering ngomong itu dari Rafa SMA tau."

"Biar kamu enggak lupa. Kamu kan suka nyepelein."

Rafa menganggukkan kepalanya, lalu memberi kode pada sang mama dengan kedua matanya. "Soulmate mama pulang tuh, disambut dulu ssana Kalo mama malah nemenin Rafa makan disini, nanti papa bisa cemburu."

"Hahaha... bisa aja kamu." mama Salma beranjak dari kursi makan di sebelah Rafa, lalu keluar untuk menyambut papa Adit yang baru saja pulang kerja.

Rafa melanjutkan makannya sambil tersenyum. Kedua orangtuanya ini masih so sweet sekali meski sudah berumur. Bahkan sang papa masih bersikap terlalu cemburu padanya, padahal ia kan anaknya. Enggak mungkin kan ia dengan sengaja menggoda mamanya?

"Kakinya, Fa! Ini bukan di warteg!" seru papa Adit sambil berlalu.

Rafa menoleh ke arah papanya yang sedang menaiki tangga dengan mamanya. Ia pun segera menurunkan kakinya yang semula ia naikkan ke atas kursi.

"Siap, Bos!" teriak Rafa dari dapur dan kembali melanjutkan makan sorenya hingga tandas.

Terpopuler

Comments

Firdha _M

Firdha _M

Serasa makan di Warteg ya Fa 😆

2020-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Haiiii....
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Haiiii....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!