Pesta Dansa

Pagi itu di Le Bella Cafetaria yang ada di lantai dasar gedung tempatnya bekerja, Amelie sedng duduk seorang diri menikmati Coklat panas pesanannya. Dia duduk tepat mengarah ke kaca yang berhadapan dengan jalan di depan gedung megah kantornya itu. Tak berapa lama didengarnya suara yang terasa Familiar di telinganya. Suara Lucian. 

“ Satu Croisant dan 1 Twinnings white tea,’ ujar sebuah suara

Amelie dengan sedikit enggan menoleh ke arah belakang punggungnya, dan ternyata tepat di belakangnya, beradu punggung, Lucian sedang duduk di sebuah meja menunggu pesanan sarapannya pagi itu. Jantung Amelie berdetak kencang sambil bergumam dalam hati, “Aduh, Lucian tepat duduk di belakangku. Mana mungkin aku bisa keluar dari cafetaria ini tanpa sepengetahuan dia.”

Amelie berusaha tenang dan cuek, meskipun jantungnya berdebar kencang. Entahlah hatinya tidak pernah bisa berbohong. Setiap kali dekat dengan Lucian selalu saja ada desiran aneh yang mengguncang sanubarinya. 

“Hemmm makan apa?” ujar Sebuah suara berdesir di telinganya membuat seluruh bulu kuduknya berdiri

Sial, pekik Amelie dalam hati, Lucian sudah tahu dia ada di cafetaria itu. Sekarang bibir basah lelaki itu sangat dekat dengan telinga Amelie, bahkan hampir saja mengenai ujung cupingnya. 

“Owh…anda pak Lucian, saya sedang minum teh hangat,” ujar amelie malu. Dapat dirasakan wajahnya mendadak menjadi merah padam menghangat karena malu. Jantungnya bergejolak  kencang. Tangan nya tiba tiba gemetar. 

“Boleh aku duduk di sebelahmu?” ujar Lucian, desahannya masih terasa menyapu telinga dan leher Amelie, meninggalkan perasaan berdesir yang sangat kuat. 

“Tentu pak tentu,” jawab Amelie gugup

Lucian segera berpindah posisi. Dia duduk persis disebelah Amelie. Posisi mereka sangat berdekatan. Sehingga andai saja Amelie menoleh pada Lucian, pasti pipinya kan bersentuhan dengan bibir Lucian yang kini duduk memandangnya tanpa kedip. 

“Seingatku nanti malam, akan ada pesta di lantai 13. Kita mengadakan launching di sana bukan?” tanya Lucian memecah kebekuan.

“Benar pak, kita akan menerima tamu di Ballroom lantai 13. Semua karyawan kita sedang mempersiapkan segalanya saat ini.,” ujar Amelie tanpa menoleh sedikitpun pada Lucian. 

Diliriknya penampilan lelaki itu. bajunya putih terbuka sampai dada. Dua kancing dibiarkannya lepas. Jas dan setelan celana warna  abu abu. Kancing jass dibiarkannya terbuka semakin menunjukkan dada Bidangnya dan lengan serta tubuhnya yang atletis. Aroma parfum dan Tubuh lucian menguasai otak Amelie. Aroma Dior Sauvage, begitu sexy dan susah untuk ditepis. 

“Aku ingin kau mendampingiku nanti malam. Kita akan mendapat banyak tamu dari dalam dan luar negeri. Tolong perintahkan sekretarisku untuk meletakkan guest list di mejaku siang ini. Aku rasa kamu adalah satu satunya director di kantor ini yang bisa aku percaya.” ujar Lucian

Amelie menoleh padanya dan berkata, “ Tentu Tuan Lucian, aku akan memerintahkan sekretaris anda untuk mempersiapkan daftar undangan. Anda bisa segera mempelajari siapa saja mereka. Anda bisa juga membawa istri untuk membantu anda beramah tamah dengan para undangan.”

Seketika Lucian merentangkan tangannya, sambil membuka Jassnya lebar lebar. Jarak mereka begitu dekat, sehingga berkesan Lucian seperti ingin memeluk Amelie. 

“Apa aku terlihat seperti pria beristri, Amelie?” ujat Lucian sambil mengedipkan matanya.

Batin Amelie melonjak,” Duh gila, kerlingan mata Lucian sangat nakal.”

“Owh maaf Tuan, saya tidak tahu, jika anda masih….”

“Single?” ujar Lucian.

Tiba tiba dia bangkit dari kursinya, dan dengan sigap merapatkan bibirnya pada telinga kiri Amelie lalu berkata, “ Sekarang kau sudah tau Amelie, untuk itulah aku ingin kau bersiap malam ini, menemani aku. Ok?”

Bulu bulu halus yang ada pada lengan Amelie berdiri serentak, ketika desahan nafas Lucian menerpa telinga kiri dan sebagian lehernya. Sialnya Lucian melihat itu, dan sontak mengelus tangan Amelie yang bulunya tegak merinding, sambil tersenyum simpul meninggalkan Amelie tertegun seorang diri. 

****

Amelie melakukan panggilan ponsel, dia mengkonfirmasi pada sekretaris Lucian, untuk memastikan bahwa list para undangan sudah terdapat di meja Lucian siang itu. Dia sendiri sedang dalam perjalanan menuju maison Ecalat Boutiqe. Dia sudah membuat janji dengan ownernya untuk memilih gaun pesta bagi dirinya malam itu. 

Bergegas dia menemui Antoine Dufresne, sang pemilik sekaligus perancang andalannya untuk moment moment pesta kaum jet set kota Paris.

“Bienvenue Amelie,” Ujar Antoine seketika Amelie masuk ke ruang kerjanya. 

“ Merci Antoine, bagaimana, apakah kamu sudah menemukan gaun yang pas bagiku?’ ujar Amelie

Tiba tiba antoine, melakukan tepukan tangan beberapa kali, dan masuklah beberapa pegawainya membawa gantungna dorong yang berisi pilihan baju yang siap dilihat oleh Amelie.

“Wow, baju baju ini sangat cantik Antoine,””ujar Amelie sambil tersenyum penuh kekaguman. 

“Merci, tentu saja Amelie, aku tahu seleramu tidak jauh dari model model ini, makanya sudah aku siapkan semuanya,” Antoine berbicara sambil mengambil salah satu baju dan memberikannya pada Amelie. 

“Cobalah ini, warna merah berani ini, kau pasti terlihat sexsy dan menawan nanti, hi hih hi,” antoine kembali berceloteh.

“Okelah, aku coba ini, “ jawab Amelie.

Bergegas diambilnya baju warna merah dengan belahan punggung yang terbuka sampai pinggang. Dicobanya baju itu di kamar ganti. Gaun merah yang menawan, sangat kontras dengan kulit putih Amelie. Bagian depan gaun itu berbelahan V sementara bagian belakang terbuka lebar sampai kurang lebih 4 cm diatas pinggang. Press Body. Seperti Tailored Made. 

Amelie membayangkan bagaimana nanti Lucian jika melihatnya mengenakan baju? Bagaimana juga dengan para tamu undangan? 

Segera Amelie keluar dari Fitting Room menuju kaca besar yang ada di dibagian depan Fitting room. Setelah mematut di depan cermin beberapa saat, Amelie menunduk dan membetulkan belahan V yang berada tepat di dadanya. Begitu dia menengadah kan kepala dan memandang lagi ke dalam cermin, ternyata Lucian persis ada di belakangnya dan memandang Amelie sambil memegang dagunya seperti menilai. 

Amelie sangat terkejut, dan seketika dia tercengang sambil spontan menutup bagian dadanya yang berbelahan rendah.

“Ohw, Lucian, apa yang kau lakukan di sini? “ tanya Amelie

“Mengapa? Aku rasa Butik ini terbuka untuk siapapun yang mau memesan baju di sini? Dan Antoine adalah teman lamaku? Apa salahku?” jawab Lucian sambil berjalan dengan tangan terbuka ke arah Amelie.

“Hemm bukan begitu, aku merasa hari ini, kita selalu bertemu dimana pun aku berada,” ujar Amelie.

Tiba tiba Lucian meraih pinggang Amelie dan mengarahkan pas pada tubuhnya, sambil mentap lurus pada mata Amelie dan berkata, “Memangnya mengapa Amelie? Tidak suka kah kau bertemu denganku?” 

Amelie tertunduk malu karena tidak menduga dengan aksi dari Lucian yang secepat kilat. Lalu Lucian membelai wajah Amelie yang memerah seraya berkata,” Kamu sangat cocok dengan gaun ini. Pilih lah gaun ini setidaknya untukku. Sampai ketemu nanti malam Amelie.”

Lucian melepaskan pelukannya, lalu dengan senyum mengoda meninggalkan Amelie seorang diri. Bergegas amelie mengganti baju, lalu membawa gaun merah itu pada Antoine. 

Lelaki Flamboyan itu menunggunya di ruang tamu, sambil bertanya,” Hemm dimana kau kenal si sexy Lucian itu darling? “

“Ssst Diam kau antoine, dia adalah CEO baru di kantorku. Aku tidak menyangka dia juga pelangganmu. Aku pikir dia baru di Paris ini. Bukankah dia asal italy?” Amelie balik bertanya.

“Hmm kau meremehkan ketenaranku sayang. Aku ini dikenal banyak orang kelas atas dan sosialita. Siapa yang tidak kenal Lucian yang sexy itu. Beruntung sekali kau sekantor dengannya. Kalau aku  aaaah, tentu sudah mati kutu ditatapnya setiap hari,” ujar Antoine dengan nada genit. 

“Sudahlah, aku ambil gaun merah ini, masukkan dalam Billku ya,” jawab Amelie

“Kau beruntung sekali hari ini Amelie, semua keperluanmu, termasuk baju, tas dan sepatu, sudah ditanggung oleh yang ter hormat CEO baru tuan Lucian. So, tenang saja, kau tinggal tunjuk, mana saja barang yang kau mau,” ujar Antoine dengan lincah

“Hmm, andai saja ini bukan pesta kantor, pasti aku akan mengembalikan semuanya. Tetapi dia pasti punya alasan, karena aku mendampinginya nanti malam, maka aku perlu berdandan sebaik mungkin dan dia membayar semuanya, Yah sudahlah jika begitu,” Amelie menjawab ucapan Antoine dengan menganggkat bahunya. 

****

Malam itu, di pesta launching Real estate terbaru, tamu undangan berdatangan memasuki Ballroom di lantai 13 gedung perkantoran tempat Amelie bekerja. Lucian dengan para pengawalnya sudah datang 30 menit sebelum Acara dimulai. Dengan Tuxedo hitam dan dasi warna keemasan, Lucian tampak sangat tampan dan gagah. Dia melihat ke sana kemari mencari sosok Amelie yang sedari tadi ditunggunya. 

Tak berapa lama, amelie tampak anggun memasuki ruangan Ballroom. Rambutnya di sanggul ke atas dengan hiasan bunga elegant yang terselip di bagian sisi, menambah cantik penampilan amelie yang sangat elegant. 

“Aku sudah menunggumu dari tadi Amelie,kemana saja kau?” tanya Lucian sambil berdiri menyambut Amelie. 

“ Maafkan aku Lucian, aku masih berdandan di kantor kita. Namun sekarang aku sudah siap. Sepertinya kita harus berdiri di dekat pintu masuk untuk menyambut tamu undangan kita,” ujar amelie kepada Lucian. 

Berdua mereka menempati spot penyambutan tamu yang sudah dipersiapkan. Tak berapa lama banyak tamu berdatangan dan memberi salam serta selamat pada Lucian dan Amelie.  Malam itu mereka tampak serasi di tengah ratusan undangan dari kalangan sosialita Paris. 

Tak berapa lama, Amelie melihat tamu yang sudah tak asing lagi bagi dirinya. Dengan agak terkejut Amelie memperhatikan tamu laki laki itu mendekat. 

“Selamat malam dan selamat datang Tuan….” kata Lucian sambil berpikir

“Dominic, beliau tuan Dominic, “ ujar Amelie

“Selamat dan sukses Tuan Lucian. Saya mewakili tuan Lukas Pemilik perusahaan Property The London Bridge yang kebetulan menerima undangan dari kantor tuan,” jawab Dominic

“Ah, perwakilan London Bridge, saya sangat senang dan merasa terhormat, anda datang pada pesta kami tuan. Silahkan masuk dan menikmati hidangan yang ada,” ujar Lucian dengan senyum ramah

Amelie melirik Dominic penuh arti sebelum laki laki itu melangkah pergi menuju ke meja yang menyediakan aneka minuman keras nan mahal. 

Malam itu pesta berjalan dengan meriah. Lucian mengucapkan selamat datang pada semua tamu undangan diatas Podium. Saat Lucian berada diatas podium itulah Dominic mendekati Amelie. 

“Kau masih secantik dulu Amelie. Aku senang kau bisa masuk dalam jajaran sosialita kelas atas Paris,” ujar Dominic sambil berbisik. 

“ Lama kita tidak bertemu Dominic. Kalau tidak salah, semenjak kau campakkan aku, gadis dari kalangan kelas bawah ini bukan? Bagaimana? Kau sudah dapat istri yang sesuai dengan kriteria kelas orang tuamu?” jawab Amelie ketus.

“Oh Come on amelie, aku terpaksa melakukannya. Suatu saat aku akan jelaskan semuanya padamu. Yang jelas, bukan malam ini. Tetapi aku berhutang satu penjelasan padamu. Please, simpan dulu amarahmu itu sayang,” jawab Dominic.

“Diam kau, jangan panggil aku sembarangan. Ingat hubungan kita sudah lama berakhir. Dan kau bukan siapa siapa lagi.” jawab Amelie dengan nada tinggi. 

Sontak amelie menjauhi Dominic. Walaupun begitu, wajahnya tidak bisa menyembunyikan kegusaran dan kemarahan hatinya. 

Dalam hati amelie berbisik gusar,” Mau apa lagi Dominic datang dalam hidupku. Setelah puas mempermainkan hubungan kami. Sialan. Mengapa laki laki brengsek itu harus datang di malam pesta ini?”

Dengan wajah cemberut, amelie beranjak menjauhi kerumunan dan pergi membawa segelas Champagne menuju ke Balkon yang terletak di luar ruangan pesta. Angin malam berhembus menerpa kulit putihnya yang terbuka. Dipejamkannya matanya, susah payah dia mencoba meredam amarah karna kemunculan Dominic. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. Akankah Dominic masuk lagi dalam kehidupannya setelah pesta ini? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. 

Terpopuler

Comments

Ef

Ef

lanjut kak

2024-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Amelie
2 Mimpi yang menakutkan
3 Lucian
4 Pesta Dansa
5 Malam Yang Panas
6 Dominasi Lucian
7 Harbour Island
8 Ancaman Lucian
9 Hari Terakhir di Kepuluan Bahama
10 Kecemburuan Amelie
11 Hasrat Iblis
12 Surat Resign
13 Castile Pendragon
14 Pengawasan Melekat
15 Mawar Merah
16 Janji Temu Rahasia
17 L'Ordine del Serpente Nero
18 Siasat Amelie
19 Pertemuan di Kynance Cove
20 Pertikaian Sengit
21 I am The Boss
22 Selamat Datang Amelie
23 Terimalah Realita dengan Lapang Dada
24 Mengenali Kemunculan Lucifer
25 The Black Rose Atrum
26 Lihatlah Ke Jendela
27 Catedral Of The Fallen Light
28 Pengajaran Pertama
29 Maximus Cafe
30 Baku Tembak di Pemakaman
31 Jangan Bertindak Bodoh
32 Rencana Matang di Cafe Mulassano
33 Hukuman yg Pedih
34 Bersamaku Atau Dominic
35 Bertemu dengan Lucifer
36 Persiapan Black Covenant
37 Kau Milikku
38 Kapel Del Dragon Nero
39 Black Covenant
40 Pernikahan Lucian dan Amelie
41 Kau Milikku
42 Jacuzzi
43 Janji The Master
44 Red Room
45 Cara Memberi Makan Singa
46 Aku Tidak Akan Melakukan Itu Padamu
47 Membangun Kekuatan
48 Rencana Licik Fernando
49 Rahasia Gelap Fernando
50 Rencana Pengamanan
51 Bermain dengan Singa
52 Sampai Ajal Menjelang
53 Selamat Tinggal Del Dragon
54 Keyakinan Fernando
55 Perangkap Fitnah
56 Perpisahan
57 Pengkhianatan
58 Keraguan Fernando
59 Permainan Dominic
60 Jawaban Dingin Amelie
61 Pelarian Amelie
62 Kuil Lilith
63 Belajarlah Untuk Diam
64 Isola Serenita Headquarters
65 Kau Bukan Suami Yang Baik
66 Tragedi Masa Lalu Kekuarga Ferrara
67 Kesuksesan Palsu
68 Awal Kehancuran
69 Siasat yang berhasil
70 Singa yang sedang Terluka
71 Tamatnya Riwayat Fernando
72 Dunia Terlalu Kejam Bagimu Amelie
73 Kau Mafia Lemah
74 Pergantian CEO
75 Lorenzo Castellani
76 Fatale Female
77 Semua akan baik baik saja
78 Leonardo Beaumont Castellani
79 I Love You Baby
80 Pulanglah Bersamaku
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Amelie
2
Mimpi yang menakutkan
3
Lucian
4
Pesta Dansa
5
Malam Yang Panas
6
Dominasi Lucian
7
Harbour Island
8
Ancaman Lucian
9
Hari Terakhir di Kepuluan Bahama
10
Kecemburuan Amelie
11
Hasrat Iblis
12
Surat Resign
13
Castile Pendragon
14
Pengawasan Melekat
15
Mawar Merah
16
Janji Temu Rahasia
17
L'Ordine del Serpente Nero
18
Siasat Amelie
19
Pertemuan di Kynance Cove
20
Pertikaian Sengit
21
I am The Boss
22
Selamat Datang Amelie
23
Terimalah Realita dengan Lapang Dada
24
Mengenali Kemunculan Lucifer
25
The Black Rose Atrum
26
Lihatlah Ke Jendela
27
Catedral Of The Fallen Light
28
Pengajaran Pertama
29
Maximus Cafe
30
Baku Tembak di Pemakaman
31
Jangan Bertindak Bodoh
32
Rencana Matang di Cafe Mulassano
33
Hukuman yg Pedih
34
Bersamaku Atau Dominic
35
Bertemu dengan Lucifer
36
Persiapan Black Covenant
37
Kau Milikku
38
Kapel Del Dragon Nero
39
Black Covenant
40
Pernikahan Lucian dan Amelie
41
Kau Milikku
42
Jacuzzi
43
Janji The Master
44
Red Room
45
Cara Memberi Makan Singa
46
Aku Tidak Akan Melakukan Itu Padamu
47
Membangun Kekuatan
48
Rencana Licik Fernando
49
Rahasia Gelap Fernando
50
Rencana Pengamanan
51
Bermain dengan Singa
52
Sampai Ajal Menjelang
53
Selamat Tinggal Del Dragon
54
Keyakinan Fernando
55
Perangkap Fitnah
56
Perpisahan
57
Pengkhianatan
58
Keraguan Fernando
59
Permainan Dominic
60
Jawaban Dingin Amelie
61
Pelarian Amelie
62
Kuil Lilith
63
Belajarlah Untuk Diam
64
Isola Serenita Headquarters
65
Kau Bukan Suami Yang Baik
66
Tragedi Masa Lalu Kekuarga Ferrara
67
Kesuksesan Palsu
68
Awal Kehancuran
69
Siasat yang berhasil
70
Singa yang sedang Terluka
71
Tamatnya Riwayat Fernando
72
Dunia Terlalu Kejam Bagimu Amelie
73
Kau Mafia Lemah
74
Pergantian CEO
75
Lorenzo Castellani
76
Fatale Female
77
Semua akan baik baik saja
78
Leonardo Beaumont Castellani
79
I Love You Baby
80
Pulanglah Bersamaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!