pagi ini mejelang wisuda
Keyra Attala Haryanto
"makasih ya Bu udah mau datang sepagi ini" sapaku, kepada pemilik salon langganan ku
"gak apa-apa key, sudah biasa dapat job beginian"
aku mengantar nya kedepan gerbang dan menyodorkan amplop kepada nya
"sekali lagi makasih ya bu"
"iya sayang, selamat ya untuk wisuda nya nanti semoga lancar sampai selesai acara"
"amin.. sekali lagi makasih buk"
"iya.. sama-sama key"
setelah mobil ibu salon itu pergi datang mobil putih civic type R milik Jonathan
"pagi sayang, kamu cantik banget sih hari ini" sapanya
"maksud nya cuma hari ini aja yang cantik kemarin-kemarin gak cantik"
"eh.. pagi-pagi gak boleh cemberut, hilang cantiknya"
"kok berasa gombalin anak TK ya"
hahahaha... kami tertawa bersama
"adek mu sudah datang"
"belum Jo, katanya sih pesawat nya delay sekitar 30 menit"
"ohhh... gimana udah siap berangkat??" tanyanya dengan mengusap pipiku
"sudah.. ayo masuk dulu"
"bapak kemana key.."
"baru mandi kayaknya"
"mau sarapan dulu" tanyaku
"boleh kebetulan belum sarapan dirumah, males ketemu papi diceramahi Mulu"
"husssss.... gak boleh ngomong gitu Jo, bersyukur papi masih bisa ngomel-ngomel"
"kamu gak tau aja key gimana papi aku"
"papi kayak gitu karena sayang sama kamu Jo, mana ada orang tua didunia ini yang ingin anaknya berada dijalan yang salah" jawabku sambil mengambilkan nasi untuk nya
"mau sayur asem, tempe, ayam?" tawarku
"mau semua" jawabnya
"kemaruk kamu Jo"
hahahaha dia pun tertawa
"sayang belum lengkap nih"
"hah... kurang apa Jo"
"hmmm..." jawab nya sambil menoel pipinya sendiri
kucium pipinya sekilas
"aku mau kedalam dulu nyiapin baju ganti buat bapak"
"hmmm"
--------------
Jonathan prawira Atmaja
"nak Jonathan sudah sampai sini toh" sapa pak Atta
"eh.. iya pak, maaf pak saya sarapan dulu an, bapak sudah sarapan"
"belum Jo ini, udah aku siapin, bapak gk suka nasi panas, makanya tadi nunggu nasi dingin mandi dulu" jawab keyra
"kamu Ndak makan nduk" tanya pak atta ke Keyra
"udah pak tadi sebelum dirias"
"kenapa key takut lipstick nya luntur" Jawab Jonathan
"astaghfirullah" pekik keyra seketika
kulihat keyra sedikit gugup melirik kearah pipi kananku, sesekali melirik ke pak Atta bapaknya
"kenopo nduk" tanya pak atta
"Ndak apa-apa pak, kaget liat kecoa" jawabnya
kuingat ciuman di pipiku, apa ada bekas lipstick nya, ya pasti ada bekasnya
langsung aja pasang muka pura-pura gak tau maksud keyra yang dari tadi sudah melotot sampe bola matanya ingin keluar
memberi kode untuk menghapus noda lipstick di pipiku
untungnya pak atta duduk disudut kiri, jadi mungkin beliau belum tahu ada bekas lipstick di pipiku
"bapak makan dulu, keyra kedalam kamar ambil toga"
"ya nduk sekalian hp bapak ya"
"inggih pak"
"key tadi teman-teman telpon pada mau ikutan, boleh gak"
"silahkan Jo, tapi gak bisa masuk aula, soalnya yang masuk aula cuma 2 orang perwakilan" jawab keyra
"ya gak apa key, mereka bisa menemaniku"
"ok.. langsung ke aula kampus aja Jo"
"siap Bu komandan"
-------------------
Keyra Attala Haryanto
selesai acara wisuda, aku bahagia karena kedua orang yang paling aku sayangi hadir mengikuti acara, Raffa rusuh datang lima menit setelah aku dan bapak masuk
kulihat diluar Jonathan serta teman-teman nya, yaitu murid-muridku.
satu persatu menyalami ku, beberapa bingkisan kecil dari mereka, sedang kan Jonathan membawa boneka burung hantu memakai toga dan buket mawar putih
"selamat sayang, kalah deh aku, calon istri aku udah sarjana, sedangkan aku SMA aja belum lulus" kata Jonathan yang membuat ku tersenyum, ada bahan untuk olok-olok
"kasiannnn..." kuusap pipinya lembut
"makanya belajar yang rajin" seruku lagi
sontak menjadi bahan tertawaan teman-teman nya
"Bu key.. makan-makan dimana" tanya ipang yang mendapat jitakan dari Gery dan intan
"aduh sakit begok, kok kompakan sih jitak kepala gue, kapan pinter nya coba" seru Ipang
bukannya mendapat simpati malah membuat semua teman-temannya tertawa
"sudah-sudah... ayo bapak traktir kalian semua makanan" seru bapak
"yehhhh... pak atta emang the best" sahut mereka
dengan menyalami bapak satu persatu ketika bapak sampai disebelah ku
"hai Raffa..."seru Nadia
"hai.. juga kak" jawab Raffa ramah
"berondong nad berondong" seru intan
"ya kali gue kalah ma Jonathan"
kini giliran Nadia yang mendapat jitakan dari intan dan Gery
"aduhhhh... sakit bego, emang bener deh ipang Lo berdua kompak bener kalau jitakin orang"
"gak papa kan Bu key" seru Nadia kemudian mendorong Jonathan yang ada disamping kiriku dan Nadia dengan santainya memegang lenganku
"Bu key.. Nadia di aniaya nih buk, sakit" rengek Nadia
"najis Lo Nad.... amit-amit deh" seru Vika
"udah jangan berantem, ayo" aku pun menengahi mereka
bapak geleng-geleng kepala melihat tingkah anak-anak didikku
malam harinya aku , bapak dan Jonathan pergi keluar makan malam
sedangkan Raffa sudah diculik teman-teman Jonathan dan para gadis
katany sih ngajak jalan-jalan keliling kota Jakarta
selesai makan kami kembali ke kost an, hampir jam 10 malam tpi Raffa belum ada tanda-tanda pulang, sedang kan bapak sudah terlelap terbuai mimpi dipulau busa nan empuk milikku
aku masih menunggu Raffa ditemani Jonathan yang belum pulang juga
"kok belum pada pulang sih jo, udah mau jam 10 nih" tanyaku ke Jonathan
"sayang belum juga jam 10, malam Minggu loh, biarin Raffa bebas dulu sebelum pulang ke solo" jawab Jonathan yang menjadi sandaran ku duduk disofa
"percaya deh gak bakalan mereka ajakin Raffa neko-neko" sahut Jonathan lagi, kemudian merengkuh tengkukku dengan memberi kecupan dibibir yang berubah menjadi lumatan-lumatan penuh gairah
"stop Jo, gak bisa nafas aku Jo" berusaha melepas dari ciuman nya
dan mendapat senyuman serta pelukan lebih erat lagi dari Jonathan
"coba telpon aja key"
"iya deh".. mecoba memanggil dipanggilan pertama, kedua, ketiga belum diangkat hingga deringan ke empat barulah ada jawaban
"assalamualaikum.. halo mbak" suara Raffa dari seberang telepon
"waalaikumsalam salam... kamu dimana raf"
"ini lagi makan pizza, mbak mau di bungkusin"
"gak usah raf.. ya udah segera pulang selesai makan"
"iya mbak"
"ya udah.. assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
"dah... lega" tanya Jonathan
"hmmm..." jawabku
"kamunya terlalu khawatir sayang"
"adik aku satu-satunya Jo, wajarlah aku khawatir"
"lulus SMA lanjut kuliah dimana Jo" tanyaku
"males mikir sebenarnya, tapi papi maksa buat masuk Harvard, sudah dapat beasiswa sebenarnya"
"loh... bagus dong, beasiswa Harvard Lo Jo, hebat banget, kok gak percaya ya anak badung kayak kamu bisa dapat beasiswa di Harvard"
"mau lihat panggilan dari Harvard, aku bukain email-nya deh" sahut Jonathan
"enggak sayang aku becanda kok"
"kamu sendiri habis lulus gimana key" tanya Jonathan
"sebenarnya aku ngajuin beasiswa ke universitas swasta di solo, lanjut sekolah S2 psikologi, eh malah dapat balasan email jadi dosen"
"wowwwww... kok gak rela ya kalau kamu jadi dosen sayang" jawab Jonathan
"loh.. memannya kenapa"
"gak rela aja, pasti kamu jadi pusat perhatian, kalah bersaing akunya sama para mahasiswa"
otomatis aku cekikikan dengar alasannya
"alasan apaan tuh, gak masuk akal Banget deh" jawabku
"jangan jadi dosen ya sayang, kuliah S2 aja biar aku yang biayain"
"sombong Jo, kamu aja masih minta papi kok, mau biayain aku"
"wah.. nyepelein calon suami kamu key, kamu mau kuliah S2 di Harvard juga aku bisa bayarin ya plus biaya hidup kamu disana, penghasilan ku di cafe lebih dari cukup ya"
"wowwwww... makasih sayang ku jojo"
"eh.. kayaknya menarik deh perlu dipikirkan nih, gimana kuliah di Harvard aja bareng aku"
"oh.. no.. thank you.. gak ya aku di solo aja, nemanin bapak"
"ayolah key pikirkan dong"
"enggak" jawabku tegas
"kamu aja Jo diambil ya beasiswa Harvard nya, sayang Lo gak diambil" ku dongakkan kepala menghadap keatas agar dapat melihat wajahnya, karena masih diposisi aku duduk dipangkuan nya
cuppp... satu kecupan didahiku, yang kemudian lanjut ke dua pipi, dan bibir ku disesapinya lama,
hingga suara berisik dari Raffa dan teman-teman Jonathan
"shiittt.. gangguin aja" seru Jonathan
"apaan sih ngomongnya ya" kucubit pinggang nya hingga dia meringis kesakitan
"piss.. Bu.. pisss...." sahutnya denga dua jari diatas kepala
"hayo pada ngapain" seru Nadia
"malam banget sih" tanyaku melihat jarum jam ke angka 10:55 malam
"cuci tangan, cuci kaki, jangan lupa gosok Gigi raf"
"iya mbak"
"lahhhh... Bu dah kayak nyuruh anak TK aja" sahut Gery
"kebiasaan bang Gery, mbak Rara kalau aku mau tidur pasti perintah nya kayak gitu, diiyain aja dari pada dengar ceramah" sahut Raffa didepan pintu kamar
"Raffa" pelototan mataku ke Raffa
"iya..iya.. mbakku sayang"
semua yang ada disana menertawakan tingkah laku Rafa
"Bu karena udah malam kami langsung pamit pulang"seru Nadia
"iya sudah, makasih ya kalian mau ajak Rafa jalan-jalan"
"iya Bu sama-sama, Rafa asik kok anaknya mudah bergaul dan gak canggung"
"ya sudah, hati-hati, ibu antar sampai gerbang" belum sempat beranjak aku ditarik oleh Jonathan
"apaan sih Jo" seruku
"gak usah keluar dingin, biar aku tutup gerbang nya dari luar nanti, kalian duluan gue nyusul"
"kirain nginep Jo" celetuk Ipang
"cium dulu sayang" bisik Jonathan ketika mereka sudah berlalu
"dari tadi cium melulu Jo"
"belum puas sayang" segera diraihnya tengkuk ku kemudian segera melumat habis bibirku
"dah aku balik dulu" bisiknya lalu mencium ujung rambut ku
besok sore aku kesini antar bapak sama Raffa ke bandara gak usah pesan taksi
"iya udah sana pulang" lalu kucium sekilas pipinya
"iya.. jangan lupa kancing pintu, bye" seru Jonathan didepan pintu
"iya..iya bawel"
segera kututup dan kunci pintu kost ku, segera beranjak masuk kamar, kulihat Raffa tidur pulas disamping bapak
aku beralih ke atas lemari mengambil bisa lipat langsung ku gelar di samping tempat tidur ku
Jonathan Prawira Atmaja
"pagi Pi, mi" sapaku dimeja makan melihat mereka sudah ada di meja makan
"pagi sayang" jawab mami Karin, dengan cekatan mengambil kan nasi goreng beserta telur dadar dan diberi abon kesukaan ku
"makasih mi" sapaku ramah
"mau minum apa? susu, teh, kopi" tanyanya lagi
"susu mi"
"bentar ya mami buatin"
kulirik papiku masih dalam mode in silent nya,
"Pi Jojo bersedia kuliah di Harvard" seruku
langsung mendapat senyuman dari papi
"beneran Jo, ok papi telpon sekertaris papi biar segera urus keperluan kamu disana"
papi memiliki sekertaris merangkap kaki tangan papi, yaitu bang Roni.
beliau sudah bekerja puluhan tahun dengan papi yang kudengar dari aku berumur 5 tahun jadi sekitar 13 tahun
orang nya cekatan pandai beladiri, beliau lah yang sering melindungi papi
"ini sayang susunya"
"makasih mi"
"papi menang lotre ya, perasaan dari pagi mula ditekuk Mulu, sampe sepet mami lihat nya, kok Sekarang berasa ada bunga di wajah papi" seru mami Karin
sontak membuat ku tertawa kecil, tapi papi jangan di tanya lagi, masa bodoh dengan sindiran mami.
malah asik dengan telpon nya yang memberikan instruksi ke bang Roni
diumurnya yang ke 33 bang Roni memang belum menikah, padahal gampang nya juga lumayan ganteng sekilas mirip artis Thomas Djorghi, cuma kulit bang Roni agak gelap sedangkan Thomas Djorghi putih
"kenapa" tanya mami
"Jojo bersedia kuliah di Harvard mi" jawabku
"Alhamdulillah nak, mami senang mendengar nya, gak perlu berantem lagi sama papi kamu kan"
"iya mi" jawab ku lanjutkan makan
sore setelah mengantar kan bapak dan Raffa ke bandara aku mengajak keyra mampir kafe ku yang dekat bandara
"mampir cafe bentar ya sayang, mau cek keuangan" seruku
"hmmmm.. ok"
sesampainya di cafe kulihat ada pegawai baru menyambut kami
"selamat malam, selamat datang" sapa nya ramah
diapun mengikuti kami sampai ketempat duduk lalu menyodorkan buku menu
"mau pesan apa sayang"
"coffe latte ajalah, masih kenyang"
"coffe latte satu, Arabica satu, makasih ya senyum ku ramah
"tunggu sebentar ya mas" jawabnya dengan nada centil
"senyum terus" seru keyra juteknya
"kenapa sayanku kok manyun sih" tanyaku
"ya ya . disapa pegawai cantik senyum terus"
"astaga.. pacar aku cemburu nih"
"pede banget siapa juga yang cemburu"
"malam pak Jonathan" sapa pak sandi, sebagai manajer di cafe ini
"malam pak sandi, anda bawakan yang saya perlukan" tanyaku
"ini pak silahkan, kenapa gak didalam saja pak" tanyanya lagi
"sayang mau disini atau masuk didalam office, disana nyaman juga kok, mau" tanyaku ke keyra
"masuk dalam aja disini kamunya genit"
wkwkwwkwkwkwkk... kucubit pipinya yagy sekarang agak chubby
"ayolah, mari pak sandi bilang kepelayan pesanan say bawa ke office sama tolong tambah satu cake strawberry satu"
"iya pak saya sampaikan"
didalam office segera kucek laporan keuangan bulan kemarin, semua sesuai budget. ada peningkatan pendapatan dari bulan lalu
"pak sandi, ini ada kelebihan dana tolong kamu transfer bagi ke karyawan anggap saja sebagai bonus tahunan, kirim bukti transfer ke email saya"
"siyappp pak, terima kasih mereka pasti senang" jawab pak sandi
"kenalin ini keyra calon istri saya tapi masih lama pak 5 tahun lagi" bisikku ke pak sandi
membuat pak sandi tertawa
"saya kira pak Jonathan siap kawin muda pak"
"gak boleh papi dan lagi calon istri mau lanjutin kuliah S2, gak usah kepo ya pak saya gak bakal jawab"
kulihat sudut bibir pak sandi seperti ingin bertanya ketika aku menyebut lanju kuliah S2
bila dilihat keyra lebih seperti anak SMA karena postur tubuh nya yang kecil imut
berbanding terbalik dengan postur tubuh ku yang tinggi menjulang, karena mungkin dari gen papi yang menurun ke anaknya, yaitu gen Jerman-indo
bila orang melihat kami berjalan pasti mengira akulah yang lebih tua dibandingkan Keyra
entah apa yang dimakan Keyra diumurnya yang ke hampir 21 wajahnya seperti anak umur 15tahun, cuma dua gunung kembar dan belakang badannya yang terlihat menonjol sehingga barulah orang sadar dia bukan bocah melainkan sosok orang dewasa
________________________
sesuai janji ya 2 episode hari ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Lasmi Kasman
kenapa engak nikah dulu
2021-04-18
0
fitriningsih
nikah 18 ya Alloh masih imut2 udah nikah
2021-03-26
0
Dwy
mami papinya aku lihat srmentara ini fine dan friendly bgt
2020-09-09
2