Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet

“Sudah enam bulan kita di kerajaan ini ternyata ya ki?”. Tanya Rama kepada ki Buana Abadi

“Nggih tuan muda”.

“Sepertinya sudah saatnya melanjutkan perjalanan lagi, mari kita ke istana kerajaan untuk berpamitan”. Lanjut Rama

“Baik tuan muda”.

Berjalanlah Rama dan kawan-kawannya menuju istana kerajaan Dadung Mbulet

“Mohon maaf raja, kami bertiga besok akan melanjutkan perjalanan kembali, jadi hari ini kami berpamitan kepadamu raja”. Kata Rama memohon pamit

“Bagaimana dengan Sukmawati? Apakah dia sudah tahu tentang hal ini?”. Tanya Raja

“Belum raja, dan seperti dia juga tidak perlu tahu”. Jawab Rama

“Kamu belum tahu wataknya, kalau kamu tidak bilang padanya kalau kamu akan pergi dari kerajaan ini, dia bakalan keluar dari kerajaan untuk mencarimu nanti”. Kata raja

“hm…. Haruskah saya juga berpamitan dengan putri Sukmawati juga?”. Tanya Rama kembali

“Alangkah baiknya begitu”.

“Baiklah raja, kami pamit dahulu”. Rama dan kawan-kawannya mulai pergi menuju padepokan Kelana Raksa.

Sesampainya di padepokan.

“Tuan Balaraja, besok kami akan melanjutkan perjalanan lagi, jadi saya akan mengajukan permintaan ketigaku besok”. Kata Rama kepada tuan Balaraja

“Baik tuan muda”.

“Ngomong-ngomong dimana Sukmawati?”.

“Dia sedang berlatih di arena pelatihan, tuan muda”.

“Baiklah, aku akan kesana sekarang”.

Sukmawati yang melihat kedatangan Rama langsung berhenti dari latihannya dan berlari menuju Rama dan kawan-kawannya.

“Tetua, kenapa tiba-tiba datang menemuiku?, kangen ya??”. Tanya Sukmawati sambil sedikit menggoda

“Hm,,,, besok kami akan pergi dari kerajaan ini untuk melanjutkan perjalananku, jadi aku ingin berpamitan padamu”. Kata Rama

“Ikuuuuuuut, pokoknya ikuuut titik!”. Jawab Sukmawati yang ternyata malah memaksa untuk mengikuti kemanapun Rama Pergi.

“Hm,,,, nanti kamu malah merepotkan kami saja”. Jawab Rama

“Tenang saja, aku sekarang sudah diRanah dewa tahap satu”. Jawab Sukmawati

“Mungkin aku bisa membantumu dan gadis kecil ini, agar tidak selalu dia yang kau repotkan”. Lanjut Sukmawati kembali

“Iya kakak, mbak Sukma memang kekuatannya luar biasa juga, bolehkan dia ikut kak”. Kata Purwati yang mendukung keinginan Sukmawati

“Waduh, Baiklah, kamu minta izin dulu kepada ayahmu, kalau diperbolehkan nanti kamu bisa ikut dengan kami”. Jawab Rama yang akhirnya mengalah

“Baiklaaah, kamu memang tidak akan bisa jauh dariku Ramaku yang paling gagah beraniiii”. Kata Sukmawati yang tiba-tiba mencium pipi Rama dan membuat wajah Rama jadi merah seperti terbakar karena malu dan langsung melesat menuju kerajaan.

Keesokan harinya dipadepokan Kelana Raksa

“Tuan Balaraja, sepertinya sudah saatnya kami berpamitan, permintaan ketigaku adalah, tolong berikan sedikit hadiah kecil ini kepada sang raja, dan sampaikan permintaan maafku kepadanya jika selama aku disini sudah banyak membuat kegaduhan”. Kata Rama

“Ba, baik tuan muda, akan saya sampaikan”. Jawab Balaraja

“Baiklah, kami pamitan dahulu”. Jawab Rama sambil celingak-celinguk mencari Sukmawati namun tidak terlihat

“Ah, sepertinya Sukmawati tidak diizinkan untuk pergi bersamaku oleh ayahnya, baiklah aku harus pergi sekarang”. Gumam Rama sambil keluar dari padepokan

“Kali ini kita kemana lagi tuan muda?”. Tanya ki Buana Abadi sambil berjalan keluar dari padepokan Kelana Raksa.

“Kita akan pergi ke kekerajaan Wesi Lunak”. Jawab Rama

“Baik Tuan Muda”.

“Kita akan mencari pengalaman baru disana, dikerajaan itu sangat terkenal banyak sekali empu yang kekuatannya sudah di tingkat dewa dan banyak sekali bahan-bahan untuk membuat senjata yang bagus disana, Tanaman-tanaman langka yang aku beli masih ada semua kan ki”. Kata Rama

“Masih tuan muda, ini akan saya gunakan nanti jika memang sangat dibutuhkan, oh iya tuan muda, aku ingin memberi tahu satu hal padamu, Sekarang aku sudah naik ek Ranah Langkah Awal dewa”. Kata ki Buana Abadi

“Oooo, baguslah”. Jawab Rama dengan datar dan muka biasa-biasa saja.

“Seperti biasa, tidak ada ekspresi bahagia sama sekali dari tuan muda, ada sesuatu yang salahkah dariku ini?”. Gumam ki Buana Abadi sambil bertanya-tanya didalam hatinya

Sesampainya di luar pintu gerbang, ketika Rama dan kedua rekannya akan menaiki Elang yang sudah bersiap menepakkan sayapnya

“Ramaaa, Tungguuuu”. Teriak Sukmawati sambil berlari yang terlihat dibelakangnya juga ada sang Raja dan beberapa pasukan yang mengikutinya dibelakang

“Waduh, ada apalagi ini?”. Gumam Rama

“Aku ikut bersamamu, ayahku sudah mengizinkanku untuk selalu mengikutimu kemanapun kau pergi”. Kata Sukmawati dengan sangat bahagia sekali, berbeda dengan Rama yang terlihat agak bingung.

“Waduh, ah sudahlah, mudah-mudahan tidak merepotkan nantinya”. Gumam Rama dalam hatinya

“Begitukah?, baiklah ikutlah denganku, tapi jangan terlalu dekat denganku, nanti membuat mereka berdua cemburu okeeeeee!?”. Kata rama dengan nada sedikit ketus

“Baiklah tetuaku yang gwanteeeeng”. Jawab Sukmawati

“Ki Buana, apakah elang ini bisa dinaiki empat orang?”. Tanya rama yang sedikit ragu

“Lima orangpun mampu tuan muda”. Jawab ki Buana Abadi

“Baiklah, ayok naik”.

Kemudian mulai berlalulah mereka bertiga, terlihat Sukmawati melambaikan tangannya kepada sang Raja yang berada dibawahnya

“Mohon maaf raja, ada sebuah titipan dari tuan muda Rama untuk anda”. Kata Balaraja sambil memberikan sebuah kantung yang isinya adalah tenaman-tanaman langka dan satu buah dewa yang bisa meningkatkan kekuatan spiritual raja dan meningkatkan stamina sang raja.

“Apa ini?”. Tanya Raja

“Saya tidak tahu isinya, raja”. Jawab Balaraja

“Baiklah, terima kasih banyak”.

Sesampaiknya di istana kerajaan terlihat sang raja membuka kantung itu dan terlihat sangat tergaket sekali ketika melihat ada buah dewa yang terlihat memancarkan cahaya sumber kekuatan yang sangat luar biasa dari dalam kantung itu.

“Be, benarkah ini buah dewa yang legendaris itu?, ternyata tidak salah Sukmawati memilih pria ini menjadi calon suaminya, ternyata dia adalah orang yang sangat luar biasa, aku harus membantunya untuk menjadikan anak muda itu menjadi suami Sukmawati, tapi bagaimana dengan hubungan kerajaan ini dengan kerajaan  Singo Ngaung nanti yang sudah berjanji akan menikahkan puterinya juga!?, hmmmmmmmmmm”. Gumam sang raja terlihat mulai memikirkan sesuatu.

Sementara diatas Elang terlihat Sukmawati yang selalu nempel dengan Rama, membuat ki Buana merasa sedikit malu melihatnya.

“Sukma, jaga sikapmuuuuu”. Kata Rama dengan nada sedikit membentak

“Aaaaah, kamu kan calon suamiku, jadi apa salahnya aku manja kepadamukan?”. Kata Sukmawati

“Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai kekerajaan Wesi Lunak ki”. Tanya rama untuk mengalihkan perhatian

“Nanti malam juga sudah bisa sampai disana tuan muda”. Jawab ki Buana Abadi

“Baiklah, carilah penginaapan dahulu nanti, dan makan-makan disana”. Kata Rama

“Baik tuan muda”.

Malampun datang, dan sampailah keempat orang itu dikerajaan Wesi Lunak yang terlihat masih ramai, banyak orang yang sedang berjalan disana.

“Sedang ada acarakah disini?”. Tanya Rama kepada ki Buana Abadi

“Tetua belum tahukah, dikerajaan ini, setiap bulan ke tujuh pasti akan diadakan pesta rakyat yang memamerkan hasil pembuatan pedan, dan kompetisi beladiri khusus untuk para pendekar pedang”. Jawab Sukmawati

“Benarkah, terlihat cukup menarik”. Jawab Rama sambil berjalan menuju sebuah kerumunan yang disana ternyata ada seorang tua berjenggot putih yang sedang memamerkan sebuah pedang legendaris sambil mempraktekan jurus-jurus beladirinya.

“Kakak, keren sekali dan sangat indah gerakan-gerakan kakek itu kak”. Kata Purwati

“Iya, gerakannya begitu lentur dengan kekuatan disekujur tubuhnya yang sudah terkumpul, jika saja dia sedang bertarung dengan seorang lawan, pastinya lawannya akan sedikit kewalahan”. Jawab Rama.

“Kak, bolehkan aku belajar gerakan-gerakan itu dengannya?”. Silahkan adikku

“Kakek, bolehkan aku ikut mempelajari ilmu beladiri yang kakek pergakan barusaja?”. Tanay Purwati kepada kakek tua yang bernama Ki Tunggak Julang itu.

“Maaf adik kecil, aku tidak pernah mengajarkan seni beladiriku kepada seorang perempuan, apalagi anak-anak, karena ilmu pedang yang baru saja aku peragakan barusaja tadi adalah sebuah teknik yang menguras banyak sekali tenaga spiritual dan kekuatan fisik, jadi kalau kamu mau mempelajari gerakan-gerakannya saja, kamu bisa melihatku saja disana”. Jawab Ki Tunggak Julang

“Begitu ya kek, bagaimana kalau ternyata aku mampu mempelajarinya dalam satu jam dengan kekuatanku?”. Jawab Purwati

“HAHAHAHAHA, Gadis kecil, ilmu pedang bukanlah sebuah permainan lompat tangga, jika kamu belum mempunyai tenaga spiritual dan kekuatan fisik yang cukup kamu akan terluka dan mungkin titik kekuatanmu akan hancur nantinya, dan kakek lihat, kamu masih ditingkat kekuatan kedua, sepertinya belum cukup untuk mempelajarinya, gadis kecil”. Jawab ki Tunggak Julang kembali.

“Bocah kecil ini benar-benar punya niat yang luar biasa ya?”. Kata salah satu penonton mengomentari apa yang sedang mereka lihat didepannya.

“Iya, sayangnya masih ditingkat kekuatan kedua, mungkin kalau dia sudah dewasa dan tingkatannya lebih tinggia akan langsung diterima oleh Ki Tunggak, dengar-dengar ki Tunggak hanya menerima murid yang mempunyai niat belajar yang benar-benar sungguh-sungguh saja”. Jawab orang disampingnya

“Kakek tua, bagaimana kalau kamu bertarung dahulu dengan gadis kecil itu, lalu baru kau tentukan apakah dia pantas mendapatkan ilmu beladiri pedang itu atau tidak?”. Sukmawati tiba-tiba menantang Ki Tunggak

“Sukmaaaa, bagaimana mungkin adikku kau buat menjadi bahan tontonanmu!?”. Kata rama sambil menjitak kepala Sukma

“HAHAHAHA, apakah kau bercanda, hai perempuan cantik?, bahkan dirimu saja bukanlah lawanku!”. Kata ki Tunggak sambil meremehkan

“Baiklah kakek, bagaimana kalau aku melawanmu dan jika kau kalah, kau harus mengajarkan seni beladiri tadi kepadaku ya”. Kata Purwati.

“Wah, gadis kecil ini sungguh nekad, dia berani menantang seorang sesepuh yang sudah diranah puncak dewa”. Kata seorang penonton

“Bagaimana kek, dan kakek tidak harus menahan diri, silahkan kerahkan seluruh kekuatan kakek nanti ya”. Lanjut Purwati sedikit memprofokasi

“Aku tidak pernah menyakiti anak kecil, apalagi seorang gadis kecil yang cantik sepertimu, baiklah akan aku ajarkan kamu dalam waktu sepuluh menit saja, kalau kamu bisa menguasai ilmu pedang tadi dalam waktu satu jam, makan pedang legendaris ini akan menjadi milikmu gadis kecil”. Jawab ki Tunggak

“Okeeeeeeee, Terima kasih banyak kakek”. Jawab Purwati.

Diajarkanlah gerakan-gerakan pedang oleh ki Tunggak, mulai dari gerakan yang mudah hingga ke gerakan yang sangat rumit sekali.

Satu jam pun sudah berlalu, ki Tunggak lalu menghampiri Purwati yang terlihat sedang memperagakan jurus pedang dengan aura pedang yang sangat mendominasi dan membuat bola mata ki Tunggak keluar semua.

“Apaaaa? Apakah aku tidak salah melihat?, benarkah gadis kecil ini sudah bisa menguasai ilmu pedang Naga menari yang benar-benar sangat sulit dipelajari, bahkan aku sendiri butuh waktu lima belas tahun untuk mempelajarinya dan menyempurnakannya, gadis ini hanya dalam waktu kurang dari satu jam sudah bisa menguasai seluruh gerakan pedang dengan kekuatan yang sangat luar biasa!”. Gumam ki Tunggak dengan muka yang sangat tidak jelas karena kagetnya

“Gadis kecil, bagaimana kau bisa menguasai ilmu pedang Naga Menari dengan sangat cepat ini? Bahkan kekuatan yang aku rasakan juga sangat luar biasa dari semua gerakan yang kau peragakan barusaja?”. Tanya ki Tunggak sambil berjalan menggunakan tongkat ditangannya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

naga menari... nama ilmu pedangnya keren👌

2024-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2 Kelompok Geni Pelangi
3 Kelompok Macan Ngamuk
4 Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5 Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6 Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7 Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8 Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9 Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10 Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11 Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12 Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13 Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14 Rama bertemu gadis cantik Lagi
15 Purwati dan Rama pulang kampung
16 Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17 Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18 Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19 Kelompok Langit Ireng
20 Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21 Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22 Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23 Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24 Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25 Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26 Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27 Purwati pergi, paman Benawa datang
28 Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29 Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30 Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31 Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32 Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33 Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34 Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35 Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36 Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37 Semua Bingung
38 Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39 Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40 Final Kompetisi yang mendebarkan
41 Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42 Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43 Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44 Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45 Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46 Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47 Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48 Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49 Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50 Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51 Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52 Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53 Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54 Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55 Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56 Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57 Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58 Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59 Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60 Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61 Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62 Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63 Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64 Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65 Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66 Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67 Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68 Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69 Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70 Pertarungan Kekuatan penuh
71 Perang Besar Dimulai
72 Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73 Pengobatan penyakit raja Tunggak
74 Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75 Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76 Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77 Hari kedua Peprangan
78 Kerajaan Bumi Nata diserang
79 Mbah Ananta Keluar
80 Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81 Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82 Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83 Kekuatan raja iblis dari sang raja
84 Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85 Keadaan setelah peperangan
86 Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87 Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88 Kompetisi Memasak
89 Penentuan Juara
90 Sejarah lucu terciptanya garam
91 Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92 Babak Lima Besar
93 Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94 Pertarungan Penentu
95 Lima Murid Rama dikalahkan
96 Lima Lawan Lima
97 Kehancuran Alam Ilusi
98 Wiraraja Jatuh Cinta
99 Pedekate Wiraraja
100 Pemahat Patung
101 Latihan Selesai
102 Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103 Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104 Portal Hitam
105 Berlatih dengan Patung
106 Badai Salju dan Badai Pasir
107 Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108 Raja Tirta Wangsa Menghilang
109 Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110 Pertarungan Sengit
111 Bala Bantuan Dari Rama
112 Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113 Tiga Orang Tewas
114 Intan Dan Sarotama Tewas
115 Efek Pertarungan
116 Paman Benawa Tewas
117 Pertarungan Pamungkas
118 Pelangi Melahirkan
119 Dua Kekuatan Besar
120 Gulungan Segel
121 Kekuatan Penuh
122 Siapa Buana Abadi
123 Kelahiran seorang bayi laki laki
124 Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2
Kelompok Geni Pelangi
3
Kelompok Macan Ngamuk
4
Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5
Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6
Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7
Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8
Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9
Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10
Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11
Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12
Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13
Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14
Rama bertemu gadis cantik Lagi
15
Purwati dan Rama pulang kampung
16
Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17
Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18
Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19
Kelompok Langit Ireng
20
Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22
Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23
Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24
Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26
Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27
Purwati pergi, paman Benawa datang
28
Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29
Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30
Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31
Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32
Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33
Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34
Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35
Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36
Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37
Semua Bingung
38
Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39
Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40
Final Kompetisi yang mendebarkan
41
Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42
Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43
Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44
Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45
Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46
Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47
Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48
Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49
Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50
Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51
Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52
Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53
Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54
Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55
Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56
Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57
Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58
Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59
Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60
Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61
Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62
Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63
Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64
Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65
Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66
Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67
Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68
Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69
Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70
Pertarungan Kekuatan penuh
71
Perang Besar Dimulai
72
Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73
Pengobatan penyakit raja Tunggak
74
Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75
Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76
Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77
Hari kedua Peprangan
78
Kerajaan Bumi Nata diserang
79
Mbah Ananta Keluar
80
Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81
Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82
Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83
Kekuatan raja iblis dari sang raja
84
Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85
Keadaan setelah peperangan
86
Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87
Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88
Kompetisi Memasak
89
Penentuan Juara
90
Sejarah lucu terciptanya garam
91
Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92
Babak Lima Besar
93
Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94
Pertarungan Penentu
95
Lima Murid Rama dikalahkan
96
Lima Lawan Lima
97
Kehancuran Alam Ilusi
98
Wiraraja Jatuh Cinta
99
Pedekate Wiraraja
100
Pemahat Patung
101
Latihan Selesai
102
Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103
Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104
Portal Hitam
105
Berlatih dengan Patung
106
Badai Salju dan Badai Pasir
107
Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108
Raja Tirta Wangsa Menghilang
109
Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110
Pertarungan Sengit
111
Bala Bantuan Dari Rama
112
Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113
Tiga Orang Tewas
114
Intan Dan Sarotama Tewas
115
Efek Pertarungan
116
Paman Benawa Tewas
117
Pertarungan Pamungkas
118
Pelangi Melahirkan
119
Dua Kekuatan Besar
120
Gulungan Segel
121
Kekuatan Penuh
122
Siapa Buana Abadi
123
Kelahiran seorang bayi laki laki
124
Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!